Renungan Maleakhi 3:18 Kedalaman Diri “Perbedaan Orang Fasik dan Orang Benar”
Ayat Alkitab Maleakhi 3:18
Judul Renungan; Kedalaman Diri “Perbedaan orang fasik dan orang benar”
Maleakhi 3:18 (TB) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Tuhan yang adil, juga Dia yang berbelas kasihan. Sifat ini berkali-kali Ia nyatakan melalui Alkitab, kita sadar bahwa kita memiliki Allah yang sempurna. Kita adalah orang benar yang beribadah kepada-Nya. Karena kita telah dibenarkan.
Kebenaran ini diperjuangkan oleh kasih yang sempurna dari Allah yang adil. Dia yang menjadi manusia, hidup sempurna, menunjukkan kepada kita teladan yang sejati. nilai-nilai hidup kekal untuk kita dapat belajar taat kepada Allah. karena pada intinya dosa adalah pemberontakan, dosa adalah perlawanan kita yang kita sadari terhadap Allah.
Kita semua tahu bahwa Tuhan itu ada, tetapi kita yang merasa menyembah Tuhan seringkali sedang mentuhankan diri kita sendiri. Tetapi dalam kebenaran setiap kecenderungan yang salah ada di dalam kita, dilucuti perlahan-lahan oleh kasih Allah yang sempurna.
Kita dicintai lebih dari apa yang dapat kita ketahui, karena kita telah dibenarkan dengan darah yang mahal. Melalui berita Injil yang setia memberitakan salib Kristus, penderitaan di atasnya dan kematian penderitaan karenanya. Menyadarkan kita, kuasa Roh Kudus secara nyata menghidupkan roh kita yang mati. Sehingga kita dilahirbarukan.
Inilah kebenaran itu, kita sadar akan berharganya salib, berita Injil, Kristus menjadi pusat hidup kita. Melihat keindahan Allah di dalam Kristus, menjadikan kita orang-orang yang beribadah kepada-Nya. Menjadikan kita orang-orang yang bertobat. Menjadikan kita orang-orang yang benar-benar kagum pada keindahan Allah, kita beribadah karena kita selalu ingin menyembah Dia.
Saudaraku, kita adalah orang berdosa, fasik yang sebenarnya layak binasa. Kebinasaan yang adalah kematian kedua. Kita yang pada dasarnya enggan untuk beribadah kepada Allah, kita yang adalah musuh Allah dan telah melawan Dia.
Kita dibawa melalui ayat kali ini, merenungkan dua sisi kehidupan kita, di bagian yang satu kita pendosa dan cinta pada dosa, keinginan kita yang bertentangan pada kehendak Allah.
Namun ketika kita melihat pada realita, dari kerapuhan diri. Baiklah kita segera sadar dan bertobat. Untuk kembali pada Allah dan menyerahkan diri kepada-Nya. Kita yang dibenarkan dengan kasih yang nyata dari Kristus, dipanggil untuk benar-benar atau serius untuk berserah pada Dia.
Ketika kita dibenarkan, kita memiliki identitas yang baru, kasih yang baru yaitu kasih kepada Allah, kita rindu mengenal Dia. Ketika kasih Allah penuh di dalam kita, kita benar-benar dipuaskan dalam Dia. Kita dengan semangat terus hidup untuk berbagi Injil kepada sesama.
Sekarang, dapatkah Anda merenungkan kebenaran ini, memikirkan kembali apakah Anda sudah dibenarkan oleh Kristus dan oleh pembenaran ini. Anda membenci kefasikan diri sendiri, pembenaran yang ada di dalam Kristus selalu menjadikan kita sadar akan keburukan diri sendiri.
Betapa buntu, gelap, tersesat, tenggelam nya jiwa kita. Lihatlah kefasikan yang ada di dalam diri sendiri. koreksi lah diri Anda sendiri. apakah Anda sudah beribadah kepada Tuhan, ataukah tidak. Kita semua masih ada sisa-sisa dosa yang harus dibuang. Kita harus bergumul seumur hidup, untuk selalu dan terus menerus hidup benar dan memperjuangkan kesalehan.
Sehingga kita beribadah kepada Allah, yang benar, Allah yang telah menjadikan kita untuk diri-Nya sendiri. untuk menikmati persekutuan dengan Dia, agar kita yang kosong dan mencari kemuliaan dan kebahagiaan sejati. Selalu mendapatkannya dari Dia.
Saya serius, mengundang Anda untuk melihat diri masing-masing, berdiam diri dan merenungkan kebenaran Injil di mana Anda berdosa dan saya berdosa. Kita semua pendosa. Saya tidak ingin Anda melihat bahwa kefasikan yang sedang Nabi Maleakhi tuliskan sedang menunjuk kepada orang lain.
Baca Juga: Renungan Lukas 7:10
Ini sedang membukakan realita diri kita yang seringkali tidak beribadah kepada Allah, kita yang tidak melihat keindahan Allah. Kita yang seringkali tersesat dalam keinginan kita sendiri. Maka kita harus bertobat, mintalah belas kasihan Allah, untuk selalu kembali kepada Dia, untuk selalu kagum kepada Dia dan kita dapat meninggalkan kefasikan kita.
Tanpa kasih karunia, tanpa belas kasihan dari TUHAN, kita akan selalu diperbudak oleh dosa, kita akan selalu hidup dalam dosa dan keinginan kita yang sias-sia. hanya di dalam Kristus kita dimampukan taat kepada TUHAN, kita menikmati anugerah kebahagiaan yang penuh. Karena melakukan firman TUHAN.
Terimakasih Tuhan, telah membukakan realita diri kami, membukakan setiap dosa yang ada pada kami dan keburukan diri yang sangat dalam. Berikan kami rahmat-Mu untuk terus belajar melihat kepada-Mu, taat kepada-Mu dan semakin bertumbuh di dalam Engkau untuk menikmati kasih karunia yang ada di dalam-Mu. Dalam nama Yesus. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Maleakhi 3:18 Kedalaman Diri “Perbedaan Orang Fasik dan Orang Benar”"
Silahkan Berkomentar