Renungan Efesus 1:18-23 Mata Hati Yang Memandang Kekayaan Allah
Ayat Alkitab Efesus 1:18-23
Judul Renungan; Mata Hati Yang Memandang Kepada Yesus
Efesus 1: 18-23 (TB) Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Pada artikel sebelumnya Anda telah merenungkan, Roh Hikmat Untuk Mengenal Yesus Dengan Benar. Dan pada bacaan kita kali ini kita akan berfokus pada Yesus yang adalah hikmat, dan Ia hikmat yang seperti apa. Sehingga Ia layak untuk dimuliakan.
1. Memohon Roh Kudus menyatakan Injil pada kita
Roh Kudus yang menjadi permintaan utama kita sama seperti apa yang telah Paulus minta dalam doanya. Ketika ia mendoakan jemaat Efsus fokus utama Paulus adalah agar jemaat disana mempuyai Roh Kudus yang satu-satunya pribadi yang dapat menjelaskan Injil secara jelas pada diri manusia yang berdosa.
Bahwa ada kekayaan hikmat yang terkandung dalam Kristus, ada berjuta pengharapan meskipun ditengah padang gurun sekalipun. Maka sangatlah benar kata Pemazmur. Mazmur 23:4 (TB) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Penghiburan dari Roh Kudus adalah hal utama yang seharusnya dirasakan oleh orang percaya, mintalah hal itu. hal-hal inilah yang begitu sering kita abaikan. Kita orang Kristen hanya ditanamkan oleh ‘hamba-hamba kacau,’ “berodalah untuk mujizat, beri lebih banyak maka dikembalikan berlipat ganda, selalu saja kita diarahkan untuk memperjuangkan harta-harta fana.” Kiranya artikel ini menyadarkan Anda ada hal paling penting dalam Kekristenan.
Mata hati yang terang hanya kita dapatkan dalam kasih sejati oleh Yesus Kristus, “Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya.”
2. Kekayaan Allah
Yesus adalah Hikmat, dalam Dialah kepenuhan Allah sebab Ia adalah Allah sejati dan manusia sejati, dalam Dia kekayaan Allah itu dinyatakan.
Bila kita sadar bahwa Allah yang kita sembah adalah Dia yang adil dan pengasih, bahkan bukan hanya itu Ia sangat kaya. Ia adalah pemilik dunia ini, “betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya.” Bagian apa yang Allah tentukan bagi kita orang kudus?
Saya ingin tegaskan dan tidak akan bosan menyampaikan hal ini. Kakayaan Allah bukan soal kenikmatan dunia, bukan tentang Anda percaya Dia, lalu Anda hidup berlimpah harta, mendapatkan pemulihan, dan mujizat. Hal itu hanyalah bonus, bukan yang utama.
Ada hal yang mulia dan penting haruslah kita sadari setiap saat. Kekayaan yang dimaksud bukanlah hal-hal fana yang Anda dan saya sering pikirkan, hal-hal fana yang justru memperbudak dan menjadi berhala kita. Kekayaan Allah adalah pengampunan dosa, ya dosa-dosa Anda dan saya sangatlah mematikan.
Jika saja Allah tidak kaya akan kasih dan keadilan, lalu mengampuni kita maka habislah kita. Mungkin saya hari ini akan menjadi seperti apa yang saya mau, dan Anda saat ini tidak akan membaca Artikel ini.
Jika saja Allah yang kita sembah tidak kaya akan pengampunan. Tidak ada cerita indah seperti yang Lukas ceritakan dalam kitab Kitab Kisah Para Rasul, kata Stefanus sebelum ia meninggal secara tragis dilempar batu, “Tuhan janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Bahkan ketika nyawa ingin terlepas dari tubuh, Stefanus tetap mengasihi. Inilah cerita indah yang diawali dengan pengampunan dari Sang penguasa dunia.
Ada begitu banyak cerita Indah, nyawa yang dibiarkan melayang karena pemberitaan Injil. Semua karena kesadaran dari orang-orang kudus bahwa Allah kaya akan kasih dan pengampunan.
Keindahan Yesus “jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang.”
Inilah Injil, kasih Yesus yang sangat nyata. Ia yang mulia menjadi hina, ia yang Raja segala Raja menjadi hamba, agar kita dipulihkan menerima pengampunan dosa. Dia datang menyatakan kekayaan kasih karunia Allah Tritunggal.
Cerita-cerita indah hanya kita dapatkan dalam Yesus, Yesus penebus dosa, Yesus yang memberi kekuatan kepada kita untuk meyangkal diri memikul salib, dan mengikuti Dia sampai titik darah penghabisan.
3. Pertobatan Kita
Tanpa pertobatan, pengampunan itu tidak akan kita rasakan, tanpa pertobatan kita tidak akan menikmati kekayaan Allah, yaitu pengampunan-Nya yang hal itu jauh lebih penting, lebih berharga daripada emas dan perak.
Kita tetaplah orang berdosa, orang berdosa yang telah Allah benarkan karena kebenaran Yesus ada dalam kita. Dosa adalah pemberontakan kita pada Allah, rasa ketidakinginan akan kehadiran Allah.
Maka Roh Kudus menyadarkan kita, ketika Injil diberitakan kepada kita melalui Alkitab, Khotbah, dan berbagai kejadian. Kesadaran akan adanya kabar baik inilah yang menuntun kita pada pertobatan, bertobat untuk mengasihi diri sendiri tetapi mempercayakan diri pada kekayaan kasih karunia Allah.
Bertobat dari perbuatan baik dan jahat, lalu mempunyai kerinduan untuk selalu mengenal Sang Hikmat, Sang Air kehidupan, Sang Jalan Kebenaran, Sang Roti Kehidupan, Sang Penebus dosa, Sang Raja segala Raja. Dialah sahabat yang merelakan nyawa-Nya untuk mendamaikan hubungan kita dengan Allah, “jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang.”
Sadarlah hidup kita bukanlah kita lagi, kita telah mati dan bangkit dalam Yesus, Yesus yang adalah harta berharga kita dan tujuan hidup baru kita. “Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.”
Saya berdoa kiranya Roh Kudus selalu memampukan Anda untuk mempunyai mata hati yang memandang kekayaan Allah. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Efesus 1:18-23 Mata Hati Yang Memandang Kekayaan Allah "
Silahkan Berkomentar