Puisi Rohani Pendek
1. Tidak Ada yang Perlu Diperjuangkan
Bergumul selama beberapa bulan
Temukan jawaban untuk mengasihi
Kasih jangan pura-pura
Kasih yang berlandaskan salib
Betapa ini sulit, daging memberontak
Perasaan yang tidak nyaman
Ingin berjuang dengan cara sendiri
Tetapi tidak ada kuasa
Betapa pertobatan membawaku
Untuk melihat Yesus menjadi lebih utuh
Dia Pribadi pemilik hidupku
Dialah yang layak menerima semua taatku
Sampai pada titik tekunlah berdoa
Berdoalah dengan tekun dan berdoalah
Betapa ini melelahkan di dalam perasaan
Tetapi ada keindahan tidak terhingga
Yesus membawaku pada titik
Di mana semua perjuangaku sia-sia
Bahwa cinta adalah kebebasan sejati
Memberikan arah bagi kehidupan
Membangun dan membawa pribadi kepada-Nya
Mengenal Dia dan melihat keindahan Injil
Yesus, Engkau Tuhan yang bijak
Membawa sih bodoh ini pada hikmat
Kelimpahan yang nyata
Dari Pribadi sempurna yang selalu ada bersama
2. Berada Di Lorong Gelap
Berkali-kali aku ada dalam kegelapan itu
Tersesat dan tidak tahu harus kemana
Semuanya seketika menjadi kabur
Aku lemah dan putus asa
Segala yang jahat terlihat jelas
Pikiran itu, perasaan itu, kematian itu
Rasa bersalah itu
Penyesalan itu dan luka itu
Berkali-kali ingin sembuh
Namun daging tidak membiarkannya
Ia ingin selalu masuk dalam kegelapan
Betapa rusak dan najis diriku
Ooo, Tuhan adakah kasih karunia untukku
Masih adakah pengampunan untuk sih keji ini
Aku lemah dalam diriku
Aku melihat sisi gelap paling jahat itu
Ia berbisik dengan kengerian senyuman jahatnya
Bahwa hidupku milikku, bahwa perasaanku itu baik
Bahwa apa yang aku pikirkan itu benar
Bahwa Tuhan itu jahat dan tidak akan datang untukku
Aku ada dalam Lorong galap
Terselibut lumut yang dipenuhi serangga
Terjerat lumpur kematian yang mengisap
Terhempas hingga tidak berdaya
Tetapi panggilan lembut itu
Datanglah pada cahaya kecil harapan
Ada salib di mana Tuhan mu di hancurkan
Penebusan bukan untuk orang kudus
Melainkan untuk orang yang sangat rusak sepertiku
3. Melihat Kemuliaan-Nya
Ini tentang Dia
Tujuan hidup setiap manusia
Semua kita menginginkan keindahan
Kita ingin kemuliaan
Di manakah kita dapat menemukan itu
Hanya melalui kasih karunia
Melihat kemuliaan Allah di dalam Yesus
Memberikan kepuasan bagi jiwa
Hai jiwaku berdiamlah
Diamlah dalam anugerah kasih-Nya
Nikmatilah kebesaran Pribadi-Nya
Hanya Dia yang dapat memuaskan
Setiap manusia diciptakan untuk-Nya
Setiap hati dan pikiran haruslah memikirkan-Nya
Nikmatilah Dia wahai jiwaku
Sang Kasih yang telah memberikan diri-Nya
4. TUHAN Tolong Aku
Gampang bagi hati ini untuk menyukai
Gampang untuk berkata, “AKU CINTA”
Tanpa memikirkan dan melihat hidup
Terjebak dalam ruang perasaan yang menggila
Gejolak yang membawa kesenangan
Tetapi kepalsuan yang hinggap dan mematikan
Bapa yang baik, tolonglah anak-Mu yang bodoh
Yang berpikir dengan ketololan
Mengandalkan apa yang seharusnya disangkal
Karena ketika menemukan cinta
Yang aku kenal, adakah aku dapat menjaganya
Cinta sejati itu ada
Tapi aku bertanya-tanya
Dapatkah aku menjaganya
Betapa aku tidak dapat
Aku pendosa yang penuh nafsu
Ingin bersenang-senang
Dan sering berdusta pada-Mu
Bapa tolong aku
Tidak ada yang dapat aku berbuat
Jika melihat hati dan pikiranku
Tetapi Engkau terlalu berkuasa
Kau yang telah memiliki hidupku
Tolong aku
Mampukan aku menjaga cinta
Mampukan aku menjaga hati yang dari-Mu
Tolong aku untuk dapat hidup
Bersama seseorang yang Kau berikan
Dengan kesetiaan
Sama seperti Yesus yang disalibkan
Untuk cinta-Nya pada gereja
Mampukan aku seperti Yesus
Tuhan sekali lagi aku berseru
Melalui puisi ini, “TOLONG AKU”
Agar nama-Mu saja melalui pernikahanku
Menerima kemuliaan
Anakku menerima kehidupan baru
Ditemukan oleh kasih karunia melimpah dari-Mu saja
Mendapati pernikahan
Sebagai tempat di mana
Keturunan rohani dilahirkan
5. Meletakkan Himpunan Perasaan
Berjalan di Lorong gelap perasaan
Menangkap bayangan di luar jangkauan
Merasakan pedihnya ketakutan
Mengikuti jejak jejak gelap pikiran
Betapa ini meresahkan dan tidak terkatakan
Melupakan namun tetap ada rasa yang datang
Untaian kalimat, menghiasi telinga sih bodoh ini
Hingga ia meletakkan perasaan di bawah kuasa Kedaulatan
Kini mengerti bahwa semua yang buruk
Adalah yang baik berasal dari Tuhan
Menikmati kekuasaan Tuhan yang menyerap dalam diri
Melegakan hati yang merasa ketakutan
Melihat kebesaran Tuhan, dalam gelapnya Lorong
Cahaya kecil hadir, memberikan kuasa untuk menerangi
Yang telah lama ditinggalkan dalam kegelapan
Ini tentang penyerahan diri dan ketaatan sih bodoh bebal
Hingga melihat kuasa yang melambungkan
Semua kekwatiran hidup
Melihat penyertaan yang tidak terkira
Melenyapkan ketakutan dalam kesementaraan hidup
Kini aku dapat berkata, “pertolonganku dari Tuhan.”
Kini aku diam dalam tenang
Melihat hidupku aman dalam tangan Tuhan
Kini kuasa dan kebenaran melingkupi
Terang itu, menyinari setiap perjalanan
Sih bodoh yang seringkali khawatir
6. Lelah Benar Lelah
Mata yang pedih
Menunjukkan jiwa yang lelah
Keluh tanpa batas
Di dalam diri yang berteriak kesakitan
“Tuhan tolong aku yang lemah ini”
“Tolong aku yang tidak dapat berbuat apa-apa”
Tuhan aku asap, bagai uap
Lenyap dalam kelamnya sandiwara hidup
Dalam himpunan keinginan, terpeleset dalam duka
Merasakan sakitnya diri, tanpa henti merintih
Lelah, memang sangat lelah
Namun jika berhenti, saiapa yang melanjutkan?
Mengejar kesenangan yang tidak pasti
Selalu ingin yang gampang, terjebak dalam hinanya kehidupan
Kemalasan yang meraja lelah
Puisi ini tentang kelah yang tidak kenjung usai
Tentang rasa hampa yang bisa saja menderita
Betapa hati, dilanda lara lelah merana
Mau menemukan apa yang nikmat
Waktuku untuk beristirahat
Betapa waktu-waktu ini, memberikan pelajaran
7. Melihat Penderitaan
Terhempas terbentur dan tidak berdaya bahkan terengah-engah
Mempelajari semua yang terjadi terasa sia-sia
Bila datang batu besar, menghantam leher hingga tidak berdaya
Betapa fana manusia, betapa sementaranya kehidupan
Lelah dirasa, bukanlah tanpa sebab dan tapa makna
Tetapi keluh dalam reluk jiwa karena penderitaan
Tidak akan dapat dijauhkan, ia datang tidak diundang
Bisakah rasa sakit disembuyikan seperti sebuah kebohongan
Dapatkah penderitaan dimanipulasi
Dapatkah semua derita ini dibawa untuk sebuah guyonan
Lelah ini dapatkah menjadi canda yang memberikan kegembiraan
Sakit yang diderita manusia, dapatkah menjadi rasa manis yang menyenangkan
Manusia ada bagai uap, hilang dalam sejenak saja
Dan tidak akan kembali
Mengejar yang ada terlihat sekarang
Pada akhirnya berakhir membusuk di kuburan
Adakah yang lebih indah dan mulia
Dari daging busuk yang tidak bernyawa saat ini
Betapa penderitaan manusia
Memberitahukan satu realita
Adakah Sang Pencipta itu
Mau merasakan derita yang sama
Jika Dia ada di Surga dan tidak pernah
Merasakan apa yang ciptaan-Nya rasakan
Jika demikian, jika Dia makan enak di Surga
Lalu berjanji memberikan apa yang aku mau
Bahkan Surga, menambahkan aturan-aturan
Membuat anak manusia semakin binasa
Ku rasa dia tuhan yang gila, jahat dan tidak bertanggung jawab
Untuk apa kau menciptakan jiwa hanya untuk menderita
Untuk apa sebuah aturan jika jiwa akhirnya menjadi mayat
Untuk apa kau utus para pemberita tentang-mu berkata kau berkuasa
Tapi hanya untuk mengecap penderitaan manusia, engkau enggan
Tetapi, Alkitab memberikan fakta yang sempurna dan mengubahkan paradigma
Tuhan itu bukan hanya menderita, Dia hidup sempurna untuk manusia
Dia menderita bahkan penderitaan yang tidak layak Ia terima
Ia menjadi hina, betapa Tuhan ini indah
Tuhan yang di Alkitab beritahukan berkuasa Bukan karena duduk di tahta
Tetapi karena salib yang membara
Membakar diri-Nya, hingga Ia benar-benar hancur
Akhirnya aku melihat penderitaan, namun dengan sukacita dan cinta kepada sesama.
8. Beban yang Terangkat
Bebas tanpa henti bersukacita
Merasakan betapa ini nyata adanya
Dulu aku rasa mustahil, kini ini nyata adanya
Beban dosa, membuatku tidak dapat tidur dengan tenang
Rasa besalah, kutuk dan kematian menghampiri
Hidup yang semakin gelap dan jiwa yang tidak berdaya
Betapa kasih ini, memperkaya, menghidupkan
Bekasihan yang tercurah, dibukit kematian
Melambangkan jiwa yang mati dan merasa susah payah tidak menemukan jalan
Tersesat berabad-abad
Pujian akan keindahan Tuhan, penyelamat yang tersesat ini
Suci dan suci Allah saja yang layak dipuji
Terpana akan, keagungan dan kekaguman yang tidak pernah berakhir
Terpujilah Tuhan kini dan selamanya
9. Betapa Mulia-Nya
Sunyi memikirkan kasih, tenang dalam diri
Jika yang dibasuh oleh AIR YANG MURNI
Disalibkan dan bangkit
Betapa hati yang penuh dengan pujian
Kasih karunia yang tidak pernah habis
Selalu baru, pengampunan tersedia
Bagi pendosa yang layak binasa ini
Berlalulah waktu, bersama cinta Sang Penebus
Tuhan, yang layak menerima setiap pujian
Betapa muliaNYA, pemilik hidup dan jagat raya
Betapa berdebar hati, memikirkan cinta yang besar ini
Tuhan, pertemuan indah, merasakan dekapan kasih-Mu
Itulah kerinduanku
Berikan aku RahmatMU untuk selalu mengingikanMU
Berikan aku RahmatMU untuk selalu dapat memujiMU
Berikan aku RahmatMu untuk selalu dapat melayaniMU
Dan berikan aku RahmatMu untuk dapat selalu menikmatiMU
10. Kala Ku Mencari Damai
Kala hati sendiri, ku cari damai
Dalam kegelapan, menemukan terang
Untuk perjalanan dengan tujuan yang pasti
Hampa, menjaulah!
Karena karya, kematian yang bangkit
Memberikan harapan baru
Bagi jiwa yang merana dan kesakitan
Jalan terus berjalan dalam kemuliaan itu
Ini perjuanganmu Kristen yang menyedihkan
Janganlah pergi dari cahaya itu
Biarlah dekapan-Nya, memberikan sentuhan lembut
Hati yang keras dipecahkan untuk yang baru
Inilah cahaya terang dalam lembah kelam
Tongkat dan gada yang menuntun
Menuju kelimpahan di dalam Roti yang dari sorga
Oooo betapa berbahagianya
Tanpa henti melihat Dia dalam cinta
Cinta yang manis, lebih manis dan memuaskan
Yesus Tuhan menyatakan, kasih nyata dari sorga
Firman menjadi manusia, inilah harapan
Hati damai bersama-Mu, temukan kehangatan
10. Jalan Sepi
Benar kesendirian menghampiri diri
Cuaca panas tidak memberikan ampun
Rasa haus yang dalam dan takut yang kuat
Memberikan rasa, di balik kehampaan
Perjalanan ooo, perjalanan
Inilah aku MUSAFIR, jalan sepi dan melelahkan
Tidak ada yang mau, banyak yang mundur
Inilah kehinaan untuk kemuliaan
Memberikan hak hidup sampai tak ada
Tak ada yang bisa diberi lagi
Terhantuk batu, terjatuh dan berdarah
Berteriak kesakitan dan mengeluh
Terjangan dunia memberikan keraguan
Saat ku pandang salib-Nya, ya salib-Nya
Inilah keindahan dan kemuliaan
Inilah semua kebusukkan ku dan cinta-Nya
Ku berkata, inilah yang jiwaku cari
Perjalananku baru saja dimulai
Untuk sampai kota mulia, bersama Dia
Biarlah kerinduan hati ini hanya untuk-Nya
Jalan masuk menuju-Nya begitu sulit
Hati yang harus terkoyak dan diganti baru
Mata yang rusak, untuk melihat kemurnian
Kaki yang melangkah hanya untuk kemuliaan itu
11. Perasaan yang Rapuh
Betapa berkuasanya firman
Pondasi Baja dari sorga
Bagi manusia yang berpikir namun liar
Berperasaan namun rapuh
Betapa kenal Sang Firman adalah bijaksana
Melihat firman sebagai pondasi
Bagaikan portal yang indah
Menahan dari bahaya yang merusak
Setiap fokus yang salah
Diperbaiki hingga benar indah
Keindahan untuk kembali berfokus
Walau masih bimbangan
Bertanya-tanya dalam diri
Melihat firman dan membentengi diri
Melihat hati yang penuh dengan rasa
Melihat kedalam diri sendiri
Memuakkan memang
Namun baik adanya
Betapa rapuhnya perasaan
Ini bukan untuk pondasi
Hanya untuk kekaguman yang benar
Ditopang Injil
Merasakan indahnya kasih yang meluap
Dari diri kepada yang dikasihi
Dari Kristus yang disalibkan
Pondasi Baja dari sorga
Posting Komentar untuk "Puisi Rohani Pendek"
Silahkan Berkomentar