Renungan Efesus 4:17-19 Kehidupan yang Sia-Sia Di Luar Kristus
Ayat Alkitab Efesus 4:17-19
Judul Renungan; Kehidupan yang Sia-Sia Di Luar Kristus
Efesus 4:17-19 (TB) Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Janganlah hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, kerena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.
Efesus 4:17-19 (TSI) Oleh sebab itu, dalam nama Tuhan Yesus saya tegaskan kepada kalian: Jangan lagi hidup seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah. Pikiran mereka sia-sia, dan pengertian mereka masih gelap. Mereka jauh sekali dari cara hidup yang dikehendaki Allah sebab mereka menutup hati nuraninya dan tidak tahu apa-apa tentang Allah. Mereka tidak tahu malu. Karena itu mereka memberi diri mereka sepenuhnya untuk melakukan segala hal yang jahat dan tidak pernah merasa puas.
Pada ayat di atas Paulus sedang menjelaskan jenis manusia yang hidup, di luar Yesus dengan segala jenis kejahatan yang manusia tersebut kerjakan intinya ketika manusia itu bertingkah laku, semua itu dimulai dari dalam diri manusia. Meliputi jenis pikiran dan hati.
- Pikiran
1. Pikiran yang sia-sia
2. Pengertian yang gelap
- Hati
1. Kedegilan hati mereka
2. Perasaan yang tumpul
Ketika saya merenungkan ayat di atas, saya tidak akan mengajak Anda melihat orang lain, lalu memberi contoh bahwa itu mereka contohnya manusia berdosa yang seperti ayat di atas. Tidak bukan mereka tapi Anda dan saya. Kita adalah orang berdosa yang benar-benar layak untuk binasa.
Saya ingin mengajak Anda untuk berpikir dan merenungkan bahwa yang Paulus sedang tuliskan merupakan gambaran mutlak dari diri Anda dan saya. Inilah aslinya pikiran dan hati kita, sangat-sangat kotor, sangat-sangat jahat dan dipenuhi nafsu dan kekerasan hati.
Paulus dapat menulis teguran sekeras ayat di atas, saya percaya ia sangat menyadari bahwa apa yang sedang ia tuliskan sedang menunjukan dirinya sendiri. Paulus pernah menyatakan bahwa dirinyalah yang paling berdosa diantara rasul-rasul yang lain. Bagaimana tidak hati yang gelap dan tumpul sebenarnya adalah dirinya yang dahulu dan terus diubahkan dari hari ke hari dalam Kristus.
1 Timotius 1:16 (TB) Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal
Pola pikir yang dimana ketika ia membunuh, merupakan rasa patuh pada Allah. Maka Paulus sadar semua dosa yang dulu ia kerjakan merupakan dosa yang kekal ada dalam dirinya. Maka ialah yang paling berdosa.
Sebelum saya menjelaskan seperti apa, jenis kehidupan yang tidak ada dalam Yesus. Mari kita renungkan dan lihat lagi diri kita, melihat apakah Injil Yesus sudah mengubahkannya atau belum. Atau selama ini hati kita terlalu keras sehingga kita tidak mau bertobat.
1. Pikiran
Pikiran manusia merupakan pusat dari pengendali seluruh tubuh manusia, oleh karena pikiran memerintah kita untuk bekerja, memerintah kita untuk mengerjakan sesuatu maka kita dapat mengerjakannya.
Pemikiran yang sia-sia, akan menghasilkan perbuatan yang sia-sia, perbuatan yang tidak menguntungkan diri Anda sendiri maupun orang yang ada di sekitar. Pemikiran jenis ini, adalah pikiran orang fasik yang melawan Allah. Ini bukan tentang kehidupan tanpa cita-cita sehingga tidak sukses.
Bahkan ketika cita-cita Anda sangat indah dan sangat mengagumkan untuk kehidupan Anda yang lebih baik. Lalu Anda berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Ini pun sia-sia.
Mengapa saya berani menulis semua cita-cita dan kerinduan Anda sia-sia, karena tidak ada Injil di sana. Tidak ada hati dan kerinduan Kristus dalam cita-cita Anda. Jika Anda orang Kristen maka Anda adalah salah satu Kristen yang menyukai kefanaan dan kehidupan yang menjaring, gas beracun yang membinasakan Anda.
Semua itu sangatlah percuma karena hanya akan membawa Anda pada kehidupan yang kaya, punya anak istri lalu hanya menunggu kematian datang menghampiri diri. Dan ini pun sia-sia, usaha menjaring angin. Salomo dengan segala kemegahan dunia yang ia nikmati, pada akhirnya berkata bahwa semuanya sia-sia, cobalah Anda pelajari kehidupan Salomo dan kitab Pengkhotbah.
Pengertian yang gelap ada di dalam kita, maka saya mengajak Anda untuk melihat contoh pada pengertian yang dimiliki oleh orang-orang farisi dan ahli-ahli kitab pada zaman Yesus. Mereka adalah salah satu manusia yang hafal kitab kejadian dan seterusnya, berpengetahuan tinggi tentang Allah. Namun memiliki pengertian yang gelap akan Allah dan sifat-sifat-Nya.
Ambil saja contohnya, penulis kitab Efesus, Paulus, bukankankah ia contoh nyata dari kegelapan dari pengertian pikiran yang gelap, pengertian yang salah, pengertian yang seenak sendiri, dan pengertian yang berpusatkan pada kepuasan nafsu diri sendiri agar terlihat lebih rohani.
Anda dan saya memiliki kecenderungan yang sama, kecenderungan hidup dalam cita-cita yang indah namun sia-sia. Dalam pengertian yang gelap, pengertian yang bukan berdasarkan firman Allah tetapi berdasarkan nafsu.
2. Hati
2 Korintus 3:14 (TB) Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
Hati yang tidak mau mengerti kitab suci secara jelas dan nyata, begitu mengerikannya kehidupan yang seperti ini, hati yang keras, maka Allah mengeraskan. Sama seperti hati Firaun yang dikeraskan. Pada akhirnya dibinasakan. Demikian juga dengan orang-orang yang degil hati.
Manusia jenis ini juga keras kepala, tidak tunduk pada otoritas, karena dirinyalah yang menjadi otoritas. ia telah menjadi tuhan atas dirinya sendiri. Hati yang tumpul, pada akhirnya kehidupan seperti ini merupakan kehidupan yang terjun dalam keserakahan. Kehidupan yang tidak menemukan kerinduan jiwa, kehidupan yang terjun dalam lembah kekelaman dan kebinasaan.
Saudaraku mari kita renungkan, apakah kita masih seperti apa yang Paulus tuliskan kepada jemaat di Efesus, namun ada penghiburan bagi kita yang sudah percaya kepada Yesus. Yaitu Injil. Kita diubahkan terus menerus dalam Roh menuju kesempurnaan dalam Yesus.
Maka mari kita bertobat, membenci dosa, melepaskan cita-cita kita dan biarlah cita-cita Yesus terjadi atas hidup kita, kehidupan yang buka lagi berdasarkan nafsu dunia dan nafsu untuk sebuah kehidupan yang sia-sia belaka. Ayat terkahir untuk Anda silahkan direnungkan.
Efesus 4:20-24 (TB) Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Kiranya Allah Roh Kudus terus memurnikan kehidupan kita, menyingkapkan dosa-dosa dalam diri kita dan terus menjadikan kita semakin serupa Kristus dalam kerinduan hati dan tindakan kita hari lepas hari dan damai Yesus melimpah atas kita. AMIN
Posting Komentar untuk "Renungan Efesus 4:17-19 Kehidupan yang Sia-Sia Di Luar Kristus "
Silahkan Berkomentar