Renungan Mazmur 126:5-6 Marilah Menabur Benih
Ayat Alkitab Mazmur 126:5-6
Judul Renungan; Marilah Bersukacita Karena Menabur Kebaikan
Mazmur 126:5-6 (TB) Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Mazmur 126:5-6 (BIMK) Semoga orang yang menabur sambil menangis, menuai dengan sorak-sorai. Orang pergi menabur benih di ladangnya, sambil bercucuran air mata. Ia pulang dengan menyanyi gembira membawa berkas-berkas panenannya.
Inilah yang harus kita mengerti sebagai orang percaya, kita yang memiliki iman kepada Yesus yang telah disalibkan. Dia yang menyerap semua dosa dan kutuk hukuman dosa kita dan membawa kita ke dalam hidup yang baru untuk melakukan apa yang Dia inginkan. Yaitu hidup dalam kekudusan. Yaitu panggilan kita, yaitu tujuan kita, yaitu makna hidup kita dan bagaimana kita benar-benar hidup dipulihkan oleh kuasa Injil yang telah menyerap ke dalam seluruh hidup kita.
Injil tentang Allah yang berbuat baik kepada kita, Injil menyadarkan siapa kita sebagai orang binasa yang ada di dalam Adam. Dahulu kita melakukan semua yang jahat, semua yang keji hati dan pikiran kita tidak melihat, tidak mengerti bingung dan diperbudak oleh kuasa yang membawa kita semakin jauh dari Allah.
Injil menyadarkan kita akan keadaan kita, yang sebenarnya tidak baik-baik saja. Tanpa Yesus betapa tidak bergunanya hidup kita dan kita menabur benih Kesia-siaan yang menghasilkan sukacita palsu. Ketika yang kita pikirkan yang kita tabur adalah benih fana, benih kesuksesan, dan benih harta dunia ini. Maka sia-sialah pembacaan Alkitab kita hari lepas hari sebab yang kita inginkan bukanlah TUHAN kebenaran-Nya yang kekal, melainkan pemberian di mana semua harta dunia yang dicari juga oleh orang-orang yang tidak mengenal Tuhan.
Marilah kita bertobat dari pemahaman kita yang fana tentang benih, yang Alkitab sampaikan. Memang ada benarnya bahwa ketika kita bekerja keras dan melakukan segala sesuatunya dengan benar. kita akan mendapatkan sumber kehidupan dari sana, harta dunia, bahkan jabatan. Tetapi bukan itu tujuan utama hidup kita di dalam Kristus, sebab kekudusan dan bagaimana Kristus dikenal dan dimuliakan melalui hidup kita itulah yang menjadi tujuan kita.
Saya akan membawa Anda pada perkataan Yesus tentang bagaimana seseorang yang bertobat dan percaya kepada Yesus sebagai TUHAN. Merupakan sumber sukacita sejati. Lukas 15:10 (TB) Aku (Yesus) berkata kepadamu: Demikian juga aka nada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.”
Benih yang kita tabur adalah Injil, inilah tujuan hidup kita yang dikuduskan di dalam Yesus, sama seperti Yesus yang berjalan dari kota ke kota dan memberikan diri-Nya bagi banyak orang untuk memberitakan Injil kerajaan Allah. Sampai akhirnya bukan hanya mencucurkan air mata, Dia juga mencurahkan darah-Nya di atas kayu salib. Benih Injil itu adalah Pribadi, benih itu adalah kuasa yang menyelamatkan manusia yang mati di dalam dosa.
Inilah yang harus kita bagikan, yaitu belas kasih Kristus, melalui hidup kita meskipun tidaklah gampang. Kita bisa saja ditolak, disalahpahami dan tidak dimengerti. Bahkan ketika kita hidup benar, hidup berdasarkan Injil, dan jujur. Musuh kita adalah iblis, kita akan terus dimusuhi dunia dan kita akan mengalami penderitaan tetapi kabar baiknya penderitaan kita tidaklah sia-sia.
Sebab benih yang kita tabur melalui hidup kita adalah benih yang bersifat kekal. Benih yang berasal dari Allah sendiri. Benih inilah yang dapat membawa manusia kembali pada Allah, sehingga manusia memiliki makna dalam hidup, tujuan yang memuaskan yaitu keserupaan dengan Kristus.
Sukacita sejati di dalam kekudusan yang Kristus berikan kepada kita, ketika kita bertumbuh ke arah Kristus, dan menjadi duta kerajaan Allah. Mengenal Yesus dan memperkenalkan Yesus, memperkenalkan Yesus inilah benih yang kita tabur dengan bercucuran air mata, bahkan kematian kapan saja dapat menghampiri kita. Tetapi di dalam Yesus, pada dasarnya kita telah mati dan hidup bersama Yesus. Dan tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah, apa pun itu.
Saudaraku yang kekasih, inilah benih yang harus kita tabur. Yaitu Injil. Benih yang menjadikan manusuia yang mati di dalam dosa hidup dalam Kristus ketika Roh Kudus bekerja di dalam hati mereka. Ketika kita mendapati satu orang saja yang bertobat, di sanalah kita menemukan sukacita yang tidak pernah kita dapatkan dari apa pun itu.
Sebab kepuasan yang sejati, ketika Kristus menjadi pusat kita, ketika benih Injil tumbuh di dalam diri kita dan mempengaruhi seluruh hidup kita sehingga kita menabur kembali benih itu dengan sukacita. Menutup renungan ini, saya membawa Anda kembali pada ayat 1-3. Bagaimana Injil itu mengejutkan dan memberikan kehidupan dan sukacita yang memuaskan.
Mazmur 126:1-3 (TB) Nyanyian ziarah. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: ”Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
Pada akhirnya kita dapat berdoa di dalam nama Yesus berdasarkan Mazmur 126:4 (TB) “Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!” Sebab pemulihan sejati, hanya di dalam Kristus. Kita yang dahulu mati di dalam dosa, kini hidup dan dihidupkan di dalam Yesus. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Mazmur 126:5-6 Marilah Menabur Benih"
Silahkan Berkomentar