Renungan Amsal 9:10 Permulaan Hikmat Sejati
Ayat Alkitab; Amsal 9:10
Judul Renungan; Permulaan Hikmat Sejati
Amsal 9:10 (TB) Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal yang Mahakudus adalah pengertian.
Tuhan pencipta langit bumi Dia juga yang menciptakan
manusia, Dia menciptakan semuanya ini dengan satu tujuan pasti yaitu agar kita
hidup dalam persekutuan dengan Dia dan memuji kemuliaan-Nya. Sebab segala
kepenuhan dan keindahan hidup hanya ketika kita mendapatkan kemuliaan-Nya bagi
jiwa kehidupan kita di dalam Dia saja.
Begitu juga pencarian tertinggi bagi para pemikir, bagi para
penyair, bagi para penulis dan orang-orang yang mencintai pengetahuan. Hal yang
terpenting adalah hikmat. Tetapi melalui renungan Amsal ini, saya akan terus
mengingatkan Anda bahwa hikmat Allah dan hikmat dunia akan selalu bertolak
belakang.
Sebab hikmat yang hadir dari manusia adalah hikmat yang
berakar dari pemberontakan manusia terhadap Tuhan yang benar. Selalu berujung
pada bagaimana saya menjadi tuhan, bagaimana saya dimuliakan dan bagaimana saya
mendapatkan yang terbaik di dunia ini.
Segala hal yang secara alami hadir dari manusia dan itu baik
adanya, tetapi selalu dengan tujuan/motivasi yang salah. Yaitu demi kemuliaan
diri, demi pertunjukkan diri dan pengakuan dari sekitar sehingga dianggap
hebat. Inilah esensi dari setiap dosa, yaitu manusia ingin menjadi Tuhan atas
dunia jika Ia bisa, tetapi pada saat yang sama ia tidak dapat, maka ia menjadi
tuhan atas diri sendiri.
Sekarang, Anda dapat melihat sedikit gambaran dari bagaimana
dosa telah masuk ke dalam diri setiap orang di dalam dunia ini, sekarang
saatnya kita belajar. Untuk mendapatkan hikmat yang sejati, maka kita harus
kembali kepada Dia Sang Sumber hikmat. Pada dasarnya hikmat yang sama seperti
yang dunia miliki.
Tetapi, hikmat yang Allah berikan kepada manusia bukanlah
hikmat dengan motivasi yang salah. Bukan untuk kemuliaan diri, tetapi ini untuk
mengasihi sesama, yang dimulai dari kasih kepada Allah dengan segenap akal budi
dan sesama seperti diri sendiri.
Hikmat yang Allah berikan ketika kita mengenal Dia,
merupakan hikmat untuk dibawa ke dalam kekekalan, hikmat yang untuk hidup dalam
kasih yang abadi di dalam Kristus dan kebenaran-Nya. Hikmat untuk melihat
keindahan berita Injil, hikmat untuk dibukakan secara nyata bahwa Injil adalah
kekuatan Allah yang menyelamatkan.
Di mana Injil memberitahukan kepada kita, Allah telah
mengutus Anak Tunggal-Nya, dan Sang Anak Yesus Kristus telah hidup sacara
sempurna taat kepada Bapa-Nya. Maka Ia adalah manusia sejati yang dikasihi oleh
Allah Bapa.
Tatapi pada saat yang sama, Allah berkehendak menghancurkan
Dia, sebagai pengganti, di mana Yesus menerima semua dosa dan hukuman dosa,
sehingga Yesus ketika disalibkan oleh karena Rahmat yang sangat besar,
memberikan diri-Nya, asalkan semua orang yang percaya kepada-Nya dibebaskan
bukan hanya dari kutuk dosa, tetapi dosa, perbudakan dosa sehingga mereka hidup
bagi Yesus.
Menikmati setiap kebenaran Kristus, kekudusan Kristus dan
segala hal yang dapat Yesus berikan kepada mereka untuk kemuliaan Allah Bapa di
dunia saat ini. Bukanlah ini sangat baik, tidakkah Anda bersukacita dan
bersyukur oleh kebenaran ini.
Hikmat untuk melihat Allah yang kudus, dalam kediaman
bergumul secara terus menerus mematikan kecenderungan berdosa yang melelahkan.
Di mana dosa menjadi pusat dari apa yang harus benar-benar dibenci, di mana
Kristus saja yang menjadi pengingat, menjadi kabar indah ketika Ia menebus dari
hukuman dosa dan menyelamatkan Anda dan saya dari dosa, kasih ini memberikan
kekuatan baru bagi jiwa yang lelah akan realita dosa yang ada di dalam daging dan
darah.
Rasa takut akan Allah, merupakan rasa takut yang benar bukanlah takut karena tidak ingin
masuk ke dalam api neraka setelah kematian. Rasa takut ini adalah kesadaran
akan kebesaran Allah dan kita menghormati Dia, di dalam kasih-Nya kita
dimampukan mengasihi Allah, ini adalah rasa takut yang dimotivasi oleh kasih
yang sejati dari Anda dan saya yang ada di dalam Yesus, kita memuji Dia,
memuliakan Dia dan menginginkan Dia. Maka hikmat yang melimpah, hikmat yang
membukakan segala hal yang suci, benar, dan menyenangkan Allah Ia berikan
kepada Anda dan saya.
Pada saat yang sama, kita menjadi bersemangat untuk melatih diri untuk semakin maju, semakin berkembang, semakin bermakna, semakin pintar.
Kita akan bersemangat membaca banyak buku, berdisiplin hidup, bangun lebih
pagi, berolahraga, dan hidup dengan sukacita yang berasal dari Injil Yesus
Kristus, kegembiraan yang berasal dari pendasai yang Alkitabiah, bukan janji
palsu, tetapi kematian atas segala kehendak diri dan hidup untuk kehendak
Kristus.
Pengertian akan kekudusan Allah, akan membawa kita pada
pengudusan diri yang terus juga kita perjuangkan. Karena kita sadar bahwa
daging yang berdosa ingin dipuaskan oleh dosa, kuasa semacam inilah yang harus
kita buang, kuasa semacam ini harus kita kalahkan dengan salib, penderitaan
daging seperti yang Yesus alami.
Pengerian akan kekudusan Allah, akan menjadikan kita orang
pandai karena kita melatih diri untuk belajar. Setiap disiplin yang dikerjakan
dengan penuh kesadaran bahwa ini adalah ibadah kita, proses pengudusan untuk
semakin hari semakin mengasihi Allah dan sesama.
Baca Juga: Renungan Amsal 2:6
Melayani sesama dan hidup untuk mengabarkan keindahan Kristus kepada dunia yang tersesat dan mencari kehidupan yang seharusnya mereka terima di dalam Tuhan yang menciptakan mereka.
Marilah berdoa bersama saya, untuk mendapatkan hikmat ini,
hikmat yang berasal dari Allah, marilah rendahkan diri, marilah akui setiap
hikmat dunia yang ada di dalam kita, ketika itu tidak berpusat pada Kristus,
adalah kesesatan dan kebodohan yang nyata-nyata. Ini adalah hikmat tertinggi
yaitu pengenalan akan Allah yang menyatakan diri-Nya melalui alam semesta dan
Alkitab.
Doa berdasarkan hikmat yang ada di dalam kitab Amsal.
Segala pujian dan kemuliaan hanya bagi Allah saja, biarlah
hati dan pikiran ini selalu tertuju pada keindahan dan kemuliaan-Mu. Mampukan
sih bodoh ini, untuk mengerti bahwa hikmat Allah selalu bertentangan dengan
hikmat dunia, di mana manusia dunia mencari kemuliaan dirinya sendiri.
Melalui Injil Yesus Kristus, kami dapat melihat hikmat yang
berasal dari Allah, yaitu pengenalan akan Allah dan kekudusan-Nya yang harus
kami perjuangkan di dalam daging yang berdosa ini. Tuhan Yesus yang disalibkan,
mati untuk menerima semua hukuman dosa, bukan hanya hukuman dosa tetapi semua
dosa manusia, umat pilihan Allah, baiklah hati ini berdebar dan bertobat
melihat Yesus yang disalibkan.
Bersujud dan berlutut, melepaskan segala beban dosa, hanya
ketika kuasa darah Yesus melepaskan diri ini dari dosa yang mengikat dan
memperbudak. Tuhan tolong sih bodoh dan keji dan pendosa ini, ampuni, kuduskan,
dan mampukan. Untuk selalu dan terus berdiam dalam Rahmat-Mu dan menikmati
setiap keindahan hikmat Allah.
Untuk selalu menjadi seseorang yang mencintai teguran,
kasih, sukacita, dan segala hal yang mengubahkan hati untuk semakin hati
mengasihi Yesus, melaksanakan kehendak-Nya dan Yesus saja dikenal dari
keseharian sih pendosa yang telah dikuduskan ini, oleh kasih kekudusan Yesus
Tuhan sampai selama-lamanya. Di dalam nama Yesus. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Amsal 9:10 Permulaan Hikmat Sejati"
Silahkan Berkomentar