Renungan Titus 2:15 Etika dan Moral Akitabiah Seorang Pemimpin
Ayat Alkitab Titus 2:15
Judul Renungan: Etika dan Moral Akitabiah Seorang Pemimpin
Titus 2:15 (TB) Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.
Pertemuan dengan Kristus mengubahkan
Etika dan moral diubahkan, ketika pertemuan dengan Kristus mengubahkan hati bukan hanya sikap yang terlihat oleh orang sekitar. Ketika kita membaca Alkitab begitu gampang kita berkomitmen untuk hidup lebih baik atau bermoral, sehingga kita merasa begitu baik dan luar biasa satu sampai dua hari, dan sampai 5 hari kita menjalani komitmen untuk bermoral.
Hari terus berlalu kita gagal dan merasa sangat buruk dan membaca Alkitab berdoa agar Tuhan menunjukkan apa yang harus kita lakukan untuk Dia dan kita memulai komitmen lagi dan kita gagal lagi dan gagal lagi. Sampai akhirnya kita merasa seperti dalam lingkaran setan. Akhrinya kita mengalami kekosongan dan berpikir untuk menyerah. Ya, menyerah, saat berpikir demikian pikiran kita akan dituntun untuk melanjutkan tetapi dengan cara yang berbeda.
Pikiran kita akan membentuk suatu sistem baru yaitu, menyembunyikan kesalahan kita dan berlagak seolah-olah kita adalah seseorang yang selalu berhasil (ini adalah keberhasilan yang perematur). Melakukan komitmen dan dengan cara yang hebat kita menyembunyikan dosa kita ya, dosa kecil maupun besar kita sembunyikan dan begitu terus, inilah lingkaran setan yang sesungguhnya.
Kita akan terus berkomitmen dan gagal tetapi kita tidak akan mengakui kegagalan. Dalam pelayanan orang-orang seperti ini akan selalu memaksakan orang lain untuk hidup lebih baik lagi untuk Tuhan agar Tuhan mengasihi dan dia akan menunjukkan betapa sempurnanya dirinya betapa ia memang pantas untuk dikasihi Tuhan.
Orang yang hidup dalam kebohongan, begitu hebat menyembunyikan kegagalan dan selalu ingin terlihat sempurna. Ia akan menjadi orang yang tidak mempunyai kasih yang tulus dan tidak akan ada karunia dalam dirinya. Ia akan selalu menuntut. Apa bila kita tidak mengenal Yesus secara utuh kita akan menjadi orang yang sama dan saya pernah menjadi orang yang tanpa karunia dan selalu menuntut dan dengan hebat saya menyembunyikan dosa saya karena saya gagal melakukan komitmen saya.
Saya yakin hal ini banyak terjadi dalam diri seorang pelayan Tuhan dan orang-orang percaya dimanapun di sekolah-sekolah teologi dan dimanapun, begitu banyak orang Kristen yang frustasi karena gagal melakukan yang baik dan menyerah atau menyembunyikan kegagalannya.
Apabila Injil tidak secara jelas diberitakan dalam gereja-gereja hanya menekankan harus ini tidak boleh itu, hanya sampai di titik mengajarkan hukum. Hanya menekankan moralitas, ini bukan Injil ini kabar buruk, karena kita manusia berdosa akan berpikir mustahil saya bisa seperti Yesus yang begitu sempurna dan dapat meneladani-Nya. Ada juga yang akan begitu yakin akan meneladani Yesus dan para tokoh Alkitab tetapi sekali lagi ia akan gagal dan menjadi pembohong bahwa ia telah berhasil.
"Ada juga yang akan begitu yakin akan meneladani Yesus dan para tokoh Alkitab tetapi sekali lagi ia akan gagal dan menjadi pembohong bahwa ia telah berhasil."
Kekristenan yang menekankan hanya apa yang harus dilakukan agar Tuhan mengasihi, bukanlah kekristenan sejati ini bukan pengejaran Alkitab ini adalah ajaran dunia secara umum, dunia menekankan kita harus menghasilkan sesuatu agar kita diterima, dan kristen juga mengajarkan hal yang sama, maka lebih baik tidak menjadi kristen sebab kekristenan seperti ini sama saja seperti apa yang manusia pikirkan, di mana manusia sangat ingin membayar Tuhan agar diterima oleh Tuhan.
Mari kita masuk ke surat Paulus kepada anak rohaninya yang melayani di Kreta, kita akan belajar bermoral seperti apa yang Alkitab ajarkan dari surat Paulus kepada Titus, permasalahan yang terjadi pada jemaat di Kreta sama persis seperti yang sudah saya jelaskan yaitu bermoral dan berkomitmen dan gagal. Mereka telah melenceng dari iman yang sejati dan melakukan hukum sunat agar dikasihi oleh Allah mereka berpikir dengan melakukan budaya Yahudi mereka akan lebih baik dan berhasil.
Titus 1:10-16 (TB) 10 Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran. 11 Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan. 12 Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas." 13 Kesaksian itu benar. Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman, 14 dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran. 15 Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis. 16 Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.
Iman yang sehat
Iman yang sehat haruslah berpusat pada Injil yang sejati, kita telah membaca permasalahan yang terjadi pada Jemaat di Kreta, ada oknum-oknum yang lebih suka mengikuti ajaran guru-guru Yahudi dengan berbagai aturan moral mereka agar diselamatkan, salah satunya sunat.
Penekanan guru-guru Yahudi bahwa keselamatan tidak cukup hanya dalam Yesus yang berpusat pada Injil. Jadi Anda untuk selamat harus disunat sesuai ketetapan Yahudi agar diselamatkan.
Perhatikan ayat 12, Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas." Paulus menjelaskan mereka nabi-nabi Yahudi adalah orang yang tidak berbelas kasih di sisi lain mereka menjelekkan orang Kreta, ketika orang Kreta tidak melakukan hukum Yahudi. Nabi Yahudi hanya mengambil keuntungan dari setiap kehidupan keagamaan mereka. Mereka begitu picik dan angkuh, mereka selalu memberikan tekanan kepada jemaat.
Pada ayat, 16 Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.
Paulus menjelaskan bahwa para guru Yahudi ini mengenal Allah tetapi mereka tidak sanggup berbuat baik. Hal inilah yang menjadi pelajaran penting bagi kita. Permasalahan sebenarnya dalam diri kita bukanlah kurang pengetahuan atau kurang komitmen, kita mempunyai itu semua. Sebagai orang percaya bahkan kita kaya pengetahuan dan komitmen tetapi kita gagal melakukannya.
- Pertama, kita berpikir bahwa Kekristenan hanya tentang kebaikan kita.
- Kedua, kita tidak akan pernah mampu melakukan secara sempurna apa yang kita ketahui dalam komitmen.
- Ketika, kita melupakan Injil kasih karunia yang berpusat pada salib, pengorbanan Kristus yang sempurna dan kebangkitan-Nya yang membebaskan kita dari kematian kekal karena dosa.
Permasalahan ini hanya dapat diselesaikan apabila kita mengerti Injil, kita dapat sukacita dibenarkan oleh Kristus, bahwa kebaikkan kita harus berdasarkan pada kebenaran Kristus. Kita bersukacita karena kita dikuduskan oleh Kristus dan pada saat yang sama kita sangat sadar kita pendosa yang benar-benar layak untuk binasa.
Bukan berdasarkan agar kita dikasihi Tuhan. Sebab kebaikkan kita tidak akan menambah kasih Allah kepada kita dan kegagalan kita tidak akan mengurangi kasih Allah kepada kita. Jadi komitmen kita, moral kita bukan berdasar agar kita diselamatkan dan dikasihi.
Moral kita berdasar bahwa kita sudah diselamatkan dan sudah dikasihi. Kita dibenarkan sebab kebenaran Kristus ada dalam kita selamanya. Hal inilah iman yang sehat, iman yang hanya kagum pada keindahan Kristus.
Prinsip moral seorang pelayanan (penatua pengatur jemaat) dan tentunya prinsip kita semua orang percaya yang alkitabiah: Titus 1
- Tidak bercacat mempuyai satu Istri (ay 6)
- Anak-anaknya hidup beriman hidup tertib
- Tidak bercacat (ay 7)
- Tidak angkuh
- Bukan pemberang
- Bukan peminum
- bukan pemarah
- Tidak serakah
- Suka memberi tumpangan (ay 8)
- Suka yang baik
- Bijaksana
- Adil
- Saleh
- Dapat menguasai diri
- Berpegang pada perkataan yang benar (ay 9)
- Sesuai ajaran sehat
- Sanggup menasehati
Titius 3:
- Tunduk kepada pemerintah (ay 1)
- Taat dan setiap melakukan pekerjaan baik
- Jangan memfitnah (2)
- Jangan bertengkar
- Ramah dan selalu lemah lembut
Hidup beretika oleh karena Allah
Kita harus berkomitmen untuk melakukan, prinsip Alkitabiah, dan berdoa dan berkomitmen dengan sungguh-sungguh amin amin, dan amin, amin agar Allah mengasihi kita dan memberi kita banyak berkat 100 kali lipat dan seterusnya halleluyah amin.
Apabila saya menyampaikan seperti itu saya tidak sedang mengabarkan Injil tapi memotivasi agar berkenan di mata masyarakat dan menjadi warga Negara yang baik, tetapi saya percaya itu tidak berkenan di mata Allah. Saya bukan hamba Tuhan seperti itu.
Semua moralitas penting bagi kita anak-anak Tuhan agar Bapa kita di surga dimuliakan tetapi ada hal yang tidak kalah penting bahkan lebih penting dibandingkan hanya bermoral. Sebab orang dunia tanpa Kristus dapat lebih bermoral dari orang yang mengaku percaya Yesus. Ini kunci untuk menjadi bermoral. Sudah saya jelaskan di paragraf sebelumnya. Mari kita lanjutkan.
Kekristenan sejati bukan tentang, agar kita hanya bisa hidup berbuat baik tetapi kita harus benar-benar beretika. Bukan tentang kita bermoral tetapi kita beretika. Meskipun moral dan hukum dapat menuntun kita menemukan etika. Ketika Kekristenan menekankan etika maka etika kebenaran itu akan memberi kuasa untuk bermoral tetapi moral tidak berkuasa agar kita dapat benar, beretika, di hadapan Allah.
Selalu saja Keselamatan lebih dulu dari kebajikan lalu penyembahan. Pengampunan yang diberikan-Nya yang mengubah hati Anda dan saya lalu memberikan Anda dan saya kerinduan untuk mencintai hukum Tuhan. Ini dikerjakan oleh kuasa Roh Kudus yang ada di dalam kita ketika kita bertobat dan melihat karya Kristus yang disalibkan itu.
Etika adalah hati yang Allah ubahkan sehingga apapun yang kita lakukan kabajikan kita oleh karena Allah yang memberi kekuatan, dibenarkan dihadapan Allah. Bukan lagi berdasarkan kemampuan dan kehebatan kita.
Kita akan belajar bahwa setiap prinsip Titus 1:6-9 kuncinya adalah Kebenaran untuk bisa melakukannya kita harus Benar tetapi dalam diri kita tidak ada kebenaran sebab dalam Roma 3:10 “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.” Jadi kita tidak bisa melakukan kebenaran yaitu moral sejati dari diri kita sendiri.
Tetapi Puji Tuhan Injil, Paulus sampaikan pada, Titus 2:11-15, ini sungguh melegakan keindahan Kekristenan terletak pada Injil yang tidak sama dengan prinsip dunia.
Titus 2:11-15 (TB) 11 Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. 12 Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini 13 dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, 14 yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. 15 Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.
Karunia Allah menyelamatkan kita, itu adalah dasar iman sejati. Oleh karena Kristus telah mati untuk menebus kita. Keselamatan oleh karena pengorbanan Kristus yang seharusnya menyadarkan kita betapa sempurnanya keselamatan yang Allah berikan.
Karunia inilah yang menuntun kita untuk mampu meninggalkan kefasikan, setiap dosa tidak menjadi hal yang menarik. Kita melakukan kebijaksanaan, adil dan beribadah dengan memandang hanya pada Kristus. Setiap komitmen kita, bukan lagi berdasarkan perbuatan kita tetapi berdasarkan kebenaran yang telah Kristus berikan dalam kita.
Sebab kita tidak benar tidak akan mampu melakukan sesuatu yang benar, standar benar adalah melakukan segala sesuatu berdasarkan apa yang Allah mau (kehendak-Nya). Hanya Kristus yang sudah selesai melakukan apa yang Allah mau, sehingga hanya Kristus satu-satu-Nya yang benar. Jadi sekarang ada undangan bagi kita. Apakah kita mau memiliki iman yang berserah untuk taat secara total kepada kehendak Kristus? Agar kita dikuatkan oleh kebenaran Kristus tinggal dalam kita.
Ketika kebenaran itu tinggal dalam kita, bukan lagi perbuatan baik dan memenuhi setiap hukum menjadi tujuan kita. Tujuan kita hanya satu yaitu persekutuan bersama Kristus, dosa keindahan dunia kini sia-sia semuanya buruk ketika kita dapat melihat keindahan Kristus.
Keindahan Yesus yang menjadi penggerak kita melakukan moral, untuk memuliakan Allah bukan agar kita terlihat hebat. Setiap komitmen kita gagal atau berhasil bukan menjadi masalah. Namun yang terpenting kita semakin mengenal Yesus, melihat kasih-Nya dan berjuang untuk hidup memberitakan Yesus.
Sebab kita tahu saat gagal Yesus tetap mengasihi kita, apabila berhasil bukan untuk kita tetapi untuk Kristus nama Allah dimuliakan. 2:14 yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. Kita menjadi kepunyaan Kristus dan hal ini jauh lebih memuaskan.
Kita kini sadar betapa berdosanya kita, kita dapat mengakui setiap kegagalan dengan hati yang benar-benar hancur tetapi di tiap kehancuran hati, Allah membentuk kembali menjadi baru dan itu sangat memuaskan.
Kepuasan ini menjadi dasar kita melakukan moral, sehingga bukan suatu tekanan saat kita berbuat baik. Setiap kepuasan dalam Kristus mendorong kita melihat sekeliling untuk kita layani, kita muridkan. Pelayanan kita bukan karena kita sempurna melakukan komitmen tetapi karena kita sadar Yesus terlalu baik dalam kelemahan, sehingga kita mempunyai kerinduan membawa saudara kita untuk menikmati hal yang sama yaitu Kindahan Yesus. Yesus hanya Yesus yang dapat mengasihi mereka secara sempurna sama seperti kita yang tidak sempurna mendapatkan kasih yang sempurna.
Saya akan menekankan sekarang, berkomitmen itu sangat penting dan berjuang untuk menyenangkan Allah itulah yang Ia inginkan. Saat kita yakin bahwa setiap moral yang kita lakukan, komitmen yang akan kita laksanakan bukan karena kita sempurna dan tidak gagal tetapi kita tahu persis ada Yesus yang mengasihi dan kasih itu memampukan kita melakukan komitmen kita.
2:15 Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah. Injil harus diberitakan Injil bukan hanya sampai pada kita, barang siapa mengasihi Yesus akan melakukan perintah Yesus. Perintah Yesus adalah memuridkan, membawa orang melihat kindahan Yesus sehingga Allah dimuliakan, sebab tujuan utama Yesus menebus manusia adalah agar Allah dimuliakan.
Injil keselamatan, dibenarkan dalam Kristus, dan kita adalah orang yang berdosa selalu gagal. Menyadarkan kita betapa Allah mengasihi kita. Injil akan merobek hati kita karena kita sadar kita manusia berdosa sangat cinta dosa, di waktu yang sama Injil menjahit kembali robekan hati kita dengan benang kasih-Nya yang sempurna sehingga hati itu sembuh, hanya mengasihi Dia Yesus yang sudah tergantung di kayu salib dan berkata, “Sudah Selesai.”
Titus 3:4-7 (TB) 4 Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, 5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, 6 yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, 7 supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan.
Soli Deo Gloria
Posting Komentar untuk " Renungan Titus 2:15 Etika dan Moral Akitabiah Seorang Pemimpin"
Silahkan Berkomentar