Ketika Injil adalah kuasa Allah yang mengubahkan dan kecintaan pada diri sendiri memperbudak. Betapa anehnya manusia, mereka membayar Tuhan dengan yang Ia ciptakan. Manusia berpikir betapa mereka bijaksana sehingga membayar Allah dengan korban bakaran, mereka berpikir telah menyelamatkan diri mereka dari murka Allah.
Manusia sedang narsisme, merasa diri paling hebat, mulia dan berkuasa. Menyelamatkan diri sendiri dengan kebijaksaan sendiri tanpa manusia sadari manusia sesungguhnya sedang ada di bawah murka Allah, hukuman kekal neraka.
Pertobatan dari narsisme akan membawa kita pada pengertian kekayaan Injil yang membebaskan kita dari perbudakan kehidupan yang berpusat pada diri sendiri. Injil adalah kuasa Allah yang selalu merobek hati, menyadarkan betapa kita adalah segumpal busuk sejak dalam kandungan ibu kita yang diselamatkan melalui pengorbanan Allah di kayu salib.
Keindahan akan membuat mulut kita berkata, “Wawww” decap kagum pada keindahan yang merupakan ciptaan, bagaimana mungkin manusia tidak kagum pada Sang pencipta. Ya, manusia tidak ada kekagumam pada Dia karena mereka sudah memilih jalannya masing-masing, mereka lebih kagum pada kefanaan dunia, mereka kagum pada dirinya sendiri, kehidupan mereka dipenuhi tipu muslihat iblis.
Pada akhirnya Sang pencipta sendiri memunculkan keindahan-Nya ya, Dia mati di kayu salib itu adalah keindahan yang tiada tara apabila mata hati kita sudah disentuh oleh kelembutan-Nya suara-Nya, “SUDAH SELESAI.” Kabar baik sudah Yesus selesaikan dan kabar baik itu Injil yang memastikan keselamatan kita.
Keselamatan yang adalah pemberian gratis, tapi mahal harganya. Gratis karena Allah sangat tahu manusia yang narsis, sombong angkuh tidak akan pernah bisa membeli kasih anugerah Allah, tidak akan menemukan Allah sejati yang berkuasa pencipta langit dan bumi.
Maka Allah turun ke dunia, Allah sendiri menjadi manusia. Menebus kita sehingga kita kini bukan lagi budak kecintaan pada diri sendiri, kini kita yang percaya Yesus adalah hamba Allah, anak terkasih Allah.
Segala kemuliaan hanya bagi Allah, lalu apa tugas kita?
Ketika orang Kristen tidak mengabarkan Injil sudah bisa dipastikan Ia akan selalu jatuh dalam lubang yang sama. Yaitu kecintaan pada diri sendiri yang berlebihan. Maka berdoalah kepada Allah agar hati Anda dibakar oleh api Roh kudus, mempunyai kobaran yang kuat untuk mengabarkan Injil Allah kepada sesama melalui kasih yang diperlihatkan secara nyata. Semua itu bagi kemuliaan Allah.
"Sangatlah mengerikan ketika orang percaya jatuh dalam dosa ini, hal ini sama saja seperti berzinah dengan diri sendiri. Menyembah diri sendiri dan selalu memusatkan segala sesuatu tentang diri."
Kita dapat benar-benar memuliakan Allah, hanya ketika kita membenci dosa dan hidup bagi Dia, kita semakin mengasihi Dia yang lebih dulu mengasihi kita. Marilah di dalam tugas kita, hidup dalam kemuliaan Allah, pada saat yang sama. Kita adalah orang-orang percaya yang bertobat. Seperti yang dijelaskan oleh ~ JC Ryle
Sudahkah kita sendiri bertobat? Bagaimanapun, ini adalah pertanyaan yang paling mengkhawatirkan kita. Adalah baik untuk mengetahui apa yang diajarkan para rasul. Adalah baik untuk mengenal seluruh sistem doktrin Kristen.
Tetapi jauh lebih baik untuk mengetahui pertobatan melalui pengalaman dan merasakannya di dalam hati kita sendiri. Semoga kita tidak pernah beristirahat sampai kita tahu dan merasa bahwa kita telah bertobat! Tidak ada orang yang tidak bertobat di kerajaan surga. Semua yang masuk ke sana telah merasakan, meratapi, meninggalkan, dan mencari pengampunan atas dosa. Ini harus menjadi pengalaman kita, jika kita berharap untuk diselamatkan.
Ketika semuanya tentang Diri sendiri.
Ketika berdoa, maka semuanya tentang saya harus mendapatkan. Ketika melayani semuanya tentang saya yang harus dihormati. Ketika saya memberi semuanya tentang saya yang harus menerima berlipat-lipat. Ketika hidup harus memuliakan dan menyembah Tuhan, semua itu tentang saya yang rohani. Inilah kesesatan yang ada di dalam diri kita, kita kira bahwa hidup tentang kita dengan segala keinginan kita.
Kawanku mari kita renungkan hal yang sangat penting ini, narsisme begitu berbahaya. Saya mengambil Yohanes 19:30, karena saya ingin kita memandang kepada Kristus. Kristus yang mengasihi dan menebus kita, Ia yang berkata “SUDAH SELESAI”. Puncak dari cinta sejati oleh Allah pencipta langit dan bumi. "Kita telah gagal mencintai diri kita, kita haruslah bertobat dari rasa cinta pada diri sendiri yang salah dan sesat."
"Kita telah gagal mencintai diri kita, kita haruslah bertobat dari rasa cinta pada diri sendiri yang salah dan sesat."
Kita ditebus diselamatkan dari dosa, hukuman dosa, bukan karena kita layak untuk diselamatkan, tapi itu semua karena Allah yang dengan rela memberikan belas kasih-Nya bagi kita. Ia tahu pasti ketika kita mencintai diri secara berlebihan kita hanya akan berjalan kepada kebinasaan kekal. Maka penerapan bagi kita, adalah penyerahan diri kepada Yesus agar Ia saja yang mencintai diri kita, dan memimpin kita kepada diri-Nya. Memang akan ada harga yang harus dibayar akan sangatlah sakit ketika Yesus menjadi pusat hidup kita, dunia membenci kita, namun kasih Yesus benar-benar nyata bagi hidup kita.
Dosa, adalah musuh terbesar hidup kita, dosa adalah perbudakan. Kuasa dosa mengikat setiap kita dan membawa kita pada kutuk karena kita telah memberontak terhadap Allah. Masalah dosa, telah diselesaikan oleh Kristus di atas salib, melalui diri-Nya yang ditimpakan dosa dan murka karena dosa. Kita yang percaya kepada-Nya menerima kebenaran dan kekudusan Kristus, maka dari itu, kita sekarang dapat hidup bertobat, memuliakan Yesus dan terus diubahkan untuk semakin serupa dengan Dia.
Saya berdoa kiranya Allah yang kaya dengan rahmat dan kasih karunia itu melawat roh kita, menghancurkan kebijaksanaan kita dan menjadikan kita emas yang murni, kita semakin seperti Yesus kita memandang kepada Yesus saja, mencintai Yesus saja dan menerima kebijaksanaan dari Yesus saja, Yesus yang berkata, "SUDAH SELESAI." AMIN
Posting Komentar untuk "Yohanes 19:30 "SUDAH SELESAI" Penyelesaian Masalah Dosa"
Silahkan Berkomentar