Renungan Amsal 11:7 Pengharapan Orang Fasik
Ayat Alkitab Amsal 11:7
Judul Renungan: Pengharapan Orang fasik
Amsal 11:7 (TB) Pengharapan orang fasik gagal pada kematiannya, dan harapan orang jahat menjadi sia-sia.
Amsal 11:7 (BIMK) Bila orang jahat meninggal, harapannya pun mati; berharap kepada kekuatan sendiri tidak berarti.
Amsal 11:7 (TSI) Saat orang jahat mati, segala sesuatu yang sudah dia harapkan pun mati. Sia-sia saja mengandalkan kekuatan diri sendiri.
Renungan kali ini, membawa kita pada fakta kehidupan yaitu kematian itu sendiri, di mana ada kehiduupan di situ ada kematian. Kematian adalah realitas kehidupan yang tidak dapat dimanipulasi. Kematian ada untuk menyatakan kepada Anda dan saya, betapa singkatnya kehidupan ini, tidak ada yang dapat menghindari kematian, ketika kematian hadir di sanalah kesedihan dan kehilangan hadir. Terutma di dalam diri orang-orang yang kehilangan oleh karena kematian.
Setiap kita hidup pada perjalanannya, kita memiliki harapan dan cita-cita kita membentuk suatu keinginan di dalam pikiran kita, sesuatu jenis kehidupan yang ideal berdasarkan budaya kita. Budaya kitalah yang hari-hari ini mempengaruhi cara berpikir kita, mempengaruhi cita-cita kita dan memberikan kepada kita definisi dari kesuksesan dalam kehidupan ini. Sampai akhirnya kita mencapai apa yang kita mau, tidak jarang juga banyak orang-orang yang kecewa karena tidak dapat mencapai apa yang dia cita-citakan.
Namun kali ini, yang harus benar-benar Anda dan saya renungkan adalah, kematian yang sudah pasti akan datang. Dan celakanya kita tidak tahu kapan kematian itu hadir di dalam kehidupan kita, kapan kematian itu hadir menelan kita sehingga setiap harapan kita lenyap seketika. Amsal kali ini, memberikan kita hikmat yang mendasar tentang hidup, bahwa kematian adalah kenyataan yang mengerikan ketika kita masih hidup di dalam kejahatan kita, ketika yang menjadi tuhan atas kehidupan kita adalah diri sendiri. Betapa hidup sia-sia belaka.
Yakobus 4:14 (TB) sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.
Melalui kenyataan inilah kita dapat merenungkan realitas hidup yang cukup mengerikan, bahwa apa yang paling kita banggakan di dalam diri kita, tidak pernah dapat menyelamatkan kita dari kematian. sehingga dapat disimpulkan, tidak ada yang dapat dibanggakan di dalam dunia yang sangat fana. Kita seperti rumput yang hari ini hijau besok kering, kita seperti uap yang keketika saja hilang. Menjadi partayaan bagi Anda dan saya, di manakah kita dapat menemukan kehidupan kita bermakna dan memiliki tujuan yang bernilai kekal.
Jawaban dari pertanyaan di atas, dijawab dengan sangat baik dan melegakan oleh seorang Rasul Kristus, Yaitu Rasul Paulus. Filipi 1:21 (TB) Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Hikmat Salomo, membawa kita pada kenyataan dari pengharapan kita yang berdasarkan diri kita sendiri adalah sia-sia. Ketika kita mati sebagai orang fasik, maka semua harapan kita hilang. Namun tidak demikian dengan harapan yang bernilai kekal di dalam Yesus, pengharapan itu akan terus berjalan sesuai visi Kristus yang kekal, karena Dia adalah Allah yang kekal.
Di dalam dosa, semua kematian kita adalah sia-sia, di dalam Yesus kematian adalah keuntungan yang pasti, itu adalah peristirahatan yang Allah berikan kepada kia orang kudus-Nya yang telah bekerja keras untuk kemuliaan nama-Nya. Inilah pengharapan kekal Anda dan saya, di dalam Kristus, pengharapan kita tetap menjadi visi yang dijalankan di dalam dunia ini, karena Roh Kristus (Roh Kudus) bekerja di dalam dunia ini, di dalam diri setiap orang yang menerima penebusan dari darah Yesus.
Jadi sekarang saudaraku, ketika Anda dan saya menerima Yesus dan bertobat dari segala dosa kita, kita menerima visi Yesus di dalam hati dan pikiran. Semua itu adalah kasih karunia, kita bukan lagi orang fasik, melainkan orang benar yang telah dibenarkan oleh Yesus, sehingga kematian menjadi keuntungan, kematian membawa kita pada Kristus, benar-benar dapat menikmati kemuliaan Kristus, sampai selama-lamanya. Inilah pengharapan kita, inilah nilai kekal yang dapat kita renungkan di dalam dunia yang fana ini. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Amsal 11:7 Pengharapan Orang Fasik"
Silahkan Berkomentar