Renungan 1 Yohanes 1:1-4 Persekutuan Dengan Allah Dan AnakNya Yesus Kristus
Ketika kita berbicara tentang persekutuan dengan Allah dan Yesus Kristus, muncul pertanyaan di benak kita, apa pentingnya? Apa dampaknya bagi diri saya?
Dulu Ketika saya masih di Surabaya, saya mendatangi bengkel untuk menambah angin ban motor saya.
Saya bertemu dengan salah satu pekerja di bengkel itu, ia masih SMA. Ia pun sontak bertanya apa pekerjaan saya.
Hal ini dikarenakan saya berpakaian rapi, lalu saya menjawab “saya bukan pergi bekerja, saya ingin beribadah ke gereja.”
Lalu ia menjawab, “oya jika saya ke gereja, saya bisa dapat uang ya bang.” Lantas saya terdiam dan sedikit melanjutkan cerita, dan saya pergi dari sana.
Maksud saya menceritakan cerita di atas, betapa berbahayanya ketika Anda dan saya salah paham, salah pemahaman. Tentang tujuan dari hidup secara Rohani, hidup beribadah kepada Allah, hidup dengan sungguh-sungguh berdoa dan merenungkan Firman Allah. Hidup mempunyai persekutuan dengan Allah.
Kita harus tahu benar secara sungguh-sungguh betapa pentingnya hidup bersekutu dengan Allah.
Kita harus mengerti, apa tujuan dari kehidupan kita, tujuan kita diciptakan.
Kita harus secara benar memahami sebuah pengajaran tentang mengapa kita harus memiliki persekutuan dengan Allah.
Kita haruslah secara serius mempelajari Alkitab, merenungkan setiap ayat dan pasal Alkitab, dan secara rutin mendoakan setiap pempelajaran dan renungan kita, agar kita tidak salah dalam hal memahami Allah dan rencana-Nya bagi hidup kita.
Kiranya Roh Kudus memampukan Anda dan saya untuk mengerti Firman sebagai pelita kehidupan kita.
1 Yohanes 1:3-4 TB. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan Anak-Nya, Yesus Kristus. Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.
Renungan 1 Yohanes 1:1-4 Tentang Persekutuan Dengan Allah Dan AnakNya Yesus Kristus
1. Memberitakan Firman yang hidup
(1) Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman yang hidup ¬ itulah yang kami tuliskan kepada kamu.
Kita harus benar-benar paham bahwa kita adalah orang berdosa, kita tidak memiliki kehidupan. Karena kita sudah mati secara rohani. Itu mengapa ketika Allah melarang Adam dan Hawa memakan buah pengetahuan, karena pada saat mereka memakannya mereka pasti mati, dan kematian Adam dan Hawa secara rohani telah diturunkan kepada diri kita.
Yohanes adalah salah satu murid Yesus yang ikut serta dari penangkapan sampai pada Yesus disalibkan. Ia melihat secara jelas penderitaan Yesus. Dan Ketika kita merenungkan Kitab 1 Yohanes ini semua tentang Firman yang hidup, penebus kita dari perbudakan dosa.
Kita yang dulunya mati karena dosa-dosa kita, Yohanes mengabarkan kepada kita suatu pengharapan yang ia lihat, yang ia raba, dan yang telah ia saksikan sendiri kematian-Nya di kayu salib. Agar Anda dan saya menerima kehidupan, kematian Yesus berarti kematian kita atas dosa-dosa kita. Semua hukuman dosa dicurahkan ke atas Firman yang hidup itu.
Saya sangat suka ayat 2, memberikan kepada saya secara pribadi kekuatan, hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihat-Nya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang telah dinyatakan kepada kamu
- Hidup yang telah dinyatakan
Hidup itu adalah Yesus, Yesus telah hadir dalam kita, ia yang adalah Allah yang jauh kini menjadi Allah yang dekat. Ia Allah yang ikut merasakan penderitaan kita, ikut merasakan akibat dosa-dosa kita, hanya saja Ia yang tidak pernah berdosa.
- Hidup itu adalah kehidupan kekal
Pertobatan Kristen setela Ia percaya Yesus, bukan untuk ia diselamatkan. Namun pertobatan itu merupakan wujud dari rasa syukur untuk terus menikmati persekutuan dengan Allah.
Tidak ada yang lebih indah dan menyegarkan roh kita, selain dari pada kehidupan kekal yang kita dapat rasakan dalam dunia yang fana ini, dan ini semua kita dapat rasakan. Ketika hidup kita bertobat dan membenci dosa secara serius.
Tidak bermain-main dengan dosa, bahkan tidak menertawakan dosa, karena ia adalah musuh utama kita, ia akan selalu merebut sukacita kekal. Jika kita meremehkan dosa dan tidak mengandalkan Yesus.
2. Persekutuan kekal dimulai dari pekabaran Injil
Poin yang kedua ini, merupakan pusat dari pembahasan kita. Saat kita Kembali kepada kitab Kejadian, kita diciptakan untuk Allah, kita adalah gambar Allah. Jadi kita memang diciptakan dengan tujuan bersekutu dengan Allah.
Lalu yang terjadi manusia berdosa, ia mau bersekutu dengan dirinya sendiri dan semua kefanaan dunia. Manusia membenci Allah pencipta langit dan bumi, manusia telah menjadi tuhan atas dirinya sendiri. Dan konsekuensi dari semua ini.
Tidak ada sukacita sejati untuk manusia selama ia dalam dunia. Sudah bisa dipastikan kematian rohani yang Yesus tidak ada kebangkitan dan itulah perjalanan menuju gelap pekatnya kehidupan atau neraka.
Yohanes menegaskan kepada kita melalui kitab 1 Yohanes 1, bahwa apa yang telah Ia lihat dan dengar, inilah Injil, Injil yang harus Yohanes kabarkan Injil yang membawa kita kepada persekutuan kepada Allah Bapa, melalui darah pendamaian Yesus.
Kita diperdamaikan agar kita bisa bersekutu, menikmati Allah saja. Kembali kepada tujuan penciptaan, yaitu kehidupan yang kudus bersama Allah.
Ketika kita tahu Injil, ketika kita menikmati Injil, tujuan hidup kita tidak lain tidak bukan, adalah memberitakan Injil.
Seorang Kristen palsu akan selalu masuk ke dalam lembah kelam, akan selalu hidup dalam kebosanan dan kebingungan. Ketika ia sudah merasa menikmati Injil namun tidak memberikan Injil.
Atau bisa juga ia sebenarnya menikmati barang fana, namun merasa itulah kenikmatan Injil dan ia bingung bagaimana memberitakan Injil karena selama hidupnya, sebenarnya bukan Injil yang ia nikmati. Mungkinkah orang itu adalah Anda, mungkinkah orang itu adalah saya.
Mari kita renungkan!
Apakah persekutuan kita selama ini benar-benar bersama Yesus atau kita hanya merasa bersekutu Bersama Yesus lalu mengabaikan Injil dan terus menikmati dunia dan segala kefanaannya hidup bertoleransi dengan dosa, menganggap bahwa dosa adalah sesuatu yang bisa kita nikmati sembari bersekutu dengan Yesus. Wahai manusia sesat bertobatlah!
Tuhan tolong kami, agar kami benar-benar bersekutu dengan Engkau. Agar kami tidak jatuh dalam persekutuan yang salah, yaitu bersekutu menikmati kefanaan dunia. Sehingga Roh mengabarkan Injil kami lemah bahkan padam.
Tolong kami agar kami hanya menikmati Injil Kristus, menghidupi Injil Yesus, dan mengabarkan Injil Yesus sama seperti Yohanes. Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami (Anda dan saya) menjadi sempurna karena Injil yang secara nyata dinikmati dalam persekutuan dengan Allah dan Anak-nya Yesus kristus Roh Kudus memampukan kita.
Posting Komentar untuk "Renungan 1 Yohanes 1:1-4 Persekutuan Dengan Allah Dan AnakNya Yesus Kristus"
Silahkan Berkomentar