Renungan Refleksi Diri; Melihat diri dan Keindahan Injil
Melihat diri dan Keindahan Injil
Ketika melihat ke dalam diri, merefleksikan diri memikirkan dan membuang kebiasaan yang jahat dan terus menumbuhkan kebiasaan baik. Namun dalam Kekristenan saya, saya harus selalu kembali ke Alkitab untuk melihat yang baik berdasarkan kehendak TUHAN.
Saya sangat mengerti dan terus ingin didasarkan pada fokus utama kehidupan yaitu taat kepada TUHAN. Tetapi pada saat yang sama akan selalu ada keinginan lain di dalam diri saya yang ingin saya penuhi, ingin saya turuti dan ingin saya capai. Ketika melihat lagi, mengapa saya begitu sulit taat.
Ini berakar dari pemberontakan saya kepada Allah, saya yang sejak dalam kandungan ibu saya, saya mati dalam dosa dan dilahirkan di dalam dosa dan menjadi pendosa ketika dewasa.
Saya berpikir bahwa sayalah pemilik kehidupan saya dan segala sesuatunya tentang saya dan masa depan saya. Tetapi semuanya telah terhenti, inilah yang saya lihat. Yaitu Injil.
Pusat dari refleksi diri yang saya tulis ini, bukanlah diri saya dan manusia dan persoalan yang ada di dalamnya. Tetapi Injil Yesus Kristus, sebagai perenungan. Injil yang telah menyelesaikan semua masalah yang paling esensial di dalam diri setiap orang, jika mereka mau menerima dan mempercayai agar Injil bekerja bagi diri mereka.
Tetapi, sayangnya bahkan orang-orang Kristen banyak yang tidak mengerti Injil, mereka lebih mengerti mujizat, tidak menjadi ekor tapi kepala, harapan pasti ada, hari besok akan lebih indah, masa depan akan cerah dan kehidupan pasti akan indah pada waktunya.
Injil hanya dikabarkan di balik semua hal yang berpusat pada keinginan manusia. Sehingga Kekristenan tidak lagi didasarkan pada keinginan Tuhan untuk manusia tetapi pada keinginan manusia agar Tuhan kerjakan dan manusia bersenang karena itu. Ini adalah injil palsu yang selalu saya tentang, karena injil ini tidak pernah ingin memuliakan TUHAN.
Pengajaran seperti inilah yang mempengaruhi Kekristenan saya, ketika saya mulai memperhatikan agama saya. Ketika saya ingin mengenal Tuhan, tetapi yang saya temukan adalah Tuhan yang saya atur, Tuhan yang harus ini dan itu sesuai dengan apa yang saya inginkan. Saya berpuasa (meskipun tidak pernah) agar doa saya dijawab. Ini adalah kesalahan besar. Ini menunjukkan betapa sesat dan gelapnya hati dan pikiran saya, manusia pada umumnya.
Ada ajakan melalui tulisan ini, untuk anda kembali pada Injil, untuk membaca Alkitab anda dan berdoa agar anda mengerti Injil, agar anda mengenal Allah yang berkehendak. Sehingga pujian anda kepada Allah didasarkan pada keindahan Injil Yesus Kristus, Yesus yang telah disalibkan dan bangkit.
Kepuasan kehidupan manusia adalah menyembah TUHAN
Injil dimulai dari Allah karena manusia berdosa.
Ketika saya mengerti Injil, saya merenungkan Injil saya melihat diri saya yang adalah pendosa besar. Tetapi kabar baiknya, Injil bukanlah doktrin yang diciptakan manusia, karena Injil sangatlah berpusat pada Alkitab dan Alkitab pada dasarnya adalah Injil.
Sekarang mari bersama saya kita merenungkannya. Injil dimulai dari Allah yang memanggil kedua manusia yang telah telanjang. Di mana keduanya telah mengikuti apa yang difirmankan oleh ular. Bahwa ketika mereka memakan buah itu, mereka menjadi seperti Tuhan, lagi pula buah itu menarik.
Ketika mereka memakan buah tersebut, mereka menjadi malu karena mereka telanjang. Inilah akar dari kerusakkan dunia ini, inilah akar dari semua manusia kini hidup berdasarkan definisi mereka masing-masing hidup semau mereka.
Tetapi puji Tuhan, Allah datang kepada manusia, memanggil dan memberikan kasih karunia. Tetapi di dunia ini adanya penderitaan, pekerjaan yang dikerjakan sekuat tenaga menjadi sia-sia untuk dilakukan. Semua hal yang terjadi begitu tidak berguna rasanya.
Saya berusaha belajar sekuat tenaga, tetapi saya tergoda untuk tidak belajar, karena saya melihat orang-orang malas tetaplah hidup nyaman dalam kemalasan. Saya berusaha tetapi melihat orang yang malas usaha tetaplah terpelihara. Hidup seakan tidak adil dan berjalan tidak seperti yang saya inginkan.
Tetapi abaikan itu yang ada di dalam diri setiap kita, mari kita melihat pada Allah yang sekarang datang kepada Adam dan Hawa, Dia yang membuang mereka ke dunia.
Tetapi dengan kasih yang kekal, Allah memiliki rancangan kekal, disepanjang Perjanjian Lama yang kita lihat bagaimana Allah melaksanakan rancangan-Nya. Inilah Injil Allah memiliki rancangan yang kekal.
Ketika saya merenungkan rancangan ini, ini menyegarkan jiwa, saya dapat dengan jelas melihat diri saya yang mati dan rusak. Tetapi oleh kasih karunia yang dijadikan baru, saya diubahkan, mulai dari hati yang dulu menginginkan semua kenikmatan yang ditawarkan dunia, kini semua itu secara nyata terlihat sia-sia.
Saya hanya menemukan kepuasan di dalam hidup yang benar-benar taat kepada Yesus, Injil membawa kita yang percaya kepada Yesus untuk hidup puas karena taat kepada perintah Yesus. Sehingga kita memuji dan muliakan Allah saja.
Kini kita dapat melihat mengapa orang-orang terdahulu mati karena mengabarkan Injil, karena mereka taat kepada Yesus, karena mereka puas, dipuaskan dan bersukacita karena taat kepada Yesus.
Sekarang, hari ini adakah anda puas dalam Tuhan, adakah pencarian anda adalah pengenalan akan Kristus untuk dikuatkan semakin taat pada rencangan-Nya. Bagi saya yang berpikir dan merasa, saya terus berdoa bagi diri saya agar saya terus ditawan hanya oleh keindahan dan kekuatan dan kuasa Kristus.
Baiklah kita bergumul untuk kehidupan yang semakin mengasihi Yesus saja, tidak ada yang lebih penting, selain kehidupan kita yang ditawan oleh Yesus dan bersukacita dalam Dia. sehingga apa pun yang kita kerjakan, merupakan refleksi kehidupan yang dekat dengan Yesus, Yesus sebagai Tuhan kita, Dia teladan kita dan Dialah satu-satunya tujuan dari kehidupan kita yang baru.
Baca Juga: Ciri-ciri orang saleh menurut Alkitab
Injil yang telah diberitakan kepada kita, Injil inilah yang terus mengubahkan kita dan membawa kita terus merenungkan Kristus. Saudaraku, blog pribadi saya ini memuat renungan-renungan dan artikel yang berpusat pada Injil.
Saya terus menulis dengan cara memberitakan Yesus, darah-Nya yang tercurah di salib yang di mana Yesus dihancurkan menggantikan kita untuk menjadikan kita kudus dan layak menjadi milik-Nya sampai selama-lamanya ketika kita percaya kepada-Nya dan bertobat dari segala dosa.
Injil yang telah diberitakan kepada kami sangat indah, Tuhan tulisan ini sangat terbatas untuk memberitahukan pembaca. Bahwa Injil adalah kekuatan TUHAN yang menyelamatkan. Tetapi aku percaya Roh Kudus jauh lebih berkuasa untuk mengubahkan setiap pembaca untuk kembali pada Injil yang murni yang berasal dari Allah yang memanggil manusia untuk membenci dosa, bertobat dan hidup menikmati persekutuan dengan Dia, sampai selama-lamanya. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Refleksi Diri; Melihat diri dan Keindahan Injil"
Silahkan Berkomentar