Renungan Amsal 12:25 Melepaskan Hati yang Risau
Ayat Alkitab Amsal 12:25
Judul Renungan; Melepaskan Hati yang Risau
Amsal 12:25 (FAYH) Hati yang risau terasa berat, tetapi kata-kata pendorong membesarkan hati.
Amsal 12:25 (TB) Rasa khawatir mematahkan semangat, tetapi kata-kata yang ramah membesarkan hati
Ketikdakpastian dalam hidup memunculkan ketakutan yang sangat mendalam, ini akan muncul kapan saja kepada kita sebagai manusia yang berpikir. Tidak bisa tidak risau, tidak bisa tidak takut kawatir dan merasa hidup ini ada yang salah. Dan memang kita hidup sekarang, ada kesalahan yang terus terjadi di sana.
Jika kekuatiran hadir, maka kita tidak bersemangat, kehidupan kita semakin lesu dan tidak kuat untuk melakukan sesuatu yang bermakna. Kita ada dalam kegelapan yang terlampau jauh dan tidak dapat dicapai oleh harapan. Demikianlah kekuatiran menerpa kehidupan.
Tetapi kita harus menyadari sesuatu yang sangat penting, bahwa kekuatiran adalah dosa, saya tidak sedang menghakimi anda. Jika anda sekarang merasa kuatir, saya tidak sedang memojokkan anda, justru saya membawa anda pada cahaya yang terang. Dengan cara mengakui bahwa kekuatiran kita adalah dosa yang serius. Ini bukan hanya membutuhkan sebuah harapan bahwa hidup akan baik-baik saja.
Faktanya kehidupan tidak sedang baik-baik saja, dunia sedang menuju kebinasaan itulah yang Alkitab beritahukan. Diri kita semakin menua dan kapan saja kematian akan datang. Dan saya rasa kita semua memiliki ketakutan dengan kematian. tentunya kehidupan yang tidak menentu, jika kita berada pada pondasi yang salah, kita akan hancur.
Dosa membawa kutukan ke dalam dunia, dosa merusak segala-galanya. Dan dosa pada dasarnya adalah pemberontakan kita kepada TUHAN, inilah yang membuat kita suka mengandalkan diri sendiri.
Kita ingin dikatakan sebagai pahlwan terhadap diri kita dan menunjukkan kepada dunia bahwa kitalah pusat dari kehidupan kita sendiri.
Pada dasarnya ketakutan hidup muncul dari hal ini, kita yang mengandalkan diri sendiri, kita yang membawa hati dan pikiran kita terpaut pada dunia dan kemegahannya.
Kita menginginkan dunia ini, agar memuaskan kita, kita berpikir bahwa di dunia yang sangat fana sekarang inilah tujuan hidup kita, kita kira untuk dunialah kita diciptakan.
Saudaraku, kesadaran akan kesalahan berpikir inilah yang akan membawa kita untuk bertobat. Rasa cinta pada dunia telah menyesatkan umat manusia, pada saat yang sama inilah akar dari kekuatiran hidup.
Baca Juga: Renungan Amsal 4:23
Agar kita tidak kawatir tidak cukup hanya dengan himbauan bahwa masa depan akan lebih cerah. Tidak cukup dengan motivasi dan peralihan dengan cara banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan.
Faktanya kekuatiran hidup adalah kehidupan itu sendiri, faktanya ketika kita tidak ada di dalam tujuan yang besar dan kuasa yang besar untuk menjadi pondasi kehidupan. Kekuatiran yang menyiksa dan membawa kita pada kehidupan yang tidak pernah puas, merupakan kehidupan itu sendiri.
Lalu bagaimana agar kita tidak kawatir? Pertanyaan yang seharusnya dipertanyakan bukanlah bagaimana agar tidak kawatir.
Karena kita tidak bisa tidak kawatir, tetapi bagaimana kekuatiran kita membawa kita pada kemuliaan yang untuk itu kita hidup, kita dipuaskan dan yang seharusnya menawan hati dan pikiran kita?
Mungkin anda sekarang bertanya-tanya dalam kebingungan ketika membaca renungan ini. Kemuliaan dan kekuatiran apa hubungannya.
Ini sangat berhubungan erat, anda dan saya sekarang diperbudak oleh ketakutan, yang menghadirkan kekuatiran yang mendalam. Kita meragukan kebaikan Tuhan dan percaya pada kebaikan diri sendiri yang tidak berkuasa. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa kita adalah seseorang yang licik, hati kita licik dan telah hidup selama bertahun-tahun memakai doktrin setan, yang ia khotbahkan setiap hari.
Tetapi puji Tuhan, iman kita yang benar dan kokoh apabila didasari pada keindahan dan kebaikan Kristus, memberikan kekuatan baru. Harapan yang tidak terkatakan, sukacita yang melimpah dan kekuatiran yang dapat dikendalikan.
Jika hati yang risau mematahkan semangat, Amsal mengatakan, “kata-kata yang mendorong membesarkan hati.” Inilah Injil yang akan membesarkan hati anda dan saya, Yesus yang telah masuk ke dalam dunia hidup taat sampai mati di atas kayu salib.
Untuk menyatakan bahwa Dia telah dengan sempurna melakukan semua hukum TUHAN, pada saat itu juga Ia telah memberikan diri-Nya. Menyerap semua dosa dan hukuman dosa yang seharusnya kita terima.
Yesus juga merasakan kekuatiran kita, tetapi Dia memang atas itu dan berharap pada Allah bapa, sehingga Ia dapat berdoa, “kehendak-Mu saja yang jadi.” Yesus tidak pernah dikuasai oleh kekauatiran karena Dia tidak cinta pada dunia, Ia tidak menginginkan kemegahan dunia ini, Dia tidak pernah salah fokus.
Yesus tahu tujuan hidup-Nya yaitu menyelamatkan jiwa-jiwa, Dia datang untuk menebus pendosa dan membawa mereka masuk ke dalam persekutuan dengan Dia dan menjadi pekerja-Nya. Kita dipanggil untuk menjadi pekerja Kristus, hanya ketaatan pada kehendak Kristus dan terus bergumul untuk menjadi serupa dengan Dia melayani seperti Dia melayani.
Kita akan menemukan diri kita benar-benar tenang di dalam Dia dan kekuatiran hidup yang tidak perlu tidak akan menguasai kehidupan kita. inilah Injil, ketika menyerap ke dalam diri kita, Injil mengubahkan dari dalam, yang mati menjadi hidup untuk memiliki kehidupan yang baru, membenci dosa dan berproses untuk taat pada kehendak Kristus.
Marilah kita mendengarkan Injil setiap hari, marilah kita datang dan berharap hanya pada Kristus, marilah kita hidup taat pada Yesus, hidup berpusat pada Yesus saja. Tidak ada yang dapat memuaskan anda di dalam dunia, anda akan terus dalam kekuatiran yang mendalam dan melelahkan, rasa tidak aman yang akan menjadi hantu selama kehidupan anda.
Tetapi di dalam Yesus, kekuatiran kita menjadi tempat paling aman, salib yang kita terima ringan, karena Yesus telah menanggung yang paling berat. Kita menyangkal diri dan tidak lagi menginginkan dunia ini dan kemegahannya, karena Yesuslah kemegahan kita dan kita berharap hanya pada Dia.
Yesuslah melalui Roh Kudus yang melepaskan kita dari hati yang risau, sekarang Dia terus mengundang kita untuk merenungkan kasih karunia. Untuk hidup dalam keamanan di dalam Dias ama seperti Yesus yang tetap aman bahkan sampai dihancurkan di atas kayu salib. Karinya ayat di bawah ini menyerap di hati dan pikiran kita dan menjadi janji yang kepadanya saja kita berharap.
Roma 8:32 (TB) Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Baca juga: Saat teduh tentang kekuatiran
Panganglah jani Tuhan, dalam hidup yang berjalan di dalam kehendak Tuhan, tidak akan Dia meninggalkan kita, jika Ia membiarkan kita sendiri.
Itu baik adanya untuk membawa iman kita lebih kuat lagi, iman yang benar bukan berharap untuk mendapatkan sesuatu seperti yang diinginkan. Iman yang benar akan selalu berkata, “kehendak-Mu saja yang jadi, apapun itu pasti yang terbaik bagiku walaupun dalam lembah paling kelam.”
Tuhan kami tahu bahwa rasa kawatir di dalam hati dan pikiran kami adalah dosa, ini menjadikan kami tidak percaya pada-Mu, kami mengabaikan Engkau dan kami berpusat pada diri kami sendiri. Tuhan ampuni kami dan tolonglah kami untuk selalu hidup dan berharap hanya pada Kristus Tuhan kami, kami dijadikan terus serupa dengan Dia dan tidak kawatir seperti Dia dan hidup seturut kehendak-Nya. Dalam nama Yesus. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Amsal 12:25 Melepaskan Hati yang Risau"
Silahkan Berkomentar