Renungan Matius 5:13 Kekristenan Adalah Garam Dunia
Matius 5:13 (TB) Kamu adalah gara dunia. Jika garam menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita, kita dikuduskan, dijadikan baru dan medapatkan identitas yang baru di dalam Kristus. Untuk semakin menjadi serupa dengan Dia dan memberitakan Dia kepada dunia. Bahwa dalam kehidupan yang dipenuhi frustasi, kekosongan dan kegelapan seperti sekarang ini, ada pengharapan di dalam Kristus.
Pengharapan akan kehidupan kekal, kehidupan yang baru dan penuh sukacita dan damai sejahtera. Yesus pada kesempatan ini, menyamakan orang-orang yang percaya kepada Dia sebagai garam.
Untuk dapat mengerti perumpamaan ini, maka kita harus bersama-sama mengerti kegunaan garam pada masa itu, masa di mana Yesus hidup. Sehingga kita mendapatkan nilai rohani yang berharga dan dapat kita terapkan dalam kehidupan Kekristenan kita.
Renungan Matius 5:13 Kekristenan Adalah Garam Dunia
1. Dijadikan Garam Dunia
Sebelum kita merenungkan kegunaan garam pada masa itu, kita harus terlebih dahulu mengerti bahwa garam berbicara tentang indentitas kita sebagai orang percaya. Ini berbicara tentang kehidupan yang ada di dalam Kristus dan dijadikan milik Kristus ketika kita percaya kepada Dia.
Kita tahu bahwa kita adalah orang-orang berdosa yang layak binasa, Alkitab dengan jelas, memberitahukan kepada Anda dan saya. Bahwa sejak dahulu kala manusia tersesat dan tidak pernah melakukan penyembahan yang benar.
Padahal manusia diciptakan untuk menyembah TUHAN. Penyembahan yang salah ini berakar dari pemberontakan yang dilakukan oleh Adam dan Hawa. Sehingga semuanya menjadi terbalik, manusia lebih berharap pada ciptaan, manusia lebih percaya pada kuasa ciptaan dan manusia ditindas oleh ciptaan bahkan sesama manusia saling menindas dan membunuh.
Fakta dari manusia berdosa tidak dapat ditutupi, meskipun seringkali dosa diganti dengan kata, “kesalahan.” Tetapi dosa tetaplah dosa, ini adalah kekejian di mata Tuhan, karena dosa pada dasarnya menginjik-injik kemuliaan Allah, menghina Allah dan tidak mau percaya kepada Allah, manusia tidak menyembah Allah dan manusia masuk ke dalam kehidupan yang menderita karena kebodohan akibat dari dosa.
Manusia berdosa menjadi semakin jahat, orang-orang yang lemah di dalam dunia ditindas oleh sesama manusia. Ketidakadilan terjadi di dunia oleh karena dosa yang menjadi natur manusia. Alkitab pada saat yang sama memberitahukan kepada kita bahwa upah dosa adalah maut. Kebinasaan kekal, upah dosa adalah kebinasaan. Tidak bisa tidak.
Allah yang adil membenci dosa dan bukan hanya itu, kabar buruknya pendosalah yang akan dibuang ke neraka. Selama-lamanya kehilangan kemuliaan Allah, tidak memiliki persekutuan dengan Allah dan hidup dalam kehampaan, kekosongan dan perbudakan penderitaan kekal dan kematian yang menyelimuti jiwa.
Tetapi barangsiapa yang percaya kepada Dia yang telah disalibkan dan bangkit, memperoleh hidup yang kekal. hidup baru di dalam Kristus, ketika kita mengaku semua dosa kita, percaya kepada Dia sebagai Tuhan dan Dia sebagai juruselamat kita, kita beroleh hidup.
Segala pujian bagi Allah, di dalam Kristus, kita dijadikan garam dunia yang berguna untuk melakukan pekerjaan baik, yang Allah persiapkan sebab kita adalah cipaan-Nya. Di dalam Kristus kita adalah ciptaan yang baru, Roh Kudus yang ada di dalam kita adalah jaminan bagian kita yang terus memampukan kita untuk hidup bagi kehendak Allah, melakukan apa yang menjadi kehendak Allah bagi hidup kita.
"Sama seperti garan tidak memiliki pilihan, selain untuk menjadi penyedap rasa, menjadi pengawet ikan. demikianlah kita, orang percaya, tidak ada pilihan lain, selain membawa Injil kepada orang-orang yang telah bersahabat dengan kita, untuk membawa mereka pada kehidupan kekal yang menyenangkan dan penuh sukacita. Jadi garam juga berbicara tentang ketaatan kepada perintah Tuhan."
Inilah Injil, pusat dari Kekristenan kita, kita yang dahulu mati dalam segala dosa yang kita lakukan. Oleh kasih karunia kita dapat percaya kepada Yesus yang disalibkan, Dia yang menggantikan kita untuk menerima semua dosa dan hukuman dosa kita. Kini kita hidup dalam Dia, untuk Dia dan bagi kemuliaan nama-Nya.
Kita dijadikan garam dunia untuk menjadi pengawet bagi dunia dan penyedap bagi dunia. Ketika kita telah mengerti Injil, bahwa hanya oleh kasih karunia kita dapat menjadi garam dunia. Sekarang saatnya kita masuk pada poin, di mana setiap kita dipanggil untuk membawa Injil kepada dunia dan kita memiliki gaya hidup yang dipengaruhi oleh Injil. Kehidupan yang benar-benar berpusat pada Kristus.
2. Garam Sebagai Pengawet
Garam yang masih asin pada masa itu, berguna sebagai pengawet ikan. Agar ikan-ikan yang digarami tidak membusuk. Orang-orang percaya yang telah dibebaskan dari dosa dan hidup dalam Kristus dipanggil untuk selalu mencegah kebusukkan rohani. Pada dasarnya manusia berdosa mati dalam dosa mereka dan mereka hanya dapat hidup ketika mereka percaya kepada Yesus Sang Kehidupan.
Kita dipanggil untuk selalu memberitakan Yesus, disegala kesempatan. Menjangkau orang-orang yang belum percaya agar mereka dapat percaya kepada Yesus, sebab itu kita harus benar-benar percaya bahwa Injil adalah kekuatan Allah, karena hanya melalui Injil saja orang-orang dapat diselamatkan.
Kita datang ke dalam dunia sebagai penyeimbang, di mana dunia secara serius membutuhkan kita, mereka tanpa sadar diperbudak oleh roh dunia. Kita yang sadar akan hal ini pada dasarnya sedang berperang melawan roh dunia, kita sedang merebut jiwa yang mati untuk dibawa kepada Yesus dan dihidupkan di dalam Yesus, agar jiwa tersebut tidak selamanya membusuk.
Betapa binasanya manusia tanpa Injil, inilah yang harus kita sadari. Marilah kita berdoa untuk sebuah kebenaran yang mutlak ini bahwa dunia membutuhkan Injil. Meminta Rahmat-Nya, agar kita dimampukan menjadi garam yang mengawetkan dunia, menjadi orang-orang percaya yang Tangguh dan percaya bahwa dalam pelayanan pemberitaan Injil, ada sukacita keselamatan jiwa yang menantikan.
Ada sukacita yang berasal dari surga, yang akan terus memberikan kekuatan dan penghiburan. Ada Kristus yang telah berjanji akan selalu menyertai sampai akhir zaman. Berdoalah dan berdoalah sebab ini adalah perperangan rohani dan pemberitaan Injil, pemuridan, membawa orang-orang kepada Yesus, merupakan pelayanan yang sangat iblis benci, mereka lebih suka cita duduk santai digereja dan sibuk dengan aktivitas gereka.
Ketika kita benar-benar menjadi garam, maka pada saat itulah setan tidak diam. Ia akan menghancurkan kita, terus berjuang untuk mengagalkan anak Tuhan dalam perjuangan membawa jiwa kepada Kristus. Maka kita harus tetap teguh berdoa, belajar firman dan hidup dalam persekutuan yang intim bersama Yesus, sehingga banyak jiwa dapat dijangkau dan pelipatgandaan terjadi dan nama Tuhan dimuliakan.
3. Garam Sebagai Penyedap
Kita diperlengkapi untuk melakukan pekerjaan baik, bagi orang-orang yang ada disekitar kita. Sedapat mungkin kita membawa orang-orang percaya yang masih bayi rohani, pemuda remaja maupun orang dewasa untuk datang kepada Kristus dan menjadikan mereka murid.
Agar mereka memiliki pengetahuan Alkitabiah yang benar, yang utuh, sehingga kehidupan penyembahan mereka memiliki pondasi yang benar dan kokoh di dalam Injil Yesus Kristus. Dan mereka dapat kembali menjadi garam dunia di mana saja mereka berada.
Kekristenan kita menjadi penyedap, di tengah dunia ini, membawa damai dan bersama-sama bergumul untuk mematikan dosa yang ada di dalam diri Kekristenan kita. Saudaraku tidak akan pernah ada kebahagiaan sejati, tidak akan pernah ada sukacita dan damai sejahtera selama kita masih menyimpan dosa kita dan cinta pada setiap dosa yang ada di dalam hati dan pikiran kita, selama kita masih egois dan sombong. Kita harus bertobat dan sungguh-sungguh mengakui bahwa tidak ada kebenaran di dalam kita sedikitpun.
Ketika kita percaya Yesus, dosa secara alami kita benci, sebab oleh karena dosalah Yesus disalibkan. Demikianlah kehidupan yang membenci dosa adalah kehidupan yang menjadi penyedap rasa bagi dunia. Kehidupan yang bersukacita dan damai sejahtera hanya kita dapatkan ketika kita benar-benar saleh dan kudus. Kehidupan yang demikian hanya oleh karena Kristus di dalam kita, kita dikuduskan oleh Yesus dan dibenarkan oleh Yesus.
Kita tidak akan dapat menjadi pemberita Injil yang berkuasa, jika kita masih menjadi munafik dengan cara menyembuyikan setiap dosa kita dihadapan Allah dan masih menikmati dosa. Saudaraku, kita harus menjadi seseorang yang benar-benar terbuka dan apa adanya dan jijik pada dosa kita. Di hadapan Kristus tidak ada yang tertutup, hanya oleh darah-Nya kita dikuduskan dan kita bertobat. Maka kita dikuduskan, diampuni dan terus dijadikan baru.
Menjadi seorang pelayan Tuhan yang murni tidaklah gampang, kita seringkali tergoda untuk menjadi munafik. Memasang tameng untuk terlihat berwibawa agar orang segan terhadap kita, tetapi ini suatu kesalahan. Temeng yang sejati bukan dipasang terhadap sesama kita, kita harus secara serius memasang tameng terhadap dosa. Kapan itu? Saat kita sendiri, saat kita memiliki kesempatan untuk berdosa. Apakah kita berkeputusan untuk tetap kudus atau dikalahkan oleh dosa yang memperbudak kita.
Untuk dapat menjadi garam dunia, Kekristenan kita haruslah terus bergumul, bersatu hati saling mendoakan. Hamba Tuhan berdoa bagi jemaatnya dan jemaat berdoa bagi gembalanya. Karena tidak ada gembala super, yang ada adalah gembala lemah, yang gampang juga jatuh ke dalam dosa. Dan tidak menjadi garam dunia.
Saudaraku, jika garam yang berbentuk kotak pada zamannya, tidak lagi asin. Dan dicelupkan ke dalam masakan tidak lagi memberikan rasa. Maka tidak ada lagi gunanya. Baiklah kita bersama-sama terus dekat kepada Kristus Sang Garam Sejati.
Baca Juga:
Tanpa Dia kita tidak akan dapat berbuat apa-apa di dalam dunia yang telah berdosa, tanpa Dia yang terus ada di dalam hati dan pikiran kita secara sengaja. Mustahil kita dapat mengalahkan dosa-dosa kita. tanpa kasih-Nya mengalir di dalam hati dan pikiran kita, kita tidak akan bisa mengasihi sesama kita yang berdosa.
Marilah bersama-sama kita bergumul dalam doa-doa kita untuk kebenaran ini, marilah kita terus berdoa untuk diri kita dan Kekristenan kita, agar Rahmat Tuhan. Menjadikan kita orang-orang yang menggarami dunia dan Allah saja dimuliakan ketika Allah dimuliakan pada saat itulah kita akan menemukan sukacita abadi yang berasal dari sorga. Sebab kit aini diciptakan oleh Dia untuk kemuliaan-Nya sampai selama-lamanya. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Matius 5:13 Kekristenan Adalah Garam Dunia"
Silahkan Berkomentar