Renungan Yehezkiel 1:28 Menyembah TUHAN Karena Melihat Kemuliaan TUHAN
Ayat Alkitab Yehezkiel 1:28
Judul Renungan: Menyembah TUHAN dan Melihat Kemuliaan TUHAN
Yehezkiel 1:28 (TB) Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.
Saya membayangkan, jika apa yang terjadi pada Yehezkiel terjadi pada diri saya, ketika itu. Mungkin saya akan bergetar ketakutan, saya akan benar-benar memejamkan mata saya dengan rasa takut yang teramat sangat. Hanya kematian yang pantas saya dapatkan, ketika kemuliaan Allah dinyatakan dengan sangat nyata. Pertanyaan untuk memulai renungan kitab Yehezkiel adalah, apa tujuan dari Allah menampakkan kemuliaan-Nya kepada Yehezkiel?
Saya mendapatkan dua kalimat yang akan membawa kita untuk mendalami tujuan Allah dan bagaimana diri kita seharusnya hidup, melayani dan bekerja. Di masa sekarang ini, di abad 21, di mana dunia saat ini jauh dari kata sama dengan masa di mana Yehezkel hidup.
Tetapi kebenaran tentang keberadaan kita, dan Allah yang indah dan suci, merupakan kekuatan yang menguatkan kita, ketika kita benar-benar mempelajari, mendalami, dan merenungkan Alkitab kita, pada konteks kali ini, kita merenungkan kitab Yehezkiel.
1. Keseriusan penghakiman Allah dan Yesus yang telah dihakimi
Tujuan utama dari apa yang Allah maksudkan dari penampakan yang Ia nyatakan kepada Yehezkiel adalah menyadarkan umat Israel. Akan keseriusan dari dosa mereka, akan betapa Allah itu besar, Allah itu berkuasa, Allah itu adalah pemilik bukan hanya bangsa Israel. Dia adalah pemilik seluruh dunia. Dialah yang menggerakkan bangsa Kasdim dan yang telah membiarkan orang Israel dihancurkan oleh bangsa tersebut dan dapat saya katakan kemuliaan dan kemegahan bangsa Israel tidak tersisa lagi.
Sekarang kita dapat menarik kejadian pada waktu itu, ke dalam kehidupan kita sekarang, hidup yang dipengaruhi oleh Injil, Kekristenan kita yang menaruh harapan pada Yesus Kristus. Keadilan Allah yang menyala, murka yang mengerikan, respon Allah akan keseriusan dosa manusia. Telah ditimpakan kepada Kristus, Dia yang telah disalibkan itu menerima murka Allah, Yesus diadili karena Yesus menjadi dosa. Maka Yesuslah menjadi seseorang yang paling berdosa, paling jahat, paling pemberontakan.
Yesus yang adalah nabi sejati, hidup sempurna sebagai manusia, Dia taat kepada Allah, Dialah yang melakukan kehendak Allah Bapa. Dialah manusia sempurna, tanpa dosa. Kudus sejak dalam kandungan. Saudaraku, Yesus inilah dasar dari semua berita Alkitab, Injil, di mana Dialah yang menyelamatkan kita dari murka Allah, dari kematian dosa, dari penghakiman kekal.
Kita dapat percaya kepada-Nya, kita dapat merenungkan kemuliaan-Nya. Sama seperti Yehezkiel, melihat kemuliaan Allah, kuasa Allah yang telah meruntuhkan kesombongan, kebobrokan, kebejatan, penyembahan berhala dan semua dosa orang-orang Israel. Demikianlah di dalam Yesus, semua yang salah di dalam kita, kesombongan kita, kebobrokan kita, kebejatan kita, penyembahan berhala modern kita dan semua dosa kita. Disalibkan bersama Yesus, kehidupan Yesus diberikan kepada kita, kita dibenarkan karena kebenaran Yesus, kita disucikan karena kesucian dan kekudusan Yesus dan kita hidup baru karena Yesus menerima pertobatan kita, kita membenci dosa, karena kita telah disalibkan bersama-sama dengan Yesus ketika kita percaya dan inilah yang kita perjuangkan setiap hari. Supaya kita disalibkan bersama Dia, untuk mematikan dosa kita dan melihat terus kemuliaan Allah.
Salib, merupakan wujud nyata dari penghakiman Allah, wujud nyata dari kebencian Allah terhadap dosa. Wujud nyata dari bagaimana hukuman dosa, sangat mengerikan, ditinggalkan oleh Allah sangat mengerikan, tidak mendapatkan kasih karunia, karena menolak kasih karunia. Saudaraku, merenungkan Yesus yang disalibkan, merupakan perenungan akan Injil yang memuaskan. Inilah titik temu di mana kasih dan keadilan dinyatakan. Kita dapat benar-benar memuliakan Allah, ketika kita dapat benar-benar mengerti kemuliaan salib.
Saya berdoa, kiranya Roh Kudus membukakan kebenaran Injil yang sejati, Injil yang berpusat pada Yesus yang disalibkan. Karena hanya melalui Injil yang sejati inilah, kita diubahkan, kita dibenarkan, kita dipuaskan di dalam kasih karunia Allah kita, karena yang kita inginkan adalah diri-Nya sendiri.
John Piper mengatakan, “hidup percuma sia-sia, jika kita tidak memahami kemuliaan salib, menghargainya sebagai harta berharga, dan berpegang teguh padanya sebagai harta berharga tertinggi dari setiap kesenangan dan kenyamanan terdalam di setiap kepedihan. Apa yang dulu merupakan kebodohan bagi kita – Tuhan yang tersalib – harus menjadi hikmat dan kekuatan kita dan satu-satunya kebanggaan kita di dunia ini.”
2. Kemuliaan yang meneguhkan Yehezkiel dan kebenaran Injil yang meneguhkan
Pada ayat 1, kita diberitahukan, bahwa Yehezkiel sedang berada di negeri Kasdim. Demikianlah adanya, keadaan pada masa itu tidak sedang baik-baik saja. Namun pada saat yang sama Allah memberikan kepadanya penglihatan. Tujuan dari penglihatan ini, adalah agar Yehezkiel dapat percaya kepada Allah, dapat melihat bahwa Allah bukan hanya setia, Dia adalah Allah yang berkuasa. Inilah yang mengantarkan Yehezkiel dengan berani memberitakan firman Tuhan kepada bangsanya yang tidak mau bertobat.
Yehezkiel diteguhkan, untuk tujuan Tuhan, bukan tujuan dirinya sendiri. Bukan tujuan yang ada di dalam pikirannya sendiri. bukan pula tujuan yang berpusat pada diri-Nya. Ini adalah kehendak Allah yang harus ditaati, rancangan Allah yang diberitakan untuk dikabarkan kepada para pemberontak. Yehezkiel diberikan peneguhan dan kekuatan, ia diperkenalkan kepada Allah yang berkuasa oleh Allah itu sendiri. Inilah kabar baiknya bagi Anda dan saya.
Kita diselamatkan di dalam Yesus merupakan kehidupan yang baru, kita diudang untuk memberitakan firman Kristus, untuk berakar kuat di dalam firman Kristus. Berakar artinya, kita menikmati persekutuan dengan Kristus, kita hidup untuk menyalibkan dosa, kita mati atas dosa dan hidup dalam Yesus.
Sama seperti Yehezkiel yang melihat kemuliaan TUHAN, pada saat itulah ia sujud menyembah. Demikianlah kita sekarang, ketika merenungkan salib, kita menyembah Tuhan Yesus, kita kagum pada Dia, kita memuji Dia. Keindahan Yesus merupakan sumber dari kekuatan kita untuk hidup memberitakan Dia, sampai pada akhirnya kehidupan kita kembali untuk melihat wajah kemuliaan Yesus.
Baca Pasal Seluruh Yehezkiel 1:1-28
Keteguhan iman kita tidak didasarkan pada keadaan yang buruk. Yehezkiel kuat karena ia melihat Allah yang berkuasa, Allah yang menyatakan diri-Nya. Kita kuat karena Allah yang sama telah menggenapi janji-Nya, Allah telah menyatakan diri-Nya melalui Injil Kerajaan Allah, melalui Yesus, melalui salib, melalui kebangkitan. Inilah yang menguatkan kita, kekuatan iman yang memberitakan Yesus, didasarkan pada kesetiaan Allah terhadap diri kita. Terpujilah Tuhan sampai selama-lamanya. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Yehezkiel 1:28 Menyembah TUHAN Karena Melihat Kemuliaan TUHAN"
Silahkan Berkomentar