Lukas 18:28-30 Upah mengikut Yesus
Kajian Historis Lukas 18:28-30
Upah mengikut Yesus
Oleh Ethan Christoper
18:28 Petrus berkata: "Kami ini telah meninggalkan segala kepunyaan kami dan mengikut Engkau."
18:29 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya,
18:30 akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal."
Teks Dalam Berbagai Versi
TB LAI |
BIS LAI |
KJV |
GNT |
18:28
Petrus berkata: "Kami ini telah meninggalkan segala kepunyaan kami dan
mengikut Engkau." |
18:28
Lalu Petrus berkata, "Lihatlah! Kami sudah meninggalkan rumah tangga
untuk mengikuti Bapak." |
18:28
Then Peter said, Lo, we have left all, and followed thee. |
18:28
Εἶπεν δὲ ὁ Πέτρος· ἰδοὺ ἡμεῖς ἀφέντες τὰ ἴδια ἠκολουθήσαμέν σοι. |
18:29
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap
orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau
saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya, |
18:29
"Percayalah!" kata Yesus. "Orang yang sudah meninggalkan
rumahnya, atau istrinya, atau saudaranya atau ayah ibunya atau anak-anaknya
karena melayani Allah, |
18:29
And he said unto them, Verily I say unto you, There is no man that hath left
house, or parents, or brethren, or wife, or children, for the kingdom of
God's sake, |
18:29
ὁ δὲ εἶπεν αὐτοῖς· ἀμὴν λέγω ὑμῖν ὅτι οὐδείς ἐστιν ὃς ἀφῆκεν οἰκίαν ἢ γυναῖκα
ἢ ἀδελφοὺς ἢ γονεῖς ἢ τέκνα ἕνεκεν τῆς βασιλείας τοῦ θεοῦ, |
18:30
akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang
akan datang ia akan menerima hidup yang kekal." |
18:30
orang itu akan dibalas berlipat ganda pada masa ini, dan pada zaman yang akan
datang ia akan diberikan hidup sejati dan kekal." |
18:30
Who shall not receive manifold more in this present time, and in the world to
come life everlasting. |
18:30
ὃς οὐχὶ μὴ [ἀπο]λάβῃ πολλαπλασίονα ἐν τῷ καιρῷ τούτῳ καὶ ἐν τῷ αἰῶνι τῷ ἐρχομένῳ
ζωὴν αἰώνιον. |
Teks Pararel
LUKAS
18:28-30 |
MATIUS
19:27-30 |
MARKUS
10:28-31 |
18:28
Petrus berkata: "Kami ini telah meninggalkan segala kepunyaan kami dan
mengikut Engkau." |
19:27
Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah
meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami
peroleh?" |
10:28
Berkatalah Petrus kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala
sesuatu dan mengikut Engkau!" |
18:29
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap
orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau
saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya, |
19:28
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu
penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya,
kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk
menghakimi kedua belas suku Israel. |
10:29
Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang
karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau
saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, |
18:30
akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang
akan datang ia akan menerima hidup yang kekal." |
19:29
Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya
laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau
ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup
yang kekal. |
10:30
orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali
lipat rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang,
sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia
akan menerima hidup yang kekal. |
|
19:30
Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang
terakhir akan menjadi yang terdahulu." |
10:31
Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang
terakhir akan menjadi yang terdahulu." |
1. Merumuskan Pra-Paham Teologis
Dalam LUKAS 18:28-30, terdapat prapaham Teologis:
• LUKAS 18:28-30 merupakan perikop yang berasal dari penuturan perikop sebelumnya, dimana perikop tersebut dalam TB LAI mempunyai sub judul yaitu “Orang kaya sukar masuk Kerajaan Allah”. Perikop sebelumnya menceritakan Pemimpin yang menghampiri Yesus untuk meminta sebuah kebenaran, yang pada akhirnya membuat si Pemimpin tersebut kecewa karena jawaban Yesus yang tidak sesuai dengan ekspektasi si Pemimpin. Tetapi perikop dalam LUKAS 18:28-30 hanyalah sebuah lanjutan dari perikop sebelumnya, dan LUKAS 18:28-30 berisi akan kebingungan dari murid-murid Yesus terhadap pernyataan Yesus yang telah ia ucapkan di perikop sebelumnya.
• Petrus merasa heran akan ucapan Yesus pada perikop sebelumnya, yang pada hakikatnya menyinggung nasib para murid-Nya termasuk Petrus yang sama sama hidup sebatang kara.
Saya mempunyai prasangka terhadap LUKAS 18:28-30 yang menjadi kajian Historis Sosial, sehingga terdapat beberapa pertanyaan yang perlu dianalisa untuk menemukan garis besarnya.
• Mengapa dalam Lukas 18:28 Petrus masih bingung terhadap pernyataan Yesus terhadap orang Kaya dalam perikop sebelumnya?
• Secara esensial, apa perbedaan pernyataan yang Yesus nyatakan kepada Orang Kaya pada perikop sebelumnya dan kepada para murid-Nya pada ayat 29-30?
2. Menentukan Konteks Teks
Lukas 18:28-30 adalah dasar kajian yang pada dasarnya merupakan kesinambungan dari konteks perikop lainnya yang saling berelasi dan berhubungan. Lukas 18:28-30 mendasari perjalanan Yesus yang sedang dalam pengembaraan ke Yerusalem bersama para murid-Nya, serta melakukan pemberitaan ke sejumlah daerah. Hal tersebut dibuktikan pada kesinambungan penceritaan dalam Lukas 17:11. Lukas memaparkan kesinambungan tersebut dalam konsep perjalanan Yesus, yang akhirnya pada Lukas 18 terdapat pertemuan rombongan Yesus dan seorang pemimpin yang bertanya tentang Kerajaan Allah. Tetapi pada hakikatnya, Lukas 18:28 adalah sebuah perikop lanjutan dari Lukas 18:18-27, sehingga pada perikop Lukas 18:28 dapat disimpulkan sebagai reinterpretasi akan penjelasan Yesus kepada si pemimpin yang ditanyakan kembali oleh Petrus.
Terdapat prolog yang menggambarkan urutan Injil Lukas, sebagai berikut:
• Kelahiran dan masa kanak-kanak Yohanes Pembaptis dan Yesus 1:5-2:52
• Awal Pelayanan Yesus 3:1-4:13
• Pelayanan di Galilea 4:14-9:50
• Perjalanan terakhir ke Yerusalem 9:51-19:27
• Pekan Kesengsaraan, Wafat, Kebangkitan, Pelayanan sesudah Kebangkitan dan Kenaikan Yesus di Yerusalem dan sekitarnya 19:28-24:53
Konteks Teks yang berbicara adalah, bahwa perikop ini pada dasarnya merupakan amanah serta didikan yang diberikan oleh Yesus kepada para Murid-Nya yang menyinggung pada perikop sebelumnya. Kemudian perikop ini berada pada notabene Yesus yang sedang melakukan pengembaraan bersama dengan para muridnya. Hal ini pada hakikatnya sepadan dengan beberapa kisah Yesus dalam penceritaan pengembaraan-Nya. Secara kuantitatif, terdapat beberapa perikop yang menerangkan akan interaksi serta pekerjaan yang Yesus berikan kepada para murid-Nya. Hal ini dilihat dari beberapa keunikan, yang tepatnya jika dilihat dalam perspektif perikop pada Lukas 18:28-30. Aktivitas Yesus sebagai konteks didalam perikop ini adalah, bahwa Yesus sedang melakukan interaksi terhadap para murid-Nya yang sedang kebingungan terhadap pernyataan Yesus. Hal ini sering sekali terjadi dalam beberapa perikop pada pasal lainnya. Penekanan: Hidup menjauh dari kesenangan duniawi.
3. Analisa Perbandingan Teks Pararel
a. Dalam Markus dan Lukas, tertera bahwa Petrus hanya mengatakan akan kebingungannya terhadap pernyataan yang Yesus nyatakan kepada orang kaya itu. Namun dalam Matius, Petrus mengatakan dan sekaligus bertanya dari apa yang ia bingungkan.
b. Jawaban Yesus kepada Petrus yang sekaligus didengar oleh para murid-Nya yang lain mempunyai perbedaan. Matius 19:28 menerangkan akan Yesus yang menjelaskan sedikit tentang analogi Kerajaan Allah dan persinggungan dari Perjanjian Lama. Namun pada Injil Markus dan Lukas, diterangkan bahwa Yesus hanya menerangkan secara langsung sebuah hubungan kausalitas antara mengikut Yesus atau tidak, dan kedua injil ini tidak menerangkan perkataan Yesus tentang analogi Kerjaan Allah dan persinggungan dari Perjanjian Lama.
c. Terdapat keunikan dari hubungan Kausalitas yang diterangkan, bahwa yang terdapat pada Markus 10 dan Lukas 18 berbeda dari Injil Matius. Penekanan hubungan kausalitas yang membahas akan sebab dan akibat dari mengikuti Yesus mempunyai ciri khas, dimana Yesus benar-benar menegaskan akan keuntungan dari seseorang yang mengikutinya, bahkan apa yang akan didapatkan oleh orang itu secara futuristik yang dibuktikan pada kata “…pada masa ini juga…”. Namun dalam Injil Matius hanya menerangkan sedemikian sederhana dan simpel akan keuntungan yang diterima oleh orang yang mengikuti Yesus tersebut.
d. Kesan hiperbola terhadap pelaku yang mengikut Yesus dan digambarkan dengan keadaan penganiayaan hanya terdapat pada Injil Markus. Sedangkan pada Injil lainnya tidak dijelaskan.
e. Persinggungan kata antara terdahulu dan yang tidak juga hanya terdapat pada Injil Matius dan Markus. Pada Injil Lukas tidak ada perkataan tersebut.
Rangkuman sebagai kesimpulan yang bisa di angkat dari komparasi ketiga Injil Sinoptik tersebut adalah:
I. Perikop ini adalah sambungan dari Perikop sebelumnya antara Yesus dan seorang pemimpin, yang disinggung lagi pada perikop ini yang memaparkan isi dari kebingungan para murid Yesus.
II. Mencakup pada substansial dari ketiga perikop ini, Injil Lukas pada dasarnya lebih ringkas daripada Matius dan Markus yang memaparkan secara detil. Namun, terdapat hakikat akan Matius yang lebih panjang dari kedua Injil lainnya dalam memaparkan perikop ini.,
III. Injil Matius menjadi sorotan yang dimana injil ini terlihat lebih menekankan hakikat dari pekerjaan Allah. Berbeda dengan Injil lainnya, Injil Markus dan Lukas lebih menekankan akan implikasi dan kausalitas dari mengikut Yesus.
Penekanan Historis oleh Lukas kelihatan masih bisa mengimbangi kedua Injil lainnya. Walau Lukas dikatakan sebagai seorang Teolog Ulung, namun menangkapan antara Injil Lukas kepada injil lainnya masih bisa selaras dengan mempertimbangkan beberapa kajian teori sumber. Hal ini dilihat dari pemaparan Lukas dalam perikop ini yang lebih ringkas daripada Markus secara komparatif.
4. Konteks Sosio Historis
Sejarah dari Injil Lukas adalah, terdapat karangan Lukas yang pada hakikatnya adalah tulisan Anonim. Hal ini dikarenakan tidak adanya penyebutan untuk Lukas pada manuskrip Papias, sebagai bagian dari kesejarahan penulisan Injil ini. Perspektif tersebut juga dibuktikan oleh Kanon Muratorion. Tetapi beberapa argumen lain memang benar menyatakan akan latar belakang Lukas yang merupakan seorang Dokter (bnd. Flm. ay. 24, Kol. 4:14; 2 Tim. 4:11). Lagi, Injil lukas pada hakikatnya disampaikan kepada seorang yang terkemuka dalam pemerintahan Romawi, dengan dalil meyakinkan keberadaan eksistensi Yesus yang pernah ada di dunia ini.
Kepengarangan Lukas ditulis pada kelompok Kristen yang berada pada Palestina atau Siria, pada Tahun 90M. Kepengarangan ini ditulis berdasarkan acuan sumber Q dan sumber Markus sebagai Injil tertua. Sumber Q menggunakan bahan-bahan Markus yang menjadikan acuan perkataan Yesus yang disebut Logia yang pada dasarnya kepengarangan ini dirangkai sesuai dengan ciri khas Roma pada tahun 70 sampai 80M.
Uniknya, sudut pandang Lukas ingin menulis Injil ini sebagai sejarah yang konkreet. Hal ini menjadikan pembaca mengetahui bahwa terdapat sudut pandang urutan jaman yang dipaparkan oleh Lukas sendiri. Urutan tersebut adalah Sejarah Israel; Sejarah Yesus; dan Sejarah Gereja . Surat ini malah ditulis untuk melakukan pendamaian terhadap imperium Roma. Penekanan Lukas dalam Injil ini adalah, bahwa terdapat masyarakat Yahudi sedang dalam penuh pengharapan kepada Mesias yang dirasa akan menyelamatkan orang Yahudi. Hal ini berada dalam gairah Eskatologis yang tinggi.
Situasi Sosial Historis yang menjadi pendukung akan teks ini adalah:
• Konstruksi berpikir masyarakat pada jaman Yesus masih bersifat asketisme, yang berarti hidup baru untuk mencapai kesempurnaan kesucian hidup.
• Pernyataan para rabi umumnya susah diterjemahkan, sehingga menemukan berbagai kendala penafsiran.
• Sudut pandang Eskatologis yang bersarang pada pemikiran orang-orang Yahudi (tidak termasuk Goyim) berdampak sekali.
• Kemiskinan orang-orang Yahudi atas ketertindasannya dari Roma yang membuat dampak besar pada kehidupan orang Yahudi.
Namun dari segala perbandingan tersebut, terdapat konklusi yang dikatakan dari teks ini, bahwa Lukas meringkas dari sudut pandang Markus sebagai Injil tertua. Hal ini dilihat dari perbandingan Markus yang dua kali lebih padat, serta Lukas yang menuliskan kembali substansi dari Markus yang diinterpretasikan menjadi struktur pemikiran yang historis.
5. Penafsiran
Ayat 28
18:28 Petrus berkata: "Kami ini telah meninggalkan segala kepunyaan kami dan mengikut Engkau." (TB LAI)
18:28 Lalu Petrus berkata, "Lihatlah! Kami sudah meninggalkan rumah tangga untuk mengikuti Bapak." (BIS LAI)
Telah (TB & BIS LAI), have left (KJV), ἀφέντες (GNT)
Kepunyaan (TB LAI), Rumah Tangga (BIS LAI), All (KJV), τὰ ἴδια (GNT)
• Setelah Yesus menanggapi orang kaya yang menghampiri rombongan-Nya, Petrus heran kepada seluruh pernyataan Yesus dengan kebingungan. (pada kata “Petrus berkata”)
• Petrus menganggap bahwa terdapat maksud lain dari tanggapan kepada orang kaya tersebut yang tidak bisa seperti para Murid-Nya yang telah meninggalkan seluruh kepunyaannya.
• Petrus secara eksplisit menyatakan kepada Yesus atas nasib mereka yang telah sama seperti Yesus, meninggalkan segala harta benda dan mengikuti jalan Yesus kemana Ia berkelana.
Secara dasar, pernyataan yang Yesus telah sampaikan pada perikop sebelumnya masih kurang dimengerti oleh para muridnya. Hal ini terlihat dari ekspresi Petrus yang benar-benar bingung hingga bertanya secara lugas atas apa yang telah Yesus katakan sebelumnya. Penulisan dalam BIS LAI memberikan makna tanda kurung (!) yang menjadi gambaran akan ketegasan seseorang dalam menyampaikan suatu pesan. Terjemahan BIS LAI pada kata “Lihatlah” merupakan penyesuaian dari kosakata Yunani yang bertuliskan ἰδοὺ yang mengandung makna kata seru, dan substansi yang berisikan akan peran yang benar-benar menegaskan sesuatu. Terlihat sebenarnya ekspresi ini merupakan hal yang wajar antara murid dan rabi pada zaman Yesus, dimana terdapat konteks historis yang menyatakan akan argumen para rabi yang kadang susah diterjemahkan.
Petrus menyangka bahwa argumen Yesus pada perikop sebelumnya mempunyai makna tertentu. Walaupun status antara Yesus dan para murid-Nya sama-sama beraskese, tetapi Petrus malah berprasangka ada maksud lain dari argumen Yesus kepada orang kaya tersebut. Ini berarti, seolah-olah ada suatu ciri khas dari antara penjelasan kepada orang kaya tersebut daripada para murid-Nya yang telah melaksanakan sesuatu yang dikatakan Yesus.
Argumen yang disampaikan oleh Petrus pada dasarnya terlihat secara tegas dimana terdapat argumen Petrus yang menggambarkan secara langsung apa saja yang menjadi komparasi antara Yesus dan para murid-Nya. Kata “Kepunyaan” dan “Rumah Tangga” pada dua terjemahan yang berbeda menjadi satu substansi yang perlu ditinjau. Hal ini mendasari akan situasi ekonomi pada jaman Yesus, dimana dua istilah tersebut menjadi suka dan duka terhadap masyarakat jajahan Romawi yang miskin dan hanya menggarapi hasil tanah orang yang kaya saja dan tidak mencukupi kebutuhan Rumah Tangga. Oleh karena itu, substansi Petrus bisa dikatakan menjadi sebuah kesimpulan dimana terdapat ketidaksenangan Petrus terhadap argumen Yesus yang seolah-olah menyinggung keadaan para murid-Nya. Kemudian, hal tersebut bersambung bahwa terdapat banyak penegasan dari agama-agama kuno yang mengajarkan praktik asketis untuk mencapai kesucian diri, dimana harus terdapat pengendalian diri yang keras dari kesenangan duniawi yang tidak bisa menyelamatkan mereka. Namun pemaknaan tersebut berbeda kepada Yesus yang ditafsirkan sebagai untuk meraih Kerajaan Allah, tetapi jelas ayat ini membuktikan kebingungan Petrus akan perkataan Yesus.
Usulan Terjemahan
Petrus berkata: “Kami meninggalkan sudah seluruh kepunyaan kami demi mengikuti Mu.”
Ayat 29-30
18:29 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya, 18:30 akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal." (TB LAI)
18:29 "Percayalah!" kata Yesus. "Orang yang sudah meninggalkan rumahnya, atau istrinya, atau saudaranya atau ayah ibunya atau anak-anaknya karena melayani Allah, 18:30 orang itu akan dibalas berlipat ganda pada masa ini, dan pada zaman yang akan datang ia akan diberikan hidup sejati dan kekal." (BIS LAI)
Aku berkata kepadaMu (TB LAI), Percayalah! (BIS LAI), Verily I say unto you (KJV), ἀμὴν λέγω ὑμῖν ὅτι (GNT).
Meninggalkan (TB LAI), Meninggalkan (BIS LAI), Left (KJV), ἀφῆκεν (GNT)
• Kesan Yesus dalam menanggapi kebingungan para murid-Nya digambarkan dalam sebuah ketenangan (namun dalam BIS LAI, terdapat penegasan), dimana terdapat jaminan terhadap kondisi para murid-Nya yang serupa dengan Yesus yang menjauh dari harta benda.
• Yesus berfokus kepada pelayanan kepada Allah, dimana terdapat penjelasan kausalitas bahwa akan ada akibat jika melakukan perintah Yesus untuk meraih Kerajan Allah. Akibat tersebut digambarkan secara eksplisit, dimana para pengikut-Nya akan mendapatkan sesuatu yang telah mereka korbankan dalam mengikuti Yesus, seperti harta benda (berupa rumah tangga dan harta benda) dan hidup yang kekal.
Penjelasan LAI, yang dilanjutkan lagi oleh BIS LAI pada hakikatnya merupakan gambaran umum dalam tulisan ketiga Injil Sinoptik lainnya yang adalah sebuah penegasan. Hal tersebut pada dasarnya merupakan gambaran Yesus yang menenangkan akan kebingungan para murid-Nya. Kebenaran tersebut digambarkan sebagai buah-buah kausalitas serta jaminan akan apa yang para murid-Nya perbuat, namun harus mempunyai motivasi yang fokus kepada Kerajaan Allah. Yesus pada akhirnya menggambarkan, setidaknya ada keunikan yang berada pada para murid-Nya karena telah jauh mengikuti Yesus sampai saat itu juga dan tidak banyak orang yang bisa seperti itu, seperti contoh dalam kesinambungan perikop ini dari perikop sebelumnya yang menggambarkan penolakan si Kaya untuk menjual seluruh harta bendanya demi mengikuti Yesus. Gambaran kehidupan kekal merupakan secercah eskatologis yang menjadi buah-buah akan keharusan para pengikut Yesus, dimana mereka harus fokus pada Kerajaan Allah saja dengan menjauh daripada kesenangan dunia.
Substansi penulisan Injil Lukas pada hakikatnya disampaikan kepada jemaat dengan iming-iming untuk menguatkan jemaat dan agar tidak dituduh sebagai agama yang sesat. Hal ini menjadi dasar penekanan Yesus yang terlihat unik, dimana Kerajaan Allah menjadi patokan utama oleh penulisan Lukas, agar para pembaca tidak salah menangkap akan keadaan Yesus dan para murid-Nya yang tidak mempunyai harta dan benda. Terlebih jika dianalisis, surat ini diberikan kepada seorang yang mulia Theofious yang merupakan seorang pengacara, agar sang pengacara memahami substansi perjalanan Yesus yang ditulis secara struktur, demikian juga berdampak pada konstruksi tulisan pada perikop ini.
Terlihat sistematika penulisan ini benar-benar menunjukkan akan ketegasan Yesus yang menjelaskan secara mendetil akan janji keselamatan bagi orang-orang yang menghayati Kerajaan Allah. Terlihat jelas gambaran Eskatologis yang melingkupi seluruh tanggapan Yesus, serta menjadikan makna mendalam akan janji keselamatan itu. Hal ini berkesinambungan akan nasib para orang yang menderita dan mempunyai motivasi akan Kerajaan Allah, dimana mereka akan dicukupkan Allah hingga akhir jaman. Gambaran ini menjadi landasan konstruksi pemikiran orang-orang Yahudi yang menganggap akan kedatangan Mesias yang turut menyelamatkan orang Yahudi, dan disinilah Yesus menyinggung hal tersebut. Sekilas terlihat perkataan Yesus merupakan jaminan duniawi, namun pada dasarnya hal tersebut lebih berhubungan dengan eskatologi.
Usulan Terjemahan
18:29 Yesus berkata pada murid-Nya: ”Telah Kukatakan sudah, demi Kerajaan Allah, haruslah seseorang meninggalkan keluarganya. 18:30 karena Keselamatan akan berpihak kepada orang tersebut, bahkan pada jaman yang akan datang.
6. Pokok-Pokok Pemikiran Teologis
• Kesinambungan dari perikop sebelumnya memberikan suatu substansi, bahwa haruslah seseorang ikhlas terhadap apa yang harus menjadi syarat dalam mengikuti Kerajaan Allah. Perikop sebelumnya berlandaskan bagaimana terdapat percakapan antara Yesus dengan seorang Kaya, yang dimana orang kaya tersebut tidak tega meninggalkan kepunyaannya demi mengikut Kristus. Ini menjadi suatu hal yang menarik, Mathew Henri menegaskan ketidakmampuan seseorang yang berani menyingkirkan godaan terhadap harta benda. Godaan tersebut malah meniadakan serta mengaburkan kefokusan seseorang untuk mengejar Kerajaan Allah.
• Terlihat dari perikop ini, bahwa Petrus sedikit terkejut yang mengekspresikan secercah akan goyahnya Petrus dalam menghadapi nasibnya. Hal ini menjadi suatu landasan akan orang yang percaya untuk mempunyai keinginan kuat dalam mengikut Yesus. Sikap Petrus digambarkan, dimana ia membesar-besarkan apa yang telah Petrus dan kawanannya tinggalkan kepada Yesus. Hal tersebut kesannya adalah menyombongkan diri dan tidak dibenarkan.
• Motivasi mengikuti Yesus haruslah kepada Kerajaan Allah, dimana penderitaan merupakan suatu alasan utama dalam memahami karya Keselamatan Allah. Kesenangan Duniawi bukanlah suatu rujukan yang baik, sehingga Yesus menekankan kepastian keselamatan dengan lugas. Namun, dengan jelas Yesus menyampaikan juga kausalitas tentang keselamatan, dimana orang-orang yang mengikuti-Nya demi Kerajaan Allah akan mendapatkan balasannya disuatu hari nanti.
• Sudut pandang Lukas yang pada hakikatnya mendukung pada kaum-kaum yang termarjinal, dimana konstruksi berpikir ini disebut Injil Kaum Kecil dan Tersingkir. Kehidupan Yesus dan para murid-Nya yang bernotabene non-maden serta tempat tinggal yang tidak pasti menjadi landasan utama, bahwa terdapat sikap akan kehidupan mereka yang meniru masyarakat kecil dan tertindas, sehingga tidak ada lagi tempat tinggal dan harta benda.
7. Aktualisasi
Dari Lukas 18:28-30 ada sudut pandang yang bisa diambil sebagai refleksi orang yang percaya kepada Kristus Yesus. Hal tersebut merupakan konsekuensi utama di dalam mengikuti Yesus dan menjalani hidup yang penuh dengan kesusahan sesuai dengan perilaku Yesus yang tidak mempunyai tempat tinggal dan harta benda. Yesus merupakan Anak Allah yang turun ke dunia yang mengambil rupa sebagai manusia dan memberi pengharapan kepada orang-orang yang percaya kepadanya. Tetapi terdapat syarat dan ketentuan yang berlaku di dalam mengejar Kerajaan Allah melalui Yesus. Berikut ini menjadi tamparan bagi orang percaya di dalam mengikut Yesus, bahwa mengikut Yesus bukanlah sebuah hal yang mudah untuk ditelusuri. Tidak ada istilah tawar-menawar serta melihat keuntungan yang sifatnya duniawi dalam mengikuti Yesus Yesus. Hidup menjahui kesenangan dunia yang terkadang menimbulkan kesusahan menjadi sebuah gambaran keteladanan dari mengikut Yesus, dimana Yesus menjamin keselamatan bagi orang-orang yang mengejar Kerajaan Allah dengan meninggalkan harta bendanya. Tetapi perspektif tersebut bukanlah tafsiran mutlak yang ingin disampaikan, bahwa terdapat suatu maksud terselubung bagaimana orang percaya harus bisa lebih mendatangkan dirinya kepada kerajaan Allah daripada hal-hal duniawi. Berikut ini yang berhubungan dengan perikop sebelumnya, ingin berbicara tentang Yesus yang benar-benar secara spesifik menawarkan keselamatan, dimana orang percaya hendaklah mengikuti serta memahami dan mampu untuk menuruti perkataan dari Yesus. Kemudian sikap yang perlu diambil dalam mengikut Yesus tidaklah boleh secara lugas disampaikan demi maksud formalitas. Formalitas yang dimaksud adalah sikap Petrus yang akan pernyataan Yesus kepada orang kaya sebelumnya dengan memperlihatkan keangkuhannya, bahwa Petrus telah mengikuti Yesus serta hidup susah bersamanya titik hal ini jelas tidak dibenarkan dan perlu direfleksikan kembali sebagai seorang pengikut Kristus yang tidak menyombongkan diri di hadapan siapapun demi mengejar Kerajaan Allah.
Orang percaya pada hakikatnya nya benar-benar harus memahami sedemikian rupa apa yang Yesus ingin sampaikan, dan pada akhirnya menyinggung kehidupan orang Kristen dalam aktivitasnya. Ada begitu banyak orang yang sombong yang tidak mau benar-benar mengikut Yesus, sehingga ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para pengikut Yesus untuk mengabarkan Injil dengan lugas dan menyampaikan makna mengikut Yesus dengan baik. Hal ini berhubungan dengan keadaan korona yang merajalela di dunia bagaimana orang percaya diminta untuk mengimani Kristus dan menjadi pelaku firman sebagai buah-buah dalam mengimani Yesus. Corona bukanlah merupakan suatu alasan untuk berhenti mengikuti Yesus, namun segelintir kata dari perikop ini menjelaskan bahwa korona sebagai salah satu media untuk membuktikan seberapa besar kasihmu kepada Tuhan dan seberapa benarnya imanmu yang dimiliki kepada Yesus yang diterapkan di dalam kehidupan pandemic Covid19 ini. Dengan demikian covid-19 setidaknya dihayati sebagai salah satu media untuk menguji diri serta menjaga hati dan kesucian pikiran tetap bertahan hidup di dalam mengikut Yesus dan memperoleh kehidupan yang kekal dalam kerajaan Allah.
Lalu yang terpenting adalah, orang percaya harus yakin akan keselamatan yang diberikan oleh Yesus serta jaminan hidup yang diberikan suatu hari akan sampai akhir zaman. Hal ini merupakan refleksi pada ayat ke-30 yang menjelaskan tentang jaminan yang benar-benar pasti serta keselamatan yang benar-benar mutlak didapatkan oleh orang yang menuruti perkataan Yesus. Argumen tersebut adalah landasan dan tolak ukur motivasi yang baik dan benar, bagaimana manusia membutuhkan sang juru selamat untuk mengarungi kehidupannya. Kerajaan Allah menjadi berpihak kepada orang percaya yang menjadi pelaku firman Tuhan sebagai buah-buah iman kepada Kristus, serta keinginan yang kuat dan benar-benar melihat Yesus sebagai sinar yang pasti dan selalu membimbing. Ini menjadi tamparan serta nasihat tersendiri untuk orang percaya di zaman Covid-19, bagaimana mereka harus bertahan dalam tubuh jiwa dan roh serta imannya kepada Kristus dan melakukan seluruh aktivitas untuk menguji mereka nama Allah.
Daftar Pustaka
Marxsen, Willi. Introduction to the New Testament. Diedit oleh Stephen Suleeman. Oxford: Basil Blackwell, 1968.
Tineke, Alakaman, Marlen. “Relevansi Sikap Pluralis Yesus Dalam Injil Lukas,” KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi 2, no.2 (Desember 2016): 150-172.
Hilton, B. Studi Perjanjian Baru Bagi Pemula. Jakarta: BPK Gunung Mulia 2019.
Prof. Dr. Henricus Pidyarto, O.Carm, “Pengantar Kitab Suci Perjanjian Baru”. PhD diss., Sekolah Tinggi Filsafat Teologi, 2010, 36.
den End, Th Van. Harta Dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringkas. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2021.
Henry, M. Tafsiran Matthew Henry: Injil Lukas 13-24. Surabaya: Momentum, 2009.
Posting Komentar untuk "Lukas 18:28-30 Upah mengikut Yesus"
Silahkan Berkomentar