Renungan Matius 4:18-20 Respon Kepada Sang Guru yang Berbelas Kasih
Ayat Alkitab Matius 4:18-20; 9:9
Respon Kepada Sang Guru yang Berbelas Kasih
Belajar tentang watak sedia belajar melihat bagaimana awal Yesus memanggil Petrus dan Andreas “ mari ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
Matius 4:18-20 (TB) 18 Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. 19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." 20 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
Matius 9:9 (TB) Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: ”Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.
Mereka tidak berpikir panjang, tidak berpikir tentang untung rugi, tidak memakai kekurangan pribadi mereka sebagai penghalang tetapi mereka langsung mengikuti Yesus, sikap sedia yang begitu tinggi. Mereka melihat tujuan hidup yaitu seorang Guru yang berkuasa, penuh wibawa namun sangatlah sederhana. Ini adalah tujuan dari Sang guru yang rendah hati, Sang guru yang berpendidikan namun tidak diam dalam kenyamanan dengan jubah-jubah keagamaan. Tetapi datang kepada setiap orang-orang pinggiran membawa kedamaian yang sejati. Setiap daya Tarik yang Yesus tunjukkan kepada para penjala ikan, membuat hati mereka bergetar.
Terdengar dari kejauhan bahwa ada seorang guru Yahudi yang tidak hanya pandai saat menjabarkan Taurat. Tetapi Ia guru Yahudi yang mengeluarkan perkataan yang mengetarkan hati. Guru itu menyatakan kuasa-Nya dihadapan mereka, dan setelah semua yang telah Ia lakukan.
Dengan lembut Sang guru berkata, “kamu akan menjadi penjala manusia” sebuah undangan yang mungkin saja mereka nantikan selama ini. Hal itu seperti sebuah mimpi yang menjadi nyata. Sang Idola pada waktu itu memberi tawaran untuk mengikuti-Nya.
Undangan itu bagi Anda dan saya
Sekarang mari kita diam sejenak dan berpikir, kapan terakhir suara lembut itu kita rasakan. Sudahkah kita benar-benar menerima Injil itu untuk terus menerus mengasihi kita. Sudahkah Injil Sang guru itu mengubahkan kita dan menjadikan kita penjala manusia.
Hal paling utama dari kejadian ini, dari cerita indah Sang guru dan para nelayan tanpa Pendidikan adalah tentang dasar dari perjalanan pembentukan watak setiap penjala manusia atau pembawa berita sukacita.
Tuhan manusia yang telah menebus umat-Nya dari dosa mereka. Semua dosa Anda dan saya telah Ia tanggung, setiap robekan daging, aliran darah dan semua luka yang dihujani keringat rasa perih itu, merupakan dosa-dosa Anda dan saya yang ditimpakan kepada-Nya.
Seperti sebuah kembang api yang dibakar demikianlah apa yang ada di dalam hati, terpercik secara cepat dan membakar hati. Kelemahlembutan, tidak adanya kemunafikan, dan dipenuhi belas kasih. Hal-hal inilah yang Petrus dan Andreas lihat dan mereka rasakan dari Yesus.
Pemungut cukai yang haus
Matius 9:9 (TB) Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku.”
Ketika itu ada seorang pemungut cukai yang sangat merindukan sentuhan kasih. Mungkin saja ia begitu sering mendatangi guru-guru Yahudi lainnya dengan uangnya ia membayar para guru itu untuk memuaskan kekosongan jiwanya.
Namun yang ia dapatkan tetaplah kekosongan dan rasa haus yang teramat sangat.
Pada waktu ia mungkin saja ia pernah melihat Yesus, atau hanya mendengar dari orang lain tentang Sang guru yang bukan uang dan penghormatan yang Ia cari. Guru ini sangatlah berbeda Ia mencari jiwa yang membutuhkan belas kasih.
Hati Matius bergetar Ketika memandang mata Guru tersebut. Dalam mata-Nya terlihat ketulusan, kasih yang berasal dari sorga, bukan kasih yang untuk mendapatkan uang tetapi kasih yang sungguh mencari jiwa yang haus dan lapar seperti Matius.
Matius sejenak tersadar bahwa semua usahanya untuk mendapatkan uang, dan dengan uang itu ia berusaha untuk memuaskan jiwanya ternyata semua itu sia-sia. Bila bukan Allah yang berinisiatif maka sudah dipastikan Anda dan saya binasa.
Ketika Matius mendengar undangan itu, Ia dengan semangat. Ia tiba-tiba melihat sebuah tujuan hidup, Ia menemukan sumber dari kedamaian sejati, yang ia tidak pernah dapatkan dari harta yang ia kumpulkan selama ini.
Matius langsung mengikut Yesus, tidak memikirkan akan pekerjaannya lagi. Bisa saja dia jadikan sebagai alasan untuk tidak mengikut Yesus, namun keindahan Yesus mengalahkan semua keindahan yang ia perjuangkan selama ini.
Saya membayangkan betapa puasnya Matius pada waktu itu. Ia benar-benar menemukan harta berharga. Harta kekal yang mendatanginya. Inilah anugerah Allah, kasih menjadi manusia menebus Anda dan saya. Memberi undangan untuk mau dikasihi oleh-Nya.
Meninggalkan dusta ular, dan segala janji-janji palsu yang berujung pada rasa lapar dan haus dan tak terpuaskan. Dan ia temukan kepuasan dalam Yesus.
Pekerjaan pemungut cukai ( pekerjaan yang sangat dibenci oleh orang yahudi ) dialah yang diberi kebebasan untuk mengatur pajak setiap orang dan berapa keuntungan yang ia dapatkan dari setiap orang, tapi ketika dipanggil Yesus ia rela meninggalkan itu semua tanpa kompromi, tanpa pikir panjang yang ada hanya kata, “siap dengan senyum puas karena yang ia dambakan selama ini terwujud.”
Injil bagi Anda dan saya
Sang Firman itu sekarang datang membawa keindahan-Nya kehadapan Anda. Maukah Anda mengakui bahwa apa yang Anda perjuangkan selama ini sia-sia. Dan menyerahkan diri Anda untuk dikasihi-Nya. Hal ini bukanlah untuk Anda mendapatkan harta fana melainkan kehidupan yang intim Bersama kekasih hati atau cinta sejati dan melakukan setiap visi-Nya.
Tetapi hal ini adalah pengakuan untuk bisa menikmati harta kekal dalam persekutuan pembacaan Alkitab Anda dan setiap doa Anda adalah pujian dan pujian untuk pribadi mulia yang telah menebus Anda.
Doa-doa yang berpusat pada Injil, doa yang selalu berdasar akan kehausan, dan lapar akan Firman. Doa yang sangat rindu untuk nama-Nya saja dimuliakan. Doa yang selalu berfokus pada jiwa-jiwa untuk dijangkau sehingga berlipatgandaan untuk kemuliaan kekasih hati Anda dan saya bertambah.
Tuhan tolong kami untuk selalu sdia, siap dengan panggilanMu, tidak mencari2 alasan, tidak memakai kekurangan diri sebagai alasan untuk tidak mengerjakan perintah-Mu apalagi bermalas-malasan (Yosua 18:3 ; Hakim2 6:14-17 ; Kel 4:10), kami menyadari bahwa kami sangat berpotensi terhadap hal-hal ini.
Terkadang susah bagi kami karna yang kami hadapi adalah manusia, apalagi jika ia berbeda pandangan dengan kami. Tuhan tolong kami bahwa kesediaan selalu berjalan lurus dengan ketaatan.
Kiranya Anda sadar bahwa Yesus mengundang Anda dalam kemuliaan-Nya untuk ikut dengan-Nya. Hidup dalam pelatihan watak, sehingga Kristuslah pusat hidup Anda. AMIN
Petrus, Andreas dan Matius mengajarkan akan nilai kesediaan yang sangat tinggi, mereka harus meninggalkan profesi mereka, kenyamanan hidup mereka, kesukaan mereka dan masuk ke dalam apa yang mungkin mereka tidak sukai. Lebih dari itu mereka telah mengajarkan kepada kita akan kerelaan yang hakiki Kesediaan atau kerelaan. Soli Deo Gloria.
Posting Komentar untuk " Renungan Matius 4:18-20 Respon Kepada Sang Guru yang Berbelas Kasih"
Silahkan Berkomentar