Renungan Mazmur 7:4-8 Permohonan Untuk Diselidiki dan Meminta Pertolongan
Judul Renungan: Permohonan Untuk Diselidiki dan Meminta Pertolongan
Ayat Alkitab Mazmur 7:4-8
Mazmur 7:4-8 (TB) Ya TUHAN, Allahku, jika aku berbuat ini: jika ada kecurangan di tanganku, jika aku melakukan yang jahat terhadap orang yang hidup damai dengan aku, atau merugikan orang yang melawan aku dengan tidak ada alasannya, maka musuh kiranya mengejar aku sampai menangkap aku, dan menginjak-injak hidupku ke tanah, dan menaruh kemuliaanku ke dalam debu. Bangkitlah, TUHAN, dalam murka-Mu, berdirilah menghadapi geram orang-orang yang melawan aku, bangunlah untukku, ya Engkau yang telah memerintahkan penghakiman! Biarlah bangsa-bangsa berkumpul mengelilingi Engkau, dan bertakhtalah di atas mereka di tempat yang tinggi.
Rasa frustasi. Bisa saja diperhadapkan di depan wajah kita, di mana setiap kejadian ini menekan kita sehinggga kita tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Pada realitanya kita ada di dalam dunia yang telah jatuh ke dalam dosa, buah dari dosa sejak di dalam Kejadian 3 adalah penderitaan. Jadi tidak heran jika penderitaan adalah bagian dari kehidupan Anda dan saya.
Saudaraku, saya tidak sedang membahas penderitaan secara fisik, miskin mau pun kaya. Memang hal itu termasuk dalam penderitaan akibat dosa, di mana manusia harus berpeluh dan berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan makanan.
Tetapi pada renungan kali ini, saya sedang mengajak Anda untuk melihat, menyelidiki dan mari merenungkan bersama-sama tentang ke dalaman diri kita, lubang gelap diri kita di mana di sana dipenuhi keluhan, rasa sakit, pencarian yang tidak kunjung usai.
Bahkan terkadang kedalaman diri merasa lebih baik aku mati. Aku sangat lelah, ini tentang kedalam diri, penderitaan yang ada di dalam diri dan kebingungan dan rasa takut yang teramat dalam. Saudaraku ini tentang rasa yang ada di dalam diri, bukan hanya sekedar masalah yang terlihat.
Ada gejolak yang mendalam, ada perperangan di dalam diri dan ada keinginan untuk mendapatkan rasa damai yang sejati dan kuat. Kita membutuhkan kuasa yang sangat besar, kuasa yang memang itu diperuntukkan bagi jiwa yang merana kesakitan.
Pada Mazmur 7, kita dapat melihat bagaimana Daud merasakan rasa frustasi yang cukup kuat, ia dikejar oleh Saul yang ingin membunuhnya. Sauaraku, sebelum kita lebih jauh masuk ke doa poin yang menjadi pokok perenungan.
Mari bersama-sama untuk mengerti tentang kedalaman diri yang menderita dan sakit. Kita melihat kepada Saul yang mengejar Daud, Saul yang tidak sedang hidup miskin ia adalah seorang raja yang dilayani oleh orang-orang Israel. Tetapi hidup dalam penderitaan karena kehilangan kepuasan yang sejati, kehilangan kemuliaan dan kekuatan yang Mahakuasa. Allah itu sendiri.
Saul yang tidak memiliki damai sejahtera, ini bukan hanya sekedar iri dengki yang adalah buah dosa, kita harus mengerti bahwa Saul juga adalah orang berdosa, bukan hanya itu Dia sama seperti Anda dan saya. Kecenderungan hati yang jahat sejak ada dalam kandungan.
Kecenderungan hati yang jahat sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa dan semua dosa itu menjadi milik Anda dan saya karena kita telah ada di dalam Adam yang berdosa. Bapa segala yang hidup dan telah berdosa, melawan Allah untuk dapat menjadi tuhan atas diri sendiri dan upah dosa adalah maut.
Kedalamam diri yang telah menjadi dosa, perasaan dan pikiran yang berpusat pada hal-hal terlihat dan dikuasai oleh kuasa kegelapan. Tidak ada yang lebih menakutkan dari hal ini, dosa membinasakan, dosa merusak kehidupan bahkan sampai pada keturunan kita, dosa menjadikan Anda dan saya musuh Allah di mana kasih yang sejati dan damai sejahtera yang sejati berasal dari kemuliaan-Nya.
Sekarang, mari bersama-sama kita melihat kepada Daud dan belajar dari cara pandang Daud. Tetapi cara pandang ini adalah cara pandang yang lemah dan putus asa, cara pandang yang terlihat memaksa (Ay. 7-8). Saya akan memperlihatkan kepada Anda, Sang Tunas Daud. Dia yang adalah teladan sejati. Bukan hanya itu, Dia yang telah membebaskan Anda dan saya dari kutuk dosa, bukan hanya kutuk tetapi dosa, kita ada di medan pertempuran dosa karena Kristus yang disalibkan itu, Ia yang merelakan diri-Nya menerima setiap hukuman dosa dan pada saat itulah Yesus yang menjadi dosa.
Jika Daud di dalam Mazmur 7 meminta pertolongan Allah bagi dirinya. Tetapi Kristus di Yohanes 17, berdoa meminta kepada Allah Bapa untuk menyatukan dirinya dengan para murid-Nya. Ini suatu keindahan dari kebenaran Injil, bahwa pada dasarnya cara pandang Daud kepada Allah yang benar, bagaimana Daud secara benar berharap kepada Allah, demikianlah Kristus disalibkan karena Ia percaya kepada Allah.
Dua poin yang menjadi respon Daud, hal ini menunjukkan cara pandang Daud. Dan baiklah Anda dan saya dengan mata yang melihat kepada Kristus dan hati yang terus diisi dengan firman Tuhan dan kasih yang melimpah kepada Allah. Mengambil cara pandang ini dan melihat Allah dan karakter-Nya. Melalui Mazmur 7:4-8;
Renungan Mazmur 7:4-8 Saat Teduh Tentang Permohonan Untuk Diselidiki dan Meminta Pertolongan
1. Melihat kepada Allah yang Mahatahu
Di dalam Kekristenan. Mengoreksi dan merenungkan lalu melihat kedalaman hati, merupakan tugas yang sangat penting untuk dilakukan setiap hari. Menyelidiki diri sendiri, tidak membiarkan kehidupan dibohongi oleh perasaan dan pikiran yang pendusta.
Saudaraku, ketika Anda dan saya hidup di dalam Kristus, Roh Kudus adalah Allah yang ada di dalam kita, ketika Anda dan saya telah dilahirkan kembali, inilah yang menjadikan kita memiliki kehidupan yang bertobat secara sejati. Karena Roh Kudus mengoreksi kita setiap saat dan tidak ada setitik pun ditemukan kebenaran di dalam diri Anda dan saya dan itu jelas.
Setiap kita, dalam Kekristenan kita, haruslah terus menyelidiki motivasi dari setiap tindakan kita, dari setiap rencana kita dan dari setiap cita-cita kita. Saya sedang membawa Anda pada kehidupan yang sejati, yang alkitabiah. Yang tidak semaunya sendiri lalu meminta Tuhan menyertai setiap rancangan Anda dan mengandalkan Tuhan dalam setiap rancangan Anda.
Setiap kita harus berada di dalam kehendak Allah, dalam jalur Allah dan rancangan Allah yang di mana kita dipanggil sebagai orang-orang percaya. Untuk menjadi cahaya di dunia ini, menjadi pemberita Injil Yesus Kristus.
Allah dalam kemahatauan-Nya, baiklah Dia yang menyelidiki hati Anda dan saya, marilah kita bersama-sama Daud. Di dalam ayat 4-6. Baiklah kita meminta kepada Allah untuk mendidik kita sehingga kita tidak menjadi orang-orang yang curang, tidak menjadi penindas dan hidup berdasarkan kebenaran-Nya dan selalu dipuaskan di dalam Dia saja.
Setiap kali saya melihat kedalaman diri saya, saya selalu kembali ke Yeremia 17:9-10. Ayat-ayat ini selalu saja memperkenalkan kepada saya siapa saya, saya yang licik dan jahat. Bahkan sampai hari di mana saya telah percaya dan menyerahkan diri kepada Injil.
Saya sangat mengenal kemunafikan saya, keserakahan diri saya dan kejahatan demi kejahatan yang dapat saya timbulkan di hati dan itu dapat telihat dari apa yang saya lakukan. Yaa, hati manusia licik, Daud sangat mengerti akan hal ini, maka Ia meminta agar Allah mendidik dirinya agar ia sadar dan mau kembali dan bertobat.
Saudaraku marilah kita hidup dalam pertobatan, marilah kita mengerti bahwa Allah melihat kedalaman hati kita, marilah kita berduka secara sungguh-sungguh dan tidak ada yang tersembunyi. “Inilah aku Tuhan, setiap hari aku telah berdosa terhadap Engkau, aku telah menjadi orang yang mendapati hariku ingin kembali ke kubangan dosa, hidup dalam kemalangan dan kegelapan akibat dari dosa yang ada di kedalaman diri, Tuhan aku bertobat, selidikilah aku dan lihatlah hidupku.”
Hanya Aku, TUHAN, yang dapat menyelidiki hati dan menguji batin yang paling dalam sekalipun. Aku memberi setiap orang pahala yang setimpal dengan perbuatannya. Yeremia 17:10 (FAYH).
Baiklah Anda dan saya terus hidup dalam pertobatan yang sejati, melihat hanya kepada Allah dan mengaku bahwa Anda dan saya pada dasarnya adalah orang-orang berdosa yang layak binasa. Tetapi karena kasih karunia, kita dibenarkan oleh Kristus yang telah disalibkan itu, Dia yang mati dan bangkit. Itu adalah kematian Anda dan saya atas dosa dan kebangkitan kita atas dosa.
Menutup poin yang kedua ini, saya mengutip Artikel yang di tulis oleh Wisaksono S. P. Yang berjudul “Orang Kristen dan Pergumulan dengan dosa.”
Pergumulan dengan dosa bukanlah sebuah bukti yang bertentangan dengan posisi kita sebagai seorang Kristen, itu adalah bukti yang menunjukkan bahwa seseorang disebut Kristen.
Orang Kristen tidak menjalani kehidupan yang bebas dari pergumulan dengan dosa, mereka menjalani kehidupan yang bebas dari kepemilikan dan dominasi dosa.
Sebagai seorang Kristen, tentunya kita akan bergumul dengan dosa saat hidup di dalam tubuh yang di dalamnya dosa itu sendiri. Akan sangat mengkhawatirkan jika kita tidak melakukannya.
Kita berada dalam tubuh celaka yang sama dengan yang kita miliki sebelum menerima keselamatan. Jiwa kita telah diregenerasi, tetapi tubuh tetap sama.
Yang penting sekarang adalah kehidupan yang ilahi ada di dalam jiwa kita, dan jiwa kita mencintai Kristus dan membenci dosa.
Kita bergumul karena ada sesuatu di dalam diri kita yang menentang dosa. Jika kita tidak bergumul dengan dosa, itu dalam diri kita tidak ada yang menentangnya. Jadi bersukacitalah karena kita sepenuhnya bergumul. Puji Tuhan untuk hal itu. Kita bergumul dengan dosa karena kita sekarang bukanlah seperti yang dahulu. Kristus telah berada di dalam jiwa kita, dan seperti apa kita sekarang adalah menjadi seperti apa seseorang ketika Tuhan mencurahkan kasih-Nya di dalam hati mereka.
Anda dan saya adalah karya agung dari kasih karunia Tuhan. Kita adalah bukti yang mulia, saksi bagi Yang Kudus.
Jiwa kita dapat berseru "Kristus telah berada di sini dengan kuasa dan kasih yang besar!". Kita adalah bejana belas kasihan yang Tuhan maksudkan untuk mencurahkan belas kasihan dan kasih karunia-Nya sehingga selamanya akan melimpah atas kita.
Hati kita mungkin menuduh / menyalahkan kita saat kita bergumul dengan dosa, tetapi Tuhan telah membenarkan kita.
Meskipun kita bergumul dengan dosa sekarang, kasih karunia Tuhan cukup untuk membawa kita melewati padang gurun ini menuju kemuliaan.
2. Dia adalah Allah berbelas kasihan
Salib adalah belas kasihan Allah, penghakuman Allah dan kebangkitan Allah yang berkuasa, Dia yang mengalahkan dosa. Yesus menjadi dosa, sehingga semua dosa Anda dan saya diberikan kepada-Nya dan kebenaran-Nya diberikan kepada Anda dan saya. sehingga kita tahu bahwa tidak ada sedikit pun kebenaran yang ada di dalam diri kita, kita hanya pendosa yang diberikan kasih karunia yang melimpah dari Allah yang berlimpah kasih karunia.
Kita mampu bergumul dengan dosa, karena Kristus telah membebaskan kita dari dosa, dosa yang dulunya adalah yang menjadi kesukaan karena kita diperbudak olehnya. Karena Kristus telah menjadi Tuhan, maka kita menjadi milik-Nya, maka dosa tidak lagi berkuasa atas kehidupan kita, inilah yang Injil kerjakan di dalam hati kita, ketika Injil disampaikan, ketika Yesus yang disalibkan dikabarkan dan ketika dosa dibukakan sebagai realitas yang mengerikan, sebagai kekuatan yang menguasai tubuh fana dan mematikan.
Kematian yang membawa kita pada kematian kekal, tetapi karena Injil Yesus Kristus, ketika Roh Kudus bekerja di dalam hati. Kita dibukakan kebenaran yang sejati, kita dapat menerima kasih karunia dan kita bertobat dan menerima Yesus, taat kepada Yesus dan menyerahkan kehidupan kita kepada Yesus. Bahkan penyerahakan diri kepada Yesus, Sang Tuan yang baik hati dan sangat cinta kepada kekekalan jiwa kita, Ia memberikan kepada kita kekuatan Cuma-Cuma untuk dapat berserah kepada-Nya.
Baiklah kita sekarang mengerti bahwa Kuk yang kita terima dari Allah, adalah Kuk yang Kristus buat untuk Anda dan saya pikuk. Dan kuk itu kita bawa bersama-sama dengan Yesus, bukankah ini suatu kasih karunia yang melimpah, bagi Anda dan saya yang layak binasa. Di dalam Kristus kita menemukan bahwa kita dikasihi, kita dilayakkan dan kita dibentuk sesuai dengan rancangan yang semula dari Allah, Dia membawa kita pada (Efesus 2:10). Pekerjaan baik yang seperti apa itu?
Baiklah kita mengerti bahwa pekerjaan baik yang utama. Anda dan saya dimampukan untuk melihat diri kita yang berdosa. Kita diubahkan untuk tidak lagi mencintai dosa dan hidup berdasarkan kasih Kristus dan mencintai yang Yesus cintai dan membenci yang Yesus benci.
Yesus mengasihi jiwa-jiwa, seperti Ia membebaskan Anda dan saya dari dosa, demikianlah Dia membawa kita pada visi-Nya. Untuk secara mendalam membawa jiwa-jiwa lain yang juga berdosa. Untuk hidup dalam kasih karunia Kristus. Memberitakan Injil dan menjadikan Injil gaya hidup Anda dan saya.
- 1. Melihat diri sebagai pendosa.
- 2. Menerima kasih karunia.
- 3. Menerima visi yang kekal/sistem nilai yang yang kekal.
- 4. Menikmati kekudusan Kristus dan hidup kudus dalam prosesnya mematikan dosa.
- 5. Terus berjalan di jalan kasih karuia, sampai akhirnya bertemu muka dengan Yesus.
Demikianlah Daud mengajarkan kepada kita, Allah yang harus menjadi pusat di hati kita, sehingga kita koreksi oleh-Nya. Apa pun keadaan kita, baiklah kita ingat bahwa yang terpenting bukanlah kehidupan yang baik-baik saja seperti standart dunia yang telah jatuh dalam dosa. Tetapi kehidupan yang bertobat dan terus berdoa agar Allah saja yang menyelidiki hati dan pikiran kita untuk dimurnikan oleh kasih yang kekal dari Dia yang kekal (Mazmur 26:2 dan 139:23).
Baca Juga:
- Renungan Mazmur 3:8-9 tentang berkat dari TUHAN
- Renungan Mazmur 4:7-9 tentang damai sejahtera dari TUHAN
- Renungan Mazmur 7:18 tentang Bersyukurlah
Demikianlah kita tahu, kemana kita dapat berharap, kepada Allah saja, biarlah musuh kita yang sejati yaitu dosa, dosa yang menguasai Saul dan menguasai kita, karena Allah di dalam Kristus berbelaskasihan. Maka kita dibebaskan dari dosa dan pada akhirnya kita hidup dalam damai sejahtera yang sejati dari Dia Allah yang sejati dan melakukan kehendak Dia sampai selama-lamanya.
Tuhan, selidikilah aku, mampukan aku terus mengerti bahwa Engkaulah tujuan hidupku dan hidupkanlah aku terus dalam rancangan-Mu. Di dalam Engkau aku dapat mengerti bahwa kasih karunia-Mu sempurna dan aku dijadikan milik-Mu saja sampai selama-lamanya. Tuhan mampukan aku untuk dapat terus bertobat. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Mazmur 7:4-8 Permohonan Untuk Diselidiki dan Meminta Pertolongan"
Silahkan Berkomentar