Pengkhotbah 5:18 Jerih Payah dan Karunia
Foto oleh Steven Arenas: https://www.pexels.com/id |
Pengkhotbah 5:18 (TB) Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya – juga itu pun karunia Allah.
Pengkhotbah memberikan peringatan yang cukup tajam di dalam pasal 5, membawa kita benar-benar Kembali merenungkan makna kehidupan kita. Apa saja yang kita kejar di dalam dunia ini, apa ambisi kita dan oleh apakah kita diperbudak selama kita hidup di dalam dunia ini. Pengkhotbah membawa kita melihat setiap sumber daya kehidupan dan memanfaatkan sumber daya tersebut untuk melayani Tuhan.
Di sini kita diingatkan tentang bahaya dari kekayaan, kekayaan tidak memuaskan, kekayaan menjadikan manusia melupakan realitas kematian. Dan kekayaan pada dasarnya sia-sia, Ketika apa yang kita miliki tidak digunakan untuk memuliakan Allah. Pada dasarnya semua hal yang ada pada diri kita, setiap detik kehidupan kita adalah sia-sia Ketika itu bukan dipergunakan untuk kemuliaan Allah.
Apakah salah jika kita hidup dan menjadi kaya karena melakukan semua pekerjaan kita dengan baik. Tentu saja tidak, namun menjadi sia-sia Ketika kekayaan memperbudak Anda, menjadikan Anda seorang yang sombong. Dan berpikir bahwa kekayaan adalah juruselamat kehidupan Anda.
Kita diingatkan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah, jerih payah kita adalah karunia Allah, pemberian yang tidak dapat kita beli dengan apa pun itu. Dan pada dasarnya kehidupan yang kita jalani hari ini, kemarian dan hari esok sedang membawa kita untuk mengenal Allah hidup dalam kasih karunia-Nya.
Membawa kita untuk mengenal karya-Nya untuk menyelamatkan kita dari kehidupan kita yang sia-sia. Dan segala rencana kita yang tidak sesuai dengan tujuan kehidupan kita yang lebih mulia dan memuaskan Ketika kita menikmati Allah dan memuliakan Dia.
Melalui kehidupan Yesus, kematian Yesus di atas kayu salib dan kebangkitan-Nya sebagai sumber pengharapan. Kita percaya bahwa hidup kita sekarang dan seterusnya bermakna dan tidak lagi sia-sia. Injil memberikan kita arah hidup yang baru, yang tidak lagi berdasarkan cara pandang kita sendiri, melainkan cara pandang Alkitabiah. Di mana hidup kita untuk melayani Allah, memuji dan memuliakan Allah dan menikmati Dia.
Setiap sumber daya yang kita miliki, baik itu waktu, keahlian dan harta, dipergunakan untuk menjadi berkat bagi orang lain. Kita memberitakan Injil melalui hidup kita yang mampu berbagi, Ketika kita memberi apa pun yang dapat kita berikan untuk sesama kita, baik itu waktu kita dan uang kita. Pemberian kita berdasarkan kasih Yesus yang telah membebaskan kita dari kutuk hukuman dosa. Inilah kehidupan yang berdasarkan Injil, kehidupan yang tidak lagi sia-sia, kehidupan yang berpusat pada tujuan yang ditetapkan Allah untuk diri Anda dan saya.
Doa; Terimakasih Tuhan, karena karunia-Mu terus membawa kami kembali kepada-Mu untuk semakin mengenal Engkau, mengasihi Engkau dan memuji memuliakan Engkau. Kami dipuaskan dalam kehidupan, Ketika Pribadi-Mu begitu nyata di dalam kami dan kami di dalam Engkau. Mampukan kami terus, hidup dalam kasih-Mu, menyatakan kasih-Mu kepada sesame kami. Di dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.
Posting Komentar untuk "Pengkhotbah 5:18 Jerih Payah dan Karunia"
Silahkan Berkomentar