Renungan Kristen Tentang Berdoa
Yesus Allah Seharusnya Semua Doa-Nya Terjawab
Seberapa banyak dari kita yang sudah bertahun-tahun berdoa, meminta, memohon kepada Allah, baik itu tentang keluarga kita, karir kita, usaha dan bisnis kita, sekolah dan kuliah kita, bahkan ada yang menikah lama namun belum diberikan momongan.
Lalu pertanyaannya mengapa Allah seakan-akan menutup telinga terhadap doa-doa kita? Mengapa Tuhan belum juga kunjung menjawab doa-doa saya, padahal saya sudah berpuasa, sudah berdoa lama?
Saudaraku, mari kita stop sejenak, dan belajar dari salah satu bagian yang sangat terkenal di dalam alkitab, yakni Peristiwa doa Yesus malam di taman, sebelum diri-Nya ditangkap dan diserahkan, bahkan akhirnya mati disalibkan.
Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia. Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."
Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.
Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita.
Kata-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan." Waktu Yesus masih berbicara datanglah serombongan orang, sedang murid-Nya yang bernama Yudas, seorang dari kedua belas murid itu, berjalan di depan mereka. Yudas mendekati Yesus untuk mencium-Nya.~Lukas. 22:39-47 (ITB)
Dari ayat-ayat di atas kita belajar bahwa Yesus memberikan teladan bahwa tidak semua doa dijawab. Tidak semua harapan menjadi kenyataan, tidak semua doa Tuhan sesuai dengan keinginan manusia.
Peristiwa di taman Getsemani, malam sebelum Tuhan Yesus ditangkap dan diadili. Peristiwa di malam yang sunyi, di saat malam itu hanya ada Yesus dan Bapa-Nya, (dan tentunya Allah Tritunggal ada Bersama malam itu) mereka berdiskusi, bercakap-cakap.
Sebenarnya tidak jauh Yesus berdoa, dari murid-murid-Nya, kira-kira sepelampar batu jauhnya. Di mana Yesus, bergumul akan apa yang Dia alami setelah itu.
Kata-kata Yesus Kristus yang sungguh luar biasa, "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." (Luk.22:42). Yesus berdoa, dengan penuh ketundukan, ketaatan kepada Bapa-Nya, tidak ada hati yang memaksa yang meluap dengan kata-kata sedikitpun yang Yesus ucapkan dan sampaikan dalam diskusi-Nya dengan dengan Sang Bapa. Karena Yesus tahu persis apa tujuan-Nya datang dan diutus ke dalam dunia ini Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. (Yoh. 4:34 ITB).
Namun Yesus menunjukan sebuah ketundukan, dan ketaatan-Nya kepada otoritas Sang Bapa. Meskipun pada saat itu YESUS adalah Allah sendiri. Dia ingin menyampaikan kepada dunia, bahwa kedatangan-Nya, adalah untuk menyelesaikan tugas dan misi besar dari dari Sang Bapa, di mana mereka berdiskusi sebelumnya saat sidang Ilahi Tritunggal.
Yesus pribadi kedua Allah Tritunggal yang harus turun ke dalam dunia orang berdosa. Yesus turun membawa cinta sorgawi Ilahi. Romantika cinta yang akhirnya didemonstrasikan di bukit Kalvari, untuk manusia.
Allah tidak dapat didikte oleh siapapun di luar diri-Nya, keputusan Allah itu mutlak dan kekal. Dia merancangkan sesuatu sesuai dengan rencana-Nya. Dalam doa, manusia hanya bisa memohon belas kasihan, doa menselaraskan kehendak kita agar sesuai dengan kehendak-Nya, bukan mengubah kehendak Allah bagi kita yang meskipun itu penderitaan.
Itulah sebabnya, penting dalam doa kita, berkata kehendak Tuhanlah yang terjadi bukan kehendak saya. Kehendak-Mulah yang terjadi bukan kehendakku. Yesus telah memberikan
Teladan bagaimana berdoa dengan penuh ketundukan pada Allah dan keputusan-Nya.
Sang berani dapat takut, Sang Sumber Kehidupan dapat mati, Sang jalan keluar mengalami tekanan. Setelah diskusi panjang dengan Bapa-Nya, Yesus akhirnya diberikan kekuatan oleh Malaikat.
Apa yang akan Anda minta seandainya Anda berada di posisi Yesus, berlutut di tempat? Itu adalah sebuah doa yang kita bentangkan di hadapan Allah di tempat-Nya. Dalam posisi-Nya untuk kehendak-Nya.
Lalu apa yang kemudian diminta oleh Yesus?
Apa yang Dia inginkan bagi diri-Nya dan bagi orang lain?
Yang artinya, kehidupan seperti apa yang Dia tinggali?
Sekarang ketika kita melihat kepada Tuhan kita dan jenis petisi yang Dia akan bentangkan di hadapan Bapa, hidup-Nya yang tentu saja menyangkal dunia dan segala bujukannya dan honorarium dan hadiahnya serta kemuliaannya.
Yesus tidak akan pernah menerima jenis doa yang dibawa kepada Dia, doa yang berhubungan dengan semua honorarium atau bujukan serta hadiah dunia yang murahan. Sebagai contoh, di dalam Injil Matius 4 ketika Setan membawa kehadapan-Nya kerajaan dunia serta semua kemuliaannya.
Dan Setan berkata, “Semua itu akan kuberikan kepadamu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Dan Tuhan Yesus menolak. “Sebab ada tertulis,” Dia berkata, “engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan kepada Dia sajalah engkau berbakti.” Kehidupan Tuhan kita terpisah secara sempurna dari honorarium yang murahan dan upah dari dunia ini. Dan kemudian hidup-Nya dipanggil untuk memikul salib-Nya hingga mati.
Jika saya dapat berbicara dengan panjang lebar tentang pencobaan itu. Itu merupakan pencobaan dan pencobaan itu adalah, “Aku akan memberikan seluruh dunia dan kemuliaannya tanpa pengorbanan.
Tanpa penyangkalan.
Tanpa kematian.
Dan tanpa penyaliban.
Aku akan memberikannya kepadamu.
"Aku akan memberikannya kepada-Mu hanya jika Engkau bersujud dan menyembah aku.”
Jadi ketika kita berbicara tentang berdoa di dalam nama Tuhan kita, itu akan menjadi sebuah doa yang di dalamnya terdapat sesuatu yang hidup dari penyangkalan diri dan penyaliban serta memikul salib.
Tidak hanya di dalam kehidupan Tuhan kita, tetapi juga di dalam panggilan-Nya terhadap murid-murid-Nya serta para pengikut-Nya. Untuk tinggal di dalam kehidupan salib. Di dalam Injil Markus pasal sepuluh, orang muda yang kaya itu tampaknya memiliki segalanya.
Tetapi hatinya sangat hampa. Di dalam hatinya dia memiliki dunia. Dia sangat kaya. Dia masih muda. Dia memiliki status sosial yang tinggi di antara rekannya dan di dalam komunitasnya. Dia adalah seorang pemimpin Yahudi. Sama seperti Nikodemus.
Akan tetapi Tuhan berkata kepadanya, “Gerbangnya terlalu sempit dan jalannya terlalu sukar bagi engkau untuk masuk dengan dunia yang memenuhi hatimu. Singkirkanlah kasihmu kepada dunia.” Kemudian Dia menambahkan, “Dan datanglah, pikullah salib dan ikutlah Aku.”
Apa yang diberikan Tuhan kepada dirinya sendiri, Dia juga minta kepada murid-muridnya. Salib hidup. “Pikullah salib dan ikutlah Aku.” Kemudian di dalam Markus 8 : 34 Dia berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Doa Yesus saja tidak Dijawab
Lalu Apa artinya berdoa dalam nama Yesus?
Untuk apa kita berdoa dalam nama Yesus?
Berdoa dalam nama Yesus diajarkan dalam Yohanes 14:13-14, “Dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."
Beberapa orang dengan salah menerapkan ayat ini dan beranggapan bahwa asal mengatakan “dalam nama Yesus” pada akhir dari doa maka Tuhan akan selalu mengabulkan apasaja yang diminta. Ini pada dasarnya memperlakukan “dalam nama Yesus” seperti sebuah mantra. Hal ini sama sekali tidak Alkitabiah.
Berdoa dalam nama Yesus berarti berdoa dengan otoritas Yesus dan minta kepada Allah Bapa untuk menjawab doa kita karena kita datang dalam nama Anak-Nya, Yesus. Berdoa dalam nama Yesus memiliki arti yang sama dengan berdoa sesuai dengan kehendak Allah. “Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.
Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya” (1 Yohanes 5:14-15). Berdoa dalam nama Yesus berarti berdoa untuk hal-hal yang menghormati dan memuliakan Yesus.
Mengucapkan “dalam nama Yesus” pada akhir dari doa bukanlah sebuah mantra. Jika apa yang Anda minta dalam doa bukanlah untuk kemuliaan Tuhan dan bukan sesuai dengan kehendaknya, mengatakan “dalam nama Yesus” tidak ada artinya.
Yang penting adalah berdoa dengan sungguh-sungguh dalam nama Yesus dan bagi kemuliaan-Nya; bukan sekedar menempelkan kata-kata tertentu pada akhir dari doa. Dalam doa, bukan kata-katanya yang penting, tapi maksud dari doa itu. Berdoa untuk hal-hal yang sesuai dengan kehendak Tuhan pada hakekatnya adalah berdoa dalam nama Yesus.
Kiranya Allah Roh Kudus menolong dan memampukan kita, untuk tidak salah paham terhadap doa dan jawaban dari doa-doa kita, Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Kristen Tentang Berdoa"
Silahkan Berkomentar