Renungan Amsal 10:11 Mulut Orang Benar
Renungan Amsal 10:11 Mulut Orang Benar
Ayat Alkitab Amsal 10:11
Judul Renungan; Mulut Orang Benar
Amsal 10:11 (TB) Mulut orang benar adalah sumber kehidupan, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman.
Kita semua memerlukan kebenaran, sebab di luar kebenaran kita adalah orang fasik yang tersesat, yang ketakutan yang tidak berdaya dan tidak dapat berbuat apa-apa yang bernilai kekal. Kehidupan ini semakin jahat, begitu juga dengan kita, semakin jauh kita dari kebenaran maka semakin jahat diri kita, kejahatan yang saya maksud adalah hati yang menjauh dari Allah, hati yang tidak menginginkan Allah.
Hati yang menginginkan diri sendiri dan semua ciptaan yang pada akhirnya pasti akan dihancurkan. Kejahatan kita di dunia modern, bahkan Kekristenan itu sendiri, kita melakukan segala sesuatu atas nama Allah untuk kepuasan diri sendiri. Untuk kepentingan diri sendiri, untuk kemegahan diri sendiri, untuk memuaskan keinginan daging kita pada saat yang sama kita suka pujian kemuliaan yang sia-sia.
Kita adalah keturunan yang jahat, tidak berguna dan melakukan kejahatan, Anda bisa saja terlihat sangat baik, namun menyimpan kebohongan. Anda bisa saja dipuji oleh orang di dalam dunia ini, namun pada saat yang sama Anda adalah seseorang yang benar-benar tidak berkenan kepada Allah. Semua yang ada pada diri kita terbuka sangat lebar di hadapan Allah, tidak ada yang tersembunyi, Dia tahu bahwa Anda dan saya adalah orang munafik, bahwa pada dasar hati kita, kita tidak pernah benar-benar menginginkan Dia Allah yang kudus dan suci.
Orang-orang hidup untuk menindas yang lemah, melakukan segala sesuatu berdasarkan keinginan hati yang liar. Hati yang diperbudak oleh keinginan setan, yang membawa kita semakin jauh dari Allah dan semakin dekat pada kejahatan diri sendiri.
Semua ini menghadirkan kesusahan di dalam dunia yang seharusnya ada damai sejahter, ada kehidupan. Mulut kita adalah mulut kejahatan yang dibuahkan dari hati dan pikiran yang jahat. Dan upah dari kelaliman kefasikan kita adalah maut, keterpisahan kekal dari Allah yang menciptakan kita untuk diri-Nya sendiri.
Ketika Anda dan saya adalah orang fasik, maka mulut kita melahirkan kematian, baik itu bagi diri kita sendiri dan orang lain. Ketika kita masih di dalam dosa dan mencintai dosa, membenci kebenaran, kita melakukan segala sesuatu berdasarkan dosa itu sendiri dan menentang kebenaran. Namun Hikmat Amsal membawa kita merenungkan kebenaran itu sendiri, bahwa orang fasik yang haruslah bertobat dari dosa dan menjadi takut akan Allah untuk mendapatkan hikmat Allah yang membenarkan dan menyucikan.
Kita akan melihat kemuliaan Allah melalui kebenaran Injil, Amsal sangat terkait dengan Injil. Memang benar Amsal adalah hikmat umum yang berasal dari Allah, oleh karena segala sesuatu yang indah memberikan sukacita berasal dari Allah. Maka Injil yang memberitakan kabar sukacita, diawali dengan kabar buruk akan dosa dan hukuman dosa. Injil inilah sumber hikmat, yang menjadikan seseorang berdosa memiliki mulut orang benar, sebab di dalam dirinya yang baru ada Kebenaran yang sejati, kebenaran yang memerdekakan.
Kemuliaan Allah terlihat jelas, melalui Yesus Kristus, Dialah Tuhan yang telah menjadi manusia. Dialah yang telah hidup sempurna, Dialah satu-satunya manusia yang memiliki kehidupan yang benar, bermulut benar, dan melakukan kebenaran. Dialah Sang Kebenaran yang kita butuhkan untuk masuk ke dalam diri kita dan menjadi penggerak kehidupan kita. Untuk membawa kita kepada diri-Nya, Dia telah hidup dalam kebenaran namun menerima dosa, mati disalibkan untuk membebaskan kita dari dosa, dari kematian dosa, dari kehidupan yang benar-benar sia-sia dalam dosa. Yesus menjadi dosa, agar kita yang pendosa binasa, ketika percaya kepada-Nya.
Percaya kepada Yesus, berarti menerima kebenaran Yesus yang artinya tidak ada sedikit pun kebenaran di dalam diri Anda dan saya. Kita melihat dengan jelas kefasikan diri sendiri, kita melihat dengan jelas setiap kebobrokan diri sendiri, kita melihat dengan jelas setiap kematian di dalam diri dan jijik akan fakta dari bahwa diri kita benar-benar pendosa yang binasa.
Percaya kepada Yesus yang telah disalibkan, telah mati di dalam dosa kita dan dibangkitkan dalam kemuliaan tubuh yang baru. Yesus telah menang atas maut, kematian tidak berkuasa atas diri-Nya. Maka dari itu, kita yang percaya, dimatikan atas dosa dan dibangkitkan di dalam Kristus, hidup yang dulu kita hidup dalam dosa, dalam kehidupan yang baru kita hidup dalam Kristus, untuk menjadi seseorang yang memiliki mulut yang benar, mulut yang membawa kehidupan.
Penyerahan diri kepada Kristus, berarti iman kepada Yesus, hanya di dalam Dia dan terus bersekutu dengan Dia. Kita mendapatkan kehidupan yang benar, kita dibenarkan untuk membuahkan perkataan yang menyampaikan kebenaran, yaitu kebenaran Injil.
Mengutip tulisan Renungan Oswald Chambers, “Penyerahan kepada Allah itu lebih berharga ketimbang kesucian pribadi kita. Perhatian atas kesucian pribadi kita menyebabkan kita memusatkan pandangan kita pada diri sendiri, lalu kita menjadi terlalu mengindahkan cara kita berjalan, cara berbicara dan penampilan kita, karena takut melukai hati Allah. Padahal “... kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan ...” (1 Yohanes 4:18).
Kita harus berhenti menanyai diri kita, “Bergunakah aku?” dan menerima kebenaran bahwa kita sebenarnya tidak terlalu berguna bagi-Nya. Persoalannya bukanlah tentang hal berguna (bagi Allah), melainkan tentang hal berharga bagi Allah. Pada saat kita menyerah sepenuhnya kepada Allah, Dia akan bekerja melalui kita sepanjang waktu.” Sumber https://alkitab.mobi/renungan/roc/2023/02/21/
Kehidupan itu hanya ada di dalam Injil, Allah bekerja melalui kehidupan kita agar kita menyampaikan Injil yang telah kita nikmati. Inilah yang membawa kehidupan kepada orang-orang yang mati dalam dosa mereka. Mulut kita memberitakan Injil Yesus Kristus, memberitakan Sang Kehidupan yang membebaskan setiap orang yang percaya kepada-Nya dari dosa, dari perbudakan dosa untuk hidup bagi Kristus, menikmati Kristus, berpenyerahan kepada Kristus, memiliki iman kepada Yesus dan membawa kehidupan yang berdasarkan kebenaran karya Kristus bagi orang lain. Soli Deo Gloria.
Posting Komentar untuk "Renungan Amsal 10:11 Mulut Orang Benar"
Silahkan Berkomentar