Renungan Amsal 3:27 Ajakan Hikmat Untuk Melakukan Kebaikan
Ayat Alkitab Amsal 3:27
Judul Renungan; Ajakan Hikmat Untuk Melakukan Kebaikan
Amsal 3:27 (TB) Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.
Iman kepada Kristus, pada akhirnya akan membuahkan perbuatan baik. hati yang dahulu mementingkan diri sendiri. Kini mementingkan orang lain. Melakukan kebaikan berdasarkan kasih karunia, keindahan, dan kemuliaan Kristus yang telah disalibkan dan bangkit. Untuk sampai di sini, marilah kita merenungkannya!
Ini adalah panggilan dari hikmat yang berasal dari Allah, seseorang yang benar-benar berhikmat dan tidak hidup berdasarkan hikmatnya sendiri. akan selalu berjalan di jalan di mana Tuhan berjalan, di mana Allah ingin kita berjalan di jalan yang Kristus telah lalui. Yesus telah menunjukkan kepada kita apa itu kebaikkan yang didasarkan pada belas kasihan.
Percayalah kepada Tuhan, merupakan pondasi dari hidup yang berarti, berjalan sebagaimana tujuan dari kita hidup di dunia ini. Kitab Amsal berpusat pada frasa ini, yaitu takut akan TUHAN. Ini adalah permulaan hikmat, kehidupan yang mengenal Tuhan, menghormati Tuhan, mengasihi Tuhan, dan berserah untuk taat pada kehendak-Nya. Untuk masuk ke ruangan hidup yang benar-benar berhikmat, marilah kita belajar dua kata ini. Yaitu penyerahan diri.
Penyerahan Diri
Panggilan untuk tidak menganggap diri sendiri bijak merupakan jalan masuk untuk memperoleh hikmat sejati. mengakui bahwa kebodohan diri merupakan buah dari dosa yang melekat pada diri kita. Sebelum kita merenungkan bagaimana memiliki penyerahan diri. Saya mengajak Anda untuk bersama-sama kita merenungkan natur kita yang berdosa, keberadaan kita yang diperbudak oleh keinginan untuk berhikmat berdasarkan hikmat kita sendiri.
Kehidupan yang telah menjadi Tuhan atas diri sendiri, merupakan kehidupan yang melakukan kebaikan untuk kemuliaan diri. Hikmat yang berasal dari ular tua yang telah menggoda Adam dan Hawa, telah diturunkan kepada kita, sebab kita ini ada di dalam dosa dan upah dosa adalah binasa. Kebaikan yang tidak didasarkan pada hikmat Tuhan, kebaikan Tuhan dan kasih karunia untuk membawa orang-orang melihat kemuliaan Kristus. Kebaikan tersebut sia-sia.
Kita ada di dalam kefanaan yang nyata dan membinasakan, kita terjebak dalam hikmat palsu yang membawa kita semakin jauh dari Allah. Ini merupakan kemalangan yang nyata, hasil dari pemberontakan hati dan pikiran yang merasa dapat menjadi seperti Tuhan. Sebab itu, kita hari ini dipanggil untuk menyerahkan diri, sebab inilah tujuan kita. Yaitu hidup dalam kemuliaan Allah, dan melakukan yang baik berdasarkan kasih Allah dan kemuliaan-Nya.
Tidak akan pernah ada kepuasan melalui pemuliaan diri. Hati kita akan semakin kesepian, kita akan semakin kosong. Karena bukan untuk dimuliakan kita diciptakan. Kita hidup hari ini, karena Allah ingin kita menikmati kemuliaan-Nya. Inilah tujuan kita, namun karena dosa semua manusia telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Hanya Allah saja yang dapat menyelamatkan kita dari kemalangan yang nyata dan mengerikan ini, dari tujuan hidup yang sesat.
Penyerahan diri dapat dilakukan setelah kita sadar betapa kita orang berdosa. Namun Yesus yang telah disalibkan menggantikan kita, Ia menjadi dosa agar kita yang adalah pendosa besar. Ketika bertobat, ketika percaya kepada Yesus Dia adalah Tuhan dan juruselamat hidup kita. Di dalam Dia adalah kehidupan yang bernilai kekal, Dia adalah jalan kebenaran dan hidup yang membawa kita kepada kemuliaan Allah, di dalam Yesus kita menikmati dan kagum pada kemuliaan Allah.
Kenikmatan dan kepuasan kemuliaan Allah, kepercayaan kepada Allah, dan hidup untuk Kristus inilah yang menyadarkan kita. Bahwa sekarang, jalan hidup kita adalah menyerahkan diri kepada Yesus. Sebab hanya Dia yang berhak menerima semua ketaatan kita. Untuk inilah kita hidup baru, dikuduskan dan dibenarkan. Yaitu taat pada kehendak Kristus, ketaatan inilah yang pada akhirnya membuahkan kebaikan yang tertulis di dalam Amsal. Ketika Anda dan saya benar-benar hidup berpusat pada Kristus.
Baiklah kebaikan itu, bukan lagi berdasarkan diri kita yang baik, melainkan berdasarkan perenungan kita akan kebaikan Allah di dalam Kristus. Sebab kita dipanggil untuk melakukan pekerjaan baik yang Allah persiapkan bagi kita (Efesus 2:10). Dan marilah kebaikan kita diketahui semua orang sehingga mereka memuliakan Allah (Filipi 4:5), karena melihat kemurnian kebaikan tersebut. Baiklah kita mengasihi bukan hanya dengan lidah perkataan kita, malainkan dengan perbuatan yang memandang pada kasih Kristus yang telah disalibkan (1 Yohanes 3:18).
Untuk menutup renungan ini, marilah kita beralih ke Yakobus. Teguran yang sama dituliskan bagi kita. Di mana hikmat sejati pada akhirnya mementingkan kepentingan sesama kita untuk kemuliaan Kristus. Sebab Allah menginginkan pertobatan dari banyak orang melalui hidup kita yang telah bertobat. Hikmat itu, menjadikan kita tidak jemu-jemu berbuat baik (Galatia 6:9-10).
Yakobus 2:14-18 (FAYH)
Saudara sekalian yang saya kasihi, apa gunanya mengatakan bahwa Saudara beriman dan bahwa Saudara orang Kristen, kalau Saudara tidak membuktikannya dengan jalan menolong orang lain? Apakah iman serupa itu akan menyelamatkan orang?
Jika Saudara mempunyai seorang kawan yang memerlukan makanan dan pakaian,
lalu Saudara berkata kepadanya, "Nah, selamat jalan, semoga Allah memberkati engkau dengan cukup sandang dan pangan, " tetapi Saudara tidak memberinya pakaian atau makanan, apakah faedahnya?
Jadi, Saudara lihat, bahwa hanya beriman saja tidaklah cukup. Saudara harus berbuat baik untuk membuktikan bahwa Saudara beriman. Karena tanpa perbuatan baik iman itu mati dan tidak berguna.
Tetapi orang mungkin berkata, "Saudara berpendapat bahwa jalan menuju Allah hanyalah dengan jalan iman, tanpa apa-apa lagi. Saya berpendapat bahwa perbuatan baik itu juga penting, karena tanpa perbuatan baik, Saudara tidak dapat membuktikan iman Saudara; tetapi dari perbuatan saya orang dapat melihat bahwa saya beriman. "
Posting Komentar untuk "Renungan Amsal 3:27 Ajakan Hikmat Untuk Melakukan Kebaikan "
Silahkan Berkomentar