Renungan Yakobus 1:23-24 Tidak Hidup Dalam Firman Tuhan
Judul Renungan : Tidak Hidup Dalam Firman Tuhan
Ayat Alkitab Yakobus 1:23-24
Yakobus 1:23-24 (TB) “Sebab jika seseorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seoragyang seedang mengamat-amati mukanya yang sebearnya di dapan cermin. Bari saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.
“Kita gagal dalam tugas kita untuk mempelajari Firman Tuhan bukan karena sulit untuk dipahami, bukan karena membosankan dan membosankan, tetapi karena itu adalah pekerjaan. Masalah kita bukanlah kurangnya kecerdasan atau kurangnya gairah. Masalah kita adalah kita malas. Anda tidak bisa mencintai Yesus dan tidak mencintai Firman-Nya.” ~ RC Sproul (1939–2017)
Masalah utama ketika Yakobus menuliskan kitab Yakobus, jemaat pada waktu itu sedang tersebar, karena adanya penganiayaan. Tetapi tidak peduli apa pun yang terjadi, pada bagian ini Yakobus kembali memberikan nasehat dan nasehat tersebut tetap berdasarkan Yakobus 1:1.
Bahwa dia dan para jemaat penerima surat pada waktu itu adalahh orang-orang yang telah ada di dalam Kristus, menerima Injil dan ditebus dan menjadi hamba Allah. Tetapi Yakobus sangat mengerti natur manusia, maka lahirnya nasehat yang sekarang Anda dan saya renungkan.
Suatu kerugian besar ketika Firman Tuhan tidak pernah benar-benar mengubahkan kehidupan saya, ketika Alkitab tidak terasa manis bagi jiwa saya. Hanya kerena saya tidak pernah benar-benar bertekad, berkomitmen dan berjuang untuk mengalahkan kedagingan saya lalu saya berjalan maupun berlari untuk mengecap madu yang manis itu, demikianlah Alkitab bagi saya, saya terus mengingatnya sebagai madu yang manis bagi jiwa saya.
Meskipun tidak selalu hidup saya yang penuh dosa dapat merasakan manisnya madu Ilahi yang Allah berikan kepada jiwa. Terkadang saya merasa harus berjuang sendiri untuk mengalahkan kedagingan yang ingin madu beracun yang dulu saya cintai dan terus saya nikmati yaitu madu dosa yang membinasakan.
Bagi Yakobus, firman seperti cermin yang memperlihatkan diri seseorang, sehingga ia dapat menandang rupanya dan melihat seperti apa dirinya. Demikialah firman Tuhan, menunjukkan siapa diri Anda dan saya, dan seperti apa seharusnya kita berlaku dan berjalan dalam hari-hari di dunia yang telah ada di dalam dosa.
Kita akan mempelajari 3 poin, untuk memperjelas dan merenungkan bagaimana kehidupan yang seharusnya Kekristenan kita lakukan dan pada poin yang pertama kita akan belajar masalah kita yang tidak perduli dengan identitas diri kita yang berdosa artinya kita mengabaikan keseriusan keinginan daging sehingga kita seringkali memuaskannya.
Kedua, kita akan belajar untuk dapat berlari kepada cermin kehidupan dan memandang diri kita sebagaimana adanya dan bertobat. Lalu ketika, bagaimana cermin ini menunjukkan kepada kita satu toples madu kehidupan yang adalah Kristus Sang Roti hidup yang telah menjadi dosa dan kita harus berlari kepada salib-Nya saja.
1. Mengabaikan cermin
Permasalahan Kekristenan kita, kita mengabaikan Alkitab, kita tidak pernah benar-benar mempelajarinya secara mendalam. Sehingga ketika pengkotbah yang mengajarkan ajaran yang keliru, ajaran yang tidak Alkitabiah sama sekali, ajaran yang memuliakan manusia dan memuliakan dirinya. Dan menjadikan Yesus sebagai alat kemuliaannya. Kita berkata di bawah bawah mimbar pengkotbah, di tempat duduk kita dengan teriakan. Amin, Amin, lebih keras lagi Amin.
Lalu kita kembali ke rumah kita dan kita merasa kering, kita tidak mampu melakukan firman bukan hanya karena kita tidak pernah dikotbahkan firman yang benar, bukan hanya kita tidak pernah mempelajari firman secara mandalam secara pribadi. Tetapi juga karena kita kering secara rohani, kita lupa wujud kita yang berdosa sehingga seringkali kita lebih memilih memuaskan mulut kita dan menjadi orang-orang yang suka berkata kotor untuk kepuasan kita.
Beberapa suami, melampiaskan kekeringan rohani dirinya dengan cara memarahi isteri dan anak-anaknya. Beberapa isteri lebih memilih meninggalkan anak-anaknya dan suaminya karena kering secara rohani. Beberapa hamba Tuhan di gereja frustasi karena melayani tetapi kering secara rohani, ada yang berusaha memuaskan dirinya dengan uang.
masih banyak lagi yang dapat Anda pikirkan karena keringnya seseorang secara rohani, bahkan ketika Anda dana saya kering secara rohani, mari kita pikirkan apa yang kita lakukan. Saya dulu seringkali berkata kotor, saya dulu seringkali memperlakukan lawan bicara tidak nyaman karena saya tidak menanggapi dengan baik dan tidak peduli kepadanya.
Tidak dalamnya pengertian akan firman, tidak mengerti firman dan masih memberikan diri kepada perbudakan dosa. adalah kengerian dari kehidupan Kristen yang pada akhirnya merusak Kekristenan itu sendiri, merusak citra kasih karunia, merusak gereja dan lupa bahwa diri orang berdosa yang layak binasa dan akhirnya benar-benar dibinasakan karena tidak pernah bertobat.
Saudaraku mungkin poin ini terlihat sangat rasis kepada orang-orang yang malas belajar firman. Seolah-olah saya sedang mengatakan orang yang belajar firman adalah orang-orang yang tidak dapat lepas dari apa yang saya tulis di atas. Ketika saya memikirkan ulang tentang kebenarannya, bahwa orang yang setiap hari belajar firman juga sangat gampang untuk jatuh.
Mari kita lihat tokoh Alkitab, mulai dari Abraham, Yakub, Musa, Daud, dan masih banyak lagi. Mereka bukan hanya belajar dari sebuah bacaan, tetapi Allah sendiri yang datang kepada mereka. Yudas yang pada akhirnya bunuh diri, Ia selama 3 tahun lebih besama-sama Yesus, Petrus pada akhirnya menyangkal Yesus tetapi puji Tuhan ia bertobat.
Saya ingin Anda mengerti betapa pentingnya mempelajari Alkitab secara mendalam dan taat kepada firman dan berdoa sungguh-sungguh sebab roh kita memang penurut tetapi daging kita lemah. Kita harus berlutut dengan kesadaran bahwa dosa adalah masalah yang harusnya setiap hari membuat kita frustasi dan bertobat di hadapan Allah.
Karena dosa kita adalah pemberontakan kepada Allah, seperti kutipan yang saya tempatkan di awal renungan ini, oleh RC Sproul, bahwa pada dasarnya kita malas untuk mempelajari firman, kita enggan bertemu Sang Kudus, karena dilubuk hati kita, kita sadar bahwa kita adalah orang berdosa yang layak binasa.
Kita harus bertobat dan kembali kepada cermin, cermin yang menunjukkan siapa kita, demikianlah Alkitab menunjukkan siapa Anda dan saya dan siapa Allah, maka diperlukan kedalaman, pewahyuan khusus dari Roh Kudus untuk dapat mengerti firman dan imajinasi kita ditangkap kemuliaan Allah dan kita dapat berkata, “aku ingin selalu berada di sini dan menikmati firman Tuhan dan melakukannya setiap hari untuk kemuliaan itu juga dinikmati sahabat-sahabatku.”
Inilah masalah kita, kita malas mempelajari firman, kita tidak bisa melakukan firman karena kita hanya mendengar kotbah tentang firman tetapi belum tundu yang disampaikan itu adalah benar-benar Injil Yesus Kristus kekuatan Allah yang menyelamatkan. Sebab itu kita akan masuk ke dua poin yang menjadi ajakan saya, undangan saya dan ini semua sebenarnya ada di ayat 25. Tetapi pada renungan berikutnya kita bersama-sama mengupas ayat 25.
2. Terus bercermin
Alkitab tentang Allah yang kudus, Ia mulia dan kemuliaan-Nya itulah yang pada akhirnya akan memberikan kita alasan kuat untuk terus memuji Dia ketika di kekekalan nanti. Karena kita kagum kepada kehebatan dan keagunngan dan kemahakuasaan Allah kita. inilah yang Alkitab beritakan kepada kita secara seringkatnya demikian.
Saya mengak Anda untuk melihat kepada cermin, Alkitab yang adalah pelita bagi kaki, terang bagi jalan. Firman itu bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan memperbaiki kelakuan, membawa diri kita kepada kebenaran untuk dididik di dalamnya.
Dalam kesadaran yang penuh, bercermin berarti tidak akan melupakan firman Tuhan sepanjang hari, ini membutuhkan pemuridan, latihan terus menerus. Jiwa yang melekat kepada Kristus, hati yang mencintai Kristus dan benar-benar berkomitmen, bertekad untuk mengisi pikiran dengan ayat-ayat Alkitab.
Baik itu dengan cara dihafalan, dibaca lalu direnungkan dan membuat jurnal/catatan pribadi untuk tetap terhubung dengan firman. Ketika disiplin-disiplin ini dikerjakan, ketika firman benar-benar menyerap ke dalam pikiran dan menjadikan Anda dari dalam sebagaimana firman itu inginkan. Karena injil merubah hati, bukan sikap, ketika hati diubahkan untuk semakin mencintai firman, mempelajari firman dan pada saatnya di dalam Kristus kita dimampukan untuk menjadi pelaku-pelaku firman.
Injil adalah jalan untuk menjadikan moralitas yang sejati, tidak munafik, moralitas yang tulus dan moralitas yang telah dipuaskan di dalam kasih Allah. Karena kasih itu seperti madu, manis rasanya, kita mendapatkan kasih yang demikian ketika Alkitab secara mendalam kita mengerti.
Kita kagum pada kemuliaan yang Alkitab beritakan dan kita dipuaskan oleh kemuliaan tersebut sampai kita pada akhirnya mengerti bahwa kehidupan Kristen haruslah Alkitabiah, haruslah dipengaruhi oleh Alkitab dan haruslah berpusat pada Kristus yang Alkitabiah sebagai satu-satunya contoh yang dapat diteladani, karena Dia manusia sejati yang tidak berdosa dan Dia juga Allah yang menjadi manusia.
Kita masuk lebih dalam lagi pada poin berikutnya, menginjaki kaki kita di hapan cermin dan melihat kemuliaan Allah dicermin tersebut dan kita dikuduskan oleh Pribadi yang cermin itu sampaikan. Hanya Dialah yang dapat melepaskan kotoran, kenajisan, dan keburukkan kita yang kita lihat melalui cermin tersebut.
3. Satu toples Madu
Alkitab adalah madu yang manis bagi jiwa, maka saya mengajak Anda merenungkan Galatia 2:19, pernyataan Paulus, “aku telah disalibkan bersama Yesus.” saya ingin Anda mengerti untuk dapat menjadi pelaku firman Anda harus mati bersama-sama Yesus atas dosa-dosa Anda, dosa Anda dan saya adalah pemberontakan kita, kita yang seringkali tidak mengandalkan diri sendiri dan seringkali melakukan segala sesuatu berdasarkan kekuatan dan keangkuhan kita, kita harus bertobat.
Bahwa ketika Kristus disalibkan itu adalah karena Anda dan saya adalah pendosa besar yang layak binasa. Tetapi karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, Ia memberikan Yesus yang berkenan dan dikasihi-Nya. Menjadi dosa, Yesus diremukkan di atas salib, Yesus meminum cawan murka Allah sampai habis dan Dia dapat berkata, “sudah selesai.”
Semua hukuman dosa kekal yang mengerikan, di atas salib ditimpakan kepada Yesus semua itu, ini adalah kesempurnaan dari pengampunan. Keadilan dan kasih Allah ditegakkan bersama-sama di atas salib sehingga kita yang percaya kepada Yesus, kita yang diubahkan untuk taat dan dimampukan untuk melakukan firman seperti yang Rasul Yakobus nasehatkan, kita diselamatkan dan beroleh hidup kekal menjadi milik Allah, untuk melakukan pekerjaan Allah dan memuliakan Dia dalam dunia fana dan puncaknya bertemu muka dengan Kristus dan inilah sukacita abadi dan sejati dan tidak berkesudahan. Bukankah ini pengharapan itu, bukankah ini madu yang Alkitab tawarkan, madu itu adalah Kristus, bukankah setiap ayat Alkitab sangat manis dan kita dapat bersuka.
Jadi marilah kita sama seperti Paulus, di dalam (I Korintus 9:27), melatih tubuh kita, untuk semakin membenci dosa, untuk semakin muak pada dosa dan menyangkal semua kebenaran kita dan menerima satu-satunya kebenaran dari Kristus, bahwa kita dibenarkan oleh Kristus dan hanya melalui Dia saja kita dikuduskan juga untuk layak mempelajari firman dan dan melakukan firman.
Melatih tubuh berarti terus-menerus, bacalah Alkitab, berdoalah untuk sebuah kekuatan Ilahi. Berseralah setiap hari kepada tuntunan Roh Kudus. Mintalah Roh Kudus kepada Kristus setiap hari (Lukas 11:13). Dan hanya oleh Roh Kudus yang menginsapkan kita, Ia yang ada di dalam kita maka kita beroleh kekuatan dan keberanian untuk tetap bertahan dalam kebanaran dan melakukan kebenaran dan memberitakan kebenaran.
“Kita harus mereformasi, harus ada ketegasan lebih keras untuk memutuskan hubungan dengan agama palsu yang tidak bertanggung jawab, mereka yang gila hiburan, mereka yang suka paganisme (penyembahan berhala modern), yang ingin banyak orang beriman kepada Kristus dengan iman yang dangkal yang disebarkan oleh orang-orang yang tidak rohani dengan menggunakan metode yang tidak Alkitabiah untuk mencapai tujuam mereka.” ~ A. W. Tozer
Untuk menjadi serupa Kristus, kita harus siap terkoyak, menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus setiap hari. Siap untuk semua berhala dan dosa ditelanjangi dan kita bertobat. Marilah kita serahkan kesendirian kita untuk menikmati dan mempelajari Firman.
Marilah kita dalam hubungan kita dengan sesama mengasihi sama seperti Kristus mengasihi kita, dan marilah kita berdoa dan meminta hati Kristus yang lembut itu, memenuhi pikiran dan perasaan kita sehingga kita menjadi pemberita Injil yang benar, untuk menantang orang Kristen memiliki iman yang benar dan tidak terus menerus hidup dalam iman palsu yang munafik dan meyesatkan. Marila kita bertobat!
Kekuasaan-Mu adalah kuasa yang memiliki kehidupan aku Tuhan, bawalah aku untuk menjadi pelaku firman-Mu, tolonglah aku untuk lebih dalam lagi mempelajari firman-Mu. Dan aku serahkau kehidupan rohaniku sehingga oleh karena Roh Kudus aku dimampukan mengecap manisnya firman dan bersukacita di dalam firman dan memberitakan kebanaran Injil yang murni dan mengubahkan. Segala kemuliaan hanya bagi TUHAN. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Yakobus 1:23-24 Tidak Hidup Dalam Firman Tuhan"
Silahkan Berkomentar