Renungan Lukas 15:1 Pemberontak yang Dikasihi
Lukas 15:1 Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.
Ketika menikmati Yesus maka kita pasti akan melakukan visi Yesus
Pada bagian kali ini kita akan belajar hati Yesus dan diri kita sebagai orang berdosa dan pemungut cukai. Yesus dikenal sebagai guru agama Yahudi di Israel. Pada masa-Nya ada 10 kali dalam kitab Lukas Yesus dipanggil sebagai seorang guru.
Orang-orang Yahudi tidak akan memanggil orang yang tidak berpendidikan dengan sebutan guru. Bahkan orang Farisi dan ahli Taurat pun mengakui Yesus sebagai guru.
Para pemungut cukai adalah musuh masyarakat dan para guru-guru Yahudi, ahli Taurat, orang Farisi, dan orang Saduki. Mereka dibenci karena para pemungut cukai berpihak pada bangsa Romawi yang saat itu Romawi sedang menjajah Israel. Lebih jelasnya para pemungut cukai adalah pekarja yang memungut pajak pada masyarakat dan mereka meminta uang sesuka hati. Karena itulah mereka dibenci.
Yesus begitu dihormati dan disenangi orang banyak. Karena Yesus adalah seorang berpendidikan dikalangan guru-guru Yahudi yang berbeda. Dia mau menerima orang berdosa dan pemungut cukai yang kita tahu bahwa mereka tidak diterima oleh guru-guru Yahudi lain untuk belajar. Maka orang-orang terpinggirkan ini secara agamawi mengambil kesempatan setiap saat mendengarkan Sang Guru Agung yang lembut dan rendah hati. Bahkan setiap perkataan-Nya penuh kuasa.
Lukas 5: 32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.
Lukas 15:1 Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.
Mari kita perhatikan baik-baik dan renungkan bahwa orang berdosa dan pemungut cukai itu adalah kita, betapa kita ini sebenarnya sedang dalam pencarian yang sia-sia dalam dunia ini. Saat kita tidak menemukan harta berharga kita yang sejati. Adakah kita juga haus dan lapar akan Firman Tuhan seperti mereka. Adakah kita sadar bahwa kita ini orang yang tersesat tanpa arah saat Yesus bukan tujuan kita.
Saat Yesus bukan yang kita dengarkan dan kita teladani, maka kita tetaplah orang berdosa dan para pemberontak ulung yang pada akhirnya pasti akan dibuang ke dalam nereka. Tetapi puji Tuhan Yesus datang bukan untuk orang-orang baik dan beragama tetapi ia datang untuk kita yang berdosa ini. Dari kita kecil, kita sudah memberontak dan diperbudak oleh dosa.
Mengapa Yesus mau berhadapan dengan semua orang berdosa itu? Mengapa Ia begitu lembut terhadap mereka? Jawabannya karena Ia, Yesus tahu bahwa seluruh hukuman dosa mereka, atau seluruh hukuman dosa kita, yaitu cawan murka Allah, Yesuslah yang akan menanggungnya Dia akan merasakan seluruh murka Allah. Keterpisahan dari pribadi yang Yesus kasihi itulah penderitaan sejati.
Yesus mengasihi Allah Bapa, tetapi ketika semua kebusukan kita, kebobrokan kita dan semua pemberontakan kita ditimpakan kepada Yesus.
Allah Bapa memandang Dia sebagai manusia berdosa sehingga Allah menimpakan seluruh murkanya pada Yesus.
Roma 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Yesus telah diserahkan untuk kita, dan ada undangan untuk bertobat. Panggilan untuk menikmati Dia. Untuk hidup sesuai dengan rencana Agung Allah. Kehidupan yang menghidupi Amanat Agung Yesus yaitu mempuyai keturunan secara Rohani. Dengan sengaja mengasihi orang berdosa lain.
1 Petrus 2:21-22 21 Sebab untuk itulah kita dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu supaya kamu mengikuti jejak-Nya. 22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
Tipu tidak ada dalam mulut Yesus dan sekarang ketika kita sudah sadar bahwa kita telah ditebus dan kita bertobat maka yang menjadi tujuan utama kita adalah mengikuti jejak Yesus.
Lukas 21:38 Dan pagi-pagi semua orang banyak datang kepada-Nya di dalam Bait Allah untuk medengarkan Dia.
Pagi-pagi dan setiap saat, kita akan selalu haus akan Dia. Dan biarlah pikiran kita hanya memikirkan-Nya setiap saat. Setiap tujuan kita kini kita arahkan sesuai tujuan Allah yaitu mengasihi orang berdosa lainnya. Mencintai pemungut cukai lain yang masih diperbudak oleh belenggu dosa.
Mengikuti jejak Yesus berarti datang untuk mendengarkan Dia setiap saat. Merindukan untuk semakin serupa Yesus, cinta sejati kita, saat kita semakin serupa Yesus kita tahu selama Yesus di bumi Ia memuridkan, mencari murid, membuat murid, dan mengutus murid untuk memuridkan lagi. Maka memuridkanlah visi utama kita sejalan dengan itu kita terus menikmati Yesus setiap saat. Memuridkan orang berdosa dan pemungut cukai di sekitar kita. berpusat pada Injil sebagai berita utama kita.
Posting Komentar untuk "Renungan Lukas 15:1 Pemberontak yang Dikasihi"
Silahkan Berkomentar