Renungan Titus 1:11-16 Tegurlah Mereka Dengan Keras dan Hidup Berdasarkan Injil
Titus 1:11-12 (TB) Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan. Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: ”Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas.”
Teguran yang keras dan yang mengoyak perasaan, merupakan tanda dari kasih yang sejati oleh seorang hamba Allah. Kotbah yang menegur dosa dan memberitakan/membukakan kesesatan hati dan membawa umat untuk hidup berdasarkan Injil, mungkin akan sangat tidak menyenangkan bagi sih pendengar. Tetapi ini harus dikerjakan oleh seorang pemberita firman, ini harus dilakukan untuk membawa umat pada pertobatan untuk menginginkan Kristus dan sadar tanpa Kristus mereka binasa.
Pemilihan pemimpin jemaat yang dilakukan oleh Titus di Kreta sangatlah serius, ini adalah perlawanan dengan orang-orang yang dikuasai oleh kuasa kegelapan. orang-orang yang masih tersesat dan mementingkan diri sendiri dengan segala tipu muslihat mereka.
Titus diajarkan untuk menegur oranf-orang ini dengan tegas, orang-orang yang memberikan pengajaran nenek moyang, pengajaran yang tidak berpusat pada Yesus tetapi pada diri mereka untuk keuntungan si pengajar sesat.
Itu mengapa dengan serius Paulus menjelaskan kreteria orang-orang yang harus memimpin jemaat. Orang-orang yang membawa jemaat kepada Kristus haruslah orang yang memiliki pemahaman yang sehat akan Injil Yesus Kristus dan tingkah laku yang benar dihadapan para pengajar sesat yang juga dipengaruhi oleh pengajaran Yahudi, di mana semua pengajaran ini juga digabungkan dengan semua dongen nenek moyang mereka.
Titus 1:13-16 (TB) Kesaksian itu benar. Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman, dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran. Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis. Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.
Saya mengajak Anda memikirkan dua kalimat yang mengantarkan kita pada perenungan untuk semakin mengasihi Yesus dan hidup sesuai dengan Injil Yesus Kristus, di mana tugas utama Kekristenan kita adalah semakin serupa dengan Dia dan menikmati kemuliaan-Nya.
1. Memikirkan bagaimana budaya kita mempengaruhi kehidupan kita, semua itu berpusat pada manusia dan kemuliaan diri.
Di Indonesia, secara khusus memiliki berbagai latar belakang kehidupan, berbagai suku dan bahasa. Dan semua ini akan sangat-sangat mempengaruhi cara hidup, dimulai dari pola pikir kita dan terlahir dari tindakan kita sehari-hari. Dan semua ini akan terlihat jelas, kita dapat membedakan cara berprilaku orang Batak dan orang Jawa, orang Dayak dan orang Bugis. Semua ini unik semua ini baik adanya. Dan kita tahu bahwa perbedaan ini berasal dari Allah, di Kejadian pada masa Menara Babel.
Saya tidak tahu Anda berasal dari mana, saya tidak mengerti budaya Anda dan bagaimana itu mempengaruhi cara berpikir Anda, cara Anda bertingkah laku dan cara Anda memperlakukan sesama Anda dan diri Anda sendiri. Ini adalah gambaran dari apa yang sedang Titus hadapi, yaitu budaya orang Kreta dan jika Anda dan saya perhatikan, semua kebiasan suku kita, semua cerita tentang kehidupan suku kita dan bagaimana semua itu dijalani. Selalu saja yang menjadi pusat dari tindakan, pusat dari setiap apa yang harus dikerjakan adalah diri manusia/diri kita sendiri.
Mungkin sekarang Anda sekarang tidak lagi hidup berdasarkan kebiasaan suku Anda, tetapi dengan adanya media sosial, modern saat ini, maka budaya baru dimulai, di mana budaya ini memberikan kepada Anda janji kenyamanan untuk Anda dapat merasakan kebahagiaan berdasarkan apa yang ditunjukkan dilayar Androit Anda.
Pada zaman dulu, orang-orang berlomba untuk mendapatkan kebutuhan makanan, maka dari itu Paulus menuliskan. Orang-orang yang mengajar demi kepentingan diri sendiri, perut sendiri dan segala sesuatu yang memberikan kepada mereka kepuasan. Pada zaman sekarang semua itu bukan hanya sekedar kepuasan perut, tetapi telah berubah dengan gaya modern, berubah menjadi kehidupan yang dapat diperhatikan banyak orang dan segala sesuatu yang memberikan kemuliaan bagi diri.
Kehidupan yang rakus, egois, dan semua hal tentang diri sendiri. Ini bukalah hanya sekedar kebiasan, memang berbagai budaya tumbuh dan berkembang di dalam kehidupan suku. Tetapi semua ini memiliki satu akar, yaitu dosa, di mana manusia telah menjadi tuhan atas diri sendiri, di mana semua yang benar berdasarkan pemikiran manusia yang dipengaruhi oleh kuasa kegelapan dibaliknya.
Paulus memberikan satu penegasan, tegurlah dengan tegas, orang-orang yang memakai nama Yesus demi kepentingan diri sendiri, di mana pengajaran mereka berlawanan dengan prinsip-prinsip Injil tetapi memakai mana Yesus, mereka mengabungkan dongeng dan perintah-perintah orang-orang Yahudi untuk mendapatkan keselamatan. Semua ini bukanlah Injil, semua ini bukanlah yang Yesus ajarkan, semua ini bukanlah pengajaran yang membawa pada keselamatan jiwa.
Saudaraku, semua hal di mana Anda menerima setiap pengajaran yang memberikan kepada Anda janji manis untuk lakukan ini dan berikan ini maka Anda, akan mendapatkan seperti yang Anda inginkan. Semua ini adalah kesesatan. Di mana Allah menjadi satu sumber keinginan Anda, dengan cara hidup Anda yang diatur oleh guru-guru palsu yang tidak pernah mengasihi Yesus.
Baca Juga: Renungan Harian 2022
Kita ada di dalam kehidupan yang demikian, seringkali Kekristenan menjadi sangat sesat, di mana keselamatan didasarkan pada apa yang telah manusia kerjakan untuk Yesus. Saya beriman maka saya layak menerima semua hal yang saya inginkan selama di dunia, saya beriman ketika saya mati saya pasti masuk surga dan saya berpikir postif dengan cara membawa sedikit ayat Alkitab seolah-olah ayat tersebut untuk keuntungan diri, maka saya layak menerima sesuai ayat itu, semua apa yang saya inginkan.
Budaya kita, budaya Kekristenan kita, dan para pengajar palsu yang sesat, cinta dunia dan kemuliaan diri mereka. Mengajar semua kebohongan ini, untuk menerima banyak pengikut, demi kepenuhan diri dan kepenuhan perut mereka dan inilah masalah kita, kita harus secara jeli melihat semua ini kita harus secara jelas melihat dan mengerti bagaimana Injil yang sejati dan bagaimana Injil mempengaruhi kehidupan kita.
2. Memikirkan bagaimana prinsip Injil bukan mengubah budaya, tetapi membawa budaya kita melalui diri kita, memuliakan Kristus dengan kasih dan di dalam kebenaran.
Tidak ada cara lain, kita harus kembali ke Alkitab, temukan pengajar yang mengasihi Yesus (mereka yang dengan penuh rendah hati mau terus belajar dan bukannya hanya suka mengajar).
Temukan pengajar Injil dan jauhkan diri dari pengajaran yang berpusat pada manusia, kemulian manusia, kepenuhan manusia dan keinginan manusia. Tetapi datanglah kepada mereka yang memberitakan Yesus dengan setia, memberitakan salib, penyangkalan diri, dosa sebagai natur manusia dan penebusan yang Yesus kerjakan secara sempurna.
Bacalah Alkitab dengan cara pandang yang benar, bahwa semua gambaran pendosa yang ada di Alkitab adalah Anda dan saya. Dan bagaimana semua yang benar, yang baik, yang indah, segala pujian dan kemuliaan semua itu bagi Allah saja, yang Ia kerjakan melalui manusia sempurna yaitu Yesus Kristus.
Hanya di dalam Kristus Anda dan saya dapat menjadi orang-orang yang hidup dalam budaya tetapi tetap berdiri tegak di atas Injil di mana semua hal yang kita kerjakan karena Kristus telah disalibkan, Yesus telah melepaskan kita dari kutuk dosa dan dosa itu sendiri dan Yesus yang harus menjadi berita utama yang terus disampaikan melalui kehidupan kita sehari-hari.
Injil yang menjadi gaya hidup Kekristenan kita bukanlah musuh dari budaya, Injil adalah musuh dari kuasa kegelapan yang ada di balik setiap budaya yang salah, budaya yang sebenarnya memuliakan setan dibalik kemuliaan atas diri sendiri. sebab di mana kebenaran Injil diabaikan, diremehkan kuasa-Nya, dan banyak orang menginjak-injak doktirn Kristologi, doktrin Keselamatan/soteriology. Maka di sanalah kuasa kegelapan tertawa terbahak-bahak.
Mana manusia lebih memilih hidup sesuai keinginan mereka, sesuai yang mereka rasa kebutuhan mereka yaitu hidup untuk dipuaskan oleh semua keduniawian dan diri sendiri. maka pada saat inilah Injil menjadi sangat-sangat kabur, tidak terlihat jelas dan Kekristenan disesatkan.
Kematian Yesus, tidak dikabarkan dengan benar, pembenaran oleh karena Yesus disalibkan dan Yesus yang menguduskan semua pendosa dan bagaimana ini adalah undangan untuk mematikan dosa yang ada di dalam diri dan hidup bagi Kristus dan melaksanakan kehendak-Nya.
Hanya ketika Anda dan saya, mengerti kehendak Tuhan, yaitu memuridkan segala bangsa, orang sekitar yang kita kenal dan membawa mereka kepada Yesus memberitakan Injil kepada mereka dengan kasih yang seperti kasih Yesus, kasih yang berkorban dan mendoakan. Kasih yang tanpa henti memberikan Injil dan membawa mereka mempelajari kitab sukci, pada pada saat inilah kita menjadikan Injil bersama-sama dengan anugerah Allah mempengaruhi budaya sekitar kita.
Saya rasa nasehat Paulus kepada Timotus di 2 Timotius 2:1 sangat baik untuk direnungankan. Jika kita benar-benar Kekristenan sejati yang hidup dan menghidupi pelayanan Yesus yaitu pemuridan pribadi ke pribadi. “Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.” kuatlah dalam pengajaran yang sehati, di mana Yesus sebagai pusat kehidupan Kekristenan kita, bagaimana kita percaya dan mengakui dan bertobat.
Kita percaya bahwa kita pendosa besar yang layak binasa, tidak dapat menyelamatkan diri sendiri sebab kita adalah ciptaan fana yang tidak dapat berbuat apa-apa selain kesuksesan kecil di dunia lalu tubuh merosot dan kita meninggalkan dunia ini. Kita harus sadar bahwa kasih karunia adalah tentang Allah yang menjadi manusia, Yesus Kristus nama-Nya, Dia yang menunjukkan kepada kita cara hidup yang sumpurna dan kita dipanggil untuk disatukan bersama-sama penyaliban Yesus dan kita mengaku bahwa hidup kita bukanlah kita lagi, melainkan Yesus yang hidup di dalam kita (Galatia 2:19-20).
Hanya ketika Injil telah menjadi pusat dari setiap hati dan pikiran, ketika pengajaran yang Anda saya terima adalah memuliakan Kristus dan merendahkan diri sendiri dan ditinggikan oleh kematian Yesus, pengorbanan Yesus dan bukan karena kekuatan kita, tetapi karena kuasa Injil. Maka kita dengan penuh keyakinan hidup berdasarkan prinsip Injil melalui kehidupan sehari-hari, di dalam budaya kita yang salah dan memuliakan diri sendiri demi kepenuhan diri yang tidak muliakan Allah.
Baca Juga:
Saudaraku, marilah kita tegur dengan tegas diri kita, membawa diri kita kembali kepada Allah, marilah kita mengeluarkan setiap balok di dalam mat akita dan berusaha terus hidup memberitakan kebanaran kepada sesama kita melalui tingkah laku yang diubahkan oleh Injil dan melalui perkataan kita yang kita sampaikan kepada sesama.
Pada pasal-pasal berikutnya akan lebih jelas, bagaimana ciri kehidupan yang ada di dalam Injil. Baik itu sebagai anak muda, Wanita muda, pria muda, orang tua yang menikah dan yang tidak menikah. Kita akan belajar terus melalui surat Paulus kepada anaknya yang sah di dalam iman kepada Kristus yaitu Titus.
Posting Komentar untuk "Renungan Titus 1:11-16 Tegurlah Mereka Dengan Keras dan Hidup Berdasarkan Injil"
Silahkan Berkomentar