Renungan Amsal 6:6-11 Mempelajari Kebijaksanaan
Ayat Alkitab Amsal 6:6-11
Judul Renungan; Mempelajari Kebijaksanaan
Amsal 6:6-11 (TB)
6 Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:
7 biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya,
8 ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.
9 Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?
10 ”Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring” –
11 maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.
Di dunia yang menawarkan kemudahan baik itu di bidang hiburan dan sumber daya belajar dan transfortasi. Membawa kita pada titik paling mengerikan dari hidup, di mana kita semakin enggan untuk melakukan hal-hal yang terlihat sulit. Saya menyadari bahwa saya begitu gampang menyerah untuk meningkatkan potensi diri saya, saya lebih memilih hiburan di dalam layar HP saya. Saya lari dari setiap kenyataan hidup dengan cara yang sangat menyenangkan bagi daging saya.
Menemukan tujuan hidup melalui Injil, tidak langsung mengubahkan kita, memang kuasa Injil terus bekerja di dalam pikiran dan hati kita, untuk mengarahkan kita melakukan segala hal yang Kristus kehendaki. Namun pada saat yang sama, kuasa daging membawa kita pada kesenangan-kesenangan masa kini yang sangat rendah dan membinasakan di jangka panjang.
Dan kiranya nasehat dari Amsal kali ini, membawa kita meratapi dosa dari kemalasan yang ada di dalam diri kita, sehingga kita benar-benar bertobat. Mengambil Keputusan untuk melatih diri kita, meningkatkan potensi diri untuk kemajuan pemberitaan Injil, karena hidup kita telah ditebus dengan darah yang mahal, dengan kematian yang mengerikan dan pengharapan akan kebangkitan oleh karena Yesus telah bangkit dari kematian.
Datanglah Pada Serangga Itu Hai Pemalas
Manusia seharusnya mahluk yang paling bijaksana, dalam segala hal namun demikian karena kebenaran dari dosa. Maka kita perlu belajar pada kelompok serangga, mereka yang melakukan pekerjaan mereka untuk kehidupan mereka di musim dingin.
Datanglah pada semut, belajarlah dari mereka, yang meskipun tidak memiliki pemimpin, mereka dengan alami mengerjakan apa yang seharusnya mereka kerjakan. Perhatikanlah bagaimana mereka bekerja dan tidak membuang-buang waktu, mereka yang tidak menunda, mereka yang menggunakan semua sumber daya untuk kelanjutan hidup.
Lihatlah pada yang lebih besar dari semut, yaitu Kristus karena kemalasan tidak ada di dalam diri-Nya. Dia bekerja untuk kemuliaan Bapa, Dia melakukan segala sesuatu dengan penuh hikmat, untuk satu tujuan yaitu memberitakan Injil Kerajaan Allah. Bukankah Anda dan saya dipanggil untuk hidup seperti Yesus dan mematikan segala kemalasan kita.
Biarlah nasehat ini benar-benar masuk ke dalam hati pikiran kita, menegur kita, mempermalukan kita dan mengoyak hati kita. Biarlah kita bertobat dari segala kemalasan kita untuk merenungkan Firman, berdoa dan bekerja. Dan kiranya kuasa Injil menguatkan kita, meneguhkan kita dan kehidupan kita semakin hari semakin serupa dengan Yesus dan kuasa kemalasan semakin tidak berdampak atas kehidupan.
Lihatlah Kemalasan yang Memperbudak
Rasa kemalasan itu memperbudak, membawa Anda dan saya pada kenyamanan palsu dan membawa kita untuk sementara lari dari segala realitas kehidupan. Di sini, Salomo mengkritik para pemalas karena mereka tidur dan tertidur lagi sebentar saja terbangun lalu tertidur lagi. Mereka melakukan segala sesuatu berdasarkan kebiasaan mereka yang malas. Mereka tidur dan terus menjadi semakin malas.
Semakin Anda tidur tubuh Anda tidak akan pernah puas, karena Anda menginginkan tidur yang lebih lagi. Anda akan selalu menginginkan kemalasan yang lebih lagi sehingga Anda membuat banyak alasan untuk semakin bermalas-malasan. Inilah sifat dari kemalasan yang memperbudak dan ini adalah bagian lain dari kenyataan keberdosaan Anda dan saya.
Kita perlu selalu bahkan setiap hari Kembali ke Amsal ini dan biarlah Amsal ini mengoreksi kita dan membebaskan kita dari segala jenis kemalasan. Karena kemalasan maka tertunda semua pekerjaan yang berguna, karena kemalasan maka kita hidup dalam keluhan dan kekuatiran. Karena kemalasan maka kita hidup untuk kenyamanan diri dan terus memberi makan kedagingan kita.
Kemalasan itu membenuh secara perlahan, mungkin 1 minggu Anda tidak merasakan konsekuensi dari kemalasan. Namun 1 tahuh kemudian Anda akan sadar, bahwa tidur yang Anda lakukan, telah membuat Anda berdiam di tempat. Inilah yang terjadi pada saya, saya mengakuinya di hadapan Anda ketika Anda membaca renungan ini. Saat ini sata sedang berjuang untuk bangkit dari kemalasan yang telah saya pupuk dalam diri saya.
Jadi marilah kita berlari ke hadapan kasih karunia dan meminta belas kasihan-Nya agar kehidupan yang benar-benar sementara hari ini dapat berguna. Hanya kasih Kristus dan kenyataan dari murka Allah dan realitas yang menyakitkan. Kiranya menyadarkan kita dan oleh kasih yang begitu besar, memberikan kita kekuatan baru untuk lepas dan terus melepaskan diri dari perbudakan kemalasan, dari keinginan untuk tidur dan segala nafsu duniawi yang meperbudak. Datanglah pada Yesus dan Dia akan membebaskan Anda dalam prosesnya Anda akan benar-benar bersukacita karena-Nya.
Lihatlah Kemiskinan Buah Dari Kemalasan
Salomo mengingatkan bahwa kemalasan akan membuahkan kemiskinan, baik itu kemiskinan secara fisik dan kemiskinan secara Rohani. Ini begitu mengerikan, jika direnungkan secara mendalam. Memang kemalasan awalnya seperti madu, sepertinya memberikan Anda kenyamanan. Namun akhirnya kemalasan itu pahit seperti empedu.
Komentar Matthew Henry tentang Amsal 6:11 akan memberikan kita pengertian yang mendalam;
Salomo memberinya peringatan yang adil mengenai akibat fatal dari kemalasannya ( ay. 11) .
(1) Kemiskinan dan kekurangan pasti akan menimpa orang-orang yang malas dalam berusaha. Jika manusia melalaikan urusannya, bukan saja mereka tidak akan maju, tapi malah mundur. Dia yang meninggalkan kekhawatirannya pada angka enam dan tujuh akan segera melihat kekhawatirannya hancur dan hancur, dan membuat bangsawannya menjadi sembilan pence. Kemiskinan rohani menimpa mereka yang malas dalam pelayanan kepada Tuhan; mereka yang menginginkan minyak, padahal mereka harus menggunakannya, jika minyak itu tidak disediakan dalam bejana mereka.
(2) "Ia akan datang secara diam-diam dan tanpa terasa, akan tumbuh pada dirimu, dan datang selangkah demi selangkah, bagaikan perjalanan, namun pasti akan datang pada akhirnya." Itu akan membuatmu telanjang seolah-olah kamu ditelanjangi oleh perampok; jadi uskup Patrick.
(3) “Ia akan datang dengan tak tertahankan, bagaikan orang bersenjata, yang tidak dapat engkau lawan atau lakukan dengan baik.”
Injil Untuk Pemalas
Saya sedang menghubungkan nasehat Salomo dengan Injil Yesus Kristus, bagi saya nasehat Salomo ini bukan sekedar nasehat baik. Ini merupakan seruan Injil untuk kita, ini merupakan firman yang hidup, firman yang berkuasa bukan hanya mengoreksi kita, tetapi juga dengan penuh kasih dan kelembutan melalui firman ini Roh Kudus berbicara kepada Anda dan saya untuk mengubahkan kita dari dalam baik hati dan cara berpikir.
Karena itu saudaraku, marilah kita mengisi hati dan pikiran kita dengan pikiran Kristus, bukan hanya sekedar menjadi rajin untuk kemuliaan diri sendiri bahkan pujian yang sia-sia. Dan menjadi rajin untuk mengejar uang untuk sebuah kepuasan keserakahan, melainkan menjadi rajin mengejar kehidupan yang semakin mengenal Yesus, melihat setiap dosa di dalam diri dan bertobat.
Di sisi lain, setiap pekerjaan kita marilah kita menghubungkannya pada pekerjaan Allah bagi umat manusia. Karena untuk inilah kita diselamatkan dan dipanggil sebagai pelayan Tuhan, sebagai hamba Tuhan apa pun pekerjaan kita.
Kita diselamatkan untuk menyatakan keselamatan itu melalui kehidupan kita sehari-hari, kita melakukan disiplin melakukan hal-hal yang baik. Untuk menunjukkan bahwa Yesus benar-benar nyata di dalam diri kita dan telah mengubahkan kita dari sih pemalas dan sih rajin yang mengejar dunia ini dan mementingkan diri sendiri. Menjadi anak Tuhan yang rajin bekerja dan penuh kasih menuntun setiap orang untuk dapat mengenal Yesus melalui kehidupan kita hari lepas hari.
Renungkanlah kehidupan Yesus, renungkanlah kematian Yesus dan renungkanlah kebangkitan Yesus. Inilah pusat dari renungan kita, pusat dari setiap tindakan kita dan kekuatan untuk kita terus disiplin dalam kehidupan ini, apa pun yang terjadi. Dan kiranya sukacita dari Allah Bapa, penebusan Yesus Kristus dan penyertaan dari Allah Roh Kudus. Terus Anda nikmati di dalam kehidupan Anda dalam perjuang mematikan dosa dan hidup bersyukur pada Tuhan. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Amsal 6:6-11 Mempelajari Kebijaksanaan "
Silahkan Berkomentar