Renungan Badai Pasti Berlalu Harapan Itu adalah Pribadi
Sebalum Anda membaca renungan ini lebih jauh dan kecewa sebab
semua harapan palsu Anda dengan berharap bahwa saya akan memberikan penghiburan
melalui renungan kali ini. Lebih baik Anda berhenti membacanya.
Penghiburan palsu, ekspetasi Anda, dunia yang Anda ciptakan
sesuai dengan keinginan Anda lalu Anda mencari sebuah renungan Kristen yang
memberikan kepada Anda harapan bahwa segala masalah hidup pasti berlalu.
Renungan ini bukan tempatnya.
Anda terlalu sering hidup dalam penghiburan palsu yang
diberitakan melalui sosial media. Di mana Anda diberitahukan bahwa semuanya
baik-baik saja. Bahwa Anda akan menerima banyak berkat. Anda akan menjadi
kepala bukan ekor.
Bahwa berkat Abraham adalah hak Anda, yang mana berkat ini
adalah kekayaan dan harta fana yang menjadikan Anda penyembah berhala. Semua
masalah hidup akan berlalu dan Anda akan menuai banyak berkat seperti yang Anda
mimpikan selama ini.
Ya, semua ini diberitakan kepada Anda sehingga Anda semakin
berharap dalam segala persoalan hidup yang Anda hadapi. Anda tidak mendapatkan
kebenaran yang sejati di dalam masalah Anda, Anda selalu ditarik untuk keluar
dari masalah. Bukannya memikirkan apa yang Allah inginkan melalui persoalan
hidup Anda sehingga Anda semakin mengenal Pribadi-Nya yang berkuasa.
Tidak jarang banyak hamba Tuhan yang menengking masalah
hidup. Dan selalu menjanjikan kehidupan yang Anda inginkan. Saya hanya dapat
berkata renungan yang saya tulis tentang badai pasti berlalu bukanlah sebuah
pengharapan palsu seperti yang seringkali Anda dengarkan. Harapan yang
diinginkan dunia yang menuju kepada kebinasaan.
Ini adalah harapan yang realistis, harapan yang membawa Anda
semakin bergantung pada kasih Allah, pada Kristus dan mati setiap hari dengan
merenungkan salib Kristus. Melihat kepada Dia yang telah menjadi dosa. Dia yang
telah menerima semua hukuman dosa kita sehingga kita hari ini memperoleh
harapan sejati yang memberikan sukacita. Itu jika kita benar-benar merenungkan
Injil setiap saat.
Jika Anda ingin membaca renungan ini dan memikirkan kembali
kehidupan Anda, tujuan hidup Anda, makna hidup Anda dan setiap harapan sejati
yang Allah janjikan melalui Injil. Hidup dihancurkan dan bertobat. Teruslah
membaca renungan ini.
Jika tidak siap, hati Anda disakiti, hati Anda dikoyak maka
pergilah dan berhenti membaca renungan ini. Dan cukup sampai di sini, karena
Anda akan kecewa dengan apa yang saya tulis dan renungkan. Yang mana itu tidak
sesuai dengan keinginan Anda, ekspetasi Anda yang fana dan dipengaruhi oleh
pengkhotbah yang sebenarnya mereka tidak cinta Tuhan.
Poin-poin yang saya jelaskan membawa Anda pada pengertian
sejati akan badai hidup, pengharapan dan masalah utama. Yang seringkali kita
lupakan dan anggap remeh.
Pertama, kita harus memikirkan kembali arah hidup kita, tujuan kita visi hidup kita dan bagaimana badai hidup itu tidak akan pernah benar-benar berlalu tetapi ada Pribadi penopang yang menjadi pusat hidup ini yang menjadi pengharapan kita.
Baca Juga: Renungan keluarga
Kedua, kehidupan seperti apa yang menjadi kehendak Allah
bagi hidup kita. Ketika kita telah siap dan menyadari bahwa badai hidup memang
baik adanya. Meskipun itu sangatlah memberikan rasa sakit.
Renungan Badai Pasti Berlalu Harapan Itu adalah Pribadi
1. Memikirkan kembali tujuan hidup
Saya akan membawa Anda pada Alkitab, apa yang Alkitab katakan
tentang tujuan Kekristenan Anda dan saya? Seringkali kita hanya hidup terjebak
di dalam masalah yang tidak perlu, di mana masalah itu justru hasil ekspetasi diri
sendiri yang ingin selalu menyenangkan daging, keangkuhan hidup, dan keinginan
mata.
Beberapa dari kita, sebagai anak muda, ingin sekali cepat pacaran
bahkan beberapa orang melakukan hubungan suami isteri sebelum menikah. Dan kita
kira inilah tujuan hidup kita lalu kita tidak mendapatkan pacar.
Beberapa orang mungkin mendapatkannya. Tetapi pada saat ada
masalah karena pacaran, ada masalah karena tidak mendapatkan pacar. Kita berpikir
badai ini pasti berlalu. Lalu kita steres, kita galau, kita bedoa agar Tuhan
menenangkan badai.
Ini adalah suatu kesesatan hasil dari ilusi yang setan
tanamkan ke dalam diri Anda, Anda harus sadar itu. pertama, Anda ingin pacaran
karena mata Anda melihat anak muda sekeliling Anda pacaran. Ini keinginan mata.
Kedua, keinginan ini muncul karena keinginan daging karena nafsu.
Dan ada juga beberapa orang merasa ia tulus, tetapi keinginan yang kuat di masa
muda untuk pacaran selalu lahir dari hati yang menginginkan.
Pada akhirnya ini karena Anda ingin menunjukkan bahwa Anda
diterima, dikalangan remaja pemuda, Anda miliki pacar dan itu membanggakan diri
Anda, memuliakan diri Anda sendiri. Dan ini adalah keangkuhan hidup.
Saya tidak anti dengan pacaran, saya hanya ingin membukakan
kepada Anda suatu kebenaran, yang di mana seringkali Anda sebagai remaja dan
anak muda. Salah tujuan hidup, ini bukan sepenuhnya salah Anda tetapi memang
secara alami Anda akan mengalami perasaan yang tertarik kepada lawan jenis.
Tetapi itu pada dasarnya bukanlah kebenaran, karena
ketertarikan Anda bukan didasarkan pada Firman Tuhan, maka saya mengajak Anda
untuk kembali pada Allah, kembali pada Firman. Untuk memikirkan kembali apakah
yang saya kerjakan sekarang, adalah tujuan Allah atas hidup saya? tanyakan ini
dengan jujur pada diri Anda!
Berdoalah untuk pertolongan Tuhan, bahwa perasaan itu hadir
dan hanya kuasa Tuhan melalui Firman dan nasehat orang dewasa secara rohani. Anda
dapat membendung perasaan yang salah ini dan melepaskan dari badai hidup yang
tidak perlu dan tidak harus terjadi pada
diri Anda sebagai anak muda maupun remaja.
Di mana seharusnya Anda mengembangkan diri, mengembangkan
hobby Anda, terus belajar banyak hal dan belajar untuk bergaul dengan sesama. Bukanya
pacaran yang tidak tahu kapan akan menikah, hanya kerena keinginan hati Anda
yang lucik, pembohong, bobrok dan seringkali salah karena Anda adalah orang berdosa.
Lalu untuk orang-orang dewasa, di mana beberapa orang hidup
dalam kemauan yang tinggi. Untuk memiliki uang, ia berpikir bahwa uang adalah
sumber kebahagiaan. Beberapa pria dan wanita yang suadah menikah, memiliki
tujuan hidup yang tidak disengaja, yaitu berselingkuh.
Beberapa Wanita ingin mendapatkan pujian karena penampilan
fisik. Dan orang-orang tua yang memaksa anaknya untuk berprestasi bukan bardasarkan
bidang keahlian sang anak. Semua ini akan memunculkan badai itu yang seringkali
menjadi perumpamaan masa kini tentang masalah hidup.
Beberapa orang ingin mendapatkan kerja, lalu setelah
mendapatkan pekerjaan. Mereka mengeluh karena pekerjaan yang sulit dan menyita
banyak waktu. Sehingga mereka tidak dapat beristirahat. Semua ini karena
ekspetasi, bahwa ketika bekerja semuanya akan lebih baik. Memang keuangan Anda akan
membaik, tetapi waktu Anda akan terkuras, Anda tidak dapat bersantai-santai
lagi.
Beberapa orang bereskpetasi bahwa pernikahan merupakan
keadaan hidup yang menyenangkan. Tetapi faktanya seorang pria dan wanita yang
tidak siap dengan penikahan dan menikah. Akan mengalami stress yang kuat.
Begitu berlapis-lapisnya tanggung jawab, isteri yang harus
melahirkan anak, anak yang harus medapatkan susu, rumah tangga yang harus mendapatkan
makanan. Belum lagi anak yang harus menerima pendidikan dan harus didik oleh
Anda sebagai orang tua.
Ada beberapa masalah hidup yang mungkin bukan karena Anda,
keputusan Anda, dan dosa Anda sebagaimana yang saya jelaskan. Sebuah persoalan
hidup bukan karena keinginan daging, keangkuhan hidup, keinginan mati.
Masalah ini biasanya hadir, perang, bencana alam, sakit
penyakit ketika Anda telah menjaga kesehatan, dan pasangan yang berselingkuh
padahal kita telah setia.
Lalu semua masalah di atas, Anda anggap suatu badai hidup,
dan Anda berdoa agar semuanya berlalu. Anda sedang melakukan kesalahan yang
besar, cara berpikir Anda tentang tujuan hidup harus diarahkan kembali.
Anda harus berpikir realistis, bahwa dunia di mana Anda
berada sekarang adalah tempat di mana masalah telah bertahta senagai raja. Selama
manusia masih bernapas dan bumi masih ada.
Anda harus membakar semua konsep di kepala Anda tentang
badai hidup yang pasti berlalu. Mungkin akan berlalu lalu akan selalu datang,
ia akan berlalu tetapi tidak akan lama pasti akan datang kembali.
Anda harus melihat bahwa salah satu tujuan hidup manusia, setalah
kita ada di dalam dunia yang berdosa adalah masuk untuk hidup dalam ruangan
badai hidup. Dan bagaimana di dalam badai hidup itu, ia menemukan makna hidup,
menemukan Pribadi yang telah disalibkan. Inilah tujuan Kekristenan kita. Saya akan
menjelaskan hal ini di poin ke dua.
Baca Juga: Renungan 1 Korintus 10:13
Saya ulangi, tujuan hidup kita adalah masuk ke dalam ruangan
badai hidup. Untuk hidup dan berdampingan di sana. Bersama-sama dengan semua
persoalan hidup yang pada dasarnya tidak akan berlalu. Anda harus menyadari hal
ini. Badai hidup yang selalu ada dan tidak akan pernah berakhir.
Lalu kita kembali ke tujuan hidup Kekristenan kita, setelah
kita tahu bahwa masalah tidak aka nada habisnya.
- Apakah Anda hari ini masih berpikir bahwa uangkah tujuan Anda?
- Apakah Anda masih berpikir menikah dan memiliki rumah tangga tujuan Anda?
- Apakah tujuan hidup Anda ingin menjadi seperti kehidupan orang-orang yang Anda lihat di sosial media Anda seperti Intagram? Jika tidak bisa seperti mereka, paling tidak Anda dapat membayangkannya.
Apa yang menjadi tujuan hidup Anda dan memikat hati dan pikiran
Anda yang menjadikan Anda menginginkan hal itu bahkan Anda cinta. Itulah yang
sekarang yang menjadi akar badai dalam hidup Anda.
Masalah hidup tidak akan pernah berlalu dan akan selalu ada.
Inilah realitanya. Memang masalah yang satu tidak akan kekal dan bisa saja
berlalu. Tetapi di sisi lain sadarkah Anda bahwa akan datang lagi masalah yang
lain.
Beberapa orang hidup dalam kecacatan seumur hidup mereka. Tetapi
menemukan kehidupan yang penuh makna. Bukankah badai ini tidak pernah berhenti.
Jika masalah hidup dilihat dari sudut padang yang terlihat
di luar. Beberapa orang seumur hidupnya ada dalam sakit penyakit yang tidak
pernah sembuh. Beberapa pelayan Tuhan tetap hidup miskin di pedalaman tetapi
dengan sukacita yang melimpah.
Dari apa yang saya jelaskan tentang masalah yang terlihat, tetapi
menghasilkan orang-orang yang dipuaskan, bersukacita. Ini artinya masalahnya
bukanlah apa yang terlihat. Contohnya orang yang cacat, orang yang tidak
memiliki kaki dan tangan dari lahir. Tetapi pada saat yang sama mampun memotivasi
kehidupan orang normal. Ini benar-benar terjadi, Nick Pujitic namanya.
Badai yang sesungguhnya, ada di dalam diri kita, yaitu
konsep kita, cara pandang kita dan akar dari semua ini dipengaruhi keberdosaan
kita yang menghasilkan ekspetasi.
Semua ini berakar dari keberdosaan manusia. Di mana manusia
telah kehilangan kemuliaan Allah dan telah menjadi musuh Allah. inilah masalah terbesar
kita, jika dosa tidak diselesaikan, maka kehidupan yang kaya, banyak uang. Merupakan
suatu persoalan yang serius.
Jika manusia, baik itu kayak, miskin, cacat, tidak cacat, di
berbagai lapisan masyarakat. Setiap pribadi. Tidak berdamai dengan Allah, maka
inilah masalah sejati.
inilah akar yang menjadikan dunia kita saat ini sangat tidak
nyaman. Kita mudah bosa, kita mudah frustasi. Perang terjadi dibelahan dunia
lain, kehidupan yang semakin kosong meskipun banyak uang. Bunuh diri terjadi di
mana-mana, kejahatan, penjualan manusia, pemerkosaan.
Semua ini memiliki akar yang sama, yaitu dosa dan inilah
masalah kita dan manusia selama berabad-abad tidak pernah dapat menyelesaikan
masalah in, badai sejati yang dihasikan dari pemberontakan manusia kepada Allah
yang menghasilkan kebinasaan kekal. Tidak peduli sesukses apa Anda, Anda
tetaplah orang binasa yang tidak akan pernah dapat membayar Tuhan yang menyatakan
dirinya melalui Alkitab.
Jika demikian lalu bagaimana? Kita akan bersama-sama
melihat, bagaimana Alkitab membawa kita kepada Allah yang menyatakan diri-Nya.
Dia yang seharusnya menjadi pengharapan kita dan bagaimana kita mengetahu
kehendak-Nya dan taat kepada Dia saja.
2. Melihat kehendak Allah
Kita telah mengetahui oleh karena berpikir secara realistis
(melihat kenyataan hidup), bahwa permasalahan hidup tidak akan pernah
benar-benar berakhir. Jika Anda membaca Alkitab dan awal sampai akhir, dan
dengan benar merenungkannya. Anda akan dengan jelas melihat setiap persoalan hidup
yang diakibatkan oleh pemberontakan manusia pada Allah.
Menemukan kehendak Allah, maka kita harus kembali ke
Alkitab. Bagaimana Alkitab pada dasarnya sedang menyatakan bahwa Allah adalah
yang menciptakan langit dan bumi. Dia yang telah datang kepada manusia dan memberikan
anugerah untuk dapat membangun persekutuan dengan manusia.
Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa telah tersesat, tanpa
arah dan masuk ke dalam lembah kebinasaan. Tetapi Puji Tuhan, kehendak Allah yang
paling utama dan terus dijadikan tujuan utama dari Allah itu sendiri adalah
keselamatan manusia.
Membawa manusia kembali pada hubungan yang benar pada Allah,
membawa manusia pada keselamatan dan kehidupan yang benar-benar bersekutu dalam
dengan Dia. sebab Dialah keselamatan itu, Dialah yang memiliki keselamatan dan Dialah
yang telah menciptakan manusia sesuai dengan rupa-Nya untuk bersekutu dengan
Dia.
Ia memanggil Abraham, Dia membebaskan bangsa Israel dari
perbudakan untuk menjadi milik-Nya dan menjalankan kehendak-Nya. Yaitu menjadi
berkat bagi bangsa-bangsa. Dan semua berkat itu digenapi di dalam Yesus, sebab
Dialah yang diberitakan para nabi di Perjanjian Lama.
Lukas 24:27 (TB) Lalu Ia (Yesus) menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Di dalam bukunya W. Gary Crampton berjudul Verbum Dei [Alkitab: Firman Allah] (42-43) menjelaskan, “Tuhan Yesus adalah pusat dari wahyu Allah, Dia adalah berita utama Alkitab bagi manusia. Dia adalah Firman yang telah menjadi manusia (Yohanes 1:1-13, 14). Dia adalah keseluruhan Alkitab, Dia adalah janji Allah, merupakan kesinambungan Kovenan. Alkitab sendiri merupakan buku Perjanjian (Keluaran 34:28; Ibrani 9:4), yang tidak dapat dibatalkan (Yohanes 10:35), dan mannsuia terikat di bawah sumpah Kovenan untuk hidup dalam ketaatan oada Firman Allah yang tidak dapat dibatalkan (Ibarani 9:19, 20; Matius 5:17-19). Mulai dari Kejadian sampai Wahyu merupakan satu kesatuan buku yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Baru. Kristus adalah tema utama dari keseluruhan Alkitab (Lukas 24:25-27, 44).”
Pusat dari kehidupan Kristen adalah Kristus, Injil merupakan
berita utama tentang Yesus dan inilah tujuan kehidupan Anda dan saya. Kehidupan
kita bukanlah keluar dari badai, bukanlah memimpikan badai yang berlalu. Anda
tidak ada kendali untuk itu.
Sadarlah wahai umat Tuhan yang dikasihi, oleh Tuhan Yesus.
Anda ditebus untuk dibebaskan dari dosa untuk taat kepada Firman Yesus dan
mematikan setiap dosa yang ada di dalam diri Anda. Kecenderungan yang salah dan
tujuan yang salah termasuk bertujuan untuk lepas dari segala badai hidup/masalah
kehidupan.
Anda sedang ada dalam masalah dan benar-benar bermasalah. Jika
cara padang Anda tidak dialihkan dari kehidupan yang ingin bebas dari badai ke
kehidupan ke hidup yang semakin hari harus menjadi seperti Yesus.
Masalah hidup, dapat Allah pakai untuk kita semakin serupa
dengan Yesus. Untuk mendidik kita semakin membenci dosa dan di dalam persoalan
itu. Kita semakin dewasa untuk semakin mengasihi Allah dan hidup melayani Dia.
Sehingga persoalan hidup, jika cara pandang Anda kembali pada Firman, pada Injil
pada Kristus, tidaklah menjadi persoalan pokok.
Inilah kehendak Allah, agar kita bertobat, semakin mengasihi
Yesus dan merenungkan Injil setiap hari. Ini merupakan pondasi Kekristenan, ini
merupakan tujuan awal kehidupan kita. Harus diubahkan oleh kuasa Injil,
sehingga cara pandang kita, arah hidup dan tujuan hidup kita benar. yaitu
menjadi semakin serupa dengan Yesus.
Fokus kita bukanlah masalah hidup, seperti yang digumulkan orang
pada umumnya. Yang di mana masalah itu tidak pernah memperlihatkan dosa sebagai
masalah utama manusia. Tetapi Puji Tuhan, Yesus yang disalibkan, telah
menyelesaikan masalah terbesar kita, yaitu dosa pemberontakan kita.
Dia yang telah memberikan diri-Nya sebagai tempat yang
sempurna untuk ditimpakan semua hukuman dosa dan dosa. sehingga seolah-olah dosa
kita dilakukan oleh Yesus. Ini adalah kasih karunia.
Ketika kita merenungkan Injil, kita akan puas, mengerti
betapa keselamatan yang diberikan secara cuma-cuma itu adalah berkat terbesar
yang membuat kita tetap aman dalam masalah terbesar di dalam dunia ini.
Sehingga perhatian kita bukanlah badai yang berlalu, tetapi
semakin hari untuk hidup menjadi seperti Yesus dan semakin belajar untuk mematikan
dosa di dalam diri kita dan hidup dengan kasih kepada Allah, menerima kasih
Allah dan membagikan kasih Allah kepada sesama kita. inilah yang harus menjadi
fokus kita, sebagai orang percaya.
Injil dan panggilan kuasa Injil
Saya akan memberitakan kepada Anda satu fakta yang menarik
dan benar. Melalui Alkitab, merenungkan Injil melalui kitab Hosea, seorang nabi
yang diperintahkan oleh Allah menikahi isterinya yang memelacurkan diri.
Pelacur itu adalah gambaran dari bangsa Israel yang tidak
setia, sedangkan Hoesa adalah gambaran dari Allah yang selalu setia dan
berbelaskasihan. Ini adalah kasih karunia, kita yang adalah pelacur itu, pendosa
yang seharusnya dibinasakan karena kita cinta pada dosa.
Tetapi Allah yang melihat pelacuran adalah perbudakan, maka
dari itu Ia memberikan anak-Nya untuk membeskan kita dari perbudakan dosa dan
membawa kita untuk hidup dalam kasih-Nya. Dan kita di dalam Kristus dipanggil
untuk memberitakan kepada saudara kita sesama manusia, mereka yang diikat oleh
perbudakan dosa.
Masalah utama manusia bukanlah neraka setalah kematian. Bukan pula kemiskinan dan tidak mendapatkan cinta sejati di dunia. Masalah kita, kita cinta pada dosa, kita telah memusuhi Allah dengan percaya pada diri sendiri dan harga diri kita, kita telah melacurkan diri kita pada perbudakan dosa.
Kehadiran Yesus, kehidupan-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya sedang memberitahukan kepada kita bahwa masalah kita adalah dosa dan Ia menawarkan perdamaian anatara kita dan Allah, menawarkan kebebasan dari perbudakan dosa.
Bahwa ada Yesus yang dapat membebaskan mereka dari dosa,
musuh utama manusia. Kita dibawa untuk hidup dalam penyerahan, ketaatan kepada
Dia. bahwa keinginan terbesar kita yang baru adalah mengenal Yesus dan kuasa
kebangkitan-Nya (Filipi 3:10-11).
Pada waktu Yesus akan naik ke Sorga, di dalam Kisah Para
Rasul. Pada waktu itu badai yang masih menerpa bangsa Israel. Mereka masih
dijajah oleh bangsa Romawi, tetapi Yesus tidak memiliki tujuan untuk
membebaskan mereka dari jajahan. Bukanlah hal yang penting bagi Yesus.
Tetapi ada satu tujuan utama, yaitu membebaskan para murid
dari dosa dan memiliki hubungan dengan Dia. Mereka menjadi murid sejati dan
memberitakan Injil lalu memuridkan diseluruh dunia.
Tujuan ini masih sampai sekarang, inilah yang Allah inginkan
dari Anda orang Kristen. Anda melayani Dia, dengan cara membawa anak Anda,
keluarga Anda, sahabat Anda, masyarakat Anda untuk mengerti Injil melalui hidup
Anda dan pekerjaan Anda dan membawa nama Yesus sehingga Ia dikenal.
Kisah Para Rasul 1:7-8 (TB) Jawab-Nya: “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.
Bahkan lebih dalam lagi, mereka memiliki hubungan pribadi bersama Yesus. Inilah tujuan utama, inilah kehendak Tuhan dan Ia berjanji akan menyertai kita sampai kesudaha zaman.
Saudaraku, yang aku kasihi. Ada undangan untuk Anda sekarang
dalam masalah hidup Anda. Untuk datang kepada Allah untuk berdoa meminta rahmat
Tuhan sehingga kita dapat benar-benar mengerti bahwa Yesus adalah jawaban dari
semua persoalan.
Baca Juga: Renungan Amas 5:1
Pada saat kita mengerti, marilah bersama kita bergumul dalam badai hidup. Untuk dengan sengaja, berdoa dan berharap terus kepada Yesus, dimampukan untuk melayani Dia dan membawa jiwa-jiwa kepada Yesus. Kita membutuhkan kasih karunia yang sangat besar dari Yesus untuk mampu melakukan semua ini. Jadi marilah kita terus bergumul! Roh Kudus memampukan kita semua. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Badai Pasti Berlalu Harapan Itu adalah Pribadi"
Silahkan Berkomentar