Renungan Mazmur 150:1-6 Haleluya Pujilah TUHAN
Ayat Alkitab Mazmur 150:1-6
Judul Renungan; Haleluya Pujilah TUHAN
Mazmur 150:1-6 (TB) Haleluya! Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat! Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat! Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi! Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling! Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang! Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!
Mengenal Tuhan dengan benar, merenungkan perbuatan-Nya, melihat bagaimana kenyataan kehidupan ini membawa Anda dan saya semakin mengasihi Dia. Karena Dia benar-benar nyata, benar-benar ada di dalam kehidupan ini dan tidak pernah Dia tidak melakukan sesuatu untuk membawa umat manusia kepada diri-Nya.
Alkitab memberitakan sejak semula, bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi, lalu menciptakan manusia. Selanjutnya ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Allah yang kudus datang kepada manusia, untuk memanggil mereka dan kembali kepada diri-Nya. Namun manusia menjadi malu, takut dan akhirnya saling menyalahkan. Dosa membawa manusia takut pada kemuliaan Allah, dosa menjadikan manusia jauh dari Allah dan tidak lagi memuji memuliakan Allah. Keterpisahan dari Allah menunjukkan suatu fakta bahwa manusia tidak lagi menikmati persekutuan yang indah bersama dengan Allah yang kudus.
Sebelum kita masuk pada seruan untuk memuji Tuhan, saya ingin Anda kembali merenungkan fakta dari kelemahan dari diri kita yang telah jatuh ke dalam dosa. Kita adalah keturunan Adam yang telah melawan Allah, kita terpisah dari Allah dan tidak mengenal Dia, kita menciptakan tuhan sesuai keinginan kita menggunakan imajinasi kita, kita menyembah ciptaan, menyembah apa yang kita anggap bagi, indah dan baik untuk diri kita sendiri.
Dosa mengacaukan kita, sehingga kita benar-benar tertesat, kita hidup dalam kebohongan setan sejak kita ada dalam kandungan ibu kita. Sejak kita dapat berpikir, kita sudah mulai memikirkan hal-hal yang memberikan kenyamanan bagi diri sendiri, saat ini dosa menjadi semakin nyata. Dan kita tidak mengerti apa itu penyembahan, apa itu memuji Tuhan dan bagaimana seharusnya hidup yang menyembah Tuhan.
Kita hidup berdasarkan apa yang kita anggap dapat memberikan kenikmatan saat itu juga. Sehingga keputusan kita, didasarkan apa kenyamanan-kenyamanan jangka pendek yang tidak memberikan kepuasan, yang ada hanyalah kepuasan yang membawa kita pada kekosongan jiwa yang nyata. Dan bodohnya kita, kita akan selalu kembali pada kepuasan yang kosong ini, untuk selalu kembali dan masuk ke dalam lingkaran setan yang menjadikan kehidupan kita benar-benar sia-sia.
Dibawa masuk ke dalam kemuliaan
Tanpa kasih karunia, Anda dan saya tidak akan pernah dapat benar-benar masuk ke dalam kasih karunia Allah yang melimpah-limpah. Semua ini dimulai oleh Allah sendiri, sejak dunia dijadikan dan sampai manusia jatuh ke dalam dosa, Dia datang kepada manusia, Dia datang untuk memberitakan kabar buruk akibat dosa dan kabar baik di mana kuasa dosa kelapa sih ular tua akan diremukkan oleh keturunan dari seorang perempuan dan semua itu digenapi di dalam Yesus Kristus.
Yesus menyartakan bahwa Dialah pintu, hanya melalui Dia saja Anda dan saya dapat melihat kemuliaan, melihat keindahan dan melihat kebesaran Allah.
Di dalam Yesus dan melalui Yesus saja sekarang kita mendapatkan kekuatan untuk memuji Allah, menerima keselamatan dan oleh karena keselamatan inilah kita dapat melihat kemuliaan Allah, di dalam kemuliaan Allah yang sempurna dan hidup untuk memberitakan kemuliaan Allah. Inilah Injil, kabar baik tentang Yesus yang disalibkan menggantikan kita, agar kita yang tidak layak bagi kemuliaan, ketika percaya kepada Yesus dan bertobat. kita dapat masuk ke dalam kemuliaan Allah, memuji Dia dan menikmati Dia melalui persekutuan yang tidak lagi dibatasi ruang dan waktu.
Pujian kita berpusat pada salib
Saya membawa Anda untuk merenungkan berita salib, di mana Yesus mati secara menjijikkan, menjadi kutuk, terkutuk, menjadi sangat hina dan diperhitungkan sebagai penjahat. Yesus menjadi kutuk agar kita yang terkutuk melihat kemuliaan Allah, kita dibenarkan dan disucikan oleh kebenaran Allah dan kesucian Allah melalui Yesus Kristus yang disalibkan. Melalui salib, kita dapat melihat dan mengerti kemuliaan Allah, murka Allah dan kasih Allah dan semua itu sempurna. Melalui salib kita melihat kekudusan Allah, oleh karena kekudusan inilah kita memuliakan Allah, kita memuji Dia yang sempurna.
Melalui Yesus Kristus yang disalibkan, kita memuji Allah yang menciptakan langit dan bumi, di dalam cakrawala Dia berdiam diri. Rumah-Nya ada di angkasa, kita memuji Dia oleh karena Injil yang memberikan Yesus yang disalibkan. Di sanalah kita melihat keperkasaan Allah yang telah menjadi manusia dan menebus kita, menyelamatkan kita, kita sadar bahwa kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri. kita memuji Dia, melalui Yesus yang disalibkan dan telah bangkit, keperkasaan-Nya dinyatakan.
Mazmur 150:1-2 (BIMK) Pujilah Tuhan! Pujilah Allah di dalam Rumah-Nya! Pujilah kekuatan-Nya di angkasa! Pujilah Dia karena perbuatan-Nya yang perkasa. Pujilah Dia karena keagungan-Nya yang besar.
Di dalam Yesus saja, kita melihat Allah yang perkasa itu, Allah yang keagungan-Nya sangat besar. Melalui Yesus Kristus yang telah lahir ke dalam dunia, hidup sebagai manusia tanpa dosa dan mati disalibkan.
Namun Ia telah mengalahkan maut, Ia hidup, Ia bangkit pada hari yang ketiga, inilah sumber pengharapan Anda dan saya, pujilah Dia Kristus yang telah menerima kita ketika kita masih berdosa, pujilah Dia karena Dialah yang perkasa, berkuasa dan yang telah meninggalkan rumah-Nya di angkasa, untuk datang kepada manusia, membebaskan manusia dari dosa untuk hidup bagi diri-Nya, menikmati kemuliaan Allah yang telah menciptakan manusia untuk diri-Nya.
Segala ciptaan untuk memuliakan Allah
Mazmur 150:3-6 (BIMK)
3 Pujilah Dia dengan bunyi trompet, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi!
4 Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan kecapi dan seruling.
5 Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan canang yang berdentang.
6 Hendaklah semua makhluk hidup memuji Tuhan. Pujilah Tuhan!
Dunia membawa kita untuk menyembah ciptaan, inti dari dosa adalah penyembahan berhala. Bahwa kita tidak memuliakan Allah, lebih memilih memuliakan ciptaan untuk kesenangan kita sebagai manusia. Namun melalui Mazmur ini, kita belajar segala yang indah, hasil dari seni dan segala sesuatu yang dapat menyentuh hati kita, semua itu tertuju pada Allah, sebagai sarana kita untuk memuji Allah yang telah menciptakan segala sesuatu.
Inilah yang harus kita ketahui dan renungkan secara sungguh-sungguh, bahwa segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini. Hanya untuk tertuju pada Allah yang telah menciptakannya. Jika keindahan ciptaan dapat membuat kita terdiam karena kagum, maka kita haruslah melihat betapa indah dan mulianya Allah kita yang telah menciptakan semua ciptaan.
Jadi sekarang, marilah kita, di dalam kasih karunia oleh kuasa Injil terus melihat bahwa setiap sarana, sumber daya, keahlian kita, bahkan uang kita. Semua itu untuk melayani Allah, agar kita menikmati kemuliaan-Nya, semakin mengenal Dia, mengasihi Dia dan memuji Dia dengan kekaguman yang sungguh-sungguh kita rasakan. Soli Deo Gloria.
Posting Komentar untuk "Renungan Mazmur 150:1-6 Haleluya Pujilah TUHAN"
Silahkan Berkomentar