Renungan Singkat Tentang Dosa; Kebinasaan Tidak Pernah Bercanda
Mendapati sebuah realitas Alkitab menyatakan kehidupan bahwa semua orang berdosa, ya Anda dan saya berdosa. Mari renungkan ini! Tidak ada satupun yang luput dari kengerian akibat dari dosa.
Kita adalah manusia-manusia berdosa.
Saya dan saudara saya sempat membicarakan hal ini, hal yang sangatlah mencengangkan.
Kami membicarakan bagaimana dosa yang menguasai dunia ini dapat menerkam siapa saja.
Jika orang itu sedang lemah atau orang tersebut tidak secara serius mematikan dosa-dosa dalam dirinya. Bahkan seorang hamba Tuhan yang terlihat sangat pandai dan hebat dalam hal membela iman Kristen berpotensi untuk jatuh. Apapun jenis dosanya.
Maka kita semua memiliki salib untuk dipikul, perjalanan untuk mencintai Kristus dan setiap hari mematikan kecenderungan dosa dalam diri kita.
Menyadarkan bahwa eksistensi dosa tidak dapat dianggap remeh. Apalagi menjadi bahan candaan.
Renungan Singkat Tentang Dosa; Kebinasaan Tidak Pernah Bercanda
1. Anak-anak yang lucu dan menggemaskan
Saya ingin membawa Anda, merenungkan sebuah ungkapan, “sesungguhnya dalam kesalahan aku diperanakan dalam dosa aku dikandung ibuku.” Mazmur 51:5. Saya memiliki tempat langganan untuk makan nasi pecel. fokus saya selalu tertuju pada seorang anak kecil kira-kira umurnya 4-5 tahun saya kurang mengerti.
Suatu ketika ia bersama teman mainnya, dan kebetulan ibu dari teman mainnya juga sedang makan. Lalu sih anak ini meminta jajanan kue kecil dalam mangkuk kepada ibunya penjual nasi pecel. Ia juga ingin memberikan kepada temannya. Tetapi ibu dari temannya ini melarang.
Sampai akhirnya diijinkan oleh ibu temannya karena mereka memaksa. Setelah itu, ada satu kalimat yang keluar secara lantang dari mulut sih anak kecil tersebut, kepada temannya. Kurang lebih seperti ini, “Jika ibumu terus-meterus melarang kamu seperti itu, bahkan lebih baik kamu tidak usah memiliki ibu.”
“Oke oke oke tenang, mari pikirkan perkataan itu gung” saya berkata kepada diri saya sendiri, ini anak kecil, siapa yang mengajari untuk berpikir bahwa apapun yang menghalangi ia dan temannya untuk bisa mendapati sesuatu yang diinginkan, lebih baik orang tersebut disingkirkan.
Bahkan nasehat tersebut, mengungkapkan bahkan ibu kita harus kita singkirkan. Mungkin Anda berpikir dia seorang anak kecil yang belum mengerti apa yang ia katakan. Yes justru ia belum mengerti. Tapi mari pikirkan, bagaimana ia dapat berkata demikian? Siapa yang mengajarinya?
Ini pikiran dan hati seorang anak kecil yang seringkali membuat sebagian orang bergembira ketika melihat seorang anak yang seolah-olah tanpa dosa. Anak kecil yang Alkitab sudah dengan jelas definisikan, dikandungan dalam keberdosaan.
Kejadian ini mengarahkan pikiran saya, untuk merenungkan perenungan saya pada masa-masa awal pendemi sekitar bulan 4 2020 lalu, merenungkan. “ketika seorang anak kecil sudah dapat berpikir, ia akan mencintai, apa yang ia anggap indah dan menyenangkan dirinya.”
Dari sejak kecil, iblis berbisik ditelinga kita, dikedalaman hati kita, hati yang sudah rusak, hati yang mencintai diri sendiri dan benda. Hati yang mati. Sejak kecil kita sudah berdosa, kita menyukai dosa, kita bahkan seiring berjalannya waktu sangat mencintai kehidupan kita yang berdosa.
Hal ini tidak bisa dibantah oleh siapapun. Alkitab bahkan menuliskan kepada kita sangatlah jelas.
Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin. Yesaya 64:6 (TB)
Waw, kebaikan dan moralitas kita disamakan dengan kain kotor, bagaimana dengan diri kita yang adalah pendosa bersar.
Saya mengutip artikel tulisan Pdt. Budi Asali, M.Div. “Yehezkiel 36:17 - “‘Hai anak manusia, waktu kaum Israel tinggal di tanah mereka, mereka menajiskannya dengan tingkah laku mereka; kelakuan mereka sama seperti cemar kain di hadapanKu”.
Dosa atau kejahatan kita digambarkan seperti ‘cemar kain’. Apakah ‘cemar kain’ itu? NIV menterjemahkannya: ‘a woman’s monthly uncleanness’ (= kenajisan bulanan dari seorang perempuan).
Bandingkan juga dengan Im 15:20,24 - “(20) Segala sesuatu yang ditidurinya selama ia cemar kain menjadi najis. Dan segala sesuatu yang didudukinya menjadi najis juga. ... (24) Jikalau seorang laki-laki tidur dengan perempuan itu, dan ia kena cemar kain perempuan itu, maka ia menjadi najis selama tujuh hari, dan setiap tempat tidur yang ditidurinya menjadi najis juga”.
Untuk kata ‘cemar kain’ yang pertama (ay 20) NIV menterjemahkan ‘her period’ (= masa datang bulannya), sedangkan untuk kata ‘cemar kain’ yang kedua (ay 24) NIV menterjemahkan ‘her monthly flow’ (= aliran bulananan)
Jadi Kitab Suci menggambarkan kesalehan kita seperti kain kotor, dan menggambarkan dosa atau kejahatan kita seperti cairan yang dikeluarkan oleh seorang perempuan pada saat mengalami datang bulan!
~Sumber : http://www.golgothaministry.org/pi2/pi_amazinggrace.htm
2. Mari renungkan hal ini
Saudaraku mari kita renungkan ini, tidak ada diantara kita yang luput dari dosa, itu mengapa saya begitu sedih ketika di mimbar-mimbar gereja, dosa manusia tidak dijelasakan secara jelas. Mengapa para jemaat tidak disadarkan bahwa ada yang lebih berbahaya dibandingkan segala penderitaan dan segala masalah mereka di dunia ini. Injil tidak jarang bahkan hampa tidak ada dikhotbahkan, seruan pertobatan tidak ada.
Yang ada hanya Yesus sang pemberi pemulihan hidup agar jemaat semakin cinta pada kehidupan fana mereka, cinta harta mereka, cinta harga diri palsu mereka, dan cinta segala hal yang mereka cita-citakan. Dengan kata lain, mereka di bawa untuk semakin dalam menyembah berhala, dengan sarana yang ada yaitu kuasa Yesus. Maka mereka berdoa, maka mereka beriman. Saya berdoa untuk para pengkhotbah kacau ini, untuk bertobat dan kembali ke Injil yang murni.
Dosa tidak pernah bercanda, tidak bisa kita negosiasi, dosa secara serius membawa kita pada penderitaan kekal, menjadikan kita budaknya terlebih dahulu, menjadikan kita tidak percaya kepada Allah, menjadikan diri kita penuh kebencian. Dosa dengan tekun dan serius menghancurkan hubungan kita bersama Allah dan manusia
Yaitu dosa yang adalah diri kita sendiri. dosa yang adalah Anda dan saya. Dosa yang menggiring kepada kegelapan yang sangatlah gelap pekat. Yang ada hanya gertak gigi dan belatung yang tidak pernah mati. Ini realita kehidupan kita saudaraku. Tanpa Kristus.
Pernahkah kita menyesali dosa-dosa kita, pernahkah kita sangat hancur hati ketika memandang sebuah realita seorang anak yang masih kecil dan menggemaskan, ketika hidupnya tidak berjumpa dengan Kristus, ia akan terus mati dan binasa. Anak kecil yang kita lihat, tidak lebih dari pada seseorang manusia yang masih mati.
Inilah tugas kita untuk membawa Injil kepada mereka. Maka sangatlah penting kita menyadari dosa-dosa kita dan bertobat sebagai langkah awal untuk membawakan Injil kepada manusia dunia.
Adakah kita mau mendoakan mereka yang belum menemukan Sang terang, adakah kerinduan Anda untuk mengabarkan Injil kepada mereka. Menyatakan keselamatan yang dari Kristus, menyatakan bahwa dunia sedang mendustai mereka.
Atau Anda selama ini terlalu mengasihi diri kita sendiri, kita terlalu banyak melihat dosa mereka sebagai sesuatu yang mengerikan tetapi kita tidak melihat dosa kita sendiri yang sama mengerikan. Di mana kita pada dasarnya sama fasiknya dengan orang dunia. Maka kita perlu bertobat jika demikian.
3. Injil Yesus Kristus
Dosa bukanlah hanya bagian dari kehidupan, dosa adalah kehidupan, dosa adalah setiap langkah kita.
Allah sangat mengerti bahwa dosa adalah kehidupan, kehidupan kekal di neraka, kehidupan yang binasa.
Injil akan selalu menyatakan kesalahan kita yang kekal, kita yang tidak mengasihi Allah, kita sedang melakukan kesalahan yang kekal kepada Allah. Inti dari iman Kristen adalah kabar baik Injil yang sederhana tentang dosa dan anugerah. kita gagal mengasihi Allah dan sesama kita, kita sudah berdosa, dan agar Allah bisa mengampuni dosa kita, Anak Allah harus menjadi manusia dan mati menggantikan kita di atas kayu salib.
Timothy Keller, 'Allah yang masuk akal" 109-110
Ciptaan paling indah, paling dikasihi menjadi tidak indah karena dosa. Tapi puji Tuhan tidak menjadikan alasan ketidakindahan kita sehingga mengurangi kasih-Nya sedikitpun.
Keseriusan dosa haruslah menyadarkan kita pada karya keselamatan yang telah Allah anugerahkan melalui kematian Kristus di atas kayu salib. Dosa-dosa kita yang seperti cemar kain, kesalehan kita yang seperti kain kotor ditimpakan kepada Yesus. Agar kita menerima kekudusan Kristus. Waw ini kabar yang sangat indah.
Keselamatan yang tidak dapat diganggu gugat, keselamatan yang bukan kita yang mengerjakannya. Tetapi Tuhan sendiri yang memberikannya cuma-cuma. Agar kita masuk dalam kehidupan yang bukan hanya kekal. Tapi kehidupan yang selalu berada bersama-Nya.
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Sebab upah dosa ialah maut, maut yang telah menjalar kepada semua orang sehingga semua orang telah berbuat dosa.
Akan tetapi Allah telah menunjukan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang juga dibangkitkan menurut Roh.
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
Kiranya damai sejahtera dari Allah Roh Kudus memberikan kepada kita damai kemampuan untuk terus memandang hanya kepada Kristus bagi kemuliaan Allah. AMIN
Posting Komentar untuk "Renungan Singkat Tentang Dosa; Kebinasaan Tidak Pernah Bercanda"
Silahkan Berkomentar