Renungan 1 Petrus 1:14 Hiduplah Sebagai Anak yang Taat
Judul Renungan Hiduplah Sebagai Anak yang Taat
Ayat Alkitab 1 Petrus 1:14
1 Petrus 1:14 (TB) Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu.
Panggilan Kekristenan kita adalah mencintai taurat Tuhan (Mazmur 119:165). Bukan untuk diselamatkan tetapi sudah diselamatkan, mendapatkan kehidupan yang baru dan hidup di dalam kehidupan yang baru dengan sukacita baru, perasaan yang baru dan cara berpikir yang baru.
Dalam proses kemuridan sejati bersama-sama Yesus terus diubahkan untuk mengasihi Allah dan membenci apa yang Allah benci. Yaitu dosa, pengajaran sesat, dan orang-orang yang merasa bahwa keselamatan adalah hasil usaha mereka. Kiranya orang yang demikian bertobat.
Saudaraku, Injil Yesus Kristus adalah pondasi dari iman kita, salib adalah pusat dari Injil itu sendiri. Di mana pemberitaan salib Kristus adalah keharusan bagi diri kita dan sesama kita ketika kita harus berkotbah, maka yang kita kotbahkan adalah Injil Yesus Kristus dan ada berita salib di dalamnya. Ini adalah seruan untuk bertobat, bahwa manusia berdosa dan layak binasa. Tetapi dibenaran hanya oleh rahmat Allah yang mulia.
Kotbah yang saya maksudkan adalah perenungan diri sendiri, di mana Injil diberitakan kepada diri sendiri setiap saat. Setiap hari dan menjadi satu-satunya kosumsi jiwa, yaitu Yesus yang telah disalibkan dan bangkit. Ini adalah Injil, anugerah yang begitu besar bagi pendosa besar seperti Anda dan saya.
Hanya karena kasih karunialah manusia dapat disalamatkan, yang artinya tidak ada sedikit pun usaha mamusia di dalamnya. Ketika manusia mulai berusaha untuk mencapai keselamatan bagi dirinya. Maka pada saat itulah kita akan menemukan diri kita menjadi munafik, menjadi angkuh dan menjadi frustasi. Karena faktanya kita ada di dalam dosa yang begitu berkuasa, begitu mengerikan dan begitu tidak terkendalikan.
Renungan 1 Petrus 1:14 Hiduplah Sebagai Anak yang Taat
1. Keinginan dosa yang kuat
Keinginan mata kita begitu kuat, seolah-olah ketika ia tidak diberikan kepuasan kita pada saat itu juga akan mati. Keinginan daging kita begitu bergejolak, kejatuhan para lelaki di dalam dosa ini begitu membuat frustasi (Percabulan, pikiran kotor, ketertarikan yang tidak wajar). Seolah-olah ketika kedagingan itu ketika ia tidak dipuaskan. Kita akan mati seketika itu juga.
Lalu ada keangkuhan hidup, dosa ini adalah dosa yang memakan setiap orang-orang yang ada di depan mimbar gereja. Dan orang-orang terkenal lainnya, di mana mereka menganggap diri mereka layak dihormati. Sebagai hamba Tuhan, kita merasa berharga, lalu kita ingin disegani, dihormati dan jika bisa kita disembah dan dimuliakan.
Saudaraku, dosa memberikan kenikmatan sementara, baik itu disadari atau pun tidak. Dosa tetaplah memberikan kepuasan. Tetapi akar dari semua yang najis ini tidak memuliakan Allah, tidak menyenangkan Allah dan tidak memberikan kepada Allah sesautu yang layak Ia dapatkan.
Allah yang kudus layak menerima sembah kita dan kehidupan kita adalah milik-Nya. Sebab ia pencipta alam semesta ini, Ia adalah Sang Awal dan Akhir. Artinya Ia tidak dibatasi ruang dan waktu, Ia ada di masa dapan kita dan Ia ada di masa lalu kita, Dia berkuasa dan kekuasaan-Nya tidak dapat didefinisikan oleh pikiran manusia yang terbatas.
Lalu dosa, pada dasarnya menjadikan kita tidak menginginkan Allah yang sejati. Allah yang selalu saja memanggil manusia dan menyatakan kehendak-Nya. Pada dasarnya manusia telah menolak Allah dan kalau pun Anda dan saya menerima Dia, ketika hati dan pikiran kita tidak pernah diubahkan. Kita hanya menginginkan apa yang dapat Ia berikan, kita hanya menginginkan sesuatu yang dapat memuaskan keinginan mata, keinginan daging, dan untuk kita dapat angkuh.
Saudaraku, kita harus bertobat. Dasar bacaan kita membawa kita untuk bersama-sama hidup dalam kekudusan. Untuk taat pada hukum Allah, hukum itu manusia seperti madu (19:10-11). Kekudusan hidup adalah sukacita sejati bersama-sama dengan Yesus. lalu bagaimana Anda dan saya dapat hidup dan memiliki hidup yang demikian.
Setelah saya menjelaskan, betapa berdosanya Anda dan saya. Mari bersama-sama kita melihat penyelesaian dosa di dalam terang Injil dan bersama-sama hati dan pikiran kita menginginkan Injil saja. Saya berdoa kiranya Anda diubahkan dan diberikan pengertian yang melimpah di dalam Injil Yesus Kristus.
2. Terang Injil Yesus Kristus
Ayat (15-16) memberikan kepada kita penjelasan yang cukup untuk menjawab. Bagaimana kita dapat hidup kudus. Pertama-tama kita diberikan perintah untuk taat kepada Kristus dan hukum-hukum-Nya. Tetapi jika hanya sampai pada taat kita akan kualahan dan melihat seperti di depan cermin besar bahwa kita adalah pendosa besar. Pada akhirnya kita frustasi mau pun menjadi sangat munafik.
1 Petrus 1:15-16 TB tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
Pertobatan Kekristenan Anda untuk menjadi lebih baik lagi, tidak akan pernah benar-benar berhasil. Sampai akhir nya Anda mengerti bahwa semakin Anda ingin menjadi lebih baik semakin Anda sadar Anda pendosa besar. Dan akhirnya pertobatan sejati adalah menginginkan Yesus saja, dianugerahkan oleh Yesus saja, untuk hidup bagi visi Yesus saja (Pemberitaan Injil dan pemuridan dan mengutus pekerjaan bagi Kristus untuk memberitakan Injil dan menghasilkan pekerja kembali). Karena pertobatan sejati berawal dari salib Yesus, dan diakhiri dengan memuliakan Yesus yang disalibkan dan telah hidup itu.
Terang Injil adalah cahaya yang bukan hanya menunjukkan dosa-dosa kita, tetapi juga menebus kita dari dosa dan membenarkan kita karena kebenaran Yesus Kristus. seorang pengkotbah Charles Spurgeon menjelaskan dalam suatu kutipan, “ketika Tuhan menerima orang berdosa, Dia sebenarnya hanya menerima Yesus Kristus. Dia melihat ke dalam mata orang-orang berdosa, dan Dia melihat gambar Anak-Nya yang terkasih di sana, dan Dia meneria Yesus yang ada di dalam orang percaya.”
Karena pertobatan sejati berawal dari salib Yesus, dan diakhiri dengan memuliakan Yesus yang disalibkan dan telah hidup itu.
Hanya karena Yesus yang telah dihancurkan di atas salib, Yesus yang kudus menjadi dosa karena Anda dan saya yang berjat pendosa. Kita berdosa terhadap semua ciptaan, kita telah melawan Allah dengan percaya kepada berhala yaitu sih ular. Kita lebih suka menyembah dan memuliakan yang terlihat.
Ketika Yesus disalibkan, ketika Ia menerima semua penderitaan dan siksaan yang menakutkan. Di mana daging-Nya dihancurkan, di mana rasa sakit akibat pukulan itu menghantui mental-Nya ketika Yesus di taman Getsemani, “Aku mau mati rasanya,” kata Yesus. Dan pada akhirnya Allah Anak terpisahkan dari Allah Bapa. Inilah puncak dari kesakitan itu.
Esensi dari neraka adalah kehilangan kemuliaan Allah, terpisah dari hadirat Allah yang kudus dan setiap hari ada dalam kutuk dosa. esensi dari dosa adalah tidak merasakan kasih Allah dan hanya berharap diri sendiri dapat mengasihi dengan penuh.
Saudaraku Injil Yesus Kristus menyelamatkan kita dari dosa bukan hanya kutuk. Bukan hanya itu kita dikuduskan oleh kekudusan Yesus Kristus, kita menerima semua yang baik dari Kristus, pengampunan dosa yang sempurna. Dan pada saat kita menyadari kasih ini, kita akan bertanya bagaimana bisa.
Saudaraku, Dia adalah Allah yang kudus, sempurna dalam kasih dan keadiadilan. Oleh karena Kristus telah disalibkan, maka kita disalibkan bersama dosa dan bangkit bersama Kristus menerima kehidupan baru, ketika kita percaya dan ada di dalam Kristus, kita bertobat dan terus dalam proses pengudusan untuk semakin mengenal Kristus, mengasihi Kristus dan mengerjakan kehendak Allah di dalam Yesus Kristus.
Baca Juga: Renungan tentang iman dan perbuatan
Hanya ketika Anda benar-benar menjadi milik Yesus, berserah pada Yesus dan kehidupan Anda menjadi milik Yesus. Hal ini ditandai dengan rasa cinta dan kepuasan yang ada di dalam Firman yang Anda baca di Alkitab, Anda merenungkannya dan menghidupi setiap perintah Allah karena dimampukan oleh Roh Kudus yang ada di dalam Anda.
Injil adalah permulaan hidup baru, Injil adalah proses di dalam kehidupan yang baru, dan Injil adalah akhir dari semua kehidupan Kekristenan kita, karena Injil adalah tujuan kita, memberitakannya, mengajarkannya, mengkonsumsinya dan menikmatinya setiap hari. Injil adalah kekuatan yang menyelamatkan kita dan menjadikan kita benar-benar baru dalam kehidupan baru yang dipuaskan oleh Kristus.
Baca Juga: Renungan tentang pemimpin yang dipimpin oleh ROH KUDUS
Saudaraku, jadilah anak yang taat, karena kita adalah anak Allah, di dalam Kristus dan kita memiliki indentitas baru. Kita yang dulunya budak kini anak Allah yang menguasai alam semesta.
Tidak ada yang lebih indah dari Injil, inilah kehidupan yang baru itu, ketika hidup kita adalah Yesus dan Yesus adalah Tuhan kita sehingga kita diberikan kekuatan untuk memiliki kehidupan yang benar-benar membenci dosa dan mengasihi Allah dan sesama.
Hanya ada satu hubungan yang benar-benar penting, dan itu adalah hubungan pribadi Anda dengan Penebus dan Tuhan Anda.Jika Anda memelihara hubungan itu dengan cara apa pun, dengan tidak memedulikan hal-hal lain, Allah akan menjalankan rencana-Nya dalam hidup Anda. Satu individu tidak ternilai harganya bagi rencana Allah, dan individu itu mungkin adalah Anda. Bisa juga sesama Anda yang Anda bawa kepada Kristus.
Bapa yang baik, Bapa kami yang mulia dan layak disembah dan dipuji dan selamanya Allah kami. Segala kemuliaan hanya bagi-Mu saja, terpujilah perbuatan-Mu dan nama-Mu saja pusat dari segala kehidupan kami. Kami berdoa untuk segala bangsa yang terabaikan oleh Injil, baiklah Engkau saja yang bekerja bagi anak-anak-Mu memberikan hati yang sungguh-sungguh mengasihi jiwa-jiwa dan bertobat dan terus semakin mendapatkan hati-Mu di dalam hati kami untuk melayani-Mu mengabarkan Injik dab memuridkan. Dan merasakan betapa nikmatnya kemuliaan dan kekudusan di dalam-Mu. Di dalam nama Yesus. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan 1 Petrus 1:14 Hiduplah Sebagai Anak yang Taat"
Silahkan Berkomentar