Renungan Mazmur 120:1-5 Allah Pembela Kita "Berserulah KepadaNYA"
Ayat Alkitab Mazmur 120:1-5
Judul Renungan; Allah Pembela Kita "Berserulah KepadaNYA"
Mazmur 120:1-5 (TB) Nyanyian ziarah. Dalam kesesakanku aku berseru kepada TUHAN dan Ia menjawab aku: "Ya TUHAN, lepaskanlah aku dari pada bibir dusta, dari pada lidah penipu." Apakah yang diberikan kepadamu dan apakah yang ditambahkan kepadamu, hai lidah penipu? Panah-panah yang tajam dari pahlawan dan bara kayu arar. Celakalah aku, karena harus tinggal sebagai orang asing di Mesekh, karena harus diam di antara kemah-kemah Kedar! Cukup lama aku tinggal bersama-sama dengan orang-orang yang membenci perdamaian. Aku ini suka perdamaian, tetapi apabila aku berbicara, maka mereka menghendaki perang.
Mungkin ketika Anda membaca poin pertama, Anda langsung berkata dalam hati, tapi realitanya tidak semua doa orang percaya dijawab, banyak yang masih tetap menunggu doanya dijawab.
Ketika saya merenungkan ayat satu saya juga berpikir demikian. Apa benar kata penulis, bahwa Allah selalu menjawab doa kita saat kita dalam kesesakan.
Langsung saja kita masuk pada poin untuk lebih jelasnya.
1. Seruan yang selalu mendapatkan jawaban
Satu hal yang harus sangat kita sadari, bahwa Allah kita adalah pribadi yang nyata. Ia Raja segala raja. Ialah penguasa dunia ini, maka suatu hal yang sangat istimewa sebenarnya ketika kita dapat berkomunikasi dengan Allah secara langsung.
“Dalam kesesakanku aku berseru kepada TUHAN dan Ia menjawab aku: "Ya TUHAN, lepaskanlah aku dari pada bibir dusta, dari pada lidah penipu."
Ketika kita melihat ayat di atas merupakan suatu tindakan nyata dari penulis bahwa ia merasakan, pertolongan dari Allah Sang penguasa dunia ini, lalu apa permasalahan utama. Dalam ayat ini, Daud menegaskan bahwa Allah menolongnya dari segala jenis bibir dusta dan lidah penipu. Segala jenis kejahatan.
Kali ini saya ingin menyampaikan kabar baik kepada Anda, bahwa kita ada dalam lindungan Allah. Kita selalu Allah jaga, Dia adalah Allah yang setia sebab Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya. Dari Mazmur kali ini kita belajar bahwa meskipun kejahatan menjadi realita di dalam dunia ini, namun semuanya ada dalam kendali Allah. Dia yang berkuasa, bahkan dalam kesesakan kita, Dia menolong kita.
Untuk mendapatkan lebih jelas pengertian, tentang bagaimana Allah menjawab doa-doa kita saat dalam kesesakan. Kita masuk pada poin dua.
2. Allah menjawab berdasarkan sifat mahatahu
Kamu berdoa juga namun itu untuk memuaskanmu, maka doa-doamu tidak dikabulkan, kata Yakobus. Ketika Doa, harapan Anda dan saya tidak Allah kabulkan seperti yang Anda inginkan, berarti itulah jawaban Allah.
Sadarilah dan inilah yang harus menjadi pusat dari iman Anda, yaitu Dia Sang penebus, Dia mati di kayu salib bukan agar hidup Anda semakin nyaman untuk menikmati Dunia ini bukan itu tujuan Allah.
Allah datang membawa pedang, untuk memisahkan kita dari cinta pertama kita, memisahkan kita dari berhala-berhala kita. Memisahkan kita dari keinginan untuk menikmati dunia ini, memisahkan kita dari semua keinginan yang menyesatkan dan menjauhkan kita dari Tuhan.
“Apakah yang diberikan kepadamu dan apakah yang ditambahkan kepadamu, hai lidah penipu?”
Penipu disini bukan hanya berbicara tentang Anda ditipu lalu Allah menolong Anda, saya percaya Allah akan menolong Anda dan saya. Namun jika kita hanya berdoa dan terus berseru bahwa, agar kita bebas dari manusia penipu. Tanpa kita sadari ada hal yang jauh lebih berbahaya yang juga penipu terbaik. Yaitu diri kita sendiri, ya diri kita sendiri.
Yeremia menuliskan, "siapa yang dapat melihat hati, hati manusia sudah mengeras."
Hati kita yang berdosa sangatlah licik, ia akan selalu membawa kita untuk mencintai diri sendiri terus menerus. Saudaraku, kasih karunia di dalam Yesus, bukanlah kasih yang hanya membebaskan kita dari neraka setelah kematian. Kasih itu dengan sangat indah, menyelamatkan kita dari diri kita sendiri yang berdosa, dari keinginan daging kita, dari semua hikmat kita yang setiap hari menerima khotbah doktrin dari iblis, agar kita semakin menjauh dari Tuhan.
Membenci penipu lainnya tanpa kita sadari bahwa diri Anda dan saya sama saja. Kita adalah penipu ulung, dan kita pendosa. Anda adalah sang dosa saya adalah sang dosa.
“Panah-panah yang tajam dari pahlawan dan bara kayu arar. Celakalah aku, karena harus tinggal sebagai orang asing di Mesekh, karena harus diam di antara kemah-kemah Kedar! Cukup lama aku tinggal bersama-sama dengan orang-orang yang membenci perdamaian. Aku ini suka perdamaian, tetapi apabila aku berbicara, maka mereka menghendaki perang.”
Daud mengatakan bahwa celakalah dia karena hidup bersama orang asing, mungkin begitu gampang bagi Anda menempatkan diri Anda pada posisi Daud.
Namun jangan harap saya mau menempatkan diri Anda dan saya pada posisi Daud melalui tulisan ini, karena jika demikian Anda terlalu memanjakan dosa Anda, Anda tidak menyadari bahwa orang asing yang Daud sampaikan itu adalah gambaran dari manusia berdosa. Itu adalah kita yang sama berdosanya, sama fasiknya seperti yang Daud sampaikan, kita adalah orang asing yang harus diselamatkan.
Anda dan saya adalah manusia yang asing. Manusia-manusia yang telah diperbudak dosa, manusia yang lebih suka pertengkaran. Namun puji Tuhan Daud sejati yang suka perdamaian, ia berperang dengan kasih. Hidup dalam dunia yang asing. Dunia yang penuh dosa.
3. Mazmur ini adalah tentang injil
Yesus di tengah dunia yang asing penuh dosa. Dunia yang selalu ingin perdamaian palsu, yang diakhiri perang. Yesus adalah Daud sejati, Ia adalah Mesias sejati yang kena fitnah untuk menebus dosa Anda dan saya. Ia dengan segala kerelaan-Nya memberikan diri-Nya menjadi segala-galanya bagi manusia.
Arti nama Daud adalah yang dikasihi, pada waktu Yesus dibaptis, Bapa mengatakan, “inilah anak-Ku kepada-Nyalah Aku berkenan.” Ketika Mazmur ini tentang Injil, berarti ini adalah kabar baik. Ada penguasa yang kena fitnah, ia bahkan menjadi bukan manusia.
Ia dianiaya, di setiap tetes darah yang keluar dari tubuh-Nya adalah pengorbanan. Untuk menerima setiap hukuman dosa Anda dan saya. Yesus menjadi dosa karena menerima dosa kita, seolah-olah Dialah pendosa binasa itu.
Ketika saya merenungkan Injil, bagaimana Mazmur ini tentang Injil, saya mendapatkan berkat yang tidak terkira, saya mendapati diri saya dapat dengan aman menikmati hubungan yang aret dengan Yesus yang rela menjadi manusia.
Karena Allah tahu jika kita manusia tidak menikmati Allah, memuji Allah dan kembali pada tujuan utama manusia diciptakan. Maka manusia binasa, kita akan selamanya hidup merana. Kita tanpa hubungan dengan Allah hanya akan menikmati kebahagiaan palsu yang dunia tawarkan. Kita selamanya menjadi penyembah berhala yang diperbudak oleh berhala-berhala kita. Yesus datang untuk membebaskan kita dari perbudakan berhala kita.
Lalu apa hubungannya dengan doa yang saya kabarkan, doa-doa kita dijawab Allah karena Ia tahu apa yang baik bagi kita, hal terbaik bagi Anda dan saya adalah kemenangan atas dosa. Kita adalah budak dosa, kita adalah manusia yang suka fitnah dan pertengkaran.
Sama seperti bangsa Israel ketika menjadi budak di Mesir, mereka bertengkar satu sama lain. Ini adalah gambaran hidup kita, Musa datang untuk melerai mereka sebelum Musa diangkat menjadi pembebas.
Yesus adalah pembebas sejati Ia membebaskan kita dari perbudakan dosa.
Natur kita ketika kita dalam kandungan adalah natur berdosa, ketika kita percaya Yesus kebenaran Kristus taruh ada dalam kita, namun hal itu tidak mengubah kita menjadi orang tidak berdosa.
Kita selamanya orang berdosa, dan kebenaran Yesus menjadikan kita dipandang tidak berdosa. Dapat hidup kudus, memperjuangkan kesalehan hidup dalam Kristus.
Inilah kabar sukacita bagi Anda dan saya, darah Yesus adalah kebenaran yang membenarkan kita sehingga kita ada dalam lindungan Allah lepas dari sengat dosa. Hai dosa di manakah sengatmu, hai dosa di manakah semangatmu.
Maka doa-doa kita sekarang memohon agar fitnah, dan segala hal yang jahat dalam dunia, berakar dari dosa yang ada dalam diri setiap kita kita dibebaskan dari itu semua dan mampu menikmati Allah saja.
Jadi kini doa-doa kita berpusat memohon pengampunan, meminta kekuatan dari Allah untuk lepas dari kejatuhan dosa dan murni dihadapan Allah. Kita berdoa untuk dimampukan agar semakin taat, semakin mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama kita.
Hanya memandang pada Sang Domba Allah yang telah menebus kita, dan menjadi orang asing untuk Anda dan saya agar kita menjadi Anak Allah. Segala pujian hanya bagi Allah sampai selama-lamanya.
Pembelaan yang Allah lakukan dan sangat mudah kita lupakan adalah Ia menebus kita dari dosa, Ia membela kita bahkan sampai mati di kayu salib. setiap tetes darah-Nya adalah bukti pembelaan-Nya yang berdasarkan kasih terbesar dari Raja segala raja. Mulialah Engkau Ya Allah.
Saya berdoa, kiranya kita semua selalu sadar betapa berharga-Nya kasih karunia itu, kasih itu yang kiranya memampukan kita setiap hari berteriak dalam diri agar diri ini sadar saat jauh dari Yesus kita pasti akan jatuh dalam dosa yang mengerikan. Allah memampukan kita untuk peka pada kasih sejati dalam Yesus dan memurnikan kita sampai Ia datang, amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Mazmur 120:1-5 Allah Pembela Kita "Berserulah KepadaNYA""
Silahkan Berkomentar