Yesus Adalah Pusat Kehidupan Pelayanan Pemuridan
(Pendalaman Pribadi Saya Di 4 Kitab Injil)
Kehidupan Kristen yang ideal merupakan kehidupan yang secara sungguh-sungguh, berserah kepada Yesus, kehidupan yang sadar benar. Bahwa hidupnya adalah milik Yesus, Yesus adalah Tuhan, Raja, Sahabat, Penebus, Pembebas, dan yang berkehendak untuk mendatangkan kebaikkan untuk orang-orang yang telah Ia tebus dengan darah yang mahal. Mereka ini adalah Kristen-kristen sejati.
Untuk sampai pada kehidupan yang memiliki penyerahan inilah, Yesus harus menjadi seorang pembuat murid. Ketika saya berkali-kali membaca 4 kitab Injil, saya mengeluh karena begitu sulit bagi saya untuk mendapatkan pusat, dari keempat Injil ini. Untuk mendapatkan intinya tema dari kitab-kitab ini begitu gampang jika hanya dengan melihat buku-buku introduksi dan buku tafsiran, tetapi bukan itu yang saya maksudkan.
Sampai akhirnya saya mendapatkan 2 pelajaran berharga berdasarkan 4 kitab Injil ini;
Kedua pelajaran inilah yang saya bagikan melalui artikel seri pemuridan Kristen kali ini dan untuk menutup artikel ini, saya juga akan menjelaskan bagaimana pemuridan pada dasarnya adalah satu kesatuan dengan iman Kristen, di mana iman berarti ketaatan kepada Ke-Tuhanan Kristus.
1. Pekerjaan Yesus selama Ia masih hidup
Keempat Injil yang memberikan kepada saya satu pengertian utuh tentang apa yang Yesus kerjakan selama ia masih hidup, Yesus adalah pusat, pemeran utama yang harus menjadi tujuan utama saya merenungkan dan mempelajari Injil.
Apa yang Yesus kerjakan, mungkin banyak orang yang telah mendapati Yesus telah menjadikan lima roti dan dua ikan dan memberikan makan lima ribu orang dan mujizat lainnya. Membangkitkan orang mati dan hal-hal ajaib lainnya. Tetapi semua itu bukanlah yang terus-menerus penulis Injil tunjukkan kepada Anda dan saya.
Saya menemukan keutamaan dari apa yang Yesus kerjakan, yaitu memuridkan inilah yang dia lakukan. Ia melatih, mendidik, menguatkan, memberikan arahan, menjadi contoh, berbagi hidup, dan menyerukan pertobatan kepada mereka para murid-Nya.
Saya akan mengeluarkan sedikit argumen yang akan menyakiti hati Anda, terutama Anda yang mengaku sebagai hamba TUHAN. Dan saya harap Anda tersinggung dan memikirkan ulang pelayanan Anda dan iman Anda kepada Yesus, apa yang menjadi kehendak Yesus yang seharusnya dilakukan semua orang yang mengaku hanya Yesuslah Tuhan atas hidupnya.
Banyak orang ingin menjadi serupa dengan Yesus, namun mereka melupakan titik di mana Yesus secara sengaja telah melakukan apa yang Allah amanatkan di dalam kitab kejadian kepada Adam dan Hawa, beranak cucu dan bertambah banyak. Yesus melakukan perintah ini dengan sempurna, dengan cara memuridkan, melahirkan anak-anak Rohani yang secara radikal berpenyerahan kepada-Nya. Menjadi pengikut Yesus yang setia sampai pada hari kematian mereka.
Anda ingin menjadi seperti Yesus, namun Anda tetap dengan sifat dingin yang sama, Anda berkata Anda mengasihi, tetapi Anda tidak pernah memperhatikan kasih Yesus yang secara sengaja, memilih para murid untuk Ia kasihi. Adakah hati Anda tertuju pada pelayanan yang sama seperti Yesus kerjakan, atau Anda terlalu cinta sifat Anda yang dingin dan kehidupan Anda yang berpusat pada perasaan dan pikiran Anda sendiri. Maukah Anda mendoakan doa yang sama seperti Yesus doakan di Yohanes 17.
Yesus lebih banyak menghabiskan waktu-Nya bersama para murid. Ia menunjukkan bagaimana melawan kesesatan yang dilakukan guru-guru Yahudi pada waktu itu. Yesus menganggap suatu keseriusan untuk melawan pengajaran yang salah dari guru-guru Yahudi ini (Matius 16:16). Karena pengajaran mereka mengabaikan kasih kepada sesama dan mengutamakan kegiatan dan kehidupan yang terlihat agamawi secara utuh.
Saya meragukan keinginan Anda yang ingin menjadi serupa dengan Yesus, ketika Anda dengan sengaja memandulkan diri Anda, yaaa Anda mendul secara rohani dan saya tidak menutup kemungkinan juga dapat mandul. Anda tidak pernah berdoa untuk orang-orang yang harus Anda layani secara pribadi, seperti pelayanan Paulus kepada Timotius.
Mari gumulkan apa yang saya tulis ini, jika Anda menganggapnya sesat, saya harap Anda membaca Alkitab dengan berpusatkan kepada Kristus. Bukan diri Anda sendiri, agar Anda dapat mengerti. Kiranya Roh Kudus menerangi kegelapan yang ditempatkan sih jahat, berabad-abad ada di dalam diri Anda.
2. Yesus menjauhi ketenaran dan melakukan kehendak Allah
Keempat Injil memberikan saya pengertian bahwa Yesus tidak menyukai ketenaran, Yesus tidak ingin melakukan kehendak manusia yang menginginkan Dia terkenal. Yesus seringkali menyingkir dari orang banyak untuk berdoa. Untuk melakukan kehendak Bapa.
Yesus tidak sama dengan orang-orang zaman kini, Yesus tidak suka banyaknya orang-orang yang memiliki pemahanan yang dangkal mengikuti Dia. Yesus tidak ingin orang-orang yang suka dengan definisi Mesias yang salah, mereka yang terus mendesak Dia menjadi raja.
Yesus tidak suka ketenaran, karena Ia tahu itu semua bukan panggilan-Nya. Jika Anda memperhatikan beberapa kali Yesus tidak ingin dikatahui bahwa Ia adalah Mesias, hal ini bukan tanpa alasan atau Yesus ingin memberikan kejutan.
Saudaraku sama seperti hati Anda dan saya yang ingin Yesus menjadi seperti yang Anda dan saya pikirkan. Sama seperti para hamba-hamba kacau yang tidak berpusat pada Yesus tetapi berpusat kemuliaan pendengarnya dan dirinya sendiri. Sehingga Yesus yang mereka beritakan dengan seenak jidat iman harus lebih besar agar Yesus memberkati lebih banyak lagi, hanya perlu sedikit kesabaran. Untuk Anda sampai di jalan kesuksesan kehidupan dan bersyukurlah untuk itu.
Begitu juga pemahaman orang-orang Yahudi pada masa itu tentang Yesus, pada zaman di mana Yesus masih hidup. Orang Yahudi sedang ada di bawah jajahan bangsa Romawi, mereka menginginkan Mesias yang artinya pembebas, untuk membebaskan mereka dari penjajahan dan mereka akan menjadi bangsa yang merdeka dan Mesiaslah raja mereka. Mereka ingin menikmati kekayaan dunia dan mereka ingin kekuasaan dan kehidupan yang nyaman berdasarkan cara pandang mereka.
Bukan hanya orang-orang Yahudi secara umum, bahkan Petrus memiliki pemahaman yang demikian, hal ini dapat kita ketahui ketika Petrus menegur Yesus bahwa Yesus tidak akan menderita disalibkan, lalu Yesus menghardik iblis yang ada di dalam diri Pertus (Matius 16:21-23). Ini adalah pemahaman yang berpusat pada diri sendiri bukan kehendak Allah.
Kita dapat mempelajari hal yang sangat penting melalui poin ini, bahwa Yesus bukan seperti yang kita pikirkan. Maka marilah ketika percaya kepada Yesus, kembali ke Alkitab, bacalah Alkitab dan renungkan itu, dengan hati tertuju kepada Yesus untuk kemuliaan Allah saja.
Selanjutnya Yesus melakukan kehendak Bapa, Yesus sangat mengerti kehendak Allah untuk diri-Nya. Pertama Yesus harus mendidik para murid, kedua Yesus harus berdiam diri bersama Allah Bapa. Ketiga puncak dari semua itu adalah karya-Nya di atas kayu salib. Tetapi untuk yang ketiga ini tidak kita bahas di dalam artikel ini.
Yesus memuridkan, jantung dari pemuridan ada di Matius 16:24 dan Lukas 9:23. Kedua ayat ini akan mengantarkan kita pada inti dari artikel ini, Pemuridan Kristen untuk membentuk watak. Tetapi marilah kita bahas terlebih dahulu tentang Yesus yang selalu berdiam diri untuk datang kepada Bapa.
Kekristenan pada zaman kini, di mana Anda dan saya hidup saat ini, mendefinisikan bahwa orang-orang yang dewasa rohani, dilihat dari banyaknya aktivitas rohani yang ia lakukan, banyaknya kegiatan kepanitian yang ia kerjakan. Orang-orang semacam inilah yang dianggap memiliki kedewasaan rohani.
Lain halnya dengan Yesus, Ia justru ditengah-tengah kesibukkan-Nya seringkali menyingkir dari orang banyak. Ia seringkali tidak ingin bertemu orang banyak, ia seringkali menyendiri bersama para murid dan di beberapa kesempatan untuk berdoa (Matius 14:23; Markus 7:17).
Intinya Yesus tidak seperti kita, yang tergila-gila dengan banyaknya kegiatan, ia lebih suka bersekutu dengan Bapa-Nya. Meskipun semua kesendirian ini bertujuan untuk melayani banyak orang akhirnya namun yang terutama melayani para murid. Yesus lebih banyak juga menghabiskan waktu untuk mengajar para murid-Nya. Inilah yang Yesus kerjakan, Yesus memuridkan.
Pelajaran penting yang dapat Anda dan saya pelajari dari keempat kitab Injil, kitab yang indah. Memberikan pengertian secara utuh dari kehendak Allah atas Yesus Kristus yang pada akhirnya diturunkan kepada Anda dan saya yang mengaku telah menjadi hamba Kristus. Kita yang dipanggil untuk mengikut Yesus.
Kekristenan pada zaman kini, di mana Anda dan saya hidup saat ini, mendefinisikan bahwa orang-orang yang dewasa rohani, dilihat dari banyaknya aktivitas rohani yang ia lakukan, banyaknya kegiatan kepanitian yang ia kerjakan. Orang-orang semacam inilah yang dianggap memiliki kedewasaan rohani.
Bagaimana maukah Anda mendoakan hal ini bersama saya, bergumul untuk menjadi orang-orang Kristen yang tidak mandul. Orang-orang Kristen yang secara sengaja berdoa dan melayani pribadi ke pribadi.
Kita beranak cucu dan bertambah banyak secara rohani, tidak ada cara lain untuk mendapatkan kedalaman dari berita Injil, selain memuridkan.
Menemukan orang-orang yang hidup secara rohani bukan hanya biologis untuk bisa mendapatkan orang-orang berpenyerahan secara radikal hanya dengan cara melayani pribadi ke pribadi, sama seperti yang Kristus lakukan.
3. Pembentukan watak murid
Kita telah belajar apa yang Yesus kerjakan, melalui keempat kitab Injil. Lalu kita akan mendalami bagaimana Pemuridan yang Yesus lakukan. Memiliki tujuan yang indah, tujuan yang memberikan saya secara pribadi dapat mengerti mengapa Kekristenan pada abad-abad pertama memiliki penyerahan yang radikal, di dalam penderitaan mereka.
Watak manusia, berkaitan erat dengan sikap, tingkah laku, yang lahir dari hati sebagai akar dari segala hal yang dapat manusia kerjakan. Watak muncul karena terbentunknya keyakinan di dalam diri. Inilah yang menjadikan seseorang memiliki kebiasaan.
Pelayanan permuridan yang Yesus lakukan, membawa manusia yang secara bayi rohani, orang-orang percaya baru dipanggil dari kebiasaan yang lama. Masuk ke dalam kebiasaan yang baru. Pola ini sama persis seperti yang dilakukan Allah dalam Perjanjian Lama, untuk bangsa Israel yang baru saja keluar dari tanah Mesir, tanah perbudakan.
Anda dan saya adalah budak dosa, kita semua orang-orang yang ada di dalam Mesir kehidupan nyata. Jiwa kita terkurung dalam kematian. Sampai akhirnya kita mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, kita dimuridkan untuk berjalan ke tanah perjanjian Ilahi di mana Yesus ada di sana.
Inilah pentingnya pemuridan, untuk membawa orang-orang percaya berpusat pada Yesus. Sehingga iman yang sejati kepada Allah, menunjukkan secara jelas pola kehidupan yang baru, kehidupan yang bersandar kepada Alkitab, iman dan berpenyerahan. Karena keselamatan tidak dapat dipisahkan dari ketaatan kepada Yesus. Untuk masuk keruangan ketaatan inilah diperlukan pemuridan yang sama seperti Kristus lakukan.
Saya mencurigai, begitu banyak hamba-hamba Tuhan tidak memuridkan, karena mereka pada dasarnya tidak memiliki ketaatan kepada Kristus (itulah yang terjadi pada diri saya jika saya tidak memuridkan). Saya harap Anda tersinggung.
Mereka orang-orang yang melangkah berdasarkan keyakinan sendiri yang didasarkan hati dan pikiran, inilah yang membuat pemuridan bukanlah pelayanan yang diminati bahkan pemuridan menjadi pilihan, bagi saya ini benar-benar salah dan kacau, setan sangat pandai menutupi jalan menuju kesehatan rohani setiap orang percaya.
Pemuridan adalah pelayanan yang sepi, sedikit yang harus dilatih. Dan saya berkali-kali diingatkan bahwa pemuridan tidak akan membuat saya terkenal. Karena saya harus menyangkal diri saya dengan melayani beberapa orang untuk membawa mereka hidup secara radikal mempercayakan hidup mereka kepada Yesus.
Pemuridan adalah pelayanan yang akan menjadikan Anda sebagai pelayan Tuhan, ketika melayani pribadi manusia dan bukan kegiatan, jiwa manusia yang Anda layani bukan berkas dan jadwal yang harus dibuat, bukan sebuah dokumen yang menumpuk. Tetapi manusia yang harus menerima kasih, hubungan dua arah, Anda harus mendengarkan dan banyak memikirkan orang tersebut. Bahkan membawa dia di dalam doa-doa Anda. Inilah penyangkalan diri, pelayanan pemuridan yang Yesus kerjakan.
Segala kelemahan, keburukkan, hubungan Anda dengan Allah. Akan diketahui secara terbuka oleh orang yang Anda layani. Anda harus secara jujur mengakui bahwa Anda sampai hari itu di mana Anda melayani masih bergumul melawan dosa.
Pelayanan pemuridan adalah pelayan yang melayani jiwa manusia, membawa orang-orang untuk menyangkal diri dan sampai pada kesatuan iman (Efesus 4:13)
Watak yang sama seperti watak Kristus yang dihasilkan, penuh kehangatan dalam kasih, mencintai jiwa-jiwa bukan kegiatan pelayanan.
Memberikan diri-Nya untuk manusia bukan jadwal ibadah yang padat. Berdiam diri bersama Allah, tanpa harus dikenal dan terus bergumul melawan dosa. Hati yang tertuju pada jiwa-jiwa, mendoakan orang-orang yang dilayani maupun yang akan dilayani, bergumul bersama mereka dan hidup berdampingan untuk saling mengenal, bertumbuh, dan berpenyerahan kepada Ke-Tuhanan Kristus dan pada akhirnya pengutusan.
Untuk menutup artikel ini, saya mengambil dua kutipan tentang pemuridan;
Pertama tulisan dari A. W Tozer;
Di Perjanjian Baru, keselamatan dan pemuridan sedemikian berkaitan erat sampai tidak bisa dipisahkan. Keselamatan dan pemuridan tidak sama, tetapi seperti anak kembar siam, keduanya dihubungkan oleh suatu ikatan yang hanya dapat dipisahkan oleh kematian.
Sayangnya, keselamatan dan pemuridan sedang dipisahkan di kelompok-kelompok Injili sekarang ini. Dalam peryantaan iman yang dihayati rata-rata orang Kristen, keselamatan dipercaya diterima secara otomatis, sementara pemuridan dianggap sebagai pilihan, sehingga orang Kristen tidak menerima pemuridan sama sekali.
Kita dibawa pada keselamatan yang mempercayai keselamatan dengan cara percaya pada sejarah kematian Yesus yang telah menebus dosa-dosa kita. Tetapi kita tidak memiliki konsep yang benar tentang keselamatan Alkitabiah yang utuh. Tentang keselamatan dan ketaatan tidak dapat dipisahkan samasekali di dalam kebenaran ini.
Seseorang menerima Yesus sebagai juruselamat, tetapi konsep Ke-Tuhanan Yesus diabaikan samasekali. Hal inilah yang menjadikan orang Kristen tanpa pemuridan berarti tanpa ketaatan kepada Ke-Tuhanan Yesus, Kekristenan sangat dangkal, kosong dan mencoba mencari berbagai pengganti melalui berbagai kegiatan rohani yang samasekali tidak menjadikan Kekristenan dewasa yang ada hanya semakin kosong dan hampa.
Kedua, tulisan James M. Boice;
Pemuridan; Ada beberapa alasan mengapa situasi yang saya uraikan umum terjadi di gereja hari ini. Yang pertama adalah teologi detektif yang merayapi kita seperti kabut yang mematikan. Teologi ini memisahkan iman dari pemuridan dan kasih karunia dari ketaatan. Teologi ini mengajarkan bahwa Yesus dapat diterima sebagai Juruselamat seseorang tanpa diterima sebagai Tuhannya.
Pemuridan bukanlah langkah kedua dalam Kekristenan, seolah-olah seseorang pertama-tama menjadi orang percaya kepada Yesus dan kemudian, jika dia memilih, menjadi murid. Sejak awal, pemuridan terlibat dalam apa artinya menjadi seorang Kristen sejati.
Apakah iman tanpa komitmen adalah iman yang Alkitabiah yang benar? Jika iman tanpa perbuatan mati. Betapa lebih benar lagi bahwa iman tanpa komitmen itu mati. Iman sejati melibatkan unsur ini: pengetahuan, respon hati, dan komitmen. Yang tanpanya iman tidak berbeda dengan persetujuan setan-setan yang percaya dan gemetar (Yakobus 2:19).
Saya harap Anda memikirkan ulang setiap hal di dalam pelayanan Anda yang Anda kerjakan. Memang saya akui di dalam budaya kita, Kekristenan Indonesia, pelayanan Pemuridan sangatlah asing. Tetapi saya ingin tegaskan satu hal, bahwa pelayanan ini Alkitabiah, saya memiliki keyakinan yang teguh akan hal ini.
Untuk Anda yang membaca artikel ini, silahkan digumulkan, saya tidak serta merta memaksa Anda untuk memuridkan tanpa adanya keyakinan dari Alkitab. Saya tidak ada hak untuk memaksa Anda melakukan seperti yang saya lakukan. Tetapi saya berhak untuk secara tegas menyampaikan KEBENARAN yang Alkitabiah sebagai dasar dari Kekristenan.
Keyakinan saya di dalam Pemuridan ada di Yesaya 54, ayat ini saya dapatkan 4 tahun lalu yang membawa saya terus bergumul tentang penyangkalan diri, memikul salib, dan mengikut Yesus melakukan apa yang Yesus lakukan sebagai murid-Nya.
Bukan sebagai seseorang yang hanya ingin Yesus berikan ini dan itu, tetapi dengan kesadaran penuh bahwa diri saya milik Yesus, Yesus adalah harta berharga saya dan saya harus melepaskan semua yang saya anggap benar dan baik ketika itu benar-benar tidak sesuai dengan apa yang Alkitab katakan. Kiranya Roh Kudus memberikan kepada Anda pengertian yang mendalam akan kesatuan dari keselamatan dan ketaatan yang ada di dalam Pemuridan Yesus Kristus. Amin.
Posting Komentar untuk "Yesus Adalah Pusat Kehidupan Pelayanan Pemuridan"
Silahkan Berkomentar