Renungan Mazmur 7:18 Bersyukur
Judul Renungan : Bersyukur
Ayat Alkitab Mazmur 7:18
Mazmur 7:18 (TB) Aku hendak bersyukur kepada TUHAN karena keadilan-Nya, dan bermazmur bagi nama TUHAN, Yang Mahatinggi.
Kita memiliki satu panggilan untuk menyayikan pujian Tuhan, untuk menyatakan keunggulan dari Dia yang memanggil kita keluar dari kegelapan menuju terangnya yang luar biasa. ~ Timothy Keller
Bersukacita di dalam Tuhan, bersenang-senang karena Ia adalah adalah TUHAN, merupakan keindahan bagi jiwa yang pada awalnya merana. Dalam kesesakan dan kehampaan di dunia, kesepian yang menghampiri.
Bahkan ada di dalam kegelapan yang pekat. Namun firman Tuhan, mengundang pikiran dan hati kita untuk melihat kepada satu titik fokus. Bahwa ada Pribadi yang mengasihi dengan penuh kehangatan.
Untuk sampai pada keindahan yang ada di dalam Alkitab, kita harus melihat satu realita menyakitkan terlebih dahulu. Yang ada di kitab Mazmur 7, untuk dapat memuji dan memuliakan Allah, kita haruslah mengenal Dia dan benar-benar percaya dan pada akhirnya hati dan pikiran kita tertuju kepada Dia untuk kembali menikmati Allah Sang damai sejahtera.
Saya mengajak Anda bersama-sama saya untuk masuk ke dalam ruangan ucapan syukur, untuk menganal sifat-sifat Allah lebih dalam. Dia sebagaimana ada-Nya Dia, walau dalam penderitaan dan kelamnya kehidupan dan fana kehidupan.
Walau hidup pada akhirnnya, memberikan realita atas batin, atas jiwa atas kedalaman diri. Sesuatu yang benar-benar tidak nyaman. Kita mudah bosan, kita mudah lelah, dan kita mudah putus asa. Tetapi sekarang bagaimana semua ini mengantarkan kita kepada Sang Pencipta, marilah kita berdiam diri bersama-sama dan merenungkannya.
Sebelum masuk ke poin-poin, saya ingin Anda mengetahui, pada dasarnya renungan ayat 18 ini merupakan bagian akhir dari semua ayat pasal 17. Maka dari itu, untuk mengerti ucapan syukur yang ada di ayat 18. Saya mengajak Anda untuk kembali ke ayat-ayat sebelumnya.
Pada poin yang pertama, kita akan berfokus pada ayat 4-6 lalu 9-10, memberikan pengertian yang baik tentang siapa manusia, siapa Anda dan saya dan bagaimana ayat ini membawa kita untuk berdoa agar Allah menyelidiki hati kita dan kita dapat mengucapkan syukur seperti ayat 18.
Pada poin yang kedua, kita akan fokus pada ayat 11-12, bagaimana ayat ini menunjukkan sifat Allah yang penuh kasih dan adil. Dan ayat ini akan mengantarkan kita kepada Perjanjian Baru, Yesus Kristus yang adalah pusat kehidupan, pusat dari tulisan saya saat ini, lalu bagaimana Kristus sebagai pusat membawa Anda dan saya kepada ucapan syukur yang sejati. Di dalam Dia.
Renungan Saat Teduh Mazmur 7:18 Ayat Emas Alkitab Tentang Bersyukur
1. Manusia di Mazmur 7
Mazmur 7 merupakan nyayian ratapan dari Daud, ia yang meminta pertolongan kepada Allah, karena musuh-musuhnya. Kepada Allah saja Daud berharap, saudaraku berharaplah kepada Allah di dalam setiap persoalan kehidupan Anda, pandanglah pada Dia. Bahwa Dialah Allah yang pasti akan melindungi saudara.
Namun, perlindungan yang Allah berikan tidak akan seperti yang seringkali kita pikirkan atau pun harapkan. Akan selalu jauh berbeda, karena Dia memiliki cara untuk melindungi anak-anak-Nya. Tuhan sangat mengerti bahwa Anda dan saya orang berdosa. Mazmur Daud adalah permohonan untuk dilindungi dari musuh.
Tetapi Daud tidak lupa dengan naturnya, ia juga sangat menyadari bahwa ia adalah seorang berdosa. Ia memohon belaskasihan Allah, pada saat yang sama ia memohon agar Allah sendiri melihat kedalaman dirinya untuk diperiksa. Ia meminta agar Allah mengadili dirinya, melihat dirinya apakah ia teguh berdiri ditempat yang benar. Apakah ia seorang yang iklas.
Kita dapat belajar bahwa ketika Anda dan saya menjadi korban dunia, korban kejahatan manusia. Semua itu tidak menebus kita, tidak serta merta menjadikan kita kudus dan melepaskan identitas kita sebagai pendosa. Setiap hal yang kita pikir benar dari diri kita, ketika kita merasa bahwa diri kita layak dikasihani. Ketika kita merasa kita adalah seorang korban.
Daud mengajari untuk hidup terbuka di hadapan Allah, saudaraku ini adalah satu pelajar penting tentang bersyukur kepada Allah, ketika Anda terbuka di hadapan Allah, ketika Anda mengakui bahwa tidak tidak ada kebenaran dalam diri Anda, Anda akan sadar betapa besarnya kasih karunia Allah, atas dasar kesadaran yang demikianlah Anda dapat bersyukur.
Saya ingin Anda menyadari bahwa natur berdosa diri kita, merupakan definisi diri kita, bukan tentang apa yang kita lakukan. Tetapi berdasarkan apa yang telah dilakukan Adam dan Hawa di masa lampau. Kita menjadi orang-orang yang tidak kudus dan tidak mengenal Allah, kita yang memusuhi Allah, baiklah kita melihat setiap gambaran ini di Mazmur 7, di mana Daud takut terhadap musuh-musuhnya.
Bukankah Anda dan saya juga orang fasik, orang jahat, di kedalaman diri kita menyimpan semacan wacana bahwa kita ingin sekali berkuasa atas dunia. Setiap kita di dalam cita-cita terbaik kita, di dalam pemberontakan kita kepada sesama. Pada dasarnya semua itu menentang rancangan Allah, menentang kasih dan keadilan dan kekudusan Allah, karena kita tidak pernah mau mengikuti cita-cita Allah, di mana Ia ingin membawa semua umat manusia menjadi milik-Nya.
Saudaraku kitab Mazmur dengan baik memberikan kepada kita pengertian yang mendalam akan musuh-musuh. Hal ini menyadarkan kita pada musuh terbesar kita yaitu dosa. Ketika Daud memohon kepada Allah untuk diselidiki, hal ini memberikan kepada kita pemahaman di dalam kesesakan dan penindasan dan menerima ketidakadilan. Kita tetaplah orang berdosa yang harus diselidiki oleh Allah, sehingga kita murni di hadapan-Nya karena Dialah yang menguduskan kita.
Baiklah kita berdoa untuk kebenaran, bahwa kita adalah orang berdosa yang licik, kita seringkali juga menipu diri sendiri. Baiklah rasa syukur kita lahir dari hati yang telah diselidiki oleh Allah dan diri sendiri. (Mazmur 139:23). Berdoa berdasarkan mazmur, untuk sebuah kebenaran yang Allah ajari, lihatlah kedalaman hati, lihatlah dengan jelas, pakailah firman TUHAN sebagai penerang.
Mengenali diri sendiri berarti kita melihat diri kita berdosa, mengenali diri sendiri bertujuan untuk menyelidiki hati dengan firman Allah. Mengenali diri kita, untuk berdoa dan memohon belaskasih Allah sehingga ia menyelidiki hati kita sehingga kita benar-benar murni di hadapan Allah.
Ucapan syukur yang sejati adalah hati yang murni di hadapan yang mulia, untuk selalu menginginkan Dia saja dan semakin hari semakin mengasihi Allah dan segala hal tentang Dia. Kita bersyukur karena Dia yang adil tidak membinasakan kita yang berdosa, karena Dia adalah kasih. Mari kita masuk ke poin yang kedua.
Kita bersyukur secara benar, pertama kita telah mengenal diri kita, lalu yang kedua kita mengenal Allah yang adil dan pengasih.
2. Sifat Allah di Mazmur 7
Allah adalah Dia yang murka terhadap dosa, namun Dia yang penuh kasih. Dia adil di dalam segala perbuatan-Nya. Ia berkasih karunia, semua sifat Allah yang demikian sumpurna dapat kita kenal, ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, mereka memberontak dan melawan Allah, namun Allah dalam belakasihan-Nya membuatkan mereka pakaian dari kulit binatang.
Untuk menutupi ketelanjangan mereka, untuk mengganti usaha mereka yang rapuh dari daun ara dan memberikan kepada mereka kulit binatang yang mencurahkan darahnya untuk menjadi pakaian bagi mereka sehingga mereka tidak malu.
Dia adalah Allah yang sama tertulis, direnungkan oleh Daud dan yang menjadi perenungan Anda dan saya saat ini. Saya mengajak Anda untuk mengerti bahwa pada akhirnya Sang Korban sembelihan sejati, yang menutupi ketelanjangan kita secara rohani, yang menghidupkan kita secara rohani sehingga kita dimampukan untuk taat kepada Allah, Dia adalah Yesus Kristus yang disalibkan itu, Dia yang dihina dan dianggap sebagai penjahat.
Salib adalah kasih dan keadilan yang bersamaan ditegakkan, Allah lebih memilih agar Kristus dihancurkan di atas salib, karena rahmat-Nya yang begitu besar. Untuk menimpakan semua keadilan-Nya kepada Kristus di atas salib, Yesus diremukkan sebagai pendosa besar, Ia menerima semua hukuman dosa.
Saudaraku, ketelanjangan kita karena dosa telah digantikan oleh Yesus, Ia adalah korban yang sempurna. Murka Allah yang terjadi setiap saat itu, ditimpakan kepada Yesus, diberikan kepada Yesus, Yesus meminum cawan murka Allah dan itu habis. Inilah Injil, yang memberikan kepada kita kemenangan karena kemenangan Kristus untuk dapat taat kepada Allah.
Maka atas dasar kasih karunia yang melimpah dan mata yang memangdang kepada Kristus kita bersama-sama orang-orang kudus sepanjang zaman, dapat bersyukur.
Pada poin yang pertama saya telah menjelaskan tentang kemurnian hati, kemurnian sejati hanya ada di dalam Yesus, Ia secara sempurna taat kepada Allah Bapa. Ia secara sempurna mengasihi Bapa dan manusia, Ia secara sempurna menentang dosa dan melawan ketidakadilan. Ia secara sempurna penuh belaskasihan.
Ketika Anda dan saya ada di dalam Kristus, pada saat inilah proses pemurnian hati dimulai. Kita sadar kita pendosa, karena Roh Kudus menyadarkan kita sehingga kita bertobat. Kita secara nyata-nyata berduka karena dosa-dosa kita, kita dibawa untuk membenci dosa dan menikmati kemuliaan Allah.
Kenikmatan kemuliaan Allah dapat nikmati, meskipun pada dasarnya sejak dalam kandungan kita telah kehilangan kemuliaan Allah karena kita adalah orang yang berdosa. Bahkan seringkali tidak percaya bahwa Allah benar-benar ada, kita seringkali di dalam hati kita menyangkal keberadaan Allah (Mazmur 14:1-3). Kita telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Tetapi karena kasih karunia, kemuliaan yang merupakan sumber dari sukacita sejati, kekudusan yang adalah kebebasan sejati. Di mana kita diciptakan untuk Allah dan menikmati kemuliaan Allah kita dimerdekakan oleh darah Yesus, di dalam Kristus hidup dalam kemuliaan yang sempurna dan menikmati kehadiran Allah.
Tidak akan akan pernah ada ucapan syukur yang melimpah dari hati yang murni dan baru dengan cara pandang yang baru dan murni tanpa adanya kekudusan. Dan kekudusan hanya ada di dalam Kristus hanya oleh Kristus dan oleh darah-Nya kita mendapatkan kehidupan yang dibenarkan dan kudus.
Tony Evans, seorang pendeta dan penulis dari Amerika menjelaskan kepada kita;
“Bahwa Tuhan berfirman ucapakanlah syukur dalam segala hal. Bukan berarti Anda harus bersyukur atas segala hal yang terjadi. Anda tidak perlu bersyukur untuk hari yang buruk. Maupun untuk persahabatan yang buruk dan kesulitan keuangan. Apa pun itu – Anda tidak perlu bersyukur untuk kesulitan, malainkan Anda harus bersyukur dalam kesulitan. Karena mengucapkan syukur dalam segala hal merupakan hati yang percaya kepada Allah yang besar, kasih karunia yang melimpah yang berasal dari-Nya. Bahwa Dia dapat menggunakan kesulitan untuk Anda semakin dekat dan dapat menikmati kebaikan dan kemuliaan-Nya. Dalam hati dan roh yang benar karena Kristus Sang Kebenaran."
John MacArthur menjelaskan tentang hati yang bersyukur, "Hati yang bersyukur adalah salah satu ciri utama yang mengidentifikasi orang percaya. Hati sangat kontras dengan kesombongan, keegoisan, dan kekhawatiran. Dan itu membantu memperkuat kepercayaan orang percaya kepada Tuhan dan mengandalkan penyediaan-Nya, bahkan dalam hal yang paling sulit sekalipun. Tidak peduli seberapa berombaknya lautan, hati orang percaya selalu dikuatkan oleh pujian dan rasa syukur yang terus-menerus kepada Tuhan.”
Pada akhirnya bersyukur adalah hati yang baru di dalam Kristus yang telah disalibkan. Karena cara pandang yang benar. Melihat kepada Allah yang benar, Ia yang adil dan yang Mahatinggi. Hanya ketika Anda dan saya telah ada di dalam Kristus, hati yang bersyukur akan benar-benar nyata.
Ucapan syukur adalah kasih karunia, di mana kita dapat menikmati Allah walau dalam kesukaran sekalipun, kita dimampukan percaya, bahwa Allah ada dan Dia hadir, kita menerima kehangatan kasih-Nya dan keadilan-Nya menjadikan kita yang lemah, aman dan tentram.
Karena keadilan-Mu, aku dapat tenang dalam keterbatasanku, meskipun aku sering takut untuk menyampaikan kebenaran-Mu. Yang seringkali menyakitkan perasaan orang, melukai hati duniawi. Tetapi aku percaya kepada-Mu, aku dimampukan untuk berharap. yaa Allah hatiku melimpah dengan ucapan syukur karena kasih karunia-Mu, keselamatan yang dianugerahkan secara cuma-cuma kepadaku telah menjadikan aku baru dan terus dalam rahmat, atas dasar rahmat-Mu aku bersyukur. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Mazmur 7:18 Bersyukur"
Silahkan Berkomentar