Injil yang Lain dan Rasul Setan Oleh : Arthur W. Pink
Oleh : Arthur W. Pink |
Injil yang Lain dan Rasul Setan (1)
Setan bukanlah seorang inisiator tetapi seorang imitator. Tuhan memiliki satu-satunya Putera—Tuhan Yesus, demikan juga Setan memilikinya—anak kebinasaan (2 Tesalonika 2:3). Ada sebuah Tritunggal kudus, dan ada yang menyerupai Tritunggal Kejahatan (Wahyu 20:10).
Kita membaca “anak-anak Tuhan,” demikian juga kita membaca anak-anak si jahat” (Matius 13:38). Bukankah Tuhan mengerjakan didalam anak-anak Tuhan baik kemauan dan pekerjaan yang menyenangkan Tuhan, kemudian kita diberitahu bahwa Setan adalah “roh yang saat ini bekerja didalam anak-anak pembangkang” (Efesus 2:2).
Ada sebuah “misteri kesalehan” (1 Timotius 3:16), demikian juga ada sebuah “misteri kelaliman” (2 Tesalonika 2:7).
Kita telah diberitahukan bahwa Tuhan oleh malaikat-malaikatnya “memeteraikan hamba-hambanya pada dahi-dahi mereka (Wahyu 7:3), demikian juga kita mempelajari bahwa Setan oleh agen-agennya membuat sebuah tanda pada dahi-dahi para pengikutnya ( Wahyu 13:16).
Kita telah diberitahu bahwa “Roh menyelidiki segala hal, ya, hal-hal tak terjangkau atau tersembunyi pada Tuhan” (1 Korintus 2:10), kemudian Setan juga memberikan “hal-hal tersembunyi”-nya (Wahyu 2:24- Yunani).
Kristus memiliki sebuah Gereja, kemudian Setan memiliki “sinagoga”-nya (Wahyu 2:9). Kristus adalah Terang dunia, kemudian Setan juga “bertransformasi menjadi seorang malaikat terang” (2 Korintus 11:14). Kristus telah menunjuk “rasul-rasul,” kemudian Setan memiliki rasul-rasulnya juga (2 Korintus 11:13). Dan ini menuntun kita untuk mempertimbangkan : “Injil Setan.”
Setan adalah kepala pemalsu. Iblis kini sibuk bekerja diladang yang mana Tuhan menabur benih yang baik. Dia berupaya untuk mencegah bertumbuhnya gandum oleh tanaman lain, ilalang, yang sangat menyerupai tampilan gandum.
Dalam sebuah kata, melalui sebuah proses imitasi dia bertujuan untuk menetralisir Karya Kristus. Oleh karena itu, seperti Kristus memiliki sebuah Injil, Setan memiliki sebuah injil juga; injil Setan merupakan pemalsuan dari Injil Kristus.
Sedemikian dekatnya injil Setan menyerupainya, yang meniru dan menyindir Injil Kristus, sangat banyak orang yang tidak diselamatkan diperdaya oleh injil Setan.
Adalah terhadap injil inilah rasul Paulus merujuk ketika dia berkata kepada orang-orang Galatia,” Aku heran bahwa kamu begitu cepat berbalik dari Dia yang telah memanggil kamu kedalam anugerah Kristus kepada injil yang lain: dimana injil lain itu bukanlah injil, tetapi ada beberapa orang yang mengacaukan kamu, dan yang, dan akan memutarbalikan Injil Kristus” (Galatia 1:6,7).
Injil palsu ini telah digembar-gemborkan bahkan pada masa rasul-rasul, dan sebuah kutuk paling mengerikan telah ditimpakan kepada mereka yang mengkhotbahkannya.
Rasul tersebut kemudian melanjutkan,“Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.” Dengan pertolongan Tuhan kita kini berupaya menjabarkan, atau malah, mengekspos injil palsu ini.
Injil Setan bukanlah sebuah sistem prinsip-prinsip yang revolusioner, atau bukan juga sebuah program anarki.
Injil palsu ini tidak mempromosikan perselisihan dan perang, tetapi bertujuan pada damai dan kesatuan.
Injil palsu ini tidak berupaya membuat ibu bertengkar dengan anak perempuannya atau tidak juga membuat ayah bertengkar dengan anaknya laki-laki, tetapi menumbuhkan semangat fraternal (persaudaraan) dimana ras manusia dianggap sebagai sebuah “persaudaraan atau brotherhood” yang hebat.
Injil palsu tidak berupaya menjatuhkan manusia alami, tetapi untuk memperbaiki dan mengangkat manusia alami.
Injil palsu menganjurkan edukasi dan pengembangan dan membuat tertarik pada “Terbaik yang ada di dalam diri kita.”
Injil palsu bertujuan untuk membuat dunia ini semacam sebuah tempat tinggal yang nyaman dan serasi dimana Kristus absen atau tidak hadir, tidak akan diinginkan dan Tuhan tidak akan dibutuhkan.
Injil palsu berupaya untuk memenuhi menyibukan manusia sedemikian hebat dengan dunia ini sehingga dia tidak memiliki waktu atau kecenderungan untuk memikirkan dunia yang akan datang.
Injil palsu mengembangbiakan prinsip-prinsip pengorbanan diri, kedermawanan dan kebajikan atau perbuatan baik, dan mengajarkan kita untuk hidup untuk kebaikan orang-orang lain, dan menjadi baik hati kepada semua orang.
Injil palsu secara kuat memikat pada keinginan atau kenikmatan daging dan ini populer pada orang banyak, karena ini mengabaikan fakta-fakta serius bahwa secara alami manusia adalah sebuah ciptaan yang telah jatuh kedalam dosa, telah diasingkan dari hidup Tuhan, dan telah mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa, dan bahwa satu-satunya pengharapan terletak didalam menjadi dilahirkan kembali.
Dalam pertentangan terhadap Injil Kristus, injil Setan mengajarkan keselamatan oleh perbuatan-perbuatan.
Ajaran ini menanamkan pembenaran dihadapan Tuhan berdasarkan pada nilai-nilai kepantasan manusia. Kalimat sakramentalnya adalah “Jadilah baik dan lakukan yang baik”, tetapi gagal untuk mengakui bahwa didalam daging atau tubuh jasmani tidak ada berdiam hal baik.
Pengajaran ini mengumumkan keselamatan karakter, yang mana ini membalikan urutan atau tatanan Firman Tuhan—Karakter sebagai buah keselamatan.
Pengembangan manusia lama dianggap lebih praktis daripada penciptaan seorang manusia baru didalam Kristus Yesus; sementara itu perdamaian universal diupayakan terlepas dari perantaraan dan kedatangan kembali Raja Damai.
Rasul-rasul Setan bukanlah para penjaga bar dan orang-orang kulit putih pelaku perbudakan manusia, tetapi hampir semuanya adalah para pelayan yang telah ditahbiskan.
Ribuan dari mereka mengusasi mimbar-mimbar modern yang tidak lagi melaksanakan penghadiran fundamental-fundamental Iman Kristen, tetapi telah bergeser dari Kebenaran dan telah memberikan perhatian pada dongeng-dongeng.
Bukannya memperbesar besarnya dosa dan menyajikan konsekuensi-konsekuensi kekalnya, mereka meminimalisasikannya dengan mendeklarasikan bahwa dosa hanyalah ketidaktahuan dan ketiadaan kebaikan.
Bukannya memperingatkan para pendengar mereka untuk “larilah dari murka yang akan datang” (Matius 3:7).
Mereka membuat Tuhan menjadi seorang pembohong dengan mendeklarasikan bahwa Dia terlalu mengasihi dan penuh belas kasihan untuk mengirimkan siapapun dari ciptaan-ciptaannya sendiri ke penghukuman kekal.
Bukannya mendeklarasikan “tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan,” mereka hanya mengangkat Kristus sebagai TELADAN hebat dan menasehatkan para pendengarnya untuk mengikuti langkah-langkah-Nya.
“sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah” (Roma 10:3).
Pesan yang mereka sampaikan berangkali terdengar sangat masuk akal dan tujuan mereka layak dipuji, namun kita membaca mengenai mereka—“Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus.
Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang.
Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran.
Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka” (2 Korintus 11:13-15).
Sebagai tambahan atas fakta ini bahwa hari ini ratusan gereja-gereja tanpa seorang pemimpin yang dengan setia mendeklarasikan keseluruhan nasihat Tuhan dan menyajikan jalan keselamatan-Nya, kita juga harus menghadapi fakta tambahan bahwa mayoritas orang didalam gereja-gereja ini kelihatannya mereka sendiri sangat tidak mau mempelajari Kebenaran.
Firman Tuhan tidak akan dibacakan secara harian saat ini oleh para pelayan mimbar, bahkan didalam rumah-rumah mereka yang bernama orang Kristen, pada umumnya ini adalah sebuah hal yang berasal dari masa lampau.
Alkitab tidak dijabarkan di mimbar dan tidak dibaca di bangku gereja.
Tuntutan dari zaman yang serba terburu-buru sangatlah banyak, orang banyak itu memiliki sedikit waktu dan tetap memiliki kecenderungan kecil untuk membuat persiapan untuk berjumpa dengan Tuhan.
Oleh : Arthur W. Pink |
Injil Yang Lain Dan Rasu Setan 2
Jalan-jalan Keselamatan
Dalam Amsal 14:12 kita membaca “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” “Jalan” ini yang ujungnya “maut” adalah Delusi (atau keyakinan atas hal yang tidak benar) Iblis—injil Setan- sebuah jalan keselamatan oleh pencapaian manusia.
Ini adalah sebuah jalan yang “disangka lurus,” itu yang hendak dinyatakan, ini disajikan dalam sebuah bahasa nalar yang memikat manusia alami: jalan ini ditawarkan dalam sebuah sub judul dan cara yang atraktif, jalan ini menyanjung kecerdasan para pendengarnya.
Berdasarkan fakta bahwa jalan ini dalam cara khusus mengambil baginya terminologi religius, terkadang mengambil dari Alkitab untuk menyokongnya (bilamana ini cocok dengan tujuannya), meminta perhatian manusia pada idealis-idealis yang luhur, dan diproklamasikan oleh mereka yang lulus dari institusi-institusi teologia, tak terhitung banyaknya orang yang dipikat dan diperdaya olehnya.
Kekristenan Palsu
Suksesnya seorang penemu atau pengusung hal terlarang bergantung terutama pada seberapa dekatnya hal palsu itu menyerupai hal yang aslinya.
Bidat tidaklah sampai sepenuhnya menyangkali kebenaran seperti sebuah penyimpangan akan kebenaran. Itu sebabnya setengah kebohongan selalu lebih berbahaya daripada sebuah penyangkalan penuh.
Karenanya, ketika Bapa Dusta memasuki mimbar bukanlah kebiasaannya untuk secara tegas menyangkal kebenaran-kebenaran fundamental Kekristenan, malahan dia secara tersirat mengakuinya, dan kemudian melanjutkan ke memberikan sebuah interpretasi yang salah dan sebuah aplikasi yang palsu.
Sebagai contoh: dia tidak akan sedemikian bodoh untuk secara berani mengumumkan ketidakkpercayaannya pada seorang Tuhan yang personal; dia menerima eksistensi Tuhan sepenuhnya dan kemudian memberikan sebuah deskripsi palsu mengenai karakter Tuhan.
Dia mengumumkan bahwa Tuhan adalah Bapa spiritual bagi semua manusia, kala Kitab Suci secara gamblang mengatakan kepada kita bahwa kita adalah “anak-anak Allah oleh iman kepada Kristus Yesus” (Galatia 3:26), dan bahwa “sebanyak yang telah menerima Dia, kepada mereka telah diberikan Dia kuasa untuk menjadi anak-anak Allah” (Yohanes 1:12).
Selanjutnya, dia mendeklarasikan bahwa Tuhan terlampau penuh belas kasihan untuk pernah mengirimkan siapapun anggota ras manusia ke Neraka ketika Tuhan sendiri telah berkata, “Siapapun yang tidak ditemukan tertulis dalam kitab kehidupan dilemparkan kedalam Danau Api” (Wahyu 20:15).
Kembali; Setan tidak akan begitu tololnya untuk mengabaikan figur sentral dalam sejarah manusia—Tuhan Yesus Kristus; sebaliknya, injil setan mengakui Dia sebagai manusia terbaik yang pernah hidup.
Perhatian ditarik ke perbuatan belas kasih dan pekerjaan kemurahan-Nya, kecantikan karakternya dan keagungan pengajaran-Nya. Kehidupan-Nya dipuji atau dimuliakan, tetapi “Kematian Vikaris-Nya menggantikan-Nya” diabaikan; karya “penebusan” yang paling penting di salib tidak pernah disebutkan, sementara itu kebangkitan badani atau jasmani dari kubur dianggap sebagai salah satu hal yang dipercaya tanpa bukti dari sebuah era takhayul.
Injil Setan adalah injil tanpa darah, dan menghadirkan Kristus tanpa salib, yang diterima bukan sebagai Tuhan yang bermanifestasi dalam daging, tetapi semata sebagai Manusia ideal.
Buta Secara Rohani
Dalam 2 Korintus 4:3,4 kita memiliki sebuah firman yang memberikan banyak terang pada tema kita sekarang ini.
Disini kita telah diberitahukan, “Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
“Dia membutakan pikiran-pikiran orang-orang tak percaya melalui penyembunyian terang Injil Kristus, dan dia melakukan ini dengan menyembunyikan terang Injil Kristus, dan dia melakukan ini dengan menggantikannya dengan injilnya sendiri. Secara tepat dia menunjuk pada “Iblis dan Satan, yang menyesatkan seluruh dunia” (Wahyu 12:9).
Dalam semata tertarik pada “terbaik yang ada didalam diri manusia,” dan hanya mendesak dia untuk “memimpin hidup yang lebih mulia” ada diupayakan sebuah panggung umum yang diatasnya setiap warna pendapat dapat bersatu dan memproklamasikan pesan bersama ini.
Oleh : Arthur W. Pink |
Injil Yang Lain Dan Injil Setan (3)
DELUSI IBLIS
Kembali kita mengutip Amsal 14:12 – “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” Telah dikemukakan dengan kebenaran yang besar bahwa jalan ke Neraka diaspal dengan niat-niat baik.
Akan ada banyak orang dalam Danau Api yang dimulai hidup dengan niat-niat baik, resolusi-resolusi yang tulus dan hal-hal ideal yang diagungkan—mereka yang adil dalam urusan-urusan mereka, adil dalam transaksi-transaksi mereka dan dermawan dalam seluruh jalan-jalan mereka; orang-orang yang membanggakan diri mereka sendiri dengan integritas mereka, tetapi yang berupaya menjustifikasi diri mereka dihadapan Tuhan dengan kebenaran diri mereka sendiri.
Orang-orang yang bermoral, penuh belas kasih dan murah hati, tetapi yang tidak pernah melihat diri mereka sebagai bersalah, tersesat, orang-orang berdosa yang pantas ke neraka lagi membutuhkan seorang Juru selamat, hal semacam ini “disangka lurus.”
Jalan semacam ini yang menyerahkan dirinya pada pikiran duniawi dan ini merekomendasikan jalan yang dikira lurus kepada banyak orang yang terdelusi saat ini. Delusi Iblis adalah: bahwa kita dapat diselamatkan oleh usaha-usaha kita sendiri, dan dibenarkan dihadapan Tuhan oleh perbuatan-perbuatan baik kita sendiri; padahal, Tuhan mengatakan kepada kita dalam Firman-Nya- “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman … bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8-9)
Persetujuan Intelektual –Atau-Iman Yang Menyelamatkan?
Beberapa tahun lalu penulis menjadi teman dekat dengan seorang yang adalah seorang pengkhotbah awam dan seorang “pekerja Kristen” yang antusias. Selama lebih tujuh tahun teman ini telah terlibat dalam khotbah dihadapan publik dan aktivitas-aktivitas religius, tetapi dari ekspresi-ekspresi dan kalimat-kalimat tertentu yang dia gunakan, penulis telah meragukan apakah sahabatnya seorang pria yang “sudah dilahirkan kembali”.
Ketika kita mulai untuk menanyainya, telah diketahui bahwa dia adalah seorang sahabat yang sangat tidak mengenali Kitab suci dengan sempurna dan mendorong sahabat kami untuk mempelajari Firman bagi dirinya sendiri, dengan harapan bahwa jika dia masih belum diselamatkan Tuhan akan berkenan untuk menyingkapkan Juru selamat yang dia butuhkan. S
atu malam untuk sukacita kami, orang yang telah memberitakan Injil (?) selama tujuh tahun, telah mengaku bahwa dia baru saja menemukan Kristus pada malam sebelumnya.
Dia telah mengakui bahwa dia telah menyajikan “Kristus yang ideal” tetapi bukan Kristus di Salib.
Penulis percaya ada ribuan yang seperti pengkhotbah ini,berangkali, telah dibesarkan di Sekolah Minggu, telah diajarkan mengenai kelahiran, kehidupan, dan pengajaran-pengajaran Yesus Kristus, yang percaya kepada kesejarahan pribadi-Nya, yang secara tidak teratur berupaya untuk mempraktekkan panduan-panduan-Nya, dan yang berpikir bahwa itu adalah semua hal yang penting bagi keselamatan mereka.
Kadang-kadang, kelas ini ketika mereka mencapai kedewasaan pergi kedalam dunia ini, menghadapi serangan-serangan ateis dan kafir dan dikatakan bahwa pribadi seperti Yesus dari Nazareth tidak pernah hidup. Tetapi kesan-kesan pada hari-hari awal tidak dapat dihapus dengan mudah, dan mereka masih kokoh dengan deklarasi mereka bahwa mereka “percaya kepada Yesus Kristus.” Namun, ketika iman mereka diperiksa, hanya saja terlalu sering ditemukan bahwa walaupun mereka percaya banyak hal tentang Yesus Kristus mereka tidak sungguh-sungguh percaya kepada Dia.
Mereka percaya dengan Kepala bahwa orang semacam ini telah atau pernah hidup (dan, kerena mereka percaya dengan khayalan ini sehingga oleh karena itu mereka diselamatkan), tetapi mereka tidak pernah menjatuhkan senjata-senjata peperangan mereka melawan Dia, memberikan diri mereka kepada Dia, tidak juga sungguh-sungguh percaya dengan hati mereka kepada-Nya.
Penerimaan terbuka atas sebuah doktrin orthodoks tentang pribadi Kristus tanpa hati yang dimenangkan oleh Dia dan hidup yang terdedikasi kepada Dia, merupakan fase lainnya yang “disangka orang lurus” tetapi ujung daripadanya adalah “menuju maut”.
Semata persetujuan intelektual terhadap realita pribadi Kristus, dan yang tidak bergerak lebih lanjut, adalah fase lainnya dari jalan yang “ disangka orang lurus” tetapi yang akhir daripadanya “menuju maut” atau dengan kata lain, adalah aspek lain dari injil Satan.
Jalan Lebar Atau Jalan Sempit
Dan sekarang, dimanakah kamu berdiri? Apakah kamu di jalan yang “disangka orang lurus,” tetapi yang ujung-unjungnya maut; atau, apakah kamu di Jalan Sempit yang memimpinmu kepada hidup? Sudahkah kamu sungguh-sungguh telah meninggalkan Jalan Lebar yang menuntun kepada kematian?
Sudahkah kasih Kristus telah menciptakan dalam hatimu sebuah kebencian dan horor terhadap semua yang tidak disukai bagi Dia?
Apakah kamu berhasrat agar Dia “memerintah atas” mu? (Lukas 19:14). Apakah kamu sepenuhnya bergantung pada kebenaran dan darah-Nya bagi penerimaanmu dengan Tuhan?
“Agama” – Atau- Iman?
Mereka yang percaya kepada sebuah bentuk kesalehan lahiriah / terlihat, seperti baptisan atau “konfirmasi”, mereka yang religius karena ini dianggap sebagai sebuah tanda yang patut / dapat dihormati; mereka yang hadir di gereja atau kapel karena itu adalah fashion untuk dilakukan; dan, mereka yang bersatu dengan Denominasi tertentu karena mereka menduga.
Hal seperti ini sebuah langkah yang akan memampukan mereka untuk menjadi orang-orang Kristen, sedang berada di jalan yang “ujungnya menuju maut”- kematian rohani dan kekal.
Akan tetapi motif-motif kami murni, akan tetapi mulia niat-niat kami, akan tetapi baik maksud dari tujuan-tujuan kami, akan tetapi tulus upaya-upaya kami, Tuhan tidak akan menerima kita sebagai anak-anak-Nya, sampai kita menerima Anak-Nya.
“Kepercayaan Gampangan” –Atau-Iman Yang Disertai Pertobatan?
Satu lagi bentuk daya tarik menipu injil Satan adalah menggerakan para pengkhotbah untuk menghadirkan pengorbanan Kristus dan kemudian mengatakan kepada para pendengarnya bahwa semua yang Tuhan mintakan dari mereka adalah untuk “percaya” kepada Anak-Nya. Dengan demikian ribuan jiwa yang tidak merasakan atau menunjukan kesedihan dan penyesalan karena telah melakukan sesuatu yang keliru yakni meyakini kebenaran yang sesungguhnya salah dengan berpikir bahwa mereka telah diselamatkan. Tetapi Kristus telah berkata, “Kecuali kamu bertobat, kamu semua akan binasa dengan cara demikian” (Lukas 13:3).
Bertobat adalah membenci dosa, bersedih atas dosa,berbalik dari dosa. Itu adalah hasil dari Roh membuat hati penuh sesal dihadapan Tuhan. Tidak ada selain sebuah hati yang menyesal dapat secara aman percaya pada Tuhan Yesus Kristus.
Kembali: ribuan diperdaya menyangka bahwa mereka “telah menerima Kristus” sebagai “Juru selamat pribadi” mereka yang tidak pertama-tama telah menerima Dia sebagai TUHAN mereka. Anak Allah tidak datang untuk menyelamatkan umat-Nya dalam dosa mereka, tetapi “dari dosa-dosa mereka” (Matius 1:21).
Menjadi diselamatkan dari dosa-dosa, adalah untuk diselamatkan dari mengabaikan dan menghina otoritas Tuhan, adalah meninggalkan perjalanan kehendak diri sendiri dan menyenangkan diri sendiri,itu adalah “meninggalkan jalan kita” (Yesaya 55:7). Itu adalah berserah pada otoritas Tuhan, menyerahkan diri pada kekuasaan-Nya, memberikan diri kita untuk diperintah oleh Dia.
Orang yang tidak pernah mengambil ”kuk” Yesus bagi dirinya, bukan orang yang sungguh-sungguh dan secara tekun berupaya untuk menyenangkan Dia dalam semua detail kehidupannya, dan walau begitu menyangka bahwa dia sedang “beristirahat pada Karya Kristus yang telah selesai” adalah orang yang diperdaya oleh Iblis.
Kesimpulan
Pada bab ke-7 Injil Matius ada dua firman yang memberikan kita hasil kurang lebih dari Injil Kristus dan injil palsu Setan. Pertama.
Dalam ayat 13 dan 14,” Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
Kedua; dalam ayat 22 dan 23, “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat (berkhotbah) demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
xxBetapa pentingnya kemudian untuk mencari tahu ada dimanakah kita sesungguhnya; untuk memeriksa diri kita sendiri dan melihat apakah kita berada didalam iman; untuk mengukur diri kita dengan Firman Tuhan dan melihat kalau kita sedang diperdaya oleh Musuh terselubung kita; untuk mengetahui apakah kita sedang membangun rumah kita di atas pasir, atau apakah rumah dibangun diatas Batu Karang yang adalah Kristus Yesus.
Semoga Roh Kudus menyelidiki hati kita, mematahkan kehendak-kehendak kita, membunuh permusuhan kita terhadap Tuhan; mengerjakan didalam kita sebuah pertobatan mendalam dan sejati, dan mengarahkan pandangan kita pada Domba Allah yang telah menghapus dosa dunia.
Arthur W. Pink, lahir di Inggris Raya pada tahun 1886, berimigrasi ke AS untuk belajar di Moody Bible Institute. Dia menggembalakan gereja-gereja di Colorado, California, Kentucky, dan Carolina Selatan sebelum menjadi pengajar Alkitab keliling pada tahun 1919. Dia kembali ke tanah kelahirannya pada tahun 1934., menetap di Isle of Lewis, Skotlandia, pada tahun 1940 dan menetap di sana sampai kematian dua belas tahun kemudian. Sebagian besar karyanya pertama kali muncul sebagai artikel dalam Studies in the Scriptures bulanan , yang diterbitkan dari tahun 1922 hingga 1952.
Posting Komentar untuk "Injil yang Lain dan Rasul Setan Oleh : Arthur W. Pink"
Silahkan Berkomentar