Renungan Harian Ibarani 5:7 (Charles H. Spurgeon)
Judul Renungan; Kesalehan Kristus
Karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. Ibrani 5:7 [1]
Apakah rasa takut ini timbul dari gagasan dari neraka bahwa Ia benar-benar ditinggalkan? Mungkin ada ujian yang lebih sulit daripada ini, tapi pastinya ini merupakan salah satu yang tersulit jika benar-benar ditinggalkan, bukan?
"Lihat," kata Iblis, "Engkau tidak lagi mempunyai kawan! Bapa-Mu telah menutup pintu hati kasih sayang-Nya terhadap Engkau.
Tak seorang malaikat pun di pelataran-Nya yang akan mengulurkan tangannya untuk menolong Engkau. Seluruh surga diasingkan dari-Mu; Engkau ditinggalkan sendirian.
Lihat kawan-kawan yang dengannya Engkau pernah bergaul dengan baik, apakah mereka layak menjadi kawan-Mu?
Anak Maria, lihatlah saudara-Mu Yakobus, lihatlah murid yang Kaukasihi Yohanes, dan rasul-Mu yang berani Petrus, lihatlah para pengecut ini tertidur ketika Engkau sedang menderita! Lihat! Tidak ada lagi kawan yang tersisa di surga atau pun di bumi.
Seluruh neraka melawan Engkau. Aku telah mempersiapkan liang neraka milikku. Aku telah mengirim surat resmi ke seluruh wilayah memanggil setiap pangeran kegelapan menyerang-Mu malam ini juga, dan kami tidak akan menyayangkan satu anak panah pun, kami akan menggunakan seluruh kekuatan neraka kami untuk menindas Engkau: dan apa yang bisa Kaulakukan, hai Engkau yang tersendiri?"
Mungkin, memang inilah pencobaan-Nya; kami rasa demikian, karena munculnya seorang malaikat kepada-Nya itu menguatkan Dia dan menghapus rasa takut-Nya.
Karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan; Ia tidak lagi sendiri, tetapi surga bersama-Nya.
Bisa jadi inilah alasan mengapa Dia tiga kali mendapati murid-murid-Nya—seperti kata Hart —
"Tiga kali Ia berlari bolak-balik,
Seakan Ia mencari pertolongan manusia."
Ia akan melihat sendiri apakah benar bahwa semua orang memang telah meninggalkan-Nya; Ia mendapati mereka semua tertidur; tetapi mungkin Ia sedikit terhibur saat mendapati bahwa mereka tertidur bukan karena mengkhianati-Nya, tapi karena dukacita (Lukas 22:46), roh memang penurut, tetapi daging lemah (Matius 26:41).
Bagaimana pun, karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. Yesus didengarkan di dalam dukacita-Nya yang paling dalam; jiwaku, engkau pun akan didengarkan.
Ketika Kita Harus Menjadi Saleh
Kawanku, kesalehan hidup hanya bisa didapatkan di dalam Dia yang telah lebih dulu memberikan diri-Nya untuk menerima dosa dan semua hukuman dosa kita. Dia begitu benar, Ia suci, kudus dan tidak bercela, Ia hidup dalam relasi yang indah bersama Allah Bapa.
Tetapi seketika menjadi pendosa, menerima kutuk dan taat saja kepada Allah Bapa. Untuk membebaskan kita dari kutuk. Kita yang seharusnya terpisah dari Allah selamanya dan masuk ke neraka yang kejam dan gelap.
Yesus menerima semua itu, Yesus meninggalkan kemegahan hidup-Nya untuk menunjukkan kepada kita apa itu kehidupan yang saleh.
Setan berkali-kali ingin Yesus tidak taat, setan berkali-kali ingin Yesus meninggalkan kehendak Bapa bagi diri-Nya. Setan ingin Dia hidup dalam kesenangan dunia dan meninggalkan manusia yang tertidur itu. Manusia yang berkhianat, manusia yang pada dasarnya tidak mengasihi Dia, manusia yang layak binasa. Demikianlah setan ingin Yesus tidak disalibkan.
Jika Ia disalibkan setan akan dengan giat menghancurkan Yesus secara daging, dengan ijin Allah dan kasih karunia yang melimpah. Kini Yesus dikuasai oleh setan, Yesus kalah seketika di mata para setang. Kini setan berpesan ketika melihat Yesus dihancurkan oleh manusia, tetapi pada saat yang sama setan terus berbisik.
Engkau bisa turun dari salib, Engkau bisa mengirimkan malaikat-Mu untuk menolong-Mu. Lakukanlah itu dan hiduplah bersama aku. Tetapi Yesus bukanlah Adam yang tidak taat, bukanlah Adam yang menginginkan kekuasaan dan kebebasan, Yesus tahu bahwa kebebasan sejati adalah ketaatan kepada Allah Bapa dan menikmati Dia.
Saudaraku, cerita kehancuran Yesus, memberikan kita pengertian yang indah tentang kesalehan yang seharusnya kita perjuangkan. Setan tidak ingin kita taat, daging kita sangat lemah dan ingin selalu dipuaskan oleh dosa.
Tetapi marilah sekarang, kita melihat pada Yesus, dengan berdoa meminta pertolongan-Nya untuk mampu melepaskan diri dari keinginan diri sendiri. dan hidup untuk taat pada keinginan Kristus, kita berjuang bersama-Nya untuk meninggalkan dosa kita, kita berjuang untuk hidup saleh dan kita berjuang untuk selalu hidup dalam kekudusan.
Kristus yang telah menanggung dosa kita, hari ini dengan penuh kesenangan dan bersemangat. Ia ingin bersama kita, ketika kita memohon untuk ditolong dibebaskan dari dosa, jika kita berjuang Dia akan selalu ada berjuang bersama kita, kiranya hati dan pikiran kita hanya tertuju pada-Nya dan untuk hidup melayani Dia, dan menjadi kudus di dalam Dia. Teruslah bergumul.
____________________
[1] Dalam KJV, He was heard in that he feared. Dia didengar karena Dia takut.
RENUNGAN PAGI (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.
Renungan karya Charles H. Spurgeon ini, telah menjadi bahan saat teduh wajib oleh penulis selaku pembaca, hasil refleksi pribadi pelajaran-pelajaran rohani yang menguatkan dan memperkenalkan kepada Allah yang sejati telah penulis sediakan dibawah tulisan asli karya clasik. (Ketika Kita Harus Menjadi Saleh).
Posting Komentar untuk "Renungan Harian Ibarani 5:7 (Charles H. Spurgeon)"
Silahkan Berkomentar