Renungan Kejadian 3:7 Hikmat yang Bodoh
Ayat Alkitab Kejadian 3:7
Judul Renungan Hikmat yang Bodoh
Kejadian 3:7 TB Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyematkan daun ara dan membuat cawat.
Ketika saya mulai untuk membaca Alkitab dan merenungkannya, ada sejuta pertanyaan dalam pikiran saya. Dan saya tidak pernah memberitahukan orang lain, pertanyaan-pertanyaan ini saya bawa dalam doa terus mencari jawabannya sendiri hingga akhirnya saya puas. Dan salah satu pertanyaan tersebut. Menghadirkan dua kata yang menurut saya sendiri mempunyai makna yang sangat dalam. Kata tersebut, "Definisi Elohim."
Definisi Elohim, dua kata yang saya bentuk ketika saya mendapatkan jawaban dari sebuah pertanyaan dan kebingungan saya. Sebelumnya, saya ingin jelaskan bahwa Definisi Elohim dalam konteks ini. Saya tidak sedang ingin mendefinisikan kata Elohim, namun saya justru ingin mendefinisikan manusia dan alam semesta berdasarkan definisi dari Allah.
Mengapa saya sangat berani mendefinisikan manusia dan alam semesta. Anda mungkin akan berkata bahwa setiap manusia mempunyai pemikiran masing-masing dan berbeda-beda.
Saya sangat yakin dan berani karena Alkitab dengan jelas mendefinisikan kehidupan Anda dan saya bahkan alam semesta, semuanya. Dan Alkitab mengatakan mata kita telah terbuka dan kita sedang berjuang seperti Adam dan Hawa untuk menyembuyikan rasa malu kita akibat dosa.
Pagi ini, 07/12/2020, (Artikel ini baru saya publis 02/06/2022). Ketika saya merenungkan kitab Mazmur. Hal terpenting yang saya dapatkan dan saya simpulkan. Selain Mazmur sedang mendefiniskan sifat dari Sang Kuasa pencipta langit dan bumi. Ternyata Mazmur sedang mengajarkan saya Psikologi manusia. Karena semua hal yang Pemazmur tulis ia sedang memberikan gambaran nyata dari isi hati manusia, pikiran manusia, secara Psikologi.
Jadi jika Anda ingin mempelajari psikologi manusia, bacalah berulang-ulang kitab Mazmur. Ini sedikit informasi bagi Anda. Karena Alkitab sangat jelas dan indah menjelaskan siap manusia dan bagaimana manusia untuk bisa sampai kepada Allah. Yaitu Allah sendiri yang datang kepada manusia. Manusia tidak akan bisa datang kepada Allah sejati yang berkuasa dan penuh kemuliaan. Kita kembali ke poin yang ada pada judul artikel kali ini.
Hikmat manusia yang membawanya kepada kebinasaan kekal. Kita akan memulai pembelajaran Alkitab kita pada Kejadian 3, karena pertanyaan saya seperti ini, ketika saya membaca dan merenungkan kejadian 3. Kita masuk ke poin pertama!
1. Pertanyaan yang tersimpan pada kedalaman hati
Mengapa hanya karena memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat, akibatnya begitu fatal?
Saya sangat mengerti sifat saya, sifat yang sangat suka meremehkan segala sesuatu atau menganggap ringan setiap kejadian dan keputusan. Bisa juga dikatakan dalam diri saya terlalu banyak ketidakseriusan. Sehingga begitu gampang saya memutuskan segala sesuatu dan meremehkan apa yang akan saya terima berikutnya.
Pertanyaan saya, bagaimana mungkin manusia, Adam dan Hawa hanya dengan memakan buah. Sampai hari ini, manusia merasakan efek dari dosa dan dunia yang terkutuk ini. Jika kita perhatikan, dan jika saya yang ada disana pada waktu itu, saya akan meminta keadilan dari Allah. Rasanya Allah sangat kejam.
Hanya makan buah, dengan berjuta penderitaan, saling membunuh, perang, kelaparan, bencana alam, dan banyak lagi jenis penderitaan manusia. Jiwa yang kosong, rasa bosan terhadap harta benda yang melimpah, pelacuran, orang tua yang memperkosa anaknya sendiri, kejahatan terus lahir setiap harinya dalam dunia ini, ketika seorang manusia berdosa sedang melahirkan anak entah itu tampan atau pas-pasan, atau pun cacat dan normal sungguh ia sedang menambahkan penjahat baru dalam dunia ini.
Ia sedang melahirkan seberkas dosa, manusia yang mati rohani. Dan jika saya ingin jujur berdasarkan definisi Alkitab semua orang telah berdosa, tidak ada satupun yang mencari Allah jadi 89 % anak tersebut berpotensi menjadi penjahat hanya sedikit kemungkinan ia akan menjadi pembawa damai. Ini menurut pengamatan saya.
Jika tidak menjadi penjahat kehidupannya akan menjadi orang yang bermoral namun licik, picik dan manipulatif. Tidak berguna, hanya memikirkan perutnya sendiri dan berbagai jenis kehidupan yang bermoral dan itu moral dunia yang fana. Saya tidak mampu lagi, begitu banyak kejahatan dan penderitaan yang ada dalam dunia ini.
Semua itu berawal dari sifat ramah nenek moyang kita sih Hawa, ia hanya sedang tegur sapa lalu dilanjutkan mengobrol dengan sih cerdik ular. Dalam taman yang sejuk dan indah, mereka hanya sedang bercerita tentang Allah dan buah yang di tengah taman dan pada akhirnya semuanya diawali dengan memandang, mereka memegang, lalu memakan buah tersebut.
Lalu apa? Penderitaan yang Anda dan saya alami hari ini, kita menjadi manusia berdosa saudaraku dan kebinasaan ada di hadapan kita setiap harinya. Dan kita sudah bisa dipastikan akan masuk neraka, sebab upah dosa adalah Maut. Inilah konsekuensi ketika kehidupan yang Anda dan saya definisikan berdasarkan pikiran dan perasaan kita.
2. Menerima Jawaban yang Memuaskan
Ketika saya kembali merenungkan Kejadian 3, ada hal yang saya abaikan. Inilah Alkitab kita, dipenuhi dengan makna, setiap nama, tempat, bentuk dan hal-hal yang ada di dalamnya terkandung makna yang harus kita pelajari secara sungguh-sungguh.
“Pengetahuan yang baik dan jahat.” Iblis pada saat menggoda Hawa, ketika ia mengatakan bahwa sesekali ia tidak akan mati melainkan sama seperti Allah. Ular tua tersebut tidak sedang berbohong, namun ia juga tidak sedang jujur. Karena ia hanya menceritakan setengah kejujuran tanpa penjelasan. Dan hal itu sangat logis dan menggiurkan.
Kata yang sangatlah manis, akan menjadi sama seperti Allah, dan bisa mengetahui yang baik dan jahat. Bukankah hal ini keren.
Ketika Adam dan Hawa memakan buah pengetahuan, mereka mempunyai kemampuan untuk mendefinisikan baik dan jahat berdasarkan diri mereka sendiri. Bukan lagi berdasarkan Allah dan inilah dosa, karena benar manusia menjadi sama seperti Allah bahkan menjadi allah atas dirinya sendiri inilah penyembahan berhala yang pertama kali manusia lakukan.
Definisi Allah/Elohim tidak pernah akan sama dengan definisi kita, kita mendefinisikan sesuatu dan melahirkan awal mula dari perbudakan oleh kebebasan itu sendiri, perbudakan oleh pengetahuan itu sendiri dan selalu saja menuju kebinasaan.
Dosa mempunyai arti tidak tepat sasaran melenceng dari sasaran. Hal inilah yang terjadi pada diri Anda dan saya, kita tidak pernah bisa tepat sasaran. Akan selalu melaju menuju kekosongan, tekanan, kebosanan, dan bahkan penderitaan. Sebab kecenderungan hati kita selalu saja membuahkan kejahatan.
Posting Komentar untuk "Renungan Kejadian 3:7 Hikmat yang Bodoh"
Silahkan Berkomentar