Renungan Malam Kristen Singkat Sebelum Tidur; Berdasarkan Kitab Pengkhotbah 1
Pembukaan oleh saya sendiri
Selamat datang di renungan malam, di mana kitab yang saya
jadikan renungan malam kali ini adalah
kitab Pengkotbah. Mengapa kitab ini, karena kitab ini sangat baik untuk
direnungakan di dalam keheningan. Di mana, Anda akan di bawa pada realita
kehidupan yang menyakitkan di dalam kekayaan, kelimpahan harta, kuasa, Wanita dan
kebun yang tidak terkira. Tetapi pada akhirnya semua itu sia-sia.
Bahkan hikmat yang di mana orang dunia, sangat ingin
memilikinya. Itu pun sia-sia, jika orang yang tidak berhikmat mengatakannya hal
itu bukanlah hal yang aneh dan biasa saja. Karena ia bodoh, tetapi ini adalah
seseorang yang berhikmat, seseorang yang saya pribadi ketika membaca cerita
hidupnya di dalam Kitab 1 Raja-Raja 4 dan seterusnya. Saya kagum, terpana dan
sempat berdoa untuk memiliki hikmat yang demikian berguna dan itu berasal dari
Allah.
Saudaraku, pelajaran berharga dari kehidupan Salomo, di
jawab oleh Kristus sendiri ketika Ia menjadi manusia. Sebab bukan hikmat yang
Yesus minta, tetapi kehendak Allah terjadi atas-Nya dalam kehidupan-Nya. Hikmat
adalah sia-sia, di mana semua pengetahuan itu sia-sia. Salomo mengakui hal itu,
Salomo menyadari hal itu. Tetapi kehendak Allah adalah makanan jiwa yang lapar
dan haus.
Pada akhirnya, Sang Hikmat yaitu Kristus (1 Korintus 1:30). Di
mana Yesus sendiri berkata, bahwa hal paling berguna, bermakna dan makanan Kristus
sendiri dan haruslah di makan oleh kita sebagai Murid-Nya, kita yang mengikuti
langkah-langkah-Nya. Adalah kehendak Bapa.
Yohanes 4:34 (TB) Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku
ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.”
Saudaraku, renungan kitab Pengkhotbah yang saya tuliskan pasti
berpusat pada Injil Yesus Kristus, selamat merenungkan dan teruslah bertumbuh
di dalam kasih karunia Allah di dalam Dia yang telah disalibkan untuk
menanggung semua dosa dan hukuman dosa kita.
Renungan Kristen Pengkhotbah 1 Untuk Malam Singkat Sebelum Tidur
1. Semua sia-sia
Renungan Pengkotbah 1:1-2 Sia-sia Semua Sia-sia
Pengkotbah 1:1-2 (TB) Inilah perkataan Pengkotbah. Anak Daud, raja di Yerusalem. Kesia-siaan belaka, kata pengkotbah, Kesia-siaan belaka, segala sesuatu sia-sia.
Pertama kali saya membaca kitab Pengkotbah kelas 3 SMP, saya
memiliki berjuta-juta bertanyaan mengapa Salomo mengawali kitab ini dengan
begitu buruk. Dengan kata-kata, “sia-sia.”
Saya akui masa SMP kehidupan saya masih ada di dalam
kenyamanan dan yang saya pandang adalah kehidupan yang harus saya nikmati tanpa
keluhan. Kehidupan di mana saya mencari kepandaian dan hikmat. Maka saya membaca
Alkitab pada waktu itu.
Namun mari kita lihat dunia yang ada sekarang! Diamlah
sejenak dan berpikirlah dalam kesunyian. Lihat baik-baik dan bawalah diri Anda
masuk dalam setiap kata yang Salomo tuliskan. Saya mendapati 3 hal penting di
awal kitab Pengkotbah, dapat Anda tuliskan dan menjadi bahan perenungan Anda.
1. Kitab Pengkotbah mengajarkan saya satu realita dunia dan
membawa saya benar-benar pada pemikiran yang realistis? Cara pandang seperti
apa yang Anda dapatkan cobalah renungkan!
2. Kitab Pengkotbah membawa saya pada kehidupannya yang saya
rasa mustahil untuk Salomo bisa berkata “sia-sia” renungkanlah dan cobalah Anda
cari latar belakang kehidupan Salomo? Apa yang ia kerjakan, seberapa banyak
isterinya, dan semua hal yang bisa ia nikmati di dunia. Tapi semua sia-sia.
3. Kitab Pengkotbah membawa saya kepada Kristus, Yesus yang
disalibkan. Bagaimana Anda bisa merenungkan sesuatu yang Sia-sia dan pada saat
yang sama memikirkan Yesus yang disalibkan.
Jika pengkotbah modern mengajarkan bahwa masa depan Anda
cerah, masa depan Anda akan sukses. Bahwa semuanya baik-baik saja. Pengkotbah
Kuno dengan jujur memberikan Anda dan saya nasehat bahwa semua hal yang kita
perjuangkan untuk diri kita adalah sia-sia.
Salomo tidak kurang kaya, ia menikmati semua kehidupan
dengan banyaknya isteri, saya tidak ingin memberitahukan Anda tentang ini. Saya
sangat berharap Anda mencarinya sendiri dan merenungkan. Tapi saya membawa Anda
pada Kristus.
Pengharapan sejati hanya ada dalam Yesus salib yang di mana
semua hukuman dosa manusia diterima oleh-Nya dan kemuliaan-Nya memberikan kita kepuasan
sejati.
Jika Salomo mengatakan semua sia-sia, saya ingin
memberitahukan Anda ketika Anda mengambil kehendak Kristus, mengambil rancangan
Kristus, mengambil semua hal yang Kristus berikan kepada Anda. Baik itu
penderitaan-Nya, salib-Nya, penyangkalan diri-Nya, kehendak Bapa-Nya dan
menjadikan bangsa-bangsa murid-Nya. Semua itulah kehidupan yang sesuai dengan
rancangan Allah, di mana Anda dan saya dapat menikmati-Nya.
Baca Juga: Doa pagi Kristen dan renungan singkat berdasarkan kitab Hosea 7
Anda akan menemukan jenis penderitaan yang menyiksa daging
Anda tetapi pada saat yang sama kepuasan jiwa, kepuasan batin, pertobatan yang
sejati, dan terang yang bercahaya dengan jelas melingkupi diri Anda. Cara
pandang yang benar akan dunia akan Anda miliki dan cara pandang kekekalan akan
Anda nikmati ketika semua yang sia-sia dalam dunia semakin nyata-nyata dan
kehidupan di dalam Kristus.
Tuhan, bukakan mata rohani kami, sehingga kami benar-benar
melihat semua hal yang sia-sia di dalam dunia ini, semua hal yang busuk dan
buruk yang kami inginkan adalah kefanaan yang menyedihkan. Tuhan bawalah kami
kepada keindahan salib, keindahan Kristus dan visi-Nya bagi kehidupan kami
sehingga kami melakukan kehendak Bapa, segala kemuliaan hanya bagi Allah
selama-lamanya. Di dalam nama Yesus. Amin.
2 Apakah Gunanya? ya TIDAK BERGUNA
Renungan Pengkhotbah 1:3-4 Apakah Gunanya? ya TIDAK BERGUNA
Pengkotbah 1:3-4 (TB) Apakah gunanya manusia bersusah
berusaha dengan jerih payah di bawah sinar matahari? Keturunan yang satu pergi
dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada.
Pertanyaan yang haruslah Anda pikirkan secara serius bukan
hanya Anda, bahkan saya saat menulis artikel ini. Bertanya-tanya, berkali-kali
di dalam diri saya.
- Apakah gunanya saya hidup dan kuliah?
- Apakah gunanya saya hidup dan menerima uang?
- Apakah gunanya saya hidup dan sekarang membaca dan menulis adalah kesenangan saya?
- Apakah gunanya saya hidup jika akhirnya saya mati dan hanya itu?
Betapa dalamnya pertanyaan pengkotbah kuno ini, dia yang
telah menikmati bukan hanya harta tetapi juga hikmat dari Allah.
Saya rasa ini pertanyaan banyak orang di dunia ini, para
Filsof berusaha menjawab pertanyaan yang sama. Ada yang memaknai hidup mereka
hanya dengan cara tidak berkeinginan sama sekali maka itulah makna dan
kebebasan, hidup berhikmat dengan cara berpikir, maka itulah makna hidup mereka.
Yaaaaaa semua orang berpendapat dengan nada dan makna yang
berbeda, namun pada akhirnya mereka mati. Dan ketika bertanya apa gunanya saya
hidup dan bersusah payah? Sekarang ke mana arah hati dan pikiran Anda memandang
ke sanalah arah jawaban Anda.
- Apakah berpusat pada diri sendiri?
- Ataukah berpusat pada yang ada di luar diri Anda?
Saya ingin memberikan jawaban saya, berdasarkan Galatia
2:20, saya hidup bukan saya lagi yang hidup tetapi hidup yang saya hidupi
sekarang dalam daging yang rapuh dan fana dan menyedihkan dan melelahkan
sekarang ini. Adalah hidup oleh iman kepada kasih karunia YESUS KRISTUS yang di
atas kayu salib menebus saya dari perbudakkan dosa dan oleh kebangkitan-Nya
menjadikan saya anak Allah pencipta langit dan bumi.
Jawaban saya untuk pertanyaan di atas, saya bersusah payah
untuk membawa banyak orang-orang yang hidup dalam tulang kering tak berguna,
daging fana yang akhirnya membusuk, para pencinta dosa, bobrok, pendosa sama
seperti saya untuk menerima Kristus atau binasa selamanya dalam kematian dosa
(Matius 28:19).
Saudaraku bagaimana dengan Anda, Apa gunanya Anda hidup
bersusah payah?
Marilah bergumul bersama saya, untuk hal yang penting ini,
antara dunia kehidupan dan dunia kematian, sorga dan neraka, hidup untuk
Kristus atau diri sendiri.
Bapa yang baik dan adil, Kau sendiri telah mengaruniakan Kristus
bagi kami, di mana tanpa darah yang kudus itu dicurahkan. Hidup kami sangat
fana, tidak berguna, tanpa makna dan tidak menemukan untuk apa kami saat ini
berpikir. Namu pada akhirnya kami lenyap seperti tanah yang tidak bernyawa. Aku
berdoa untuk hati ini, agar selalu tertuju kepada Kristus saja, melaksanakan
kehendak Kristus dan hidup di dalam kasih yang sejati bersama-sama dengan
Kristus. Di dalam nama Yesus. Amin.
3. Semuanya Membosankan Lalu APA?
Renungan Pengkhotbah 1:8 Semuanya Membosankan Lalu APA?
Pengkhotbah 1:8 (TB) Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar.
Pada perenungan sebelumnya, Pengkhotbah memberikan Anda dan saya pertanyaan APA GUNANYA HIDUP? Ini merupakan pencarian makna yang sangat esensial di cari semua orang. Pada ayat 8 kita belajar betapa membosankannya kehidupan ini, dunia berjalan semestinya, matahari terbit dan terbenam air mengalir dan semuanya terjadi begitu saja.
Anda dan saya di sini ada untuk hidup, tanpa kepuasan. Jika
Salomo dengan semua kekayaannya dengan semua hikmatnya. Kehidupan yang
benar-benar berkelimpahan dapat berkata dengan jujur bahwa kehidupannya
membosankan. Ini adalah satu ungkapan hati yang kekal, ungkapan yang mencari
sesuatu yang lebih mulia, lebih indah, lebih hebat, dan lebih memuaskan dari
pada semua hikmat dan kekayaannya.
Saudaraku mari lihat kehidupan Anda dan saya sekarang, ayo
kita renungkan ini, Kembali ke pertanyaan kemarin untuk APA ANDA HIDUP? Lalu
apa yang sebenarnya jiwa kita cari, apa yang salah dengan semua kekayaan,
pekerjaan, dan kehidupan. Sehingga semuanya membosankan dan tidak jarang ada
orang yang bunuh diri karenanya.
Jawaban pertanyaan ini, ada di dalam Kristus, yaaaa hanya
ada dalam Dia. OOoooo kiranya anugerah Kristus melimpah atas kita dan damai
sejahtera-Nya melimpah.
Yohanes 14:27 (TB) "Damai sejahtera Ku tinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."
Saya tidak ingin menyampaikan Injil yang murahan dengan
mengatakan “percayalah kepada Yesus maka Anda akan damai sejahtera.” Ini adalah
Injil yang salah, kacau dan berpusat pada manusia dan tidak memuliakan Kristus
dan Allah.
Saya ingin dengan tegas menuliskan, untuk damai sejahtera
Kristus Anda harus menjadi MILIK-NYA atau tidak samasekali. Untuk damai
sejahtera Kristus Anda harus sadar Anda adalah pendosa dan hakikat dosa adalah
melawan Allah, hak Anda hanya kebinasaan kekal. Maka untuk sebuah damai
sejahtera yang berasal dari Allah, kita perlu bertobat, membenci dosa, hidup kudus
dan jujur di hadapan Allah.
Anda adalah musuh Allah, pendosa pemberontak ada di dalam
kematian kekal, inilah realitanya Anda dan saya. Untuk damai sejahtera Kristus,
Anda harus bertobat atau tidak samasekali dan binasalah. Anda dan saya harus
mengambil kehidupan Kristus, ambisi Kristus, cita-cita Kristus dan berjalan
bersama-sama Dia, dididik oleh-Nya agar Anda semakin membenci dosa atau tidak
samasekali dan binasalah dan hiduplah dalam kebosanan nikmatilah dosa Anda.
Damai sejahtera Kristus sangat mahal saudaraku, kita harus
mengakui bahwa kita bukanlah tuhan atas diri sendiri. Anda harus tunduk, taat, dan hidup untuk
Kristus dan terimalah damai sejahtera-Nya. Bagian ini saya tegas, keputusan
ditangan Anda, ini adalah keputusan hidup dan mati. Maka bergumulah.
Tuhan, berikan kami yang berdosa ini rahmat-Mu, berikanlah
kami kasih karunia. Biarlah Roh Kudus-Mu meneruskan Injil yang hamba-Mu tulis, masuk
ke dalam hati setiap pembaca dan diri hamba sendiri selaku pernulis. Sehingga kami
benar-benar bertobat, hidup hanya untuk Kristus dan menginginkan Kristus saja. Di
dalam nama Yesus. Amin.
4. Lenyap Semua, Tentang Kita Lenyap
Renungan Pengkhotbah 1:11 Lenyap Semua, Tentang Kita Lenyap
Pengkhotbah 1:11 (TB) Kenangan-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.
Memikirkan tentang jenis kehidupan seperti apa yang akan
saya jalani, ketika membaca dan merenungkan kitab Pengkotbah. Saya rasanya
tidak mau berpikir dan lebih baik mati saja. Semuanya tidak ada yang baru di
dunia ini, sudah ada sejak lama. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa dunia
memiliki persoalan yang sama dari dahulu kala.
Kita sedang berada dalam kehidupan yang akan lenyap
saudaraku. Di mana kehidupan Anda dan saya tidak lagi diingat dan hadir di
dalam kehidupan orang lainnya. Ini adalah satu fakta yang tidak terelakkan.
Semua kita akan mengalaminya, tidak ada yang akan terluput,
kematian dan kehidupan berjalan beriringan dan yang satu akan datang untuk
menghilangkan kehidupan.
Baca Juga:
Tanpa kenangan, tanpa ingatan, dari orang-orang yang hidup
sesudahnya. Betapa singkatnya kehidupan Anda dan saya. Semua telah lenyap tanpa
sisa, kenangan tentang kehidupan akan segera dilupakan.
Saya membawa Anda pada 2 pertanyaan untuk direnungkan;
Segala sesuatu termasuk kita, diciptakan untuk Allah Roma 11:36 “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.” Apa kebutuhan terbesar Anda, jika Anda menjawab di dalam hati Anda bukan Allah, maka pada saat yang sama Anda memberitahukan diri Anda bahwa Anda tidak pernah menginginkan Allah sebagai pemilik kehidupan Anda.
- Apa yang dapat Anda lakukan ketika Anda mendapati diri Anda yang benar-benar fana dan menyedihkan itu, sedang tidak menginginkan Allah (1 Yohanes 1:9)?
- Kehidupan seperti apa yang Allah inginkan melalui Anda? (Anda dapat kembali ke renungan yang ke- 1)
Kiranya Pengkhotbah menyadarkan kita, betapa fananya
kehidupan kita, lalu pada siapa kita dapat berharap. Hanya kepada salib
Kristus, karena di dalam Dia ada kehidupan yang di mana untuk itulah Anda dan
saya diciptakan oleh Allah.
Segala kemuliaan hanya bagi TUHAN, yang telah menciptakan
dunia, terimakasih ketika manusia jatuh ke dalam dosa. Engkau menjadikan semuanya
sia-sia. Tetapi Engkau telah menjadi daging, memberikan harapan baru, Engkau
menjaga kitab-kitab-Mu sehingga aku hari ini dapat menikmati keindahan sorga
melalui perenungan yang mendalam akan kasih karunia di dalam Kristus. Di dalam
nama Yesus. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Malam Kristen Singkat Sebelum Tidur; Berdasarkan Kitab Pengkhotbah 1"
Silahkan Berkomentar