Renungan Amsal 1:5-7 Ketika Kita Ingin Berhikmat Takut Akan TUHAN
Renungan Amsal 1:5-7 Ketika Kita Ingin Berhikmat Takut Akan TUHAN
Ayat Alkitab Amsal 1:5-7
Judul Renungan; Ketika Kita Ingin Berhikmat Takut Akan TUHAN
Amsal 1:5-7 TB. baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan— untuk mengerti amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang bijak. Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
"Hikmat membawa kita pada jalan yang mulia, jalan yang diinginkan jiwa kita yang kekal. Hikmat Allah di dalam Kristus oleh Injil menyelamatkan jiwa dari kebinasaan dosa. Inilah hikmat yang benar-benar kita kedalaman diri kita inginkan, yaitu hikmat yang berdasarkan takut akan TUHAN."
Tidak ada orang yang bijak yang malas belajar. Yang ada adalah orang bijak hanya menurut dirinya sendiri, dan ia adalah orang keras kepala. Fakta yang berbahaya ketika kita merasa bahwa diri kita adalah seseorang yang bijak, banyak ilmu dan memperoleh banyak pengertian kita tidak lagi bertumbuh dan banyak belajar. Ini dapat dilihat ketika mengambil keputusan. Seringkali seseorang yang merasa dirinya bijaksana, hidup tanpa banyak pertimbangan.
Ketika seseorang merasa dirinya bijaksana, ia akan berhenti belajar, ia memiliki kecenderungan untuk memamerkan kebijaksanaannya. Seseorang seperti ini biasanya selalu menginginkan kesenangan jangka pendek tanpa memikirkan apa yang akan terjadi jangka panjang ketika sebuah keputusan diambil, ketika sebuah tindakan dilakukan.
Kebijaksanaan sejati hanya akan didapatkan bila, “bijak mendengar dan menambah ilmu.” Mendengarkan dan membaca dan merenungkan suara Tuhan melalui Alkitab adalah perjuangan terbaik untuk mendapatkan kebijaksanaan yang berasal dari Allah. Kebijaksanaan sejati adalah pengertian akan Allah yang utuh dan benar, melakukan firman Tuhan menjadi kesukaan dan hidup dalam pengertian bahwa kita adalah orang bodoh yang binasa dalam segala hikmat yang ada di dalam diri yang berasal dari pemberontakan kita terhadap Allah yang menciptakan kita.
Sebab kita orang berdosa, kesadaran bahwa diri kita pendosa yang binasa, merupakan hikmat yang diberikan kepada kita ketika Injil menjadi pusat dari setiap perenungan kita. Mengenal karakter Allah yang sempurna dan Dia tidak akan pernah menyangkal menjadi tidak setia terhadap kesempurnaan karakter-Nya, membawa kita pada hikmat sejati di mana kita akan semakin haus untuk mengenal siapa Allah, Dia yang adalah Sang Hikmat.
Sebab Yesus adalah guru sejati Ia berkuasa, Ia pencipta, dan Dia adalah Allah. Dan kebijaksanaan sejati berpusat pada Kristus, takut akan Tuhan berarti mencintai Yesus dan takut untuk kembali berdosa, hikmat yang berasal dari Allah, merupakan hikmat yang membawa kita semakin membenci dosa dan mengasihi Kristus. Orang yang bijaksana tidak akan lagi hidup dalam dosa.
Karena orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Orang bodoh adalah orang-orang yang masih diperbudak oleh dosa. Tidak ada hikmat sejati dalam dirinya yang ada adalah hikmat yang akan membawa dia kepada kebinasaan kekal sebab ia bodoh. Karena itu saudaraku yang kekasih, marilah kita melihat pada salib Kristus, menyadari bahwa itulah pangharapan keselamatan kita yang menjadikan kita berhikmat, untuk hidup takut akan TUHAN.
Roh Kudus selalu berbicara dan mengingatkan kita akan karya penebusan Kristus yang jauh lebih besar dan berharga dan memberikan pengharapan dari semua kesukaran dan penderitaan yang kita alami. Inilah kebijaksanaan sejati. Takut akan Tuhan berarti kesadaran penuh bahwa Tuhan Yesus sangat mengasihi.
Ketika kita menyadari bahwa hikmat kita adalah kebodohan, bahwa kita tidak dapat berbuat apa-apa yang berguna di hadapan Allah di dalam hikmat kita. Hanya ketika mendengar firman Kristus, dimampukan menghidupi firman, berdasarkan kasih setia yang dianugerahkan kepada kita, kasih yang tidak pernah berubah, kasih yang membenarkan dan menguduskan dan menjadikan kita petobat sejati yang semakin berhikmat berdasarkan hikmat Kristus.
Tuhan, mampukan kami berhikmat berdasarkan Injil, sehingga hidup kami menjadi orang-orang yang semakin serupa dengan Kristus. Menjadi pemberita Injil, menyiarkan kasih Kristus kepada dunia yang tersesat, dunia yang tanpa harapan di dalam kutuk dosa dan perbudakan hikmat dunia yang menyesatkan. Berikan kami kasih karunia-Mu, berikan kami kasih-Mu sehingga kami memuliakan Engkau dan segala pujian bagi-Mu. Dalam nama Yesus. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Amsal 1:5-7 Ketika Kita Ingin Berhikmat Takut Akan TUHAN"
Silahkan Berkomentar