Pengkhotbah 2:25 Kehidupan Di Luar TUHAN
Foto oleh Sameel Hassen: https://pexels.com/ |
Penghotbah 2:25 (TB) Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?
Kita dibawa oleh Raja Salomo untuk memikirkan kehidupan dan segala hal yang telah kita kerjakan dan akan kita kerjakan. Dan merenungkan tujuan dari segala sesuatu dalam hidup, Salomo mengeluhkan semua pekerjaan dan usahanya di dalam dunia dan kita menemukan kesimpulan yang cukup mengejutkan dari seorang yang sangat berhikmat ini.
Salomo menyimpulkan bahwa apa yang selama hidupnya kerjakan adalah sia-sia, tidak ada gunanya dan yang terpenting dari kenyataan dari Kesia-siaan. Kita dibawa pada titik di mana manusia pada akhirnya akan meninggalkan dunia ini dan segala pekerjaannya. Lalu segala hasil pekerjaan tersebut dinikmati oleh orang yang lahir kemudian, seseorang yang tidak pernah bekerja keras. Sedangkan orang yang telah bekerja keras, dilupakan pada akhirnya.
Yang menjadi pertanyaan untuk kita renungkan, ketika membaca keseluruhan pasal 2. Ketika segala sesuatu tampak sia-sia, apakah masih ada dalam hidup ini yang tidak sia-sia? Pertanyaan ini, membawa kita pada inti dari iman Kekristenan, kebenaran yang tidak akan kita temukan dalam konsep kepercayaan mana pun.
Kita menemukan inti masalah yang membuahkan Kesia-siaan hidup, yaitu kehidupan yang berada di luar Tuhan. Kebenarannya, dosa telah menjadi penggerak dari akal pikiran manusia, setiap tindakan manusia merupakan buah dari pemberontakan terhadap Allah yang menciptakannya. Dosalah yang menjadikan manusia melakukan semua pekerjaan baik dan penuh hikmat dan menikmati semua kesenangan. Sehingga di akhir hidupnya mendapati semua itu sia-sia.
Kehidupan yang tidak sia-sia, ketika seseorang manusia hidup dalam kasih Allah yang memberikan kebebasan sejati untuk menyembah dan memuliakan Dia. Karena pada dasarnya kita diciptakan menerima hidup kekal, dengan tujuan agar kita hidup dalam kasih Allah sehingga kita kagum dan menyembah Dia. Kehidupan kekal yang bermakna kita peroleh ketika kita bertobat dari dosa dan menerima kenyataan bahwa kita binasa tanpa pemberian yang sempurna dari kasih Allah yang kekal dan berkuasa.
Dan semua dosa kita, ditimpakan kepada Yesus yang telah hidup sempurna tanpa dosa, mati disalibkan sebagai seorang berdosa karena dosa-dosa kita ditimpakan kepada Dia. Kehidupan sempurna-Nya diberikan kepada kita ketika kita bertobat dan percaya bahwa hanya melalui kasih-Nya, kehidupan-Nya dan kuasa kebangkitan-Nya. Kita hidup di dalam Tuhan dan hidup benar-benar tidak sia-sia.
Kehidupan yang berpusat pada Injil, membawa kita mengetahui hikmat tertinggi di dalam alam semesta. Bahwa siapakah yang dapat hidup bersukacita dan menemukan damai sejahtera sejati di luar Tuhan. Sudah dapat dipastikan tidak akan pernah ada. Selanjutnya, bahwa hidup manusia diciptakan untuk memuji memuliakan Allah, dikasihi oleh Dia dengan kasih yang sempurna, diberikan kehidupan yang baru dan diampuni segala dosa.
Sehingga kita yang dahulu hidup budak dosa, kini menjadi hamba Kristus yang benar-benar dikasihi dengan kasih yang kekal. Menerima Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya, menerima keindahan Kristus dan kuasa kasih karunia-Nya. Inilah inti dari semua iman yang ada pada kita kepada Yesus dan inilah tujuan kita untuk memuji memuliakan Allah di dalam kasih Yesus dan hidup untuk melakukan tujuan-Nya. Sehingga kita menemukan hidup kita tidak sia-sia, karena kita benar-benar ada di dalam Kristus dan bukan berdasarkan kekuatan kita, kita ada di dalam Dia. Melainkan berdasarkan tangan-Nya yang berkuasa terus memegang kita untuk hidup bagi Dia.
Doa; Kami bersyukur ya Tuhan karena melalui renungan kali ini kami kembali diingatkan. Bahwa kehidupan kami tanpa-Mu, di luar Engkau benar-benar tidak ada gunanya. Namun sekarang kami benar-benar bersukacita karena mengetahui kenyataan bahwa hidup kami telah ditebus dengan darah yang mahal. Ketika kami bertobat, kami diampuni, sehingga semua hal yang kami kerjakan dan rencanakan ke depan adalah untuk kemuliaan-Mu. Arahkan kami terus pada kehendak-Mu atas hidup kami. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.
Posting Komentar untuk "Pengkhotbah 2:25 Kehidupan Di Luar TUHAN"
Silahkan Berkomentar