Kanon Alkitab Kristen
Kanon Alkitab Kristen Protestan berbeda dengan kanon Alkitab Katolik. Pada artikel kali ini saya akan berfokus untuk menjelaskan kanon Alkitab secara umum yaitu kanon Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Tetapi sebelum masuk pada kanon kita akan belajar bagaimana Allah mengilhami para penulis sehingga dapat menulis Alkitab.
Begitu penting kita harus mengerti bagaimana bisa Alkitab yang kita pegang sekarang ini dapat menjadi dasar kehidupan. Bagaimana Alkitab pada dasarnya memberitakan kepada kita satu tema utama yang akan di bahas juga pada poin yang terakhir dalam artikel ini.
Harapan saya Anda membaca artikel ini sampai selesai, agar Anda dapat mengerti arti atau maksud dari keseluruhan tulisan. Pada intinya saya sedang menjelaskan kepada Anda bahwa Alkitab memiliki satu kesatuan yang utuh. Bagaikan kedua mata uang yang tidak dapat terpisahkan.
Sebelum kita masuk penjelasan kanon Alkitab, kita harus terlebih dahulu mengerti bahwa Alkitab adalah pengilhaman dari Allah. Kita harus mengerti apa itu pengilhaman Alkitab. Sehingga Alkitab dapat menjadi kanon dan menjadi dasar hidup kita sebagai orang-orang yang telah percaya kepada Kristus.
Pada dasarnya Alkitab terdiri dari kitab-kitab yang terpisah, Alkitab ditulis pada waktu, tempat, budaya yang berbeda.
1. Pengertian Pengilhaman Alkitab
Untuk dapat mengerti bahwa Alkitab telah diilamkan oleh Allah kepada manusia, maka kita haruslah mengerti istilah-istilah teologis untuk dapat mengerti bahwa Alkitab merupakan seruan Allah kepada manusia. Istilahnya teologinya antara lain; Penyataan, ilham, wibawa, sifat tidak mungkin bersalah, dan pencerahan.
Selamat membaca.....
A. Pernyataan
Hati nurani kita tidak dapat berbohong, bahwa Allah telah menyatakan diri-Nya secara umum melalui alam semesta. Semua orang baik itu jahat dan orang baik. Orang pemalas dan orang yang rajin dapat menikmati manfaat dari sinar matahari secara gratis. Terlebih lagi oksigen yang menjadi sumber kehidupan jasmani selama kita ada di dunia.
Pernyataan yang akan dijelaskan pada poin ini adalah Alkitab, Alkitab sebagai pernyataan khusus dari Allah bagi umat-Nya. Dan paling utama disini umat-Nya yaitu bangsa Israel, pada akhirnya dinyatakan di dalam Kristus.
Penyataan khusus berkaitan erat dengan pengumuman kebenaran tang dapat ditemukan dengan cara tertulis. Ilham berkaitan dengan pencatatan kebenaran yang telah dinyatakan. Kita juga dapat memiliki ilham khusus sebagaimana para penulis Alkitab mencatat apa yang telah mereka lihat sendiri atau yang mereka temukan melalui penyelidikan (Lukas 10:1-4; I Yohanes 1:1-4).
Jelas bahwa dokter Lukas mengkaji secara lisan dan mencari tahu makna dari setiap tradisi Yahudi sehingga ia dapat menulis Injil Lukas. Yohanes ia melihat sendiri kehidupan Yesus, lalu ia sampai di bukit Golgolta untuk menyaksikan secara langsung penderitaan Yesus yang sangat mengerikan. Maka Yohanes mendapat ilham untuk menulis Alkitab dan melihat secara jelas arti dari kasih, ketika Ia memandang langsung Sang Kasih yang telah menderita.
Bahkan jika kita membaca kitab Wahyu, maka kita tahu bahwa Yohanes mendapatkan langsung penglihatan dari Allah tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Belum lagi jika kita melihat setiap penulis yang ada di Perjanjian Lama. Semua penulis ini diilhami oleh Allah ketika mereka menulis setiap kita yang sudah menjadi kanon saat ini, sehingga disebut Alkitab yaitu kumpulan kitab-kitab menjadi satu.
B. Ilham
Ada 66 kitab kanon yang kita percayai saat ini sebagai dasar kehidupan, Kristus menjadi pusat dari kitab-kitab ini, semua kitab-kitab yang telah menjadi kanon merupakan hasil pengilhaman dari Allah kepada para penulis. Pengilhaman berkaitan erat dengan pencatatan kebenaran. Alkitab mengandung napas Allah (II Timotius 3:16).
C. Wibawa
Alkitab memiliki wibawa dari Allah, ini merupakan kewibawaan Ilahi. Sehingga siapapun yang membacanya akan selalu terikat olehnya. Baik itu pikiran, hati nuraninya, bahkan kehendak yang diubahkan.
Manusia ketika membaca Alkitab akan selalu tercengang, akan selalu ada rasa penasaran bahwa ingin selalu mencari kebenaran yang terkandung di dalamnya. Karena kewibawaan inilah iman Kristen berdasarkan kepada Alkitab, bahkan gereja tunduk pada Alkitab.
D. Sifat yang tidak mungkin salah
Alkitab dari naskah aslinya diakui tidak ada yang salah, baik itu dalam bidang sejarah, ilmu pengetahuan, sosial masalah kesusilaan, dan doctrinal. Sifat Alkitab yang telah diilhamkan secara langsung oleh Allah kepada para penulis terdahulu. Hal ini memberikan kepada kita pengertian bahwa Alkitab yang tidak salah dari naskah aslinya, merupakan mahakarya yang memiliki satu pengarang utama yaitu Allah sendiri.
E. Pencerahan
Allah mencerahkan para penulis Alkitab, untuk memasukkan maksud-Nya tanpa menghilangkan ciri khas dari penulis kitab. Pencerahan ini dilaksanakan oleh Roh Kudus, bahkan orang-orang dari zaman ke zaman terus dicerahkan ketika membawa Alkitab.
Jika Alkitab berasal dari manusia dan tanpa adanya pencerahan dari Allah. Maka Alkitab tidak mungkin menjadi satu kesatuan yang akan saya bahas di poin yang terakhir artikel.
Dalam 1 Korintus 2:6-16, memberikan makan kepada kita, manusia yang telah berdosa. Hanya dapat mengerti Allah, ketika Allah melalui Roh Kudus menceritakan manusia tersebut. Berikut bukti-butkti Alkitab yang menyatakan bahwa Roh Kudus mencerahkan manusia atau penulis Alkitab. (Efesus 1:18 ; I Yohanes 2:20, 27).
2. Doktrin Alkitab tentang Pengilhaman
Para penulis Alkitab, diarahkan oleh Roh Kudus sehingga setiap tulisan yang dihasilkan tidak akan salah. Namun tetap mempertahankan ciri khas dari penulis sebagai pribadi. Setiap tulisan yang dihasilkan memberikan kepada kita, pengertian bahwa setiap penulis memiliki ciri khusus. Meskipun demikian ada hal-hal yang perlu diperhatikan.
- Roh kudus bekerja secara tepat bahkan benar dalam proses pengilhaman kepada para penulis. Tetapi kita tidak dapat menjelaskan secara tepat, bagaimana Roh Kudus bekerja untuk mempengaruhi para penulis.
- Hanya Alkitablah satu-satunya setiap kitabnya ditulis berdasarkan pengilhaman dari Roh Kudus, tidak dengan kitab-kitab lain diluar Alkitab.
- Pada dasarnya Roh Kudus menuntun penulis, inilah pengilhaman. Sehingga setiap bahan, setiap kata yang dipakai untuk menjadi dasar kehidupan atau kitab menjadi tepat dan berwibawa.
- Hal yang juga tidak kalah penting, peran Roh Kudus yaitu Ia melindungi para penulis dari kesalahan, Ia dapat membuat para penulis tidak menuliskan segala hal yang tidak perlu ditulis di dalam kitab.
- Pengilhaman Alkitab yang dituntun oleh Roh Kudus, bersifat menyeluruh. Bukan hanya penyertaan sehingga terbentuk konsep yang benar di Alkitab, tetapi juga tuntunan akan kata-kata yang dipakai. Kata demi kata, keseluruhan Alkitab (II Timotius 3:16), kata-kata yang dipakai (I Korintus 2:13).
- Allah mengilhamkan Alkitab melalui Roh Kudus, kepada para penulis hanya berlaku pada naskah asli Alkitab. Tidak dengan naskah-naskah yang menjadi terjemahan, walau itu terjemahan kuno sekalipun. Tetapi meskipun demikian setiap kata-kata yang salah hanya sedikit, sehingga tidak mempengaruhi Doktrin Alkitab itu sendiri.
Sebelum menutup poin ini, mari kita membahas antara pengilhaman dan wibawa. Karena kedua istilah ini dianggap indentik atau memiliki pengertian yang sama. Ketika diilhamkan maka teks itu akan berwibawa. Tetapi mari kita perhatikan setiap teks yang ada di Alkitab.
Contohnya; percakapan Hawa dan ular, ketika Hawa digoda untuk memberontak terhadap Allah (Kejadian 3:4-5). Lalu ketika Petrus menegur Yesus (Matius 16:22), lalu pernyataan Gamaliel terhadap dewan (Kisah Para Rasul 5:38-39).
Dari semua data-data di atas, maka dapat disimpulkan. Meskipun teks Alkitab diilhamkan dan terdapat di dalam teks kitab, karena tidak memancarkan pemikiran Allah, maka teks tesebut tidak sepenuhnya berwibawa.
3. Bukti Alkitab diilhamkan oleh Roh Kudus.
Ada dua poin penting, untuk kita mengerti bahwa Alkitab telah diilham oleh Allah. Pertama kita akan belajar bahwa Alkitab menyatakan sifat Allah. Dan Alkitab sumber tuntunan baik bagi orang percaya maupun Alkitab sendiri.
A. Menyatakan sifat Allah
Allah yang pribadi, memiliki sifat khas. Ia berkepribadian, mahakuasa, kudus, penuh kasih, serta adil. Allah menyatakan diri-Nya melalui Alkitab. Melalui Alkitab kita tahu bahwa Allah menaruh perhatian penuh terhadap setiap pribadi, bahkan mahluk hidup lainnya.
Allah yang adil akan selalu membenci dosa, Allah yang kudus Ia akan selalu terpisah dari dosa. Allah yang Mahakuasa, penuh perhatian. Kita dapat melihat pada kitab Kejadian, dimana Allah menciptakan semua persediaan sebelum akhirnya Ia menciptakan manusia. Semua hal yang ada di dunia ini, pada dasarnya mencerminkan sifat Allah.
Sampai hari ini hati manusia terus berteriak dalam kesakitan, mencari kehidupan kekal yang kudus dan mulia. Tetapi manusia tidak pernah menemukan, karena manusia tidak kudus, manusia telah rusak dan menjauh dari sifat-sifat Allah. Dengan kata lain natur manusia bertentangan dengan TUHAN. Kita dapat mengetahui realita ini, dari Alkitab yang menyatakan sifat TUHAN.
Kasih dan keadilan Allah yang ditegakkan secara bersama yang menunjukkan kepada kita anugerah yang dinyatakan di dalam Yesus manusia sejati dan Allah sejati. ketika Ia menjadi manusia Ia taat sampai mati di atas kayu salib. Menjadi korban yang sempurna bagi orang-orang berdosa.
C. Sifat dan tuntutan Alkitab sendiri
Alkitab memiliki keunggulan etika yang sangat tinggi, tidak ada satupun orang dapat mempersoalkan etika yang ada di dalamnya. Alkitab menerangkan dosa-dosa manusia, menjadikan manusia musuh Allah.
Pada saat yang sama Alkitab menunjukkan kepada kita jalan pendamian untuk bisa kembali kepada Allah. Alkitab menuntut ketaatan kepada orang berdosa sehingga ia terus mendengarkan firman. Alkitab yang telah diilhami, memiliki satu satu kesatuan yang utuh, sehingga dari sinilah kita dapat mengerti bahwa Alkitab adalah karya Allah. Meskipun ditulis oleh 40 orang, dalam rentang waktu 1.600 tahun. Menghasilkan 66 kita, tetapi memiliki satu tujuan utama.
Jika kitab lain, memerlukan buku-buku yang di luarnya untuk membuktikan atau menyatakan bahwa ia adalah kita suci. Sangat berbeda dengan Alkitab yang kita percayai, Alkitab berbicara tentang dirinya sendiri, bahwa ia adalah Firman Allah. Alkitab menyatakan kebenaran tetang hal-hal lain tetapi juga menyatakan suatu kebenaran tentang dirinya.
Penulis Alkitab PL memakai kata, “beginilah firman Tuhan,” “datanglah firman Tuhan kepada,” “Tuhan telah berfirman.” Atau istilah lain yang sama dengan kata-kata yang telah saya tuliskan. Penulis memakai lebih dari 3.800 setiap istilah tersebut di dalam Alkitab.
Lalu para penulis PB, mereka menggunakan kata, “memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu,” dengan kata-kata…… menurut ajaran Roh,” dan lain sebagainya. Paulus menyatakan bahwa seluruh Perjanjian Lama diilhamkan oleh Allah (II Timotius 3:16).
Petrus bahkan menulis, “yang terutama harus kamu ketahui bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manuisia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” II Petrus 1:20-21.
Yesus bahkan pernah mengatakan, bahwa kitab suci tidak dapat dibatalkan. (Yohanes 1:35). Sebelum Yesus pergi Yesus menyampaikan kepada murid-murid-Nya bahwa Roh Kudus akan menjadikan mereka guru-guru yang cakap mengajarkan kebenaran. Sehingga sekarang terbentuklah kita kanon.
4. Penutup untuk pengilhaman
Kita telah belajar, proses adanya Alkitab kita saat ini, dimulai dari para penulis yang telah diilhami oleh Roh Kudus dan mereka dapat menuliskan dengan baik setiap kebenaran Allah yang memiliki satu kesatuan.
Saudaraku Alkitab kita merupakan suatu buku, ada hari ini, mengajari kita sebuah proses dari kehidupan. Allah mempersiapkan satu karya, firman-Nya, begitu rupa, dalam sebuah buku yang indah, buku yang sampai hari ini, sebagai buku paling banyak dicetak dan di jual di seluruh dunia.
Selanjutnya, kita akan masuk pada dua poin terakhir yaitu Kanon Alkitab dan satu kesatuan Alkitab. Singkatnya proses adanya Akitab saat ini, Kitab diilhamkan kepada para penulis, kitab-kitab dikumpulkan dikanon. Lalu terbentuklah Alkitab dengan satu kesatuannya yang harus menjadi dasar hidup kita.
5. Pengertian kanon, penganonisasi
Kanon artinya tongkat pengukur, alat ukur, mula-mula dari satu tumbuhan batang gelagah dipakai untuk mengukur sesuatu. Kitab suci merupakan kitabnya orang-orang Kristen yang dipercaya memiliki otoritas. Kitab suci ini memiliki alat pengukur yaitu kanon, setiap kita yang telah dikumpulkan, lalu dipilih dan dijadikan Alkitab melalui proses kanon atau pengukuran.
Pengertian penganonisasi, penganonisasi memiliki arti keputusan berwibawa dari gereja yang telah menetapkan bahwa Alkitab menjadi benar sebagai standar iman. Penganonisasi juga dapat diartikan sebagai penyelidikan setiap kita, melalui proses yang cukup panjang, perdebatan dan ketelitian sehingga dapat diputuskan, manakah teks yang termasuk dalam Alkitab.
Serta dapat diakui sebagai ilham Allah kepada penulis sepanjang zaman dan pembaca sampai pada masa kita sekarang. Oleh karena itu, orang-orang yang menetapkan Alkitab sebagai kanon. Merupakan orang-orang beriman sehingga mereka mengetahui kitab manakah yang benar-benar suci.
A. Kanon Perjanjian Lama
Kita masuk pada poin yang sangat penting, yaitu proses pengukuran Alkitab PL, dimana untuk bisa terbentuk menjadi Alkitab yang Anda dan saya percayai saat ini, kitab-kitab tersebut memiliki, syarat-syarat penganonisasi Alkitab. Berikut syaratnya;
1. Kitab PL atau teks yang akan dikanon diukur dengan cara melihat tulisan, teks tersebut haruslah menggunakan bahasa Ibrani, kecuali teks-teks yang menggunakan bahasa Aramaik yang terdapat di dalam kitab Daniel dan Ezra.
2. Kitab tersebut ditulis untuk kalangan Yahudi acara-acara besar Yahudi.
3. Tulisan yang diakui sebagai kitab kanon Yahudi adalah tulisan-tulisan sebelum Ezra, karena dipercaya sesudah Ezra pewahyuan Allah sudah berhenti.
4. Setiap teks harus mengandung tema besar orang-orang Yahudi. Yaitu tentang pemilihan dan perjanjian Allah kepada mereka.
Pembagian kitab-kitab Pejanjian Lama ada tiga kelompok. Yaitu Taurat, Nabi-nabi, dan Ketubim. Empat kitab pertama ditulis pada bagian pertama kitab yaitu kitab Pentateukh karena mereka percaya bahwa kitab-kitab tersebut ditulis oleh Musa.
Dalam kitab nabi-nabi, kitab yang menjadi kanon. Hanya kitab yang telah ditulis oleh para nabi yang dipercaya penuh sebagai nabi. Contohnya Daniel, meskipun memiliki karunia bernubuat karena ia tidak bertugas sebagai nabi. Maka kitab yang ia tulis tidak menjadi bagian dari kitab nabi-nabi.
Maka kitabnya dimasukkan ke dalam bagian yang ke 3 yaitu kitab Ketubim. Kelompok Ketubim dibagi menjadi 4 kelompok, sesuai dengan gendre tulisannya masing-masing atau tujuan penggunaannya. Mazmur, Amsal, dan Ayub dikelompokkan sebagai kitab-kitab puisi.
Kidung Agung, Rut, Ratapan, Pengkotbah, dan Ester disebut kitab Megilot. Karena kitab-kitab ini dibacakan pada saat perayaan-perayaan besar orang Yahudi, seperti paskah, pentakosta, hari raya pondok daun dan hari raya Purim.
Kitab-kitab Daniel, Ezra, Nehemia, Dann Tawarikh digolongkan sebagai kitab-kitab Sejarah dikarenakan tidak ditulis oleh orang-orang yang secara penuh bertugas sebagai seorang nabi.
Kanon Perjanjian Lama ditutup pada tahun 90 Masehai, karena pada waktu itu Kitab Pengkotbah dan kidung Agung baru ditetapkan sebagai kitab kanonik pada Konsisi di Yamima.
Salah satu pendapat yang dikemukakan oleh David Kimchi (1160-1232), dan Elias Levina (1465-1549), dua orang serjana Yahudi ini berpendapat bahwa, ketidaklengkapan dari kita Perjanjian Lama telah dilengkapi pada zaman Ezra beserta anggota-anggota sinagoge pada abad ke lima sebelum tahun Masehi.
Ada pendapat dari salah satu sejarawan Yahudi, dapat mendukung pedapat di atas. Yosefus, menuliskan pada akhir akhir abad pertama Masehi, mencantumkan tiga bagian yang sama dengan kanon Maserotik.
“Yosefus berbicara soal dua puluh kita dalam kanon, karena I dan II Samuel dianggap satu, demkian pula halnya dengan I dan 2 Raja-raja, Ezra dan Nehemia, Rut dan Hakim-hakim, Yeremia dan Ratapan, serta kedua belas kitab nabi-nabi kecil.”
Yosefus juga menunjukkan bahwa kanon telah selesai pada zaman pemerintahan Artahsasta, yang memerintah pada zaman Ezra. (Yosefus, Aguisnt Apion, I:8). Sangat dapat diyakini bahwa Ezralah yang telah mengumpulkan kitab-kitab suci Perjanjian Lama. Ezra dikenal sebagai ahli kitab, “ahli kitab itu” (Nehemia 8:1; 12:36).
“Ezra ini berangkat pulang dari Babel. Ia adalah seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa yang diberikan TUHAN, Allah Israel. Dan raja memberik dia segala yang diinginkannya, oleh karena tangan TUHAN, Allahnya, melindungi Dia. Ezra 7:6 (TB)
Inilah Salinan surat yang diberikan rasa Artahsasta kepada Ezra, imam dan ahli kitab itu,yang ahli dalam perkataan segala perintah dan ketetapan TUHAN bagi orang Israel. Ezra 7:11 (TB)
Maka dari itu tidak ada lagi tulisan-tulisan kanonik yang ditulis sejak zaman Artahsasta sampai pada zaman perjanjian baru. Kitab-kitab Apoktifa, walaupun dalam Septuaginta, Alkitab Perjanjian Lama berbahasa Yunani, tidak pernah diterima sebagai kanon Ibrani.
B. Kanon Perjanjian Baru
Syarat-syarat penganonisasi Alkitab dan Proses penganonisasi Alkitab Perjanjian Baru juga cukup panjang. Jadi mari kita baca penjelasannya. Syarat utama dari kano Perjanjian Baru, penulis haruslah seorang Rasul Kristus.
Bahkan yang paling terpenting, setiap kitab yang akan dijadikan Alkitab. Diukur berdasarkan ajaran para Rasul (apostolicity). Penulis seorang yang memiliki hubungan dengan rasul yang bertemu langsung dengan Yesus.
Selanjutnya kecocokkan sebuah kitab untuk dibaca di depan umum. Bahkan keuniversalannya. Adakah kitab tersebut diterima secara utuh oleh orang-orang Kristen. Isi Alkitab haruslah rohaniah sehingga diterima dengan baik sebagai kanon. Kita yang akan dikanonik haruslah memiliki ciri yaitu telah diilhami oleh Roh Kudus.
Sejarahnya sebagai berikut, pada akhir abad kedua, kitab-kitab kecuali kitab Ibrani, II dan III Yohanes, II Petrus, Yudas, Yakobus, dan Wahyu, sudah diterima sebagai kanon Perjanjian Baru. Dan pada akhir abad-4 semua kitab atau 27 kitab Perjanjian Baru telah diterima secara keseluruhan. Secara khusus oleh Gereja-gereja Barat.
Pada masa konsili Damasin di Roma (382), konsili Kartago ketiga (397), Gereja Barat telah menyelesaikan masalah kanon. Di tahun 500 secara keseluruhan semua gereja berbahasa Yunani telah menerima semua Kitab Perjanjian Baru, begitu juga dengan gereja yang ada di Timur.
6. Alkitab sebagai satu kesatuan yang utuh
Sebuah refleksi dari konon Alkitab, saya memikirkan tentang proses yang begitu panjang. Jika semua proses yang telah saya pelajari dan baca dari berbagai sumber tentang kanon Alkitab saya tuliskan di dalam Artikel ini, maka artikel ini akan menjadi sangat panjang.
Itu mengapa saya berusaha menyingkatnya, terlepas dari itu semua. Pada poin yang terakhir, saya mempertanyakan kepada diri saya. Bahkan Anda yang telah membaca artikel ini dan sekarang sedang membaca poin yang terakhir.
- Satu kesatuan yang seperti apa yang Alkitab sedang beritakan kepada kita?
- Bagaimana kita dapat memberitakan satu kesatuan Alkitab kepada Dunia?
Dua pertanyaan inilah yang menjadi dasar saya menuliskan artikel ini, bahkan membaca setiap refrensi yang ada, meskipun saya masih merasa sangat kekurangan dalam hal bacaan. Tetapi mari kita bersama-sama menangkap inti dari Alkitab yang telah kita percayai menjadi dasar kehidupan kita.
Sehingga kita memiliki teologi Alkitabiah yang utuh, seimbang, dan mengubahkan hati dan cara berpikir kita tentang dunia. Maka inilah hal yang akan kita renungkan bersama, sehingga kita semakin mengerti betapa berkuasa setiap teks di dalam Alkitab.
A. Satu kesatuan yang dimaksudkan
Pada bagian ini, mari kita masuk ke masa di mana para murid Yesus baru saya mendapati saru realita yang menyakitkan. Guru yang mereka idam-idamkan akan menjadi rasa dan menggulingkan pemerintahan Romawi.
Mereka mendapati realita yang tidak sesuai dengan harapan mereka. Yesus mati di bahwa pemerintahan Romawi. Semua harapan semua keinginan, semua mimpi seketika hilang. Mereka merasakan kehilangan yang sangat dalam.
Cerita ini mengantarkan kita kepada kedua murid Yesus yang sedang pulang dengan perasaan yang sedih, ke Emaus. Sambil memperbincangkan betapa hilangnya harapan mereka, betapa mereka saat itu sudah tidak dapat merasakan apa-apa selain kegelapan kesedihan.
Sampai akhirnya ada satu orang yang menghampiri mereka dan bertanya, “Apakah yang sedang kamu perbincangkan.” Lalu mereka berhenti dengan wajah yang bersedih dan menjelaskan kepada orang yang bertanya tersebut tentang Yesus yang telah disalibkan.
Mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang bersama dengan Yesus, mereka tidak sadar karena mata mereka terhalang oleh sesuatu. Lalu setelah itu, saya harap Anda memperhatikan ayat ini dan merenungkannya.
Karena dari ayat inilah yang akan menjadi dasar satu kesatuan Alkitab;
Lalu Ia (Yesus) berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menerima semua itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?
Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Lukas 24:25-27 (TB).
Saudaraku kanon Alkitab telah diselesaikan pada zaman Ezra sekitar lima ratus tahun sebelum kelahiran Yesus. Yesus menjelaskan kepada para kedua murid itu tentang Dia di dalam Perjanjian Lama (Kitab Suci).
Sekarang kita dapat mengerti mengapa Alkitab adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Alkitab adalah rangkaian perjalanan untuk memberitakan keselamatan yang Allah anugerahkan di dalam Yesus. bagi saya secara pribadi Alkitab adalah Injil.
Alkitab adalah Kabar Baik, di dalamnya menyatakan kepada saya dosa-dosa manusia (saya). Tidak ada pengharapan di dalam diri orang berdosa. Kita tahu bahwa dosa manusia membawa ke dalam kematian kekal.
Jelas ketika Allah melarang Adam memakan buah pengetahuan, karena ketia ia memakannya. Ia akan mati. Megutip satu tulisan yang sangat mencerahkan saya akan dosa-dosa yang serius di dalam diri saya.
Mengenai ketidaktaatan mereka (Adam dan Hawa), Irenius dari Lyon (130-200) mengatakan demikian, “Ketidaktaatan kepada Allah membawa kematian. Untuk alasan itu, Adam dan Hawa dijatuhi hukuman kematian. Sejak saat itu, mereka diserahkan kepada kematian. Mereka mati pada hari mereka makan.” Gerald Bray, “Allah telah berfirman 1” hal.36.
Ini adalah kabar buruk yang Alkitab nyatakan kepada kita, begitu pentingnya puncak dari karya Allah adalah Yesus Kristus. Hal ini menyadarkan kita betapa mengerikanya hukuman dosa atau kematian di dalam dosa.
Maka dari itu, saya selalu menegaskan. Temukan Yesus ketika Anda membaca Alkitab. Temukan kasih karunia-Nya, karena untuk inilah Alkitab ada untuk kita merenungkan kemuliaan Allah, karya Allah di dalam Yesus, dan memuliakan Allah sampai selama-lamanya.
B. Memberitakan satu kesatuan kepada dunia
Pada akhirnya setelah Yesus bangkit, Ia memberikan amanat yang begitu menakutkan setan. Bahkan bagi saya amanat Agung di dalam (Matius 19:29). Merupakan perintah untuk berperang melawan setan. Merebut kematian untuk memiliki kehidupan di dalam Yesus dan bersuka dalam Yesus.
Sebelum masuk pada poin dimana kita memberitakan Injil kepada dunia. Alkitab memberitahukan kepada kita baik PL mau pun PB memiliki tujuan yang sama yaitu memberitakan kemuliaan Allah kepada bangsa lain.
Israel dipilih agar menjadi berkat bagi bangsa-bangsa, demikianlah Allah memanggil Abraham dan memberkatinya dan keturunannya. Sehingga Israel mengira mereka istimewa, mereka kira mereka dipilih karena mereka layak. Padahal mereka sama saja seperti bangsa-bangsa lain.
Saudaraku, kita dipanggil untuk menjadi kudus dan tak bercacat dihadapan Allah. Hidup di dalam Kristus karena semua kekudusan, ketidak cacatan Kristus seolah-olah itu semua milik kita, kita dianugerahkan itu semua.
Maka dari itu, tidak ada satupun manusia yang menerima anugerah ini dan sadar bahwa ia berdosa. Dapat berdiam diri dan tidak memberitakan kabar baik ini kepada sesama. Alkitab memberitakan kepada kita kabar sukacita, kita diperbaharui, kita yang mati dibangkitkan di dalam Yesus, kita kini hidup dan tujuan Kristus untuk memuridkan menjadi tujuan kita.
Jadikanlah semua bangsa murid-Ku, kita berperang melawan setan, bukan pelayanan WL, Kotbah, Penerima Tamu, dan segala jenis pelayana yang bukan menjangkau jiwa yang iblis takuti.
Tetapi pelayanan pemuridan yang menanamkan nilai-nilai Injil secara terus menerus. Pelayanan seperti inilah yang sangat setan takuti, karena ketika Allah menghidupkan jiwa seseorang pilihan-Nya. Siapakah yang dapat merebutnya dari Yesus? Tidak akan pernah ada.
Kehidupan baru yang sejati, akan memberikan dorongan yang kuat untuk kita terus belajar dan berumbuh di dalam Yesus dan memberitakan Yesus setiap saat. Injil bagi diri sendiri dan orang lain.
Inilah Alkitab kita, yang telah di kanon, Alkitab yang diilhamkan Allah. Satu kesatuan kanon Alkitab yang berkuasa, terpujilah TUHAN sampai selama-lamanya.
Kiranya Roh Kudus membukakan terus menerus mata hati kita, sehingga setiap hari kita dapat mengerti setiap kemuliaan Allah yang terkandung di dalam Alkitab, Allah saja dimuliakan. AMIN
Posting Komentar untuk "Kanon Alkitab Kristen"
Silahkan Berkomentar