Renungan Refleksi Paskah 2022 April
Renungan Paskah 15-16 April 2022
Lukas 24:6-7
(TB) Ia tidak ada di sini. Ia sudah bangkit! Ingatlah apa yang sudah dikatakan-Nya kepadamu sewaktu Ia masih di Galilea, bahwa 'Anak Manusia harus diserahkan kepada orang berdosa, lalu disalibkan, dan pada hari yang ketiga Ia akan bangkit.
(FAYH) Ia tidak ada di sini! Ia telah hidup kembali! Tidak ingatkah kalian apa yang telah dikatakan-Nya kepada kalian di Galilea? Mesias akan diserahkan ke tangan orang-orang jahat, lalu disalibkan, dan Ia akan bangkit kembali pada hari ketiga?
Merenungkan Kehidupan Yesus dan Kematian Hingga
Kebangkitan Yesus.
Dari tema paskah bagi diri saya sendiri yang bersumber pada Alkitab,
yang saya renungkan secara pribadi inilah. Akan menghasilkan 3 poin renungan yang
dapat Anda gunakan sebagai refrensi bahan Khotbah untuk Paskah.
Saya melalui tulisan ini mengajak Anda untuk merenungkan
Kristus, Dialah pusat dari kehidupan Kekristenan. Sebab Paskah sendiri berpusat
pada Dia, tentang Dia dan pengharapan yang oleh-Nya yang telah mati dan
bangkit.
Bagaikan taman, yang diwarnai bunga dan disinari matahari
pagi, dengan udara yang benar-benar sejuk dan keharuman yang dihasilkan oleh
bunga-bunga indah dari taman. Di mana setiap angin kecil menyentuh setiap
pori-pori Anda. Kehangatan yang memberikan kenyamanan oleh sinar pagi dari
matahari, yang membuat Anda enggan beranjak dari sinar itu. Dan jika bisa,
janganlah pagi yang sejuk berlalu.
Demikianlah, kenyamanan ketika merenungkan Kristus,
meskipun saya teramat yakin. Ketika kita yang telah merindukan Dia, sejak
kehidupan baru merwarnai hidup kita, keindahan taman yang saya tulis dengan
sangat sederhana dengan segala kekurangan saya ketika memikirkan Kristus. Tidak
dapat sebanding dengan kepuasan yang kita dapatkan ketika berhadapan muka
dengan Yesus.
Saya sedang membayangkan itu, saya tidak tahu rasanya,
tetapi sukacita itu benar-benar nyata. Yesuslah sukacita itu, Dialah alasan
saya hari ini menulis renungan ini, Anda membaca tulisan ini. Marilah kita bawa
hati dan pikiran kita merenungkan Sang Paskah, Yesus Kristus.
Keseluruhan Alkitab, merupakan perjalanan panjang menuju
satu tujuan utama dari alam semesta. Sebab kepenuhan Allah ada di dalam Yesus.
Setiap progres yang dinyatakan kepada manusia melalui Allah yang berinisiatif
datang kepada manusia. Pada akhirnya, mengacu pada kehidupan Yesus, kematian
Yesus dan kebangkitaan Yesus.
Sampai hari ini, Dia ada bersama-sama dengan kita, melalui
Roh Kudus-Nya yang menyertai kita dalam kehidupan fana yang menyakitkan. Untuk
membukakan kekayaan dan kemegahan Injil yang berpusat pada Yesus. Melihat
kehidupan kekal yang bersama-sama dengan Dia dengan kepenuhan kemuliaan Allah
yang berasal dari-Nya.
Saya berdoa Kiranya melalui tiga renungan ini, Anda melihat
bagaimana Allah saja yang layak disembah. Yesus saja yang harus diberitakan dan
Roh Kudus saja tempat di mana kita dapat berharap untuk memperoleh hikmat yang
kekal dari Allah Tritunggal.
Renungan Refleksi Paskah 2022 April
1. Kehidupan Yesus
Markus 1:40 (TB) Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: “Bukan sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Markus 10:45 (TB) Karena Anak manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Matius 20:28 (TB) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
Filipi 2:7 (TB) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Selama hidup-Nya, melalui ayat-ayat di atas dan ini hanya bagian
kecil dari apa yang dapat saya bagikan. Tentang perenungan kehidupan Yesus bagi
kehidupan kita untuk kita benar-benar memuliakan Dia dan menginginkan Dia saja.
- Yesus adalah Tabib yang menyembuhkan penyakit dosa kita.
- Yesus adalah Pelayan yang setia Dia melayani kita sih penyakitan dosa.
- Yesus adalah Penebus dosa, Ia memberikan nyawa-Nya untuk menerima semua dosa.
- Yesus telah menjadi Hamba sama dengan manusia.
Dialah Sang Paskah itu. Sama seperti bangsa Israel yang telah dibebaskan dari perbudakan dari Mesir oleh karena inisitif Allah melalui kehidupan Musa. Demikianlah kehidupan Kristus telah membawa kita, orang percaya bebas dari perbudakan mesir kita, yaitu dosa kita. Ini merupakan Injil, berita indah yang berasal dari Allah.
Marilah kita melihat kejadian yang Ajaib ini, di mana Yesus
adalah manusia yang telah memberikan keseluruhan hidup-Nya bagi orang lain.
Ketika saya menyampaikan hal ini, saya tidak hanya menyatakan Dia adalah
teladan kita sehingga kita harus hidup bagi orang lain sama seperti Yesus. Saya
pada dasarnya ingin Anda merenungkan bahwa Dia adalah Tuhan kita dan Dialah
tujuan hidup kita.
Yesus adalah Pribadi Kudus, yang menjadi inti dari semua
kehidupan Kristen, Dia telah datang ke dalam dunia menjadi sama dengan manusia
biasa. Meskipun di sisi lain ketika Anda membaca kitab Injil, Anda akan
menemukan Dia melakukan perkar-perkara yang Ajaib. Seperti mujizat, tetapi
mujizat bukanlah tujuan dari kehidupan Krisen kita hari ini.
Baca Juga: Renungan Kejadian 8:22
Tujuan kita adalah kehidupan Yesus, Dia yang telah menjadi
manusia, hidup di dalam dunia yang sama kita tempati saat ini. Bagian Filipi
2:7, memberitahukan kita, bahwa Yesus menjadi hamba. Ini menunjukkan kepada
kita satu contoh dari kehidupan yang memiliki tujuan dan tujuan hidup itu
berasal dari Allah. Tujuan Yesus adalah taat kepada Allah Bapa.
Jadi ketika Anda dan saya hari ini mengaku, kita percaya
kepada Yesus, maka tujuan kita adalah Yesus dengan kata lain taat pada perintah
Yesus adalah tujuan kita. Menjadi hamba sama seperti Yesus yang telah menjadi
hamba dan melayani sesama manusia.
Untuk mendalami, merenungkan mengapa Yesus menunjukkan
kepada kita ketaatan yang mutlak kepada Allah Bapa bahkan sampai Ia mati
disalibkan. Dan itu harus menjadi pusat dari kehidupan kita yang saleh. Yaitu
menjadi sama seperti Yesus, hidup untuk melakukan rancangan Allah.
Kita harus terus merenungkan, Yesus hidup menjadi mansia,
selama Ia di dalam dunia, Ia adalah Seseorang yang benar-benar mengasihi Allah
Bapa. Dan kepada Yesus saja Allah Bapa berkenan. Kita tahu Allah tidak pernah
benar-benar puas dengan manusia dalam hal hubungan yang saling mengasihi. Allah
mengasihi manusia, tetapi manusia pada dasarnya tidak akan ingin mengasihi
Allah, kecuali ada maunya.
Berbeda dengan kehidupan Yesus, Ia secara sempurna benar,
karena Dia adalah Sang Jalan Kebenaran dan Hidup. Dia hidup di dunia bukan
hanya sempurna dalam hal menunjukkan kuasa. Ini hanya bagian kecil, lebih jauh
lagi Yesus dengan sempurna melayani seperti yang Allah inginkan terjadi. Dia
taat kepada Allah Bapa.
Yesus fokus kepada 12 murid-Nya, Yesus melakukan semua itu
berdasarkan kasih-Nya kepada Allah Bapa dan Ia juga secara tulus mengasihi
manusia. Sekarang marilah kita terus hidup dalam Paskah, yaitu merenungkan
bagaimana kehidupan yang dahulu binasa dalam perbudakan dosa (Roma 6:18), kini
merdeka dan hidup untuk melayani Tuhan menjadi hamba kebenaran.
Sebab dalam kemerdekaan ini, bukanlah merdeka untuk semakin
mencintai dosa, justru kemerdekaan ini adalah kehidupan yang semakin membenci dosa
dan semakin mengasihi Yesus yang ditunjukkan bagaimana kita melayani sesama
kita, bagaimana kita merelakan uang kita untuk menunjukkan belaskasihan dalam
pelayanan kita sebagai manusia milik kepunyaan Kristus.
Kiranya kita terus hidup, dalam perenungan kita, ketika saat
teduh, ketika kita sendiri dan ketika kita bekerja. Hati dan pikiran kita
berpusatkan kepada Kristus, dalam konteks ini kehidupan Kristus yang taat
kepada Allah Bapa, demikianlah kita terus bergumul untuk belajar taat kepada
Yesus Tuhan kita yang layak menerima semua kehidupan kita yang sangat sementara
saat ini.
2. Kematian Yesus
Yesaya 53:10 (TB) Tetapi TUHAN berkehendak merenukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
Ibrani 9:14 (TB) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Yesaya 53, memberitahukan kepada kita tentang Yesus yang
benar-benar hidup dalam penderitaan. Ia tidak sedang menggantikan penderitaan
dalam hidup fana, dalam kehidupan saat ini Anda dan saya memang harus
menderita, kita bisa saja hidup miskin, kita bisa saja seumur hidup bergumul
dengan sakit penyakit dan penderitaan lainnya yang membuat kita benar-benar merasakan
rasa sakit.
Penderitaan Yesus, sedang menggantikan penderitaan kekal
yang seharusnya kita terima, karena kita ini orang berdosa, layak binasa, kita
dilahirkan di dalam Adam. Maka kehidupan bahkan sampai pada hari kematian Yesus
sangat menderita. Dia yang diremukkan oleh Allah Bapa di atas salib, merupakan
suatu kejadian di mana Yesus menjadi korban pengganti, Dia menerima semua dosa
dan hukuman dosa kita.
Kematian Yesus di atas salib, menunjukkan Ia telah menjadi penjahat
atau diperhitungkan sama dengan orang berdosa yaitu penjahat pada masa itu,
bahkan lebih rendah. Jika dibandingkan dengan manusia pada zaman itu.
Salib adalah lambang dari kerendahan yang sangat mengerikan,
ini adalah kerendahan yang membawa manusia pada kematian. Dan keluarga
seseorang yang disalibkan pasti dikucilkan dalam masyarakat.
Saudaraku, kematian Yesus sedang memberitahukan kita bahwa dosa merupakan keseriusan yang membinasakan.
Membawa kita pada kematian yang tidak terpikirkan, oleh
karena kematian kedua adanya penderitaan yang lebih dalam, lebih mengerikan dan
ini terjadi dalam kekekalan.
Jika di dunia Anda merasa menderita, saya berusaha
memberikan gambaran, bahwa penderitaan yang dihasilkan oleh kehidupan yang
tidak berada dalam kemuliaan Allah. Berkali-kali lipat. Mari kita pikirkan
tentang kekekalan.
C. S. Lewis memberikan ilustrasi yang sangat bagus tentang
kekekalan yang membuat kita bisa mengerti dan berpikir tentang kekekalan itu seperti apa.
“Coba bayangkan kertas sehelai kosong, yang sangat panjang dan tidak terhingga panjangnya. Bayangkan anda tidak dapat melihat ujung dari sehelai kertas kosong itu karena sangat panjang dan tidak terhingga, selanjutnya bayangkan sebuah garis hitam yang hanya satu sentimeter ada di atas kertas putih yang sangat panjang.” Iluastrasi dari “buku mengenal yang Mahakudus” A.W Tozer. 59
Kertas panjang itu adalah gambaran dari kekekalan sedangkan garis
pendek yang memiliki awal dan akhir, permulaan dan ujung adalah kehidupan kita
sekarang dalam kefanaan. Sangat singkat dan sementara.
Jadi sekarang, coba bayangkan kehidupan kekal di dalam
kertas putih yang sangat panjang, tetapi kehidupan Anda ada dalam penderitaan
yang sangat-sangat mengerikan.
Saya tidak sedang membawa Anda membayangkan bahwa Anda sedang
berada di dalam lautan api. Ini terlalu ekstrem dan agak sulit untuk
dibayangkan tetapi ini sangat mengerikan. Jadi jika Anda ingin membayangkan
selamanya ada di dalam kegelapan lautan api silahkan. Ini jug baik untuk dibayangkan.
Tetapi saya mengundang Anda untuk membayangkan kehidupan
sekarang, di mana Anda mengeluh, frustasi, kosong, hampa, tanpa makna, tidak
menemukan tujuan hidup. Tapi harta Anda melimpah, lalu Anda membeli banyak hal yang
mewah tetapi semua itu tidak bisa mengisi kesedihan jiwa yang amat dalam di
dalam diri Anda.
Lalu Anda mencoba bunuh diri, tetapi Anda tidak mati, Anda tetap
hidup lagi, Anda merasakan kesepian yang teramat sangat. Lalu Anda memiliki semua
harta dunia, Anda mencoba lagi untuk bahagia dengan semua harta itu.
Tetapi faktanya Anda tidak bahagia. Anda benar-benar kosong,
Anda ingin mati tetapi tidak bisa, Anda ingin menghilang dan tidak ada tetapi tidak
bisa, Anda ingin pergi mencari kedamaian tetapi tidak mendapatkannya. Anda
kekal, Anda ada di dalam kertas putih yang sangat panjang tanpa akhir.
Merenungkan kehudupan saat ini, ada dalam kekekalan tetapi
tidak hidup mengenal Allah dan tidak memiliki kemuliaan Allah dan tidak menjadi
milik Allah. Merupakan perenungan yang menakutkan. Ini belum sampai pada
definisi yang mengerikan Alkitab sampaikan tentang kematian kedua.
Di mana Yesus menjelaskan bahwa belatung di sana tidak mati,
di sana akan terdengar gertak gigi dan kegelapan yang mengerikan akan dirasakan
setiap orang yang ada di dalamnya. Betapa
dosa sesuatu yang serius, ini adalah ular berbisa yang memberikan kenyamanan tetapi
mematikan, memisahkan kita selama-lamanya dari Allah yang untuk Dialah kita
diciptakan.
Baca Juga: Renungan Amsal 9:10
Sekarang, kita dapat mengerti bahwa untuk mengeluarkan anda
dan saya dari kutuk dosa, kekekalan dalam murka Allah Yesus ditimpakan murka
Allah. Jadi kematian Yesus tidak sedang memberikan satu makna bahwa anda harus
hidup kaya, anda harus hidup senang ketika ikut Yesus, tanpa penderitaan di
dunia tidak. Ini pemahaman yang salah dan terlalu murahan.
Yesus mati, menerima hukuman kekal, Yesus menerima kehidupan
yang sangat frustasi dan ditinggalkan oleh Allah Bapa. Yesus hidup dalam kertas
putih yang adalah kekekalan. Jadi Yesus menerima semua hukuman dosa dan menjadi
dosa. Sehingga sebelum kematian-Nya Yesus berteriak, “Allahku Allahkiu mengapa
Engkau meninggalkan Aku.” (Markus 15:34) Yesus telah kehilangan kemuliaan Allah
Bapa. Untuk membebaskan kita dari kutuk dosa dan semua perbudakan dosa.
Roma 8:1 (TB) “Demikianlah sekarang tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus.”
2 Korintus 5:17 (TB) Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan yang baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
1 Petrus 4:1 (TB) Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus mempersenjata dirimu dengan pikiran yang demikian, - karena barangsiapa yelah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa - ,
Kiranya kita dapat mengerti bahwa Yesus serius mencintai
kita, Ia mengasihi kita dan karena kasih inilah seharusnya kita juga kita harusnya
mengasihi Dia dan taat kepada-Nya. Kita memberikan seluruh hidup kita kepada
Dia, untuk menderita dengan Dia, mematikan dosa, mati bersama-Nya dan bangkit
bersama Dia untuk hidup di dalam Dia dan bagi kemuliaan-Nya selama-lamanya.
3. Kebangkitan Yesus
1 Tesalonika 4:14 (TB) Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
Wahya 20:6 (TB) Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi iman-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.
Kebangkitan Yesus merupakan harapan baru bagi yang percaya
kepada Dia (Yohanes 3:16), kita yang percaya memperoleh hidup yang kekal.
demikianlah maut tidak lagi berkuasa atas kita, maut telah Yesus kalahkan.
Kematian Yesus adalah kematian kita atas dosa, kita membenci
dosa seperti Allah membenci dosa. Kita mati bersama Yesus sama seperti yang
Paulus tulis bahwa ia telah disalibkan bersama Yesus. Namun ia hidup tetapi
bukan lagi sendiri, melainkan Yesus hidup dalam dia dan hidupnya adalah hidup
hanya oleh Yesus Kristus saja. (Galatian 2:19-20)
Inilah Injil, tentang Kristus tentang Paskah di mana kita
dibebaskan dari perbudakan dosa dan bangkit untuk menjadi hamba Kristus. Kita
hidup dalam Dia, beroleh keselamatan melalui iman kepada Yesus dan memperoleh
kehidupan kedua, yaitu kebangkitan
bersama Dia.
Kita yang dulu mati dalam dosa, tetapi puji Tuhan, karena
rahmat yang begitu besar, kita beroleh kebangkitan bersama Yesus untuk memiliki
hubungan yang indah bersama Allah, relasi yang Saling mengasihi sampai akhirnya
kita bertemu muka dengan Yesus, inilah pengharapan karena kebangkita Yesus.
Paulus kembali memberikan penjelasan kepada kita, melalui 1 Korintus 15:17 (TB) “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.” Karena kebangkitan inilah, kini kita memperoleh hidup yang baru dan hidup kita sekarang adalah hidup yang untuk itu kita diciptakan, yaitu kehidupan yang berpusat pada TUHAN.
Inilah makna
kebangkitan Yesus, Injil Yesus Kristus, Paskah yang harus terus meresap ke
dalam hati dan pikiran bahkan pori-pori daging kita sehingga Yesuslah yang
menjadi Tuhan kita, kita taat kepada-Nya.
Kebangkitan Yesus, memiliki tujuan utama yaitu penyertaan
yang Ia janjikan. Selama dunia masih ada. Ketika Ia meninggalkan para murid,
naik ke sorga, Ia berjanji akan selalu menyertai sampai akhir zaman.
Ini janji yang begitu manis, Ia genapi melalui Roh Kudus,
yang sampai hari ini bekerja untuk membukan keindahan Injil untuk dapat
dimengerti, membukakan pengertian firman Tuhan untuk dapat kita mengerti dan
berdoa bersama-sama dengan kita untuk hidup menjalankan visi Kristus, yaitu
menjadikan sumua bangsa murid-Nya.
Kumpulan ayat Alkitab tentang kebangkitan/paskah yang memberikan kekuatan
dan pengertian. Silahkan direnungkan.
Saya berdoa, kiranya refeksi Paskah kali ini, meresap ke
dalam hati dan pikiran Anda dan kiranya setiap ayat-ayat Alkitab di bawah ini,
membawa Anda merenungkan. Betapa indah dan menyenangkannya merenungkan Injil Yesus
Kristus, sebab relasi inilah tujuan kita dikuduskan dan dibenarkan.
Kisah Para Rasul 4:10
maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati — bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu.
Roma 6:4
Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Yohanes 11:25
Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,
Kisah Para Rasul 1:22
yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya."
Roma 1:4
dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.
1 Petrus 1:3
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,
1 Petrus 3:21
Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus,
1 Korintus 15:4
bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;
1 Korintus 15:35
Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: "Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?"
1 Korintus 15:42
Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan.
Kolose 2:12
karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.
Kolose 3:1
Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
Doa untuk selalu menginginkan Yesus dan memberitakan Yesus
Berdasarkan kehidupan-Mu, kematian-Mu, dan kebangkitan-Mu pusat dari berkat yang Engkau berikan kepada kami.
Kami terus berharap akan kehidupan yang selalu dipenuhkan hanya oleh kasih karunia Kristus.
Terpujilah Engkau Allah Tritunggal yang telah memberikan kasih dan
keadilan-Mu kepada kami. Hinggga kami hari ini dapat menikmati hidup
bersama-sama dengan Yesus.
Terpujilah Engkau yang kudus, yang berkuasa dan pemilik hidup kami. Terimakasih telah menguduskan kami, menjadikan kami manusia baru. Menjadi milik kesayangan-Mu.
Tuhan kami minta rahmat-Mu, untuk terus membawa kami hanya hidup untuk fokus pada Yesus menginginkan Yesus.
Untuk melakukan setiap pekerjaan dan pelayanan yang telah Ia berikan kepada kami, kami dapat menikmati keindahan Injil dan setiap hari mengerti bahwa kami aman dan tentram di dalam-Mu. Dalam nama Yesus. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Refleksi Paskah 2022 April"
Silahkan Berkomentar