Disiplin Rohani Melakukan Solitude
Kita ingin kehidupan yang berbeda dari kehidupan orang lain pada umumnya. Kita ingin semakin serupa dengan Kristus dalam hidup kita yang sekarang dan seterusnya. Namun pada saat yang sama kita melakukan hal-hal yang sama seperti yang orang lain lakukan, seperti mereka yang tidak memikirkan Kristus sama sekali.
Ketika orang-orang pada umumnya mencari kepuasan dari bermain HP mereka dan tanpa henti melihat setiap konten di media sosial mereka untuk mendapatkan kepuasan dan sukacita. Kita juga melakukan hal yang sama. Kita tenggelam di sana dalam kesendirian, kita menceritakan keadaan kita di media sosial kita, kita berjoget ditiktok dan kita benar-benar sama seperti mereka yang tidak mengenal Yesus.
Sebagai manusia baru yang telah hidup dalam Kristus, kita haruslah memikirkan bagaimana kita menjadi seseorang yang ingin selalu bertumbuh ke arah Yesus dan menjadi seperti Dia.
Yesus yang melakukan kehendak Allah dengan sempurna. Menjadi seperti Yesus Dalam kasih, ketaatan, kesederhanaan, lemah lembut, berkorban, kehidupan sosial sehat, berani menyuarakan kebenaran, mengeluarkan kritik dengan kasih, berkawan dengan orang berdosa, memiliki kemurnian yang sejati, melayani, menerima setiap kekurangan diri sebagai orang miskin sehingga Yesus menerima uang para wanita yang menyertai Dia, melatih orang-orang untuk menjadi murid dan menikmati hubungan dengan Allah hingga kematian-Nya.
Buku yang ditulis
- Oleh: Dallas Willard
- Berjudul: Membangkitkan Kembali Semangat Disiplin Rohani .
- 296 halaman.
- Diterbitkan oleh Literatur Perkantas Jatim.
- Secara Khusus Bab 9 Beberapa Disiplin Utama Bagi Kehidupan Rohani.
Akan membawa kita pada pengertian yang indah akan kehidupan yang diubahkan oleh Allah, di mana Allah kita yang telah membawa kita kepada kehidupan yang baru. Melalui Yesus yang telah disalibkan untuk menggantikan kita dari kutuk dosa dan dosa itu sendiri. yaitu hidup yang diubahkan untuk semakin serupa dengan Kristus.
Kita yang telah bertobat dari dosa, namun pada saat yang sama kita masih hidup dalam daging yang memiliki keinginan untuk menentang keinginan Allah atas hidup kita. Allah menginginkan hati kita yang terpaut kepada-Nya, Allah ingin hidup kita yang melakukan kehendak-Nya, Allah ingin kita peka dengan-Nya dengan suara lembut-Nya yang memanggil kita kepada hidup yang berkelimpahan dalam sukacita, damai sejahtera, memiliki kasih yang utuh sehingga melakukan kebaikan atas dasar kasih-Nya.
Namun, dosa masih menjadi definisi nyata diri kita, kita masih takut, kita masih mudah membenci, kita masih mudah menyerah pada kebingungan kita dan rasa nyaman yang dapat diberikan dosa terhadap diri kita sehingga kita tidak melakukan kehendak Tuhan. Kita masih suka menundukkan diri pada dosa dan melelahkan cara-cara hidup kerajaan Allah.
Apa yang saya dapat dari buku yang ditulis oleh Dallas, membawa kita untuk berlatih secara sengaja, sadar, dan meminta dalam doa dan permohonan untuk menundukkan diri, keinginan daging, pemberontakan dimatikan. Dan kita secara otomatis melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan atas hidup kita baik itu hari ini dan yang akan datang.
Hari ini Tuhan ingin Anda berjalan bersama dengan Dia, hati Anda terpaut pada-Nya dan Anda bersukacita dalam dekapan kasih-Nya. Di masa depan Allah ingin Anda terus bertumbuh semakin serupa Kristus, Anda tetap hidup dalam Dia untuk menikmati sukacita dari-Nya, damai sejahtera dari-Nya. Meskipun dalam penderitaan yang nyata karena Anda percaya kepada-Nya dan melakukan kehendak-Nya. Inilah gambaran besar dari apa yang Allah inginkan atas hidup kita, gambaran yang sangat sederhana dan dapat Anda kebangkan bersamaan dengan disiplin rohani yang akan Anda lakukan.
Solitude
Solitude adalah aktifitas terasing dari manusia lain, memilih untuk sendirian dan merasakan pengalaman darinya. Dengan sengaja mengasingkan diri dari orang lain, kita melakukannya dengan tujuan untuk menyangkal diri dari sebuah relasi. Kita menutup diri, kita pergi ke laut, padang gurun dan ke tempat terpencil dapat juga masuk ke kerumunan orang banyak namun tidak ada yang mengenal kita di sana.
Interaksi sehari-hari pada dasarnya mengurung kita pada pola perasaan mereka, pada pola pikiran mereka dan semua itu mengarahkan kita untuk hidup ke suatu dunia yang melawan Allah. Interaksi semacam ini, membawa kita untuk semakin menjauh dari Allah karena perasaan kita, pikiran kita yang dipengaruhi oleh obrolan yang benar-benar tidak mengarahkan kita kepada Allah, tidak mengarahkan kita pada nilai-nilai kekal yang seharusnya kita nikmati. Sehingga mengasingkan diri dari obrolan yang demikian sangatlah penting.
Thomas Merton menuliskan, “itulah satu-satunya alasan saya ingin solitude – tersendiri dari semua ciptaan lain, sama sekali tidak berhubungan dan mengetahui tentang mereka, karena mereka mengingatkan saya tentang jarak antara saya dan Engkau (TUHAN): Engkau jauh dari mereka, meski Engkau di dalam mereka. Engkau telah menciptakan mereka dan hidup Engkau menopang mereka dan mereka menyembuyikan Engkau dari saya. dan saya ingin hidup sendiri, menjauh dari mereka.”
Sesuatu yang menakutkan dari aktifitas Solitude, adalah kita pasti akan menghadapi jiwa kita dengan segala kekuatan dan konflik yang terjadi di mana yang tadinya terlihat baik-baik saja. Yang tadinya luput dari perhatian kita, ketika kita terlau banyak berinteraksi dengan banyak orang.
Maka Solitude adalah ujian yang mengerikan, karena membuka cangkang keamanan buatan kita sendiri. membuka di dalam kita sebuah jurang yang tidak dikenal yang ternyata kita bawa di dalam kita. memperlihatkan kepada kita bahwa jurang yang terbuka itu adalah jurang yang berhantu.
Kita hanya bisa selamat saat melakukan solitude ketika kita bergantung pada Kristus, apa yang dapat kita temukan di dalam Dia pada saat melakukan solitude bisa memampukan kita untuk kembali ke masyarakat sebagai manusia yang bebas.
Solitude menuntut kita untuk benar-benar memperhatikan diri sendiri untuk dapat benar-benar bertemu dengan Tuhan. Ini membuat keluarga kita merasa terancam karena kita mengasingkan diri kita dari kehadiran mereka, kita mengabaikan mereka untuk sementara waktu. Maka dari itu, kita harus sebisa mungkin menolong mereka untuk mengerti apa yang sedang kita lakukan.
Bagaimana ini dilakukan pada masa modern seperti sekarang ini. Yohanes pembaptis berada di padang gurun untuk dapat benar-benar hidup mengenal Allah dan sampai mati memberitakan kebenaran. Yesus sebelum melakukan pelayanan, Ia berpuasa di padang gurun. Dan Paulus beberapa waktu berdiam diri sebelum akhirnya ia melayani bersama dengan Barnabas.
Sampai di titik ini, pada dasarnya solitude haruslah dilakukan dengan sengaja, di dalam kesendirian dimungkinkan untuk berdiam diri, tenang, dan mengetahui bahwa Yehova adalah Tuhan (Mazmur 26:10), mengutamakan Tuhan di pikiran kita dengan intensitas dan dalam jangka waktu yang cukup sehingga kita bisa terus berfokus kepada Dia. hati kita tetap percaya pada Tuhan, bahkan ketika kita kembali ke rutinitas sehari-hari kita seperti. Kantor, toko, rumah, dan lain-lain.
Mengapa kita harus benar-benar mengabaikan orang lain untuk sementara waktu?
Thomas Kempis mengatakan, “orang saleh yang agung, sangat memungkinkan, menjauh dari orang banyak dan memilih untuk hidup bagi Allah di tempat-tempat rahasia. Ada yang berkata: Semakin lama saya bersama sesama manusia, saya semakin kurang menjadi manusia, semakin kurang saleh….. jika di awal pertobatan engkau menjaga selmu dan berdiam di sana maka tempat berdiam diri jiwa yang setia mendapat keuntungan dan bisa belajar rahasia-rahasia kita suci…… Tinggalkan hal-hal yang sia-sia untuk mendapatkan yang tidak sia-sia…. tutup pintumu dan panggil Yesus yang mengasihimu: berdiam bersama Dia dalam sel mu karena damai yang begitu besar bisa engkau dapatkan di dalam selmu yang pintunya tertutup.
Bagi saya, tempat rahasia saya adalah kamar pribadi saya, tempat di mana saya dapat berdiam di taman sendirian. Tempat di mana ketika saya datang ke suatu tempat dan duduk terdiam di sana saya memikirkan Tuhan. Sekarang, bagaimana dengan Anda.
Selanjutnya, kita harus untuk sementara mengabaikan orang lain dengan baik dijelaskan oleh Henry David Thoreau;
“Melihat kehidupan sekuler juga menjadi layu karena kurangnya kehidupan batin. Percakapan menjadi ajang gosip dan orang-orang bertemu dengan kita hanya bisa bicara tentang apa yang mereka dengar dari orang lain. Satu-satunya perbedaan kita dan tentangga kita adalah dia melihat berita itu dan kita tidak. Saat kehidupan nurani kita gagal, kita semakin lama semakin ingin pergi ke kantor pos dan orang yang paling menyedihkan adalah dia yang keluar dengan surat terbanyak, lalu bangga dengan banyaknya surat itu. Anda sudah lama tidak berbicara dengan diri sendiri, jangan berbicara pada surat kabar. Anda harus membaca hal-hal yang kekal.”
Di kehidupan modern yang saya jalani sekarang, saya melihat beberapa orang bahkan tidak mengenal diri mereka sendiri. Mereka bingung akan keadaan mereka, mereka tidak pernah benar-benar menyelami diri mereka.
Mengapa ini terjadi, saya menemukan bahkan di dalam diri saya sendiri, karena kurangnya berbicara kepada diri sendiri di dalam terang Injil, di dalam kasih karunia, Yesus dan salib dibaikan dan berfokus pada apa yang ada di dalam dunia dan segala kesibukannya yang menjauhkan jiwa dari Kristus. Saya pun seringkali mengalami hal ini, namun apa yang harus Anda dan saya lakukan.
Kita harus selalu pada kasih karunia dan membuka Alkitab kita dalam kesendirian. Kita harus menghafalkan ayat-ayat Alkitab dan berdoa pribadi sampai kita merasakan bahwa kita dipuaskan dalam terang Firman yang telah kita baca dan renungkan.
- Saudaraku, temanku, sahabatku di dalam Kristus, Anda lama tidak berbicara pada diri sendiri. Anda sudah merasa kosong dan hampa bahkan hampir frustasi dan kebingungan. Janganlah mengambil HP Anda dan tenggelam di sana untuk melihat dan membaca semua hal yang semakin membuat Anda tidak mengenal diri sendiri.
- Anda harus mengambil Alkitab Anda dan memaksa diri untuk merenungkannya. Anda harus memaksa diri untuk berdoa dalam keheningan di dalam kamar Anda untuk mendengarkan suara lembut dari Roh Kudus melalui firman yang telah ada di pikiran Anda karena Anda membaca dan merenungkannya.
- Sebenarnya Anda tidak pernah benar-benar membutuhkan Hp Anda untuk kecerdasan emosi Anda, untuk kesehatan mental Anda, untuk damai sejahtera Anda, untuk sukacita Anda, dan untuk menghibur jiwa Anda yang membutuhkan Yesus.
"Disiplin waktu sendirian dengan Tuhan tidak boleh dipandang sebagai hal tambahan untuk dimasukkan ke daftar "yang harus dilakukan". Sikap ini hanya akan membuat hal itu terasa sebagai beban. Saat bersama dengan Tuhan harus dilihat sebagai pemberian dari Tuhan yang baik dan murah hati. Dia sangat care dengan Anda dan saya sehingga Dia tidak hanya tertarik pada pencapaian kita tetapi juga dalam menggembalakan hati kita." ~Bill Thrasher
Anda membutuhkan Alkitab Anda yang terbuka untuk dibaca dan direnungkan dan ini dilakukan terus-menerus, setiap hari, setiap saat dalam keheningan meskipun Anda berada di tempat ramai. Kesepian di keramaian adalah anugerah Tuhan di mana Anda dapat merenungkan Dia dan menikmati bahwa Dia ada bersama-sama dengan Anda. lakukanlah ini, kerjakan disiplin Anda dan Roh Kudus menyertai Anda. Amin.
Sumber; Dallas Willard "The Spirit Of The Desciplines" (Membangkitkan kembali disiplin rohani). Halaman 191-194.
Posting Komentar untuk " Disiplin Rohani Melakukan Solitude"
Silahkan Berkomentar