Renungan Mazmur 121:1-8 Tempat Perlindungan dan Dialah Penjaga Kekal
Mazmur 121:1-8 (TB) 1 Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? 2 Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. 3 Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. 4 Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. 5 Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. 6 Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. 7 Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. 8 Tuhan akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.
Gunung-gunung merupakan perlambangan dari kemegahan yang
Maha Tinggi, di mana orang Israel tahu pesis bahwa Allah berkali-kali
menyatakan bahwa tempat tinggal-Nya ada di gunung Sion. Adakah pertolongan yang
hadir dari gunung-gunung dari tempat kediaman Allah, adakah pengharapan.
Untuk dapat berharap pada Tuhan, Ia yang menjadi tujuan dari
kehidupan dan hanya ketika kita di dalam Dia saja. Maka kita menemukan pengharapan
adalah hidup yang di mana Dialah yang menolong kita dan terus membebaskan kita
dari persoalan terbesar kita. pada masa itu, bangsa Israel dibebaskan Allah
dari tangan bangsa lain.
Semua ini dimulai dengan pembebasan mereka dari tanah Mesir,
sehingga ketika merenungkan kasih karunia yang begitu besar inilah. Pemazmur
dapat mengatakan, “pertolonganku ialah dari Tuhan.” Tetapi sebelum kita masuk
pada perenungan bagaimana Allah saja yang menjadi tempat di mana kita dapat
berlindung. Kita harus dengan benar, merenungkan perlindungan dari apa? Dan permasalahan
terbesar kita apa?
Renungan Mazmur 221:1-8 Tempat Perlindungan dan Dialah Penjaga Kekal
Perlindungan dari apa?
Ketika Anda dan saya, mempelajari sejarah Bangsa Israel,
masuk pada zaman di mana perebutan kekuasaan dalam arti wilayah bansa-bangsa
adalah sesuatu hal yang biasa. Namun pada saat yang sama ketika Bangsa Israel
lebih memilih menyembah berhala dan berbalik dari Allah, pada saat itulah
malapetaka menimpa mereka. Mereka selalu saja dikalahkan oleh bangsa lain.
(Baca kitab Hakim-hakim).
Bangsa Israel berkali-kali dikalahkan, bukan karena mereka
tidak hebat dan berperang, tetapi mereka tidak disertai oleh Tuhan. Hal yang
harus Anda dan saya perhatikan dari setiap kejadian yang menimpa Israel
merupakan gambaran nyata dari pribadi Anda dan saya sebagai manusia. Kita yang
suka dengan berhala-berhala modern, di mana hal itu sangat mengikat hati dan pikiran
kita, membuat kita benar-benar terpesona olehnya.
Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, kita yang diperbudak
oleh dosa dan hidup dalam kebinasaan kekal. Inilah masalah terbesar manusia dosa,
penyembahan berhala. Seperti yang berkali-kali dilakukan oleh orang Israel. Setiap
kemegahan berhala memikat mereka, setiap tugu yang indah, kebebasan untuk menyembah
dan melihat bagaimana tuhan yang terlihat oleh mata dan hasil dari karya
manusia.
Kita harus sadar, memang berhala pada masa sekarang ini
tidak lagi berbentuk patung yang kita sembah. Tetapi berhala masa kini,
merupakan hal yang secara esensi salam memikatnya dengan berhala di masa lalu. Sama-sama
menjadikan Anda dan saya penyambah, pengagum, dan pemuji. Kita terpesona dengan
segala hal yang diciptakan manusia, kita kagum dan pada saat itulah kita sedang
menyembah hal tersebut.
Anda sekarang bertanya pada saya, “jadi kita tidak boleh
kagum pada hal yang indah?” tidak saudaraku, ini bukan tentang boleh atau tidak,
ini tentang apakah Anda mencintai hal itu lebih dari pada cinta Anda kepada Allah
dan manusia yang diciptakan Allah. Tetang hati yang terpikat oleh hal tersebut
dan jika tidak mendapatkan hal tersebut, hidup Anda terasa hampa. Ini adalah penyambahan
berhala.
Ketika kita merenungkan hal ini, masalah kita dan pada saat
yang sama. Kita adalah orang-orang yang telah ditebus dengan darah yang mahal,
oleh karena Yesus telah mati bagi kita dan memberikan kehidupan-Nya yang benar
dan kudus bagi kita ketika kita percaya. Pada saat yang sama kita masih ada di
dalam kemah fana seperti saat ini.
Ketika Anda masuk ke dalam kasih karunia yang begitu besar,
kita telah dilahirkan kembali oleh kuasa Roh Kudus. Pada saat ini, yang dulunya
kita musuh Allah kini menjadi anak Allah dan kita membenci yang Allah benci
yaitu dosa yang ada di dalam diri kita. Pusat dari dosa adalah keinginan mata, keinginan
daging, keangkuhan hidup.
Ketika Anda menyadari masalah terbesar Anda adalah
kebinasaan kekal, murka Allah yang besar dan mengerikan. Dan kita yang adalah
manusia bobrok yang jahat. Bagaimana kita dapat lepas dari dosa, sedangkan pada
saat yang sama kita adalah seseorang yang cinta pada dosa.
Ketika merenungkan tentang perlindungan. Ini adalah sesuatu yang
Anda dan saya butuhkan. Kita harus dilindungi dari apa? Maka jawabannya adalah
dosa, kita hau, di kedalaman diri kita, kita yang sombong, merasa benar, tidak
ingin Tuhan, ingin bebas, kenyamanan adalah tujuang hidup. Kebahagiaan semu
yang tidak kudus, segaka hal yang tidak berdasarkan kehendak Tuhan, itulah
masalah kita, kita harus kembali pada Allah yang dapat melindungi kita dari
kesesatan mental dan rohani kita.
Bagaimana mempercayai Tuhan?
Dapat mempercayai Tuhan, merupakan kasih karunia Allah itu
sendiri. Bangsa Israel menerima kasih karunia, bukan karena mereka baik, bangsa
yang kudus dan suci. TIDAK. Sehingga mereka menjadi umat pilihan Allah, semua
ini karena Allah sendiri, karena Ia memiliki rancangan yang besar, bagi
bangsa-bangsa, untuk nama-Nya dapat tersiarkan ke Bangsa-bangsa. Tujuan ini dapat
Anda dan saya renungkan di Mazmur 22:30-32.
Mazmur 22:30-32 (BIMK) Semua orang besar akan sujud di hadapan-Nya, semua manusia fana akan sujud menyembah Dia. Angkatan-angkatan berikut akan berbakti kepada TUHAN, Ia akan diberitakan turun temurun. Kepada bangsa yang lahir kemudian dikabarkan bahwa TUHAN telah menyelamatkan umat-Nya.
Ini adalah Injil yang berasal dari Allah, ini adalah
pengajaran yang bukan manusia yang membuatnya.
Injil berkuasa mengubahkan manusia sehingga ia berharap pada Tuhan, karena Injil
adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Tanpa Injil pembacaan Alkitab kita,
perenungan Perjanjian Lama kita, tidak lebih dari sejarah biasa dari bangsa-bangsa
Timur dan cerita moralitas seperti cerita rakyat pada umumnya. Tidak ada yang
istimewa di sana.
Membaca dan merenungkan Perjanjian Lama, tanpa pemahaman
yang benar akan Injil yang sejati. Hanya akan membawa kita pada sejarah bangsa
Timur Kuno, di mana kita dapat ambil pelajaran moralitasnya. Ini sama saja
seperti cerita rakyat Indonesia pada umumnya. Tanpa cara pandang Injil, maka
tidak ada yang istimewa dari Alkitab kita.
Bagaimana Mazmur ini bisa kita lihat sebagai Injil? Karena
ada Allah yang di sana, di dalam sejarah umat manusia. Di mana karena Dia
menyertai mereka bangsa Israel, maka terbentuklah sebuah puisi yang dinyayikan.
Saudaraku, bagaimana kita dapat mempercayai Allah, jika Ia tidak menyatakan
diri-Nya. Ini tidak akan terjadi. Dan Injil adalah Allah sendiri yang datang
kepada manusia dan memanggil manusia untuk bertobat.
Melalui Mazmur 22, ketika kita telah sadar bahwa kita harus
berlindung dari dosa, dari kecemaran dan hidup dengan satu tujuan yaitu untuk
menjadi semakin serupa dengan Yesus, maka kita bersama-sama akan terus merenungkan
Allah yang menciptakan langit dan bumi. Demikianlah kita dapat percaya kepada
Dia, kita dapat dikuatkan oleh-Nya dan melihat dosa semakin menjijikkan.
Memandang pada kekudusan Allah, keindahan Kristus, Dia yang
disalibkan untuk menanggung semua hukuman dosa Anda dan saya. demikianlah di dalam
Yesus kita dapat percaya kepada Allah, kita kembali pada keinginan terbesar
kita yang dikehendaki Allah, yaitu persekutuan yang penuh kasih.
Allah yang menciptakan langit dan bumi, datang menjadi sama
seperti manusia, menjadi Hamba dan Ia memiliki kelemahan yang sama seperti
manusia. Hanya saja Yesus tidak berbuat dosa, dan Ia adalah manusia sempurna
yang tunduk pada Allah Bapa dan hidup untuk melakukan kehendak Allah sampai
pada akhirnya Dia disalibkan.
Baca Juga:
Kepercayaan kepada Yesuslah yang menjadikan kita semakin
membenci dosa, keindahan dosa menjadi menjijikan. Jika dibandingkan dengan
kemuliaan dan keindahan Kristus. Inilah Injil Yesus yang disalibkan untuk
membawa Anda dan saya berharap pada Allah, berharap terus pada Dia dan
bersama-sama kita dapat berdoa, memuji dan merenunkan berdasarkan Mazmur 121:1-8.
Baiklah bersama saya, kita merenungkan kembali Mazmur 121,
biarlah ayat ini meresap ke dalam diri kita, menjadi dasar dari setiap
pergumulan kita, baik itu persoalan hidup, dan pergumulan untuk semakin serupa
dengan Yesus.
Mazmur 121:1-8 (BIMK) Nyanyian ziarah. Aku memandang ke gunung-gunung, dari mana datang pertolongan bagiku? Pertolonganku datang dari TUHAN yang menjadikan langit dan bumi. Ia tak akan membiarkan engkau jatuh, pelindungmu selalu berjaga. Sesungguhnya, pelindung Israel itu tak pernah mengantuk atau tertidur. TUHAN akan menjagai engkau, Ia di sampingmu untuk melindungi engkau. Engkau takkan sakit karena matahari di waktu siang, atau karena bulan di waktu malam. TUHAN akan melindungi engkau dari mara bahaya, Ia menjaga engkau supaya hidupmu selamat. Ia melindungi engkau waktu engkau datang dan pergi, sekarang dan selama-lamanya.
Terimakasih Tuhan, untuk anugerah yang Engkau berikan kepada kami, orang-orang berdosa yang dikuduskan oleh Kristus. Kami yang hari ini, dapat menikmati janji-Mu, keindahan kasih karunia-Mu dan dapat percaya kepada-Mu. Sebagaimana kami hidup, biarlah hidup kami hanya untuk-Mu, memberitakan kasih karunia-Mu kepada banyak orang. Dan memberitakan, bahwa pertolongan sejati bagi manusia yang akan binasa, hanya dari Kristus yang disalibkan dan Dia yang telah bangkit. Di dalam nama Yesus. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Mazmur 121:1-8 Tempat Perlindungan dan Dialah Penjaga Kekal"
Silahkan Berkomentar