Renungan Ratapan 3:25-26 Menantikan TUHAN
Judul Renungan: Menantikan TUHAN
Ayat Alkitab Ratapan 3:25-26
Ratapan 3:25-26 (TB) “TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia. Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.”
“Di kayu salib di mana Hukum Tuhan dan kasih karunia Tuhan keduanya paling cemerlang ditampilkan, di mana keadilan dan belas kasihan-Nya sama-sama dimuliakan. Tetapi juga di salib tempat kita paling direndahkan. Di kayu salib di mana kita mengakui kepada Tuhan dan diri kita sendiri bahwa sama sekali tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan atau pantas mendapatkan keselamatan kita” ~ Jerry Bridges
Menantikan Allah, bukanlah perkara yang mudah, terlebih lagi kita tahu bahwa natur kita yang lebih suka mengandalkan diri sendiri. Pada saat-saat paling kelam, paling menyedihkan, paling mengerikan. Ini gambaran nyata dari Kitab Ratapan yang ditulis oleh Yeremia.
Saudaraku, tidak ada yang lebih menakutkan dari kehancuran suatu negara yang Anda dan saya tempati saat ini. Yang Yeremia alami ketika Ia menuliskan Ratapan 3, Ia melihat bagaimana Yerusalem ada di dalam kehancuran oleh karena murka Allah, karena Israel telah berdosa terhadap Allah yang kudus.
Kesusahan ini, karena Yeremia telah melihat kehancuran Yerusalem, ini benar-benar masa paling kelam. Yeremia adalah seorang nabi yang meratap, penuh air mata penderitaan. Selain melihat dosa umat Allah, ia juga melihat murka Allah secara jelas dan pada saat yang sama ia adalah manusia biasa yang berdosa.
Saudaraku kesadaran bahwa dunia di mana Anda tempati hari ini tidak sedang baik-baik saja, merupakan anugerah. Hal ini membawa kita kepada Alkitab, untuk mencari Tuhan saja sebagai tujuan utama kita, menikmati Dia dalam dunia fana namun dengan jiwa yang kekal dan yang dikuduskan oleh darah Yesus.
Saya mengajak Anda untuk memperdalam, pemahaman seperti yang Yeremia sampaikan. Bahwa baik untuk menantikan TUHAN dan kebaikan apa yang dapat kita temukan di dalam TUHAN. Saya berdoa kiranya kedua poin ini mengantarkan Anda pada pemahaman yang indah dan benar akan Allah kita dan pada saat yang sama kita memuji dan memuliakan Allah.
1. Natur manusia
Ketika mempelajari fakta sejarah kehidupan Yeremia, hal itu membuat saya sesak napas, karena dia terlalu menderita. Terlalu merasakan rasa sakit yang tidak terhingga, tertekan dari kiri maupun kanan. Seolah-olah Allah telah meninggalkan dia dan membiarkan dia. Seolah karena dosanya maka merasakan rasa sakit tersebut.
Ia dibenci oleh raja Israel Yoyakim yang jahat , karena Yeremia dengan tegas menegur dosa (Yeremia 36:22-23). Saudaraku kita hidup dalam dunia yang telah jatuh ke dalam dosa, kita telah kehilangan harapan sejati. Semua hal yang dapat kita harapakan untuk memberikan rasa aman, pada akhirnya semua itu adalah dusta.
Bahkan ketika Yeremia, ada di dalam Tuhan, melayani Tuhan dengan setia, ia pun tidak luput dari penderitaan dalan dunia yang fana di mana Anda berada saat ini. Tetapi kemanakah Anda akan berlari dan berlindung. Adakah Anda akan kembali kepada kekecewaan dunia, adakah Anda terlalu bodoh untuk berharap pada kefanaan.
Menantikan Tuhan berarti percaya kepada Tuhan, percaya kepada Tuhan dalam kesenangan dan kesuksesan gampang. Tetapi percaya kepada Dia dalam kesusahan dan penderitaan tidaklah gampang (berdoalah untuk sebuah keyakinan, simpanlah janji Tuhan di dalam benak Anda dan biarlah perasaan Anda dipenuhi oleh ayat-ayat kitab suci, bahwa Allah bersama Anda). Saudaraku, saya tidak ingin Anda lebih banyak memikirkan persoalan hidup Anda, seperti tulisan-tulisan rohani pada umumnya.
Saya tidak ingin Anda lebih banyak mengeluhkan kehidupan Anda yang seolah-olah sangat menyedihkan. Meskipun itu memang menyedihkan. Tetapi sama seperti Yeremia yang menantikan Tuhan, baiklah dalam penantian ini Anda sadar bahwa Anda adalah orang berdosa. Bahkan lebih baik mendefinisikan dosa dalam penderitaan, bukan berarti penderitaan hadir karena Anda melakukan dosa. meskipun bisa jadi demikian tetapi tidak selalu.
Dosa yang saya maksudkan bukanlah perbuatan salah, maupun salah mengambil keputusan. Tetapi ini adalah natur kita yang memberontak terhadap Allah, natur kita yang telah kehilangan kemuliaan Allah dan kita menyembah allah-allah buatan pikiran kita dan buatan tangan kita.
Kita yang tidak mampu berhadapan dengan Allah yang kudus. Sama seperti bangsa Israel yang enggan berhadapan dengan kemuliaan Allah di bahwa gunung Sinai. Jika Anda sering mendengarkan khotbah yang memberitahukan Anda bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk, keras kepala. Saudaraku mungkin Anda diberikan informasi yang demikian lalu Anda mengetahuinya.
Tetapi saya, ingin tegaskan, bahwa bangsa Israel adalah cerminan diri Anda, itu adalah jenis pikiran Anda, hati Anda. Saya tidak sedang meminta Anda menyetujuinya atau tidak, tetapi saya ingin Anda memikirkannya dan merenungkan hal ini dengan rendah hati dan mengakui bahwa Anda adalah pendosa besar. Karena demikianlah faktanya.
Menantikan Tuhan, berarti memantikan pemulihan di mana Allah sendiri memberikan diri-Nya. Pemulihan yang saya maksud bukanlah keadaan seperti yang Anda harapkan. Tetapi sukacita baru dalam anugerah Allah di dalam Kristus, inilah pemulihan sejati.
Menantikan Tuhan berarti mengeluh, bukan karena adanya penderitaan hidup tetapi karena Anda pendosa, Anda cinta dosa, dan faktanya Anda tidak akan bisa selamat hanya dengan Anda mengampuni diri Anda sendiri yang berdosa.
Yang layak Anda dan saya terima pada dasarnya terima adalah kebinasaan kekal. Anda tidak akan selamat hanya dengan mengasihani diri Ada dan mengeluhkan keadaan lalu Anda semakin hancur. Anda terlalu suka didustai ulat tua yang mendustai Anda.
Menantikan Tuhan, berarti berharap kasih karunia-Nya, bersujud dan berlutut dan bertobat. Mengakui bahwa tidak ada sedikitpun kebenaran di dalam diri Anda maupun saya. kita telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Nasehat Yeremia di Ratapan 3:39-41, kiranya memberikan Anda pengertian akan penantian dan bertobat selama penantian tersebut;
- Mengapa orang hidup mengeluh? Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya.
- Marilah kita selidiki dan memeriksa hidup kita, dan berpaling kepada TUHAN.
- Marilah kita mengangkat hati dan tangan kita kepada Allah di sorga:
- Kami telah mendurhaka dan memberontak engkau tidak mengampuni kami.
Namun, ada kabar baik dibalik semua kabar buruk yang Yeremia sampaikan. Dibalik murka Allah selalu ada belaskasihan yang sejat. Murka dan didikan Allah tidak akan pernah mengurangi kasih-Nya begitu juga ketika Ia mengasihi, kasih-Nya tidak akan mengurangi murka-Nya terhadap dosa. Jalan yang Allah berikan adalah Jalan kebenaran, Jalan ini adalah pribadi Kudus dari sorga. Marilah kita menjumpai Dia di poin yang kedua.
2. Kebaikan TUHAN
Ratapan 3:1-2 (TB) “Akulah orang yang telah melihat sengsara disebabkan cambuk murka-Nya. Ia menghalau dan membawa aku ke dalam kegelapan yang tidak ada terangnya.”
Perjanjian Lama adalah bayangan dari Perjanjian Baru, di mana Nabi di Perjanjian Lama merupakan gambaran dari Sang Nabi sejati yang dinyatakan di dalam Perjanjian Baru. Dialah yang mengakui diri-Nya sebagai jalan kebenaran dan hidup, tidak akan ada orang yang dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Dia.
Saya ingin Anda mengerti, bahwa Anda dan saya harus menantikan Tuhan, ada pada Ratapan 3:24, Yeremia menyampaikan kabar baik kepada dirinya sendiri. Dia mengkhotbahkan Injil kepada diri-Nya. Bahwa Tuhan adalah bagiannya, kata jiwanya dan kepada Tuhanlah dia dapat berharap. Lalu kita dapat melihat keluhan Sang Nabi di ayat 1-2. Baiklah kita, menyampaikan Injil terus menerus secara sengaja kepada diri kita sendiri.
Saudaraku, keluhan yang lebih menyakitkan telah dikeluhkan di atas kayu salib, “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?” ini arinya Allah mengapa Engkau meninggalakn Aku. “Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”, Yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Lukas 15:34 (TB).Yesus adalah wujud nyata dari kebaikan Allah, yang Yeremia maksudkan tidak ada yang lain selain Dia.
Jika Yeremia mengeluhkan kesakitan, karena ia memang orang berdosa, jika Anda dan saya mengeluhkan rasa sakit karena kita orang berdosa. Bahkan kita memang pantas menerimanya. Kita pantas menerima murka yang baik itu, murka yang mendidik ketika kita telah ada di dalam Kristus. Kuk yang ringan dan menyegarkan kehidupan rohani kita.
Tetapi salib Kristus, memberikan kepada kita pengertian yang mendalam akan rasa sakit keterpisahan dari Bapa. Pada Lukas 15:33, terjadi kegelapan yang pekat, pada saat itu kita tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Yesus, Ia diremukkan oleh Allah Bapa, Ia merasakan penderitaan karena dosa-dosa kita, ganjaran yang seharusnya ditimpakan kepada kita, diisap oleh tubuh Kristus secara sempurna. Sehingga barangsiapa percaya kepada Dia, diselamatkan. Barangsiapa taat Ia akan lepas dari murka kekal.
Hanya melalui jalan kebenaran inilah Anda dan saya, akan menemukan bahwa kita aman di dalam Dia. Sehingga dengan sukacita kita dapat berkata, “aku akan terus menantikan Tuhan, karena Dialah bagian hidupku, Dia telah memberikan diri-Nya kepadaku sebagai definisi dari kasih yang sejati.”
Kitab Ratapan, mengundang kita, untuk menantikan Allah saja, di dalam gelapnya kehidupan, berharap pada Allah saja. Dalam pelayanan kita mungkin banyak tekanan, lihatlah pada salib! Jika dalam rumah tangga kita ada persoalan, mari bersama-sama berdoa dan lihatlah pada salib. Terkadang kita harus belajar untuk menjadi hina di depan pasangan kita, sama seperti Yesus yang telah menjadi sangat hina, sehingga kita dimampukan untuk mengasihi pasangan kita, begitu juga dengan pasangan kita harus belajar untuk berpusat pada Yesus.
Persahabatan yang menyakitkan, pada realitanya Anda dan saya, harus disalibkan bersama Yesus, sehingga kita melihat betapa rendahnya diri kita dan kita mampu mengampuni. Dalam keluarga kita, jika kita seorang anak, melihat orang tua kita terlalu kacau, setiap hari haruslah kita berdoa walaupun tidak terjadi apa-apa dalam keluarga kita, tetapi jiwa kita diperbaharui untuk semakin cinta pada Tuhan dan kita dimampukan untuk memaafkan keluarga kita yang telah kacau tersebut.
Dalam pendidikan kita, kita sering dibully, terkadang untuk sebuah keadilan kita harus dengan berani meneriaki diri kita sendiri dan melihat kepada Yesus, bagaimana Ia membela diri-Nya dengan berkata kepada raja Herodes, :”Engkau sendiri yang berkata bahwa Aku adalah Raja.”
Artinya mintalah kekuatan pada Yesus, berdoalah dengan keberanian dan hadapi bullyan dengan cara yang cerdas dan kata-kata yang berhikmat, terkadang kita harus menjadi kasar untuk menyadarkan orang-orang yang batinnya sedang terganggu. Dan mencari kepuasan dengan cara menyakiti sesama.
Saudaraku, ada begitu banyak persoalan dalam hidup, jika saya sebut satu persatu dan menjelaskan bagaimana Anda mengatasinya dengan cara berpusat pada Yesus dan berdoa secara serius. Maka renungan ini tidak akan selesai.
Namun, saya ingin mengajak Anda kembali bersama saya, kita melihat ke dalam diri kita, pada dasarnya ada banyak kerusakan rohani. Kita yang telah dilahirkan kembali di dalam Kristus dan menerima Roh Kudus dan terus diperbaharui untuk semakin dewasa. Kita masih harus terus didewasakan oleh Injil setiap saat.
Selalu dan selalu membutuhkan disiplin Rohani, bukan agar kita diselamatkan, tetapi karena kita telah di selamatkan. Dan percaya di dalam keselamatan kita diajak untuk kudus dan terus menikmati kekudusan di dalam Kristus, untuk kenikmatan sejati di dalam kebenaran, kekaguman yang benar inilah.
Kita harus berjuang bersama-sama dengan Roh Kudus yang adalah jaminan bagian kita, sampai kita sempurna, memperoleh seluruhnya, yaitu kepenuhan sempurna dari Allah, bertemu muka dengan Yesus yang mengasihi kita dan kita mengasihi Dia. Nantikanlah Tuhan!
Kemegahan dan keagungan-Mu, biarlah itu menjadikan aku terus menantikan-Mu, mengingat-ingat Engkau, jiwaku bersukacita dan memuliakan Engkau. Bawalah aku dalam pertumbuhan rohani, untuk terus semakin mengasihi Yesus saja, merasakan keindahan-Nya dalam suka maupun senang kehidupanku, aku percaya bahwa Roh Kudu ada di dalam aku, aku bersyukur untuk kebenaran ini. Amin.
Posting Komentar untuk "Renungan Ratapan 3:25-26 Menantikan TUHAN"
Silahkan Berkomentar