Mazmur 119:17-19 (TB) Lakukanlah kebajikan kepada hamba-Mu ini, supaya aku hidup, dan aku hendak berpegang pada firman-Mu. Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu. Aku ini orang asing di dunia, janganlah sembunyikan perintah-perintah-Mu terhadap aku.
Permohonan Pemazmur kali ini mengajari kita untuk selalu memohon kebaikan Tuhan, meskipun kita sudah tahu Tuhan itu baik. Bahkan menyerahkan nyawa-Nya untuk menyelamatkan kita dari hukuman dosa. Yesus disalibkan, menjadi dosa untuk melepaskan kita dari perbudakan dosa bahkan kutuk hukuman dosa, di mana selayaknya kita binasa, tetapi karena kasih karunia kita bertobat dan dibenarkan untuk menjadi anak Allah yang dikasihi.
Pada bagian-bagian sebelumnya kitab Mazmur 119, kita belajar bahwa apa yang dimohonkan oleh Pemazmur berpusat pada kebahagiaan sejati dalam Taurat TUHAN. Hukum-hukum TUHAN adalah kerinduan dari hati Pemazmur, apakah ini juga kerinduan kita? Apakah kita mau berpegang pada firman Tuhan? Saya yakin hati Anda akan menjawab saya mau, tetapi mari kita belajar lebih dalam lagi, mengapa Pemazmur selalu merindukan hukum Allah.
Bila kita lihat diri kita seringkali penentu kebahagiaan kita adalah keadaan yang baik, kehidupan yang berkecukupan, dan kehidupan yang sama seperti standar dunia. Kita hidup berdasarkan apa yang kita lihat dan alami, kita ada di ilusi diri kita sendiri bahwa itulah kebahagiaan, dan itu benar-benar terlepas dari kasih setia Tuhan, kita melangkahkan kaki kita sendiri dan tidak menginginkan Tuhan dan kita kira itulah kebahagiaan.
Kita sadar, bahwa kita hidup di dunia. Bahkan kita mempunyai pemikiran, kehidupan paling penting adalah kehidupan yang dinikmati bagaimanapun caranya. Bahkan kita sangat mencintai dosa, pemberontakan kita, kita cinta perbudakan dosa dan kita tidak pernah benar-benar membencinya.
Kita suka keajaiban-keajaiban dunia, di sosial media sekarang begitu banyak menawarkan kita keajaiban, atau kemewahan. Keselamatan demi keselamatan ditawarkan oleh dunia ini melalui internet.
Tetapi pada akhirnya kita sadar bahwa semuanya itu adalah kepalsuan, bahkan kita ditinggalkan oleh keselamatan palsu dunia pada saat kita merasa sangat membutuhkannya. Maka begitu banyak kita temui orang kaya yang bunuh diri. Orang yang terlihat memiliki segalanya tidak bahagia, bahkan manusia di abad ini semakin frustasi.
Mengapa semua itu terjadi? Karena dunia ini menawarkan sistem yang selalu meminta harga mahal harus dibayar dengan upah sukacita sementara yang berujung pada keringnya jiwa kita. Rasa kosong yang dalam, dan pada akhirnya kita frustasi. Tetapi puji Tuhan seringkali patah hatinya kita oleh dunia, Allah kekasih sejati manusia datang untuk menawarkan Roti kehidupan, dan Air kehidupan.
Yesus yang menebus dosa-dosa, Yesus menawarkan harga yang mahal, dengan sukacita abadi, bahkan harga yang mahal itu bukan kita yang membayarnya, Yesus membayarnya untuk kita. Dia membayar harga itu dengan menjadi manusia sama seperti kita, Dia hidup untuk kita agar kita yang gagal berhasil oleh karena keberhasilan Kristus.
Lalu untuk apa kita merenungkan firman? Jika kita sadar bahwa Yesus sangat mencintai kita, dan kita sudah mengecap kasih sejati itu, respon kita akan menjadi orang yang rindu dan selalu rindu seperti Pemazmur katakan, “Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu,” karena kita tahu keajaiban dunia ini palsu. Dan keajaiban sejati hanya ada di dalam Injil, Alkitab menjadi pusat dari prinsip kehidupan kita.
Tetapi daging kita akan selalu mau, ingin keajaiban dunia. Maka Allah memakai hukum-hukum-Nya untuk menyelamatkan kita kepunyaan-Nya, biji mata-Nya untuk lari, membenci, dan jijik terhadap dosa. Dosa yang benar-benar kita benci, kita muak, akan kita ditinggalkan, bahkan dosa paling nyaman sekalipun.
Kita sekarang adalah warga kerajaan Allah, Yesus membenarkan kita. Maka dengan penuh percaya diri, dan kesadaran akan dosa-dosa kita yang sudah ditebus. Merendahkan diri bertobat, mengakui bahwa kita tidak mau lagi menghamba pada dunia ini, bukan lagi budak nafsu daging, dan tidak lagi berjalan menuju kebinasaan. Kita berjuang untuk mematikan diri sendiri, keinginan yang salah dalam diri, sisa-sisa dosa yang membinasakan.
Kita akan sangat bersukacita bila membaca Alkitab dan kekayaan Alkitab, Allah singkapkan untuk kita. “Aku ini orang asing di dunia, janganlah sembunyikan perintah-perintah-Mu terhadap aku.” Maka pusat hidup kita yang dulunya berpusat pada diri sendiri nafsu daging kita, kini kita dimampukan, diarahkan, dan dibenarkan untuk berpusat hanya kepada Sang Firman yaitu Yesus Kristus. Meninggalkan kehidupan lama dan menjalani kehidupan baru penuh sukacita bersama Yesus.
Kiranya damai sejahtera Kristus melimpah Atas Anda, dan Anda semakin bertumbuh untuk mengenal pribadi mulia yaitu Yesus. AMIN
Posting Komentar untuk "Renungan Mazmur 119:17-19 Mata yang Tersingkapkan, Berpegang Pada Firman "
Silahkan Berkomentar