Renungan Khotbah Tentang Kelahiran Yesus Kristus
Lukas 1:31-33 (TB) Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”
Sebelum kita bersama-sama mendalami ayat di atas untuk mengambil setiap makna di dalamnya dan dapat menjadi penerapan praktis bagi kita. marilah kita meliha setiap fakta kelahiran melalui dengan penjelasan Matthew Henry di dalam tafsirannya sebagai berikut;
Di sini ada berita mengenai ibu Tuhan kita, yang melaluinya Juruselamat kita akan dilahirkan. Meskipun kita tidak berdoa kepadanya, kita harus bersyukur kepada Allah untuk ibu ini.
- Ia bernama Maria, nama yang sama dengan Miriam, saudara perempuan Musa dan Harun. Nama ini berarti ditinggikan, dan memang betapa ditinggikannya dia karena dikaruniai di antara semua putri-putri keluarga Daud.
- Maria adalah putri keluarga bangsawan dari garis keturunan Daud. Baik dia maupun semua teman-temannya mengetahui status tersebut, karena ia memiliki nama dan hak keluarga Daud, meskipun miskin dan rendah derajatnya di dunia ini.
- Melalui pemeliharaan Allah serta kepedulian bangsa Yahudi, ia dimampukan untuk menjaga garis keturunan atau silsilahnya, sehingga lebih mudah ditelusuri, dan selama janji tentang Mesias dalam proses penggenapan, silsilah tersebut sangat berharga untuk dipelihara. Tetapi untuk situasi sekarang, bagi mereka yang rendah derajatnya di dunia ini, memiliki garis keturunan bangsawan dianggap tidak layak disebut-sebut lagi.
- Dia seorang perawan, yang suci tanpa noda, dan bertunangan dengan seorang laki-laki yang juga dari garis keturunan bangsawan seperti dirinya, dan yang juga berasal dari status sosial yang rendah. Dengan demikian, dalam kedua hal ini mereka memiliki kesetaraan (yang merupakan hal yang tepat bagi mereka).
- Laki-laki tersebut bernama Yusuf, dan juga berasal dari keluarga Daud (Mat. 1:20). Ibu Kristus adalah seorang perawan, karena Kristus tidak akan dilahirkan melalui cara kelahiran biasa, tetapi melalui mujizat. Ia memang harus dilahirkan dengan cara demikian, agar meskipun Ia harus mengambil bagian dalam natur (sifat alami) manusia, itu bukanlah natur manusia yang sudah rusak.
- Ia dilahirkan oleh seorang perawan yang bertunangan, siap untuk menikah, dan mengikat perjanjian untuk menghormati status pernikahan, agar pernikahan (yang merupakan suatu ikatan dalam kesucian) tidak dipandang sebagai aib dengan lahirnya Penebus kita dari seorang perawan.
- Maria tinggal di Nazaret, sebuah kota di Galilea, sebuah sudut terpencil di negeri itu, tempat yang tidak memiliki reputasi dalam hal keagamaan atau pengetahuan, namun berbatasan langsung dengan wilayah bangsa-bangsa kafir, dan karena itu dinamakan wilayah Galilea bangsa-bangsa bukan-Yahudi. Kenyataan bahwa sanak keluarga Kristus tinggal di tempat bangsa-bangsa lain ini menunjukkan bahwa anugerah juga diperuntukkan bagi bangsa bukan-Yahudi.
- Dr. Lightfoot mengamati bahwa Yunus dilahirkan sebagai orang Galilea, Elia dan Elisa sangat akrab dengan Galilea, dan mereka semua dikenal sebagai nabi bangsa-bangsa lain. Malaikat diutus kepada Maria yang berasal dari Nazaret. Perhatikanlah, tempat terpencil atau tempat yang tidak ternama tidak boleh menjadi suatu alasan untuk berburuk sangka terhadap orang-orang yang kepadanya Allah berkenan. Malaikat Gabriel membawa pesan kepada Maria yang ada di Nazaret, wilayah Galilea, dengan sukacita yang sama seperti ketika ia membawa pesan bagi Zakharia di Bait Suci yang ada di Yerusalem. (Alkitab-Sabda)
1. Kebesaran, kemuliaan Kristus; Keselamatan
Kedatangan Kristus atau Mesias adalah kedatangan yang ditunggu-tunggu oleh bangsa Israel. Kedatangan seorang raja yang diurapi dan sangat diharapkan dapat membawa bangsa Istrael untuk memimpin dunia, membawa mereka pada kejayaan masa lalu seperti yang dilakukan oleh raja Daud, raja Salomo. Dua raja yang sangat terkenal dikalangan mereka, bahkan dunia pada masa itu.
Kristus yang mereka harapkan, adalah Kristus duniawi, Kristus berdasarkan keperluan fana dan keegoisan politik suatu bangsa. Yang mereka pikirkan adalah diri mereka sendiri, bangsa mereka dan kehidupan mereka yang diharapkan data menikmati kemegahan dunia ini. Bukan kemuliaan yang seperti ini, yang ingin Allah nyatakan melalui Kristus sejati yang berasal dari diri-Nya.
Kristus sejati, datang dari tempat yang terpencil, Ia datang dari keluarga yang sederhana. Dari seorang ayah yang bekerja sebagai tukang kayu. Yesus yang adalah Kristus itu datang dari kelangan bawah. Dia bukanlah raja seperti yang mereka harapkan, Dia juga bukan orang yang terkenal seperti yang diharapkan dan Dia adalah seseorang yang dikenal lahir di kandang domba.
Semua kemuliaan yang ada pada Yesus, kita dapat lihat, renungkan dan pikirkan dengan baik. Semua itu bertolak belakang dengan apa yang manusia pikirkan. Yesus tidak datang untuk hidup mulia seperti keinginan manusia, Dia datang ke dunia dengan kemuliaan yang berdasarkan kehendak Ilahi dari Bapa-Nya.
Dia mulia bukan karena keinginan manusia berdosa, terkutuk, pemberontak binasa. Yesus mulia karena mentaati kehedak Bapa-Nya, yang pasti Dia mulia bukan karena Dia membangun karajaan seperti Daud dan Salomo. Dia muliakan karena menjuadi sangat hina, menjadi hukuman, dilecehkan dan pada akhirnya mati di atas kayu salib. Inilah Mesias atau Kristus yang berasal dari TUHAN pencipta langit dan bumi.
Dia adalah Anak Allah, Dialah yang menjadi penebus dosa umat Allah. Saudaraku yang kekasih kita jauh lebih berdosa dari apa yang dapat kita ketahui, kita adalah pemberontak-pemberontak yang sangat layak untuk binasa. Tujuan utama Kristus ke dalam dunia, untuk memuliakan Allah, melakukan pekerjaan yang sepurna yang tidak dapat satu pun manusia dapat lakukan.
Lagi Pula Paulus dengan sangat baik dan jelas, memberikan penjelasan tantang manusia. Di dalam Roma 3:10-18;
Roma 3:10-18 (FAYH) 10 Seperti dikatakan dalam Kitab Suci,
“Tidak ada seorang pun yang benar di hadapan Allah—
seorang pun tidak!
11 Tidak seorang pun yang mengerti
dan berbuat kehendak Allah.
12 Semua orang sudah murtad dan sesat.
Di mana pun tidak ada orang yang selalu melakukan hal-hal yang benar;
seorang pun tidak.”
13 “Kata-kata mereka buruk dan kotor seperti bau busuk dari kubur yang terbuka.
Lidah mereka penuh dengan dusta.
Segala yang mereka katakan mematikan seperti bisa ular.”
14 “Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah dan kebencian.”
15 “Mereka main bunuh dan membenci siapa saja yang tidak sependapat dengan mereka.
16 Ke mana pun mereka pergi, mereka menimbulkan kesedihan dan kekacauan,
17 dan mereka tidak tahu jalan menuju perdamaian.”
18“Mereka tidak menghormati Allah.”
Kepada Yesus yang mulia itu, kepada Yesus yang hidup benar dan sempurna itu. Yesus yang telah taat kepada Allah Bapa dengan sangat sempurna. Ditimpakan semua pemberontakan manusia seperti yang tertulis di dalam Roma 3:10-18, sehingga seolah-olah Yesus adalah manusia yang paling berdosa, sehingga Dia layak menerima semua hukuman dan ditimpakan kepada-Nya murka Allah. disalibkan Yesus, dihina, dihancurkan, ditinggalkan dan mengalami kesendirian dan kengerian dosa yang mematikan, membinasakan, Yesus ditimpa kutuk yang mematikan jiwa. Ini adalah keterpisahan dari Allah bapa dan ini sangatlah mengerikan.
Kemuliaan Kristus inilah yang menjadi pusat kehidupan Kekristenan kita, kita memperingati hari natal. Haruslah melihat pada kemuliaan Yesus di mana Ia disalibkan, untuk membebaskan kita yang mati, menyedihkan dari perbudakan dosa. Ketika kita percaya kepada-Nya, ketika kita menerima Dia menjadi Tuhan dan juruselamat atas diri kita sendiri.
Melalui ketaatan Yesus hingga mati disalibkan. Ia menerima kemuliaan, kehidupan baru dan umat yang diberikan kepada-Nya untuk menerima kemuliaan keselamatan yang berasal dari diri-Nya. Filipi 2:9-10 “Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya (Yesus) nama diu atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan, “bagi kemuliaan Allah, Bapa!”
Marilah kita memiliki kehidupan yang benar-benar dipengaruhi oleh kemuliaan yang ada pada Kristus. Inilah yang menjadi penerapan praktis kita, untuk percaya bahwa Dia mengasihi kita, baiklah kita memberikan seluruh hidup, cita-cita dan keinginan kita kepada Dia, untuk mengijinkan Dia bekerja mengubahkan arah hidup.
Sehingga yang mulia bagi Allah adalah mulia bagi kita, sehingga hikmat dunia yang tertanam dalam di pikiran kita, dicabut. Dan kita sekarang mengenakan pikiran Kristus, kita sekarang bersekutu dengan Dia dan kita sekarang ada dalam Dia bagi kemuliaan-Nya sampai selama-lamanya. Kita diselamatkan oleh Kristus dan hidup untuk Kristus.
2. Pemerintahan Kristus yang tidak berkesudahan
Ini adalah pengharapan akhir zaman tujuan dari kehidupan Kekristenan kita, di mana Yesus yang kita sembah, Yesus yang dimuliakan dan kehidupan kita untuk memberikan Dia. adalah Dia yang pada akhirnya datang sebagai Raja, Dialah yang memiliki kerajaan kekal, yang pemerintahan-Nya tidak akan pernah berakhir. Atas dasar kebenaran inilah Anda dan saya sekarang dapat benar-benar bersuka melayani Dia, memberitakan Dia dan hidup dalam kebenaran untuk selalu mengejar hidup yang kudus dan berkenan kepada-Nya.
Pemerintahan dan kerajaannya akan abadi Revolusi dapat menghancurkan kerajaan-kerajaan di bumi , tetapi kekuatan dan gerbang neraka dan kematian tidak akan pernah dapat menghancurkan atau melukai kerajaan Kristus. Miliknya adalah satu-satunya kekuasaan yang tidak akan pernah berakhir . Malaikat itu tampaknya merujuk pada Yesaya 9:7 ; Yesaya 16:5 ; Yeremia 23:5 ; Daniel 2:44 ; Daniel 7:14 . Semua nubuatan itu berbicara tentang kemuliaan, luas, dan keabadian kerajaan Injili. Kerajaan kasih karunia dan kerajaan kemuliaan membentuk pemerintahan Kristus yang tidak berkesudahan. Dalam Komentarnya Adam M. Clarke, 1830 https://www.studylight.org/commentaries/eng/acc/luke-1.html#verse-32
Kehidupan yang tidak berkesudahan, kehidupan yang indah bersama keindahan Yesus yang sempurna. Inilah pengharapan kita, inilah sukacita natal yang seharusnya benar-benar direnungkan setiap kita secara pribadi, bahwa Dia adalah Allah yang kekal, berkuasa dan selamanya menjadi miliki kepunyaan kita.
Dia yang telah membebaskan kita dari dosa, maka dari itu kita pada waktunya akan memerintah bersama-sama dengan Dia. Di dalam pemerintahan Yesus, keadilan selamanya ditegakkan, kasih selamanya menjadi paling utama dan kehidupan yang bersukacita karena Tuhan adalah tujuan dari setiap hembusan napas, kehidupan baru dan kekekalan di dalam Yesus.
Yesus Sang Natal, adalah pusat dari perenungan kita, kehidupan kita yang disalibkan bersama dengan Dia dan telah dibangkitkan bersama Dia. membawa kita pada kedalaman makna natal, kasihu natal dan keadilan yang ada pada natal. Sehingga hati dan pikiran kita hanya tertuju pada Kristus untuk menyatakan kemuliaan Kristus. Soli Deo Gloria.
Posting Komentar untuk "Renungan Khotbah Tentang Kelahiran Yesus Kristus"
Silahkan Berkomentar