TUHAN Apa yang Harus Aku Lakukan?
Hari-hari ini saya bergumul dan bertanya kepada TUHAN dengan teriakan yang pasti di dalam hati. Saya takut dan tidak berdaya, ketika semua kesombongan, kengerian, dan kejahatan di dalam hati saya dibukakan oleh terang firman Allah yang hidup. Saya melihat dengan jelas setiap detail diri saya sendiri dan kelemahan saya hingga akhirnya saya semakin merasa tidak baik-baik saja, ya saya bergumul di hadapan Allah, saya sedang bertarung melawan Dia yang berkuasa.
Saya selama ini terlalu besar berdasarkan versi saya sendiri, ketika saya melihat diri saya, saya merasa siapakah lawan saya. Saya terlampau hebat. Oooo betapa menyedihkannya mengakui hal yang sangat memalukan ini.
Faktanya saya melihat diri saya, begitu kecil, tidak berdaya dan ketakutan. Saya mati ketika berada di hadapan kemuliaan Allah yang sangat besar, sangat mengesankan dan sangat-sangat diperlukan oleh saya, namun bodohnya saya, meskipun saya sudah mempelajari apa itu kasih karunia. Saya masih tetap merasa, bahwa TUHAN akan menerima saya, dengan segala kelebihan saya dan tidak dengan kelemahan saya. Jadi saya harus berjuang menutupi kelemahan itu dengan segala cara agar TUHAN menerima saya.
Memang demikianlah manusia, ingin menjadi sangat super, lebih dari orang lain dan meninggikan diri. Tetapi pada dasarnya ia lemah dan tidak berdaya, bahkan ketika bukan kerendahan hati yang menjadi tujuan dari semua perbuatan di dalam dunia. Maka semua itu sia-sia, tidak ada yang baik dihasilkan dari diri sendiri yang merasa sangat super. Semuanya hanyalah Kesia-siaan belaka, di mana kebodohan yang nyata ada di sana.
Apa yang membuat saya sadar?
Kasih karunia adalah pemberian Cuma-Cuma dari Allah untuk orang berdosa, agar dari semua kejahatan adalah dosa dan akar dari dosa adalah kesombongan, tinggi hati di hadapan Allah dan manusia. Mengandalkan diri sendiri, menjadi tuhan atas diri sendiri dan lingkungan bahkan orang lain. Merasa bahwa diri sendiri adalah kebenaran dan manusia super yang harus dikenal. Saya melihat semua kebodohan mengerikan ini di dalam diri saya. Semua itu kasih karunia, saya melihat pada Yesus yang disalibkan dan pada akhirnya saya sadar.
Salib yang mengerikan, kayu yang kasar, paku yang menancap, darah yang mengalir deras, daging yang tersobek bercampur dengan keringat dan debu. Semua itu adalah bentuk nyata dari saya, sayalah yang seharusnya secara brutas disalibkan, sayalah yang seharusnya dipisahkan dari Allah Bapa sampai selama-lamanya. Ketika saya melihat salib saya sadar. Bahwa itulah saya, sehingga tidak ada setitik pun harapan di dalam diri saya, ketika saya berharap kepada diri saya sendiri.
Saya mati, ya begitulah saya, semua dibukakan dengan jelas. sehingga ketika saya menulis artikel ini. saya bahkan tidak tahu apa yang harus saya tuliskan kemudian. Karena memang saya tidak berdaya, saya mati, saya mati, saya mati, saya mati, saya mati, saya mati, saya mati, saya mati. Kematian Yesus adalah kematian saya di dalam segala dosa saya, kengerian itu, neraka itu dan penderitaan itu adalah saya yang seharusnya menerimanya. Siapakah saya sehingga hari ini, saya dapat melihat setiap titik kemuliaan salib yang adalah kematian.
Saya sadar akan keberdosaan, karena kasih yang begitu besar, salib itu adalah pengampunan yang nyata. Sehingga saya dipanggil untuk bertobat dari dosa dan hidup bagi Yesus, bertobat dari segala kehidupan lama dan keinginan lama. Demi hidup bagi keinginan Yesus dan ambisi saya. sehingga sekarang dalam segala kelemahan yang masih nyata di dalam diri saya. saya berseru-seru, TUHAN apa yang harus saya lakukan? TUHAN Apa yang harus saya lakukan? TUHAN Apa yang harus saya lakukan?
TUHAN, saya manusia lemah kepada-Mu saja saya harus menyerahkan hidup saya. Kerjakanlah di dalam diri saya, saya mohon kuatkan saya. TUHAN tolong saya, saya tidak berdaya. TUHAN saya orang berdosa, saya benar-benar menyerah dan tidak tahu. Maka dari itu Tolong saya untuk melakukannya dengan benar. Di dalam kematian dan kebangkitan Kristus, kiranya Roh Kudus memampukan Anda dan saya. Soli Deo Gloria.
Galatia 6:14 (TB) Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.
Posting Komentar untuk " TUHAN Apa yang Harus Aku Lakukan?"
Silahkan Berkomentar