Merekontruksi Ulang Pola Pikir
Merekontruksi Ulang Pola Pikir
Bagian terbaik dari kehidupan kita adalah Yesus itu sendiri, namun di dalam dunia yang penuh dengan cara berpikir dan pemikiran yang liar dan jauh dari apa yang Yesus inginkan. Seringkali kita membangun hikmat kita berdasarkan hikmat dunia ini yang telah terjabak dalam perbudakan dosa. Kita tidak berpikir berdasarkan Alkitab, kita menjauhkan diri dari firman Tuhan dan mendekatkan diri pada pola pikir yang ada di dalam dunia ini.
Bagitu gampang kita lupa dengan kebenaran yang membebaskan kita dari perbudakan dosa, sehingga kita Kembali membenamkan diri kita pada dosa dan berkubang di dalamnya selama berhari-hari, berminggu-minggu bahkan bertahun-tahun dan hidup kita menjadi sangat sia-sia. Apa yang kita kejar, kita nikmati, dan kita kerjakan tidak lagi selaras dengan visi Tuhan atas kehidupan kita, melainkan hanya perjalanan yang sesuai dengan keinginan budaya dunia untuk kenyamanan, rasa bangga, bahkan ada kebosanan dan frustasi di dalamnya.
Kita mungkin datang ke gereja, kita mungkin bernyayi di hari minggu, kita melakukan segala sesuatu yang itu adalah aktifitas Rohani. Namun jiwa kita kosong, begitu gampang kita marah, merasa kesepian saat sendiri dan benar-benar tidak menikmati hari-hari yang di jalani.
Mungkin kita mendengarkan khotbah tentang bersyukur dalam segala hal. Tapi masalahnya bukan kita tidak mau bersyukur, masalahnya adalah hati kita pikiran kita sedang membangun bangunan yang tidak sesuai dengan visi Tuhan sehingga kita benar-benar merasa hampa, tanpa harapan dan tidak tahu caranya bersyukur dalam kondisi yang demikian.
Satu-satunya alasan Anda dan saya dapat bersyukur adalah jiwa yang merasakan kenikmatan di dalam Tuhan. Dan semua itu dapat terjadi ketika apa yang menjadi tujuan hidup kita seperti yang Tuhan inginkan dalam kehidupan kita, ketika kita benar-benar berjalan di jalan yang Kristus inginkan kita jalani. Jemaat Korintus mengalami berbagai persoalan yang melengcengkan mereka dari kehendak Tuhan. Sehingga Paulus dengan keras menegur mereka agar mereka Kembali pada kebenaran. Agar mereka merekontruksi ulangan pemikiran mereka. Dengan kita lain, jemaat Korintus perlua bertobat.
Setelah Paulus menegur Jemaat di Korintus, Paulus membawa jemaat itu Kembali pada dasar iman mereka. Yaitu Yesus Kristus, Injil yang di dalamnya manusia menaruh semua pengharapan di dalam kehidupan yang sementara sekarang ini. Membawa mereka merenungkan Kembali makna yang terkandung di dalam Injil, secara khusus kebangkitan Kristus dan apa menfaatnya untuk kehidupan kita hari ini dan seterusnya.
1. Mengingatkan diri pada Injil
1 Korintus 15:1-2 (TB) Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu – kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.
Setalah Paulus menegur jemaat Korintus atas kecacatan moral, kehidupan yang beralih dari Injil dan tidak lagi berpusat pada Injil. Paulus tidaklah menegur agar mereka Kembali pada diri sendiri dan berjuang sendiri untuk segera melakukan segala sesuatu yang baik dan benar. Di bagian ini, kita dapat mengerti Paulus sedang mengarahkan mereka pada Injil Yesus Kristus.
Saudaraku, apa pun kecacatan moral yang tersembunyi di dalam diri Anda, segala dosa yang merintangi Anda dan membuat Anda benar-benar frustasi. Anda tidak dapat hanya dengan berkomitmen sehingga Anda bebas darn dosa itu. Anda dan saya benar-benar membutuhkan perenungkan akan Injil yang terus-menerus, kita perlu membawa hati pikiran kita pada identitas diri kita di dalam Kristus, hanya oleh kasih karunia saja, kita dapat hidup percaya kepada Allah, membenci dosa dan dengan sangat tajam mengkritik diri sendiri yang cacat dan penuh dosa.
Panggilan Injil adalah pertobatan, ketika kita merenungkan Injil, kita bertobat, kita tidak lagi membela diri dan membenarkan diri. Kita benar-benar membenci diri yang penuh dosa dan segala dosa yang ada. Dan memohon belas kasihan Kristus untuk menguduskan kita dengan darah-Nya. Dengan kehidupan-Nya dan dengan pengharapan dari kebangkitan-Nya dari kematian.
2 Apa itu Injil?
1 Korintus 15:13-19 (TB) 13 Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. 14 Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. 15 Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus – padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. 16 Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. 17 Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. 18 Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus. 19 Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
Injil meruapakan dasar dari perngharapan kehidupan yang fana, untuk masuk ke dalam kehidupan kekal. Karena itu, Paulus menjelaskan dasar Injil yang ada di sini adalah tentang kebangkitan Kristus. Karena kebangkitan Kristus merupakan gambarang langsung dari pengharapan yang kita peroleh setelah kematian, yaitu kebangkitan kita. Orang-orang yang telah percaya dan mempercayakan kehidupan kita kepada Yesus. Untuk dibentuk sesuai dengan kehendak-Nya.
Betapa sia-sia iman kepercayaan kita, ketika kita tidak benar-benar mengerti makna dari Injil yang didalamnya Yesus telah dibangkitkan dari kematian karena dosa-dosa umat-Nya. Begitu pula, jika Kristus tidak pernah dibangkitkan, maka sia-sia iman percaya kita, kita yang ada di dalam Kristus akan mati dalam kebinasaan.
Namun tidak demikian kebenaran-Nya, Injil adalah pengharapan kehidupan kita setelah kematian kita pasti akan dibangkitkan bersama-sama dengan Kristus. Ini juga dapat dimengerti dalam arti, kehidupan kita diluar Kristus adalah kebinasaan kekal terpisah dari Allah. Kehidupan kita di dalam Kristus adalah kehidupan yang diselamatkan dan disatukan dengan Allah oleh karena Kristus telah hidup, mati dan dibangkitkan bagi kita.
Di dalam dunia yang selalu mempengaruhi cara kita berpikir, sangat penting bagi kita untuk selalu merenungkan Injil setiap hari. Untuk menyadari setiap dosa yang ada di dalam kita, bertobat dan memohon kasih karunia berdasarkan Injil yang menjadi dasar Iman kita. Karena Injil, sekarang kita membawa pikiran kita pada kasih karunia, bergantung terus pada kasih yang begitu besar. Dan hidup untuk memberitakan Injil di dalam dunia yang sangat sementara ini.
3 Melayani dan Bekerja Di Atas Pondasi Injil
1 Korintus 15:10 (TB) Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
56-58 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Perenungan akan Injil, membawa kita pada hikmat kehidupan tentang betapa sia-sia kehidupan tanpa Tuhan. Semua pencapaian, harta benda, dan hal-hal yang seolah-olah memuaskan. Tidaklah ada gunanya lagi. Kasih karunia pada akhirnya membawa kita pada titik ini, pada kesempulan bahwa ada kehidupan yang sia-sia dan ada kehidupan yang bermakna kekal.
Di bagian ini, Paulus membawa kita pada jenis kehidupan yang bekerja keras bukan berdasarkan kekuatannya sendiri. Melainkan berdasarkan kasih karunia Tuhan, berdasarkan Injil yang terus ia beritakan selama ia masih hidup. Bahwa bukan Paulus yang hebat dalam hal bekerja untuk kemajuan pemberitaan Injil. Melainkan kasih karunialah yang menguatkannya sehingga Paulus dapat bertahan melawan penderitaan yang begitu hebat. Dari pihak-pihak yang menentang Injil. Ini merupakan pengakuan yang hebat, pengakuan seseorang yang telah benar-benar diubahkan oleh Injil Kasih Karunia.
Ketika Anda dan saya, merenungkan kebenaran ini, kita dibawa pada hasrat untuk ingin menjadi sama seperti Paulus. Itu baik, namun kita bukanlah Paulus. Kerja keras Paulus bersamaan kebergantungan dirinya pada kasih karunia, itulah yang harus ada pada kita sebagai orang percaya. Di dalam konteks kehidupan kita masing-masing.
Kita begitu gampang hidup mengandalkan diri kita sendiri, terutama ketika kita melayani, sehingga begitu gampang kita ingin menerima pujian bagi diri kita sendiri. Kita perlu mengingatkan diri kita pada kebenaran, ketika Anda dan saya mengandalkan diri sendiri, suka dengan segala pujian bagi diri sendiri. Kita sedang masuk ke dalam ruangan kehidupan yang sia-sia, kita tidak berada pada tujuan sebenaranya dari iman percaya kita. Dan jalan satu-satunya adalah pertobatan, merekontruksi ulang pikiran kita setiap hari dengan Injil.
Ketika kita berpusat pada Injil, kita disadarkan akan pekerjaan yang kita kerjakan hari ini memiliki tujuan yaitu kemajuan pemberitaan Injil. Apa pun pekerjaan Anda hari ini, entah Anda pengusaha, dokter, guru, petani dan seorang gembala jemaat. Kita semua ketika kita adalah orang Kristen, kita memiliki peran yang sama yaitu bekerja dengan jujur sehingga kemuliaan Kristus terlihat dari kehidupan kita sehari-hari.
Paulus menyadari kebenaran ini dengan sangat baik, bukan karena dia melainkan karena kasih karunialah. Paulus dapat bertahan dalam pekerjaan pelayanan yang begitu sulit. Anda dan saya dipanggil untuk memiliki kesadaran yang sama, bahwa ketika kita lemah, kita kuat karena kasih Allah menopang kita, karena kasih karunia Tuhan begitu nyata dan mengubahkan kita setiap hari. Kita mendapatkan pengharapan meskipun kehidupan ini tampak menakutkan dan begitu gelap.
Kita tetap dimampukan untuk berdiri teguh dalam kehidupan kita, karena setiap hal yang hari ini Anda dan saya kerjakan. Ketika kita sadar bahwa semua itu bermakna kekal, bahwa kita dipanggil untuk melakukan segala hal yang baik agar Injil dapat disampaikan.
Bahwa kuasa dosa telah dikalahkan, bahwa kebenaran Allah telah diberikan kepada kita melalui kebenaran Kristus dan dosa-dosa kita diberikan kepada-Nya. Segala sesuai yang kita kerjakan berdasarkan Injil, tidak menjadi sia-sia. Kita bisa gagal, kita lemah dan tidak berdaya. Namun kasih karunia akan terus menopang kita dan membawa kita untuk terus hidup dalam pertobatan dan melakukan kehendak-Nya. Amin.
Posting Komentar untuk " Merekontruksi Ulang Pola Pikir "
Silahkan Berkomentar