Renungan Efesus 1:7-10 Rahasia Kehendak Allah
Ayat Alkitab Efesus 1:7-10
Judul Renungan; Rahasia Kehendak Allah
Efesus 1:7-10 (TB) Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.
Kristus Kepala, Oleh Darah-Nya Kita Beroleh Pengampunan Dosa Dan Rahasia Kehendak-Nya.
Pada Renungan lainnya, Saya menjelaskan ayat, 3-6, Pujian hanya bagi Allah. Dan lainnya lagi ayat, 1-2, penyertaan Yesus membuahkan damai. Pada renungan ini kita masih belajar di kitab Efesus 1, Kita memuji dan memuliakan Allah dalam Yesus, karena begitu besar kasih-Nya kepada kita, Ia selalu menyertai kita dan hal itu akan selalu membuahkan damai sejahtra pada kita. Yesuslah kepala Gereja.
Hal yang harus secara serius kita sadari adalah Yesus mengasihi kita, meskipun kita adalah orang berdosa. Bukan berarti kita dapat tetap bisa hidup bertekun dalam dosa, justru kita telah mati dari dosa, dan bangkit bersama Yesus. Setiap kehidupan yang berdasarkan pada kasih sejati dalam Yesus. Akan Menjadikan kita membenci segala jenis dosa. Dan hidup mendisiplinkan diri, gagal bangkit kembali untuk mengalahkan kecenderungan berdosa dan oleh kekuatan dari Roh Kudus kita akan selalu dimampukan untuk bertobat dari dosa dan semakin mengasihi Yesus.
Jika Anda benar, mempercayai Yesus mengasihi Anda, Anda tidak akan tenang hidup dalam dosa, Anda tidak akan tenang memiliki kehidupan tanpa relasi dan keterbukaan pada Allah. Jika Anda masih bangga dengan dosa-dosa dalam diri Anda. Sudah dapat dipastikan diri Anda belum menikmati kasih Yesus. Hati Anda sedang membohongi Anda, bahwa kasih Yesus adalah kasih murahan yang membiarkan dosa bersarang dalam diri Anda dan Anda menikmati setiap perbuatan dosa. Lihatlah hati sebab ia sangat licik.
Bertobatlah, pertobatan yang mempercayakan hidup pada kasih Yesus adalah pertobatan Kristen. Bertobat dari segala perbuatan baik, yang dimana perbuatan baik itu menggiring pikiran kita pada keselamatan palsu, hidup dalam hukum yang akan mengiring pada kesombongan dan berpusat pada diri sendiri.
Bertobatlah dari segala perbuatan jahat, yang di mana perbuatan jahat itu mengiring Anda pada kebebasan palsu, dan berujung pada kesepian dan kehidupan yang berpusat pada diri sendiri. Pandanglah pada Yesus, yang adalah kepala dari segala sesuatu. Kita akan masuk pada poin pembahasan kita pada Renungan.
Karena Yesus kita beroleh pengampunan dosa
Suatu keinginan berdosa yang tertanam dengan kuat. Suatu keinginan berdosa yang dibiarkan menggerogoti hati untuk jangka waktu lama tanpa adanya usaha gigih untuk mematikannya atau menyembuhkan luka yang telah ditimbulkannya merupakan keinginan yang berbahaya. Keinginan berdosa seperti itu menyebabkan jiwa sangat sedih, seperti yang Daud gambarkan dalam Mazmur 38:6. John Owen dalam buku : “mematikan dosa” 64-55
Kutipan di atas akan terjadi dalam diri kita jika kita adalah orang percaya sejati. Jika kita adalah orang percaya yang masih menikmati dosa tetapi rajin ke gereja untuk menebus dosa-dosa kita, sudah bisa dipastikan kita bukan orang percaya.
Hanya orang sakit yang memerlukan tabib, hanya orang yang mengakui ia mempunyai sakit yang parah atau pun tidak parah atau hanya gejala dari sakit tersebut, ia akan mendapatkan obat untuk menyembuhkan setiap sakit penyakitnya. Dan selalu berjuang untuk menyembuhkan penyakit yang menggerogoti hidupnya
Tabib ajaib mulia penyembuh luka jiwa kita karena dosa adalah Yesus. Kerusakan akibat dosa tidak bisa disembuhkan dengan komitmen kita untuk tidak melakukan dosa, tidak dapat disembuhkan dengan segala usaha untuk melakukan perbuatan baik. Karena perbuatan baik yang berdasarkan hukum Taurat bukanlah obat.
Hukum hanyalah mikroskop, untuk menunjukan kepada kita dosa-dosa yang ada dalam diri kita. Semakin kita berusaha melakukan hal baik semakin kita akan sadar bertapa kita sebenarnya tidak memiliki kemampuan untuk melakukan kebaikan itu. Semakin kita sadar bahwa kita adalah orang berdosa. Jadi ada dua pilihan yang akan hadir dalam pikiran kita ketika kita sadar ketidakmampuan itu.
- Berusaha menyembuyikan
Kita berusaha menyembuyikan setiap dosa itu dan bertahan untuk tetap hidup berdasarkan hukum, dan kita menjadi orang yang selalu menuntut orang lain hidup berdasarkan hukum sama seperti kita padahal kita sudah tahu pasti kita selalu gagal dan orang tersebut pasti gagal. Orang-orang seperti ini terlihat sangat rohani dan tidak pernah mementingkan relasi dan berusaha terlihat berwibawa. Tetapi pada dasarnya mereka tertekan dan tidak memiliki damai sejahtera. Dan inilah dosa.
- Atau kita mengakui ketidakmampuan
Inilah poin kita, tetapi sebelumnya jujur saya sudah pernah terjebak dalam fase berusaha menyembuyikan dosa-dosa saya. Saya sangat mementingkan hukum dan selalu menuntut orang lain untuk bisa hidup dalam hukum.
Sampai akhirnya saya sadar bukan tentang saya, bukan tentang kemampuan saya melakukan yang terbaik melainkan tentang Yesus. Darah yang mahal untuk menebus saya yang berdosa. Karena pada dasarnya saya selalu gagal dan sangat berdosa. Bahakan saya yang sangat layak untuk binasa.
Tanpa kehidupan yang berada dalam Yesus tidak akan ada pengampunan dan juga kelepasan dari perbudakan dosa, “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.” Ketika kita mengaku segala kelemahan kita, ketidakmampuan kita melawan kuasa perbudakan dosa. Yesus dengan segala kerelaan kehendak-Nya mengampuni kita dan memampukan kita melawan kuasa dosa.
Pengakuan dosa bukan hanya berdasar pada ketidaknyaman akibat dosa. Tetapi pengakuan dan pertobatan yang merasa jijik pada dosa, dalam hati yang hancur membenci dosa.
Dosa yang bukan hanya memberi efek ketidaknyamanan tetapi juga bertobat dari dosa-dosa Anda yang memberikan kenyamanan dan tanpa efek langsung kepada diri Anda, contohnya dosa kemalasan, dosa tidak suka berdoa, tidak suka baca Alkitab dan lain-lain. Bertobat dari kemalasan berdoa. Bertobat dari dosa yang tidak mau membangun relasi dengan Allah.
Ketika Anda hanya bertobat dari dosa yang mempunyai efek tidak nyaman dan pertobatan itu hanya sebagai jalan untuk mendapatkan pengampunan dan damai. Ini merupakan pertobatan yang salah, karena Anda masih berpusat pada diri sendiri. Pertobatan sejati adalah bertobat dan menyerahkan diri untuk dicintai oleh Yesus. Artinya diri kita bukan lagi milik kita, melainkan Yesus yang ada dalam kita. Dan Yesus itulah harta dan tujuan utama kita. Injil menjadi gaya hidup. Bertobat dengan tujuan memuliakan Allah.
Allah telah melimpahkan kepada kita agar kita dapat menikmati persekutuan dengan Dia, hal inilah yang harus kita perjuangkan dan terus menerus hidup dalam pertobatan setiap saat, “menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.”
Jadi pertobatan bukanlah karena kita mampu bertobat. Melainkan Allah yang beranugerah kepada kita, sehingga kita dimampukan untuk menerima pengampunan, obat dari dosa-dosa kita bukanlah hukum melainkan darah Yesus. Darah yang menguduskan kita, memberikan kita pengharapan baru, kehidupan baru. Segala kemuliaan hanya bagi Allah Tritunggal yang kaya dengan segala rahmat dan telah mengaruniakan hal paling berharga pada kita, gambar dan rupa-Nya.
Rahasia kehendak Allah dinyatakan dalam Yesus
Kita telah belajar, mengapa sangat penting kita harus menerima pengampunan dari Allah dalam Yesus. Kita telah belajar bahwa kita adalah orang yang sangat berdosa. Bahkan kitalah dosa. Tetapi Allah dengan segala kekayaan kasih karunia-Nya telah mengampuni kita. Dan inilah rahasia kehendak Allah, Yaitu keselamatan bagi suku-suku bangsa. Yesus datang untuk membawa kita kepada Allah sejati.
Yesuslah rahasia itu, Yesuslah suatu hal yang tidak pernah terpikirkan oleh manusia. Pikiran kita terjebak pada kemustahilan bahwa ada penguasa yang mau secara sukarela memberikan nyawa untuk mempuyai relasi dengan Anda dan saya sang pendosa. Dan tidak pernah dilihat mata dan tidak penah didengar oleh telinga dinyatakan dan puncaknya kebangkitan, kabar baik bagi kita semua.
“Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.”
Rahasia itu adalah kerinduan Allah, kita diciptakan bukan seperti ciptaan lain, sebelum Allah menciptakan kita ada diskusi antara pribadi Allah Tritunggal dan Allah menghembuskan napas kehidupan kepada kita, “baiklah kita menciptakan serupa segambar kita.” Begitu berharganya kita sebenarnya, begitu mulianya kita.
Kita adalah gambar Allah, gambar yang rusak dan hanya bisa dipulihkan oleh Yesus. Sampai pada akhirnya rencana rahasia itu dinyatakan dan kita sebagai orang percaya sejati dapat menikmati hal itu yaitu kesatuan dalam Yesus.
Kita semua telah memberontak, Roh Kudus menyatakan Injil kepada kita melalui hamba-hamba Allah yang diurapi-Nya. Maka hati kita yang memberontak itu dilembutkan dan mau mempercayakan diri kepada kepala Gereja, Yesus Kristus.
Kristus telah menjadi dosa, Dia yang setia dipandang hina, hidup dalam kegelapan yang pekat, Yesus bahkan terhitung diantara para penjahat, Dia turun kedalam kerajaan maut. Semua itu Ia lakukan untuk menanggung dosa-dosa kita.
Jika karena dosa Adam semua orang berdosa. Demikian juga oleh karena satu kebenaran sejati dalam Kristus maka kita yang dimampukan untuk berserah dan percaya, mendapatkan pengampunan dosa. Bahkan mempercayakan diri kita kepada-Nya kita dibenarkan. Kita sang pendosa dipandang indah karena Kristus dalam kita.
Ketika Yesus benar-benar dalam kita, kita akan selalu berkorbar untuk selalu mengabarkan Injil, kepada orang terdekat dan memberi diri apa pun pekerjaan kita semua itu sarana untuk pekabaran Injil dan memuridkan, inilah pelayanan.
Bahwa hidupku bukan aku lagi melainkan Yesus hidup dalam aku, hidupku dalam Yesus hanya untuk memberitakan kasih Yesus kepada dunia. Kasih sang kepala segala sesuatu baik yang ada di sorga dan di bumi. Pada titik ini kita dapat mengerti sekarang, mengapa Yesus adalah kepala segala sesuatu. Karena Dialah yang telah taat sampai mati disalibkan dan puji Tuhan telah bangkit dari kematian mengalahkan maut.
Segala kemuliaan hanya bagi Dia Raja diatas segala Raja, Sang Kepala gereja. Saya berdoa kiranya kita terus dikaruniakan oleh Roh Kudus untuk semakin mengenal Yesus dan berjuang untuk menikmati Dia setiap saat, amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Efesus 1:7-10 Rahasia Kehendak Allah"
Silahkan Berkomentar