Renungan Yakobus 4:1-6 Kasih Karunia yang Jauh Lebih Besar
Ayat Alkitab Yakobus 4:1-6
Judul Renungan; Kasih Karunia yang Jauh Lebih Besar
Yakobus 4:1-6 (TB) 1 Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? 2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. 3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. 4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. 5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: ”Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!” 6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan:
”Allah menentang orang yang congkak,
tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”
Bagian ini, membawa saya merenungkan kasih karunia lebih dalam lagi, karena sebelum kasih karunia dinyatakan oleh Yakobus. Ia dengan sangat baik menjelaskan bahwa Anda dan saya adalah manusia berdosa yang telah masuk ke dalam keinginan yang menyenangkan namun itu sia-sia. Yakobus menyebutkan semua itu hawa nafsu, yang ada di dalam tubuh manusiawi kita. Itu adalah keinginan yang kuat untuk mendapatkan segala hal yang menyenangkan untuk kemuliaan dan makna hidup berdasarkan hikmat kita sendiri.
Akar dari segala kejahatan adalah dosa, dosa membawa kita pada keinginan yang tersesat, pada kesenangan yang benar-benar fana. Inilah yang menjadikan manusia serakah, egois dan menginginkan segala hal di dalam dunia ini terjadi seperti yang ia kehendaki. Pada dasarnya ketika manusia telah jatuh ke dalam dosa, ia melakukan segala sesuatu yang jahat karena ia merasa bahwa dialah pemilik kehidupan, dialah tuhan di dalam dunia ini.
Manusia menjadi kawan dari sih jahat, dia diperbudak oleh segala keinginan yang tidak dapat ia peroleh. Semua ini semakin menjadikan manusia jahat, karena ia tidak mendapatkan apa yang ia inginkan, manusia menjadi marah, menjadi pembenci dan membunuh sesamanya. Karena pada dasarnya keinginan yang dibuahi oleh dosa, tidak akan pernah dapat memuaskan manusia, tidak akan pernah memberikan pengertian dan kehidupan. Yang ada hanyalah rasa frustasi, kebencian, penyesalan dan kegelapan yang mengerikan. Tanpa kemuliaan, tanpa kepuasan dan tanpa menemukan makna sejati dari untuk apa kehidupan ini ada. Karena keinginan menusia yang dibuahi oleh dosa, membuat manusia membenci Allah dan tidak mengasihi Allah. Manusia lari kemuliaan Allah, Manusia lari dari kasih karunia, dan manusia berusaha membayar Tuhan dengan caranya sendiri yang mendatangkan kegagalan setiap hari, setiap hari dan setiap saat.
Selanjutnya, kita diberikan satu fakta yang ini sangat relevan dengan apa yang terjadi di dunia modern, di mana firman Tuhan dipakai sebagai senjata ajaib. Untuk kepentingan diri sendiri, di mana segala hal yang beritakan dengan Alkitab, dikaitkan dengan keinginan manusia, di mana Anda melakukan segala hal yang baik, maka Tuhan akan memberikan kepada Anda seperti yang Anda inginkan. Berdoalah lebih keras, ucapkan kata-kata iman, maka seperti yang Anda perkatakan akan Anda dapatkan. Ini kesesatan yang nyata, pengajaran yang berpusat pada keinginan daging dan kemuliaan manusia.
Yakobus, mengingatkan kita, pada apa yang menjadi masalah utama manusia, bahwa kehidupan manusia telah terlampau jauh dari seharusnya ia hidup. Bahkan dalam kehidupan doa sekalipun, ketika kita memiliki pengajaran yang keliru tentang doa, ini membawa kita pada doa-doa yang sia-sia. Karena doa kita, kita peruntukkan untuk memuaskan hawa nafsu kita sendiri, kita menginginkan segala hal yang ada di dalam dunia ini untuk kepentingan diri sendiri dan hidup untuk semua itu.
Kita mungkin berdoa, namun doa-doa kita salah, karena konsep kita tentang doa salah. Inilah yang terjadi ketika bukan Kristus yang menjadi pusat dari apa yang diajarkan kepada kita dalam Kekristenan kita, ketika kehidupan kita hanya berpusat pada kepentingan diri sendiri, di mana apa pun yang kita kerjakan untuk diri sendiri dan kepuasannya. Kita hidup dalam Kesia-siaan dan tidak menemukan pencipta kita, dosa memisahkan kita dari makna. Dan selama hidup kita, kita melakukan segala hal yang fana dan tidak berguna. Inilah yang Yakobus sampaikan kepada Anda dan saya, ketika kita membawa suratnya pada bagian ini.
Persahabatan dengan dunia ini, merupakan permusuhan dengan Allah, ini sama dengan keinginan daging yang tidak pernah puas. Itu memperbudak kita di mana perbudakan dosa, selalu membuahkan kejahatan yang merugikan banyak orang dan semua itu lebih dulu kita berdosa terhadap Tuhan yang telah menciptakan kita, kita hidup dalam segala dosa dan keinginannya. Kita mati dalam dosa dan karena kematian inilah kita berbuat segala hal yang sia-sia, kita menjadi musuh Allah dan tidak menginginkan apa yang Allah inginkan. Yakobus, berhasil mengingatkan kita, bahwa pada dasarnya kehidupan ini tanpa harapan, tanpa makna dan benar-benar kita ada dalam bahaya besar, karena ini menyangkut dengan kehidupan kekal.
Kabar Baik
Saya merenungkan ayat 1-5, membawa saya pada rasa frustasi yang mendalam, semua itu menunjukkan siapa saya dan bagaimana saya hidup. Saya adalah seseorang berdosa yang sembong dan seringkali saya menemukan diri saya menginginkan dosa ini. Dan ketika semua itu terjadi, saya menemukan tidak ada harapan di dalam kedalaman diri saya sendiri. Semua itu sia-sia dan mati dalam kematian diri saya sendiri.
Namun pada saat yang sama, pada ayat 6, Yakobus membaritakan kepada Anda dan saya, bahwa ada harapan, ada kehidupan, ada makna, dan ada tujuan dari semua yang telah terjadi. Kasih karunia diberitakan, itu adalah pemberian yang tidak layak saya terima. Di mana saya dipanggil untuk pengharapan yang mulia, sehingga saya menerima kemuliaan dan kekudusan-Nya. Ini adalah kengerian dari berita Injil, yaitu ketika saya melihat dosa saya, ini mengerikan. Namun pada saat yang sama ada kasih yang begitu besar mengasihi pendosa binasa ini. Dan ini adalah keindahan berita Injil.
Dosa diampuni, karena Yesus telah menerima semua dosa kita, melalui salib Dia telah dikutuk karena dosa-dosa kita, Dia menerima yang seharusnya kitalah yang menerimanya. Oleh karena itu, kasih karunia begitu besar, semua dosa diapumi ketika Anda dan saya bertobat. Ini merupakan panggilan untuk datang kepada Yesus, untuk menyadari ketidakberdayaan kita, bahwa kita benar-benar binasa. Namun hanya oleh kasih karunia ketika kita bertobat, kita diampuni, dipulihkan dan disadarkan bahwa kebutuhan mutlak dari kekekalan yang ada di dalam diri kita adalah Yesus Kristus, kasih karunia-Nya.
Kasih karunia Tuhan, menyadarkan akan kesombongan di dalam diri, sehingga kita merendahkan diri. Karena kita melihat dosa kita sendiri, lalu melihat kemuliaan Allah, yang kasih karunia inginkan adalah pengakuan yang mendalam akan dosa, oleh karena itu kita direndahkan di dalam kematian Yesus untuk dibangkitkan dalam kehidupan Yesus, ini adalah hidup yang baru.
Kabar baiknya, Yesus telah hidup, ini adalah kehidupan kita yang baru, di mana doa-doa kita tidak lagi berpusatkan pada diri kita sendiri. Melainkan pada persekutuan kita dengan Yesus, dalam doa kita yang benar-benar kita inginkan adalah Yesus Kristus, kita ingin Dia dikenal, kita ingin Dia dimuliakan, kita ingin keselamatan yang berasal dari kasih karunia-Nya. Didengarkan lebih banyak orang sehingga kita berdoa dan bekerja untuk semua hal yang Yesus ingin kita kerjakan, yang utama adalah kita memberikan Yesus, kita bertobat, dan kita selalu berjuang untuk selalu kembali pada kasih karunia, dikuatkan oleh kasih karunia dan hidup oleh kasih karunia saja.
Kasih karunia menjadi lebih besar kita mengerti, ketika kita melihat dengan jelas dosa, bahwa kita benar-benar binasa. Namun telah diselamatkan oleh Yesus Kristus, ketika kita percaya dan bertobat dari segala dosa, kita menyerah dan hidup kita dimiliki oleh-Nya.
Khotbah Petrus, yang terus mengingatkan saya akan pentingnya pertobatan. Dan pertobatan itu terhubung langsung pada pengharapan yang ada di dalam kasih Yesus terhadap diri saya dan Anda yang harus ini terus berjuang melawan daging dan mematikan segala keinginannya. Untuk menghidupkan keinginan Roh di dalam kita, yaitu memuliakan Yesus melalui kehidupan dan persekutuan kita bersama Allah dan orang lain.
Kisah Para Rasul 2:8 (TB) Jawab Petrus kepada mereka: ”Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Amin Segala Pujian hanya bagi TUHAN
Posting Komentar untuk "Renungan Yakobus 4:1-6 Kasih Karunia yang Jauh Lebih Besar"
Silahkan Berkomentar