Renungan 1 Yohanes 4:7-8 Dasar Kita Mengasihi
Ayat Alkitab 1 Yohanes 4:7-8
Judul Renungan; Dasar Kita Mengasihi
1 Yohanes 4:7-8 (TB) Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
“Iman yang tidak membuat perbedaan dalam kehidupan sehari-hari Anda di rumah atau di tempat kerja bukanlah iman sama sekali. Iman yang sejati terlihat dalam cara kita hidup.” ~Elisabeth Elliot
Ketika manusia memiliki kepedulian yang kuat terhadap sesama manusia, semua itu didasarkan pada bahwa dirinya adalah ciptaan Allah. Meskipun ia belum mengenal dan percaya kepada Yesus, sebagai Tuhan dan Juruselamat. Tugas kita adalah menyatakan kasih sejati kepada orang-orang tersebut sehingga mereka dapat melihat Kristus melalui kehidupan kita sehari-hari.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil dari dalam kegelaman untuk hidup dalam terang agar semua kecenderungan jahat dan keinginan untuk benar sendiri di dalam diri semakin lemah. Dan kepedulian pada sesama kita manusia semakin besar, semakin kuat sehingga kehidupan kita semakin berdampak.
Kepercayaan kepada Yesus merupakan panggilan yang nyata kepada setiap kita, ketika kita mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Pada dasarnya kita telah lebih dulu dipanggil, dilahirbarukan dan dikasihi, “Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Rom. 5:8) Berdasarkan kasih inilah kita dapat saling mengasihi.
Kita adalah Kasih
Kita mengasihi karena kita adalah kasih. Kasih dinyatakan di dalam rumah Anda, Anda sebagai suami handaknya mengasihi isteri dan anak Anda. Anda sebagai isteri mengasihi suami dan anak-anak Anda dan Anda sebagai seorang anak mengasihi kedua orang tua Anda. Kita dipanggil untuk menyatakan kasih kepada orang-orang yang paling dekat dengan kita, yaitu orang-orang yang ada di dalam rumah kita.
Selanjutnya kasih kita kepada angota gereja dan Masyarakat luas. Yang menjadi pertanyaan untuk kita sekarang. Kasih seperti apa yang dimaksudkan di sini. Saya membawa Anda merenungkan dasar dari kehidupan yang benar-benar penuh dengan sukacita, merupakan kehidupan yang dapat berbagi cinta kasih dan merasakan cinta kasih.
Anda membagi apa yang Anda miliki berupa barang dan uang kepada seseorang untuk memenuhi kebutuhan orang tersebut. Anda berlaku adil, dengan tidak merendahkan seseorang baik itu dengan perbuatan dan perlakuan Anda. Anda menunjukkan rasa hormat pada semua orang baik itu kepada orang yang sangat lemah dibandingkan diri Anda. Anda tidak berusaha menguasai kehidupan isteri dan anak-anak Anda agar mereka tunduk secara buta kepada Anda.
Manusia tanpa kasih, merupakan manusia yang mati, ia hidup dalam kesepian dan rasa frustasi yang sangat mendalam. Karena dosa kita hidup dalam keegoisan kebenaran diri kita sendiri yang mengasingkan kita dari kehidupan sosial. Begitu banyak dari kita merasa sakit hati karena perlakuan di Masyarakat. Yang hidup tidak mengenal belaskasihan baik dan berkata-kata dan bertingkah laku.
Kita hidup dalam Masyarakat yang semakin sinis dan individualis, bahwa diri kita sendiri terjangkit virus ini sehingga kita hanya mementingkan diri kita sendiri. Kasih kita menjadi sangat dingin, sehingga banyak dari kita berpura-pura mengasihi untuk mengwujudkan kepentingan diri kita sendiri.
Namun demikian, saudaraku di dalam Kristus kita perlu terus memikirkan kasih Kristus sehingga kasih yang mengalir dari hati kita adalah kasih yang penuh kehangatan. Dan ketika Injil diberitakan kepada kita, Injil inilah yang menjadi kekuatan bagi kita untuk terus mengasihi sesama manusia apa pun yang terjadi. Kita terus mengasihi karena kita tahu kasih itu sendiri adalah diri kita karena kasih berasal dari Allah.
Kasih Berasal dari Allah
Kita telah merenungkan bahwa kasih itu adalah diri kita dan karena itu marilah kita terus saling mengasihi sebagai orang percaya. Di rumah kita, di pekerjaan kita dan di gereja kita, kasih yang penuh kehangatan hendaknya benar-benar terpancar dari bagaimana cara kita memperlakukan orang lain.
Namun meskipun kasih itu adalah diri kita, baiklah kasih itu tidak didasarkan pada keinginan dan kekuatan kita sendiri. Untuk kepentingan-kepentingan hati kita yang jahat, kita perlu bertobat dari kasih yang berpusat pada diri sendiri, pada keegoisan yang bertujuan untuk menguasai seseorang.
Kasih yang demikian adalah kasih yang palsu dan bukan kasih yang berasal dari Allah, karena itu adalah tipu daya mengatasnamakan kasih. Inilah kecenderungan kita sebagai manusia ketika kita mengasihi. Karena itu marilah kita bertobat dari kasih yang demikian dan mengenakan kepada kita kasih Allah berdasarkan Injil Yesus Kristus.
Yang karena kasih Yesus menjadi manusia, hidup dan merasakan semua kelemahan kita hanya saja Yesus tidak berdosa. Dia dalam kelemahan manusia hidup sempurna taat pada Allah Bapa, melakukan semua kehendak Allah sampai Yesus disalibkan. Disalibkan untuk menanggung hukuman dosa kita, sehingga ketika kita bertobat dari dosa, kita diampuni. Dan bukan hanya hidup mati disalibkan, Yesus telah dibangkitkan dari kematian. Ini merupakan sumber pengharapan sejati. Inilah Injil.
Atas dasar semua hal yang Kristus telah kerjakan inilah, definisi dari kasih yang berasal dari Allah, sehingga ketika Anda merenungkan Injil. Kasih sejati akan mengalir di dalam hati pikiran Anda dan kasih Anda kepada sesama tidak lagi untuk kepentingan diri Anda sendiri, melainkan untuk kepentingan Allah. Untuk memberitakan Injil kepada orang-orang terkasih.
Kita mengasihi karena kita adalah kasih, kasih yang kita miliki adalah kasih yang berasal dari Allah. Hanya ketika Persekutuan Anda dengan Kristus dan Anda mengenal Kristus dengan benar. Makan kasih yang demikian tulis ada di dalam Anda, Anda tidak mengasihi karena ada cita-cita lain atas kehidupan seseorang. Melainkan menyerahkan seseorang yang Anda kasihi pada Allah sehingga biarkanlah Allah sendiri melalui Injil bekerja di dalam hati dan pikiran orang yang Anda kasihi. Kasih Anda tidak lagi untuk mendominasi, melainkan untuk memberikan kebebasan bagi kemuliaan Allah. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan 1 Yohanes 4:7-8 Dasar Kita Mengasihi"
Silahkan Berkomentar